“Keluarga bukan hanya orang yang bertalian darah denganmu. Tapi, lebih dari itu. Keluarga merupakan
mereka yang menghargaimu dan selalu memberikan kehangatan di setiap kebersamaan.”
(Miss Key)
Pagi ini sangat cerah. Langit nampak berwarna biru sempurna tanpa awan putih yang menghiasi. Suara burung burung saling bersahutan bak melodi yang indah. Mereka keluar dari sangkar, terbang ke sana kemari menjemput rizki yang diberikan Tuhan.
Sinar matahari nampak masuk lewat sela-sela tirai yang sedikit terbuka, mengusik tidur lelap seorang gadis. Membangunkannya dari rajutan mimpi indahnya. Mia membuka matanya sedikit demi sedikit, membiasakan matanya dengan cahaya matahari yang nampak menyilaukan.
Kesadarannya belum penuh sempurna, sampai Ia merasa ada suatu benda berat menimpa tubuhnya. Ia arahkan pandangan matanya yang masih nampak mengantuk ke arah perutnya. Nambaklah sebuah lengan yang melingkar indah di pinggang rampingnya itu.
“Mimpi yang indah.” Ucap Mia sambil memejamkan matanya lagi.
“Tunggu dulu.” Gumam Mia.
Iapun membuka matanya kembali dan mengarahkan pandangannya jatuh tepat ke arah lengan yang melingkar manis itu. Ia kerjapkan matanya beberapa kali, berharap ini hanya mimpi. Bukankah mimpi dipeluk pangeran berkuda putih di pagi hari sangat indah.
Tunggu dulu Ini memang bukan mimpi, ini nyata, tapi Ia bukan di peluk pangeran berkuda putih sekarang.
Sontak Mia terkejut, pupil matanya membesar sempurna dan didetik berikutnya Iapun membalikan badannya. Keterkejutannya bertambah tatkala Ia dapati wajah seorang pria yang sedang tertidur pulas di sampingnya.
“Aaaa…” Teriak Mia. Yang seketika membuat pria itu kaget dan segera bangun dari tidurnya.
Belum sempat pria itu memahami situasi yang sedang terjadi, tiba-tiba Mia sudah menyerangnya dengan berbagai umpatan dan tidak ketinggalan pula benda-benda yang melayang tepat ke arah badan pria tersebut.
“Siapa kamu? Kenapa kamu bisa tidur dikamarku?” Tanya Mia Histeris, sambil melemparkan benda apa saja ke arah pria tersebut, mulai dari bantal hingga selimut.
“Hei…hei… Mi, tenanglah ini Aku Alex.” Sela Alex, ditengah-tengah amukan Mia.
Mia yang kepalang panik, masih terus memukuli kepala Alex dengan bantal, sampai perkataan Alex selanjutnya membuat Ia menghentikan aksi gilanya itu.
“Mi, apa Kamu lupa? Kita kemarin baru saja menikah dan kita sekarang sedang tidur di mansion jadi jelas kita tidur bersama dan juga ini kamarku bukan kamarmu.” Sela Alex ditengah-tengah pukulan Mia.
Miapun menurunkan bantal yang sempat dijadikan sebagai senjata pamungkasnya, Ia masih syock dengan kenyataan bahwa Ia tidur dengan seorang pria.
Hei, ayolah hingga kemarin Ia adalah gadis imut, lucu dan menggemaskan yang belum menikah. Jadi, wajar saja jika sekarang Ia tampak kaget. Untung saja tadi Ia tidak menendang pria itu hingga terjungkal ke lantai.
Alex mendengus kesal, baru saja tadi malam Ia berucap menantikan kejutan dari Mia dan sepertinya pagi ini keinginannya langsung terkabul. Wah, sepertinya Tuhan langsung mendengar doanya. Tapi bukan kejutan seperti ini yang Ia inginkan.
“Ah… masih terasa jeritan mu ditelingaku, sepertinya aku harus memeriksakan kesehatan telingaku nanti.” Ejek Alex sambil beranjak bangun dari tempat tidur, lalu berlalu masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Mia yang masih nyaman dengan keterkejutannya.
Setelah selesai dengan prosesi mandinya itu, Alexpun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai satu lembar handuk putih yang melingkar manis di pinggangnya. Tiba-tiba,
“Bug…” Satu buah bantal mendarat tepat diatas kepalanya, diringi dengan suara jeritan seorang gadis. Yah, siapa lagi kalau bukan suara jeritan Mia.
“Aaaa… Hei Kak, kenapa kau begitu tidak tahu malu. Ah..mataku yang suci jadi ternoda.” Umpat Mia sambil menutupi keduamatanya menggunakan telapak tangan.
