“Bersandarlah di pundakku, jika itu bisa memberikan kenyamanan bagimu.”
~ Alex ~
Setelah acara pemberkatan selesai, malamnya Mia masih harus berdiri di acara resepsi pernikahan mereka, menerima ucapan selamat dari para tamu yang kurang lebih berjumlah 2.000 orang. Berdiri selama hampir 3 jam dengan heels setinggi 15 cm, membuat kaki Mia mati rasa.
“Pantas saja Caroline kabur, kalau saja Aku tau