Alexpun menatap Mia sebal, sembari berkata,
“Bisakah kau kecilkan suaramu yang melengking itu, apakah kamu ingin membuat suamimu ini tuli. Kenapa pagi ini kamu sangat senang berteriak? Dan juga hentikan sifat burukmu itu yang suka melempar barang.”
Alexpun berjalan menuju Walk in closet. Sebelum Ia masuk, Ia pun membalikkan badannya seraya berkata,
“Apakah kamu akan terus seperti itu dan tidak akan mandi? Matahari sudah meninggi pasti Kakek dan Mamah sedang menunggu di bawah.”
Miapun mendengus sebal. “Kenapa Kau sangat cerewet sekali Kak pagi ini? Seperti Ibu tiri saja.” Ucap Mia dengan mulut yang monyong sambil berlalu menuju kamar mandi dengan kaki yang dihentak-hentakan.
Alex yang melihat tingkah Mia itupun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Dasar pendek.” Ejek Alex.
Tanpa sadar ada dua pasang telinga yang mendengar jeritan Mia, yang mereka artikan sebagai suatu kejadian yang berbeda.
***
Setelah drama teriakan Mia di pagi hari. Mia dan Alexpun turun bersama menuju meja makan menemui Kakek Max dan Tante Rose yang sudah menunggu mereka.
“Pagi Kek, pagi Mah.” Sapa Alex seraya duduk bergabung untuk sarapan.
“Pagi Kek, Pagi Tan.” Sapa Mia.
“Loh ko Tan sih Mi? Panggil saja Mamah seperti Alex, kan sekarang Kamu juga anak Mamah.” Ucap Mamah Rose dengan ekspresi wajah yang dibuat-buat seolah kecewa.
Ah dasar sekarang Mia tahu, ternyata bakat akting Alex diturunkan dari Ibu mertuanya itu.
“Eh, iya. Maaf Tan.. Eh, Mah. Mia hanya belum terbiasa.” Ucap Mia penuh sesal.
“Tidak apa-apa, nanti juga kamu akan terbiasa.” Ucap mamah Mia.
Yang dijawab dengan cengiran canggung dari Mia.
“Maaf Mah, Mia kesiangan. Harusnya Mia membantu menyiapkan sarapan.” Ucap Mia penuh sesal.
Kali ini Mia sungguh menyesal karena di hari pertamanya sebagai menantu keluarga Wilmark, Ia malah memberikan kesan yang buruk. Semua ini tidak akan terjadi, kalau saja Alex tidak mengajaknya berdebat. Dasar pria menyebalkan.
Setelah Mia mengetahui sifat menyebalkan Alex, kali ini Ia sangat yakin seratus persen bahwa Ia tidak akan lagi jatuh ke dalam pesona pria menyebalkan itu. Jonathan bahkan lebih baik kemana-mana dibandingkan pria narsis yang ada disampingnya sekarang. Ia tak habis pikir, kenapa dulu ia bisa cinta mati dengan pria menyebalkan itu.
“Tidak apa-apa, mamah tau kalian berdua pasti Lelah, apa lagi di tambah aktivitas pagi kalian.” Ucap Mamah Rose dengan senyum jenakanya.
“Uhuk..uhuk…” Alex yang sedang makanpun tiba-tiba tersedak makanannya.
Mia yang berada duduk tepat disampingnya refleks memberikan gelas minumnya yang tadi sempat Ia minum, menyodorkannya ke arah Alex yang dengan cepat disambar dan ditenggak habis oleh pria itu.
“Uhh… ciuman tak langsung, kenapa kalian sangat romantis.” Goda mamah Rose tanpa dosa.
Yang sadar atau tidak, membuat pipi Mia merona malu dan Alex menatap tajam ke arah Mamahnya.
Kakek Max yang melihat tingkah jahil menantunya yang menggoda cucunya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Suasana sarapan pagi itu sangat hangat dipenuhi obrolan ringan dengan sedikit candaan. Sampai tiba-tiba datang seseorang yang merubah atmosfer ruangan itu.
“Pagi…” Sapa Pria tersebut, dari arah pintu masuk.
Yang seketika membuat empat orang yang sedang duduk itu menoleh serentak ke arahnya.
“Kamu...” Ucap Mia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ika Sartika
wah siapa yang datang 🤔🤔🤔
2021-03-26
0
menik sobul
nah loh siapa yg datang?
2021-03-22
0
Caramelatte
eyoo kakak aim kambekk yuhuuuu mangattzzz
2020-11-29
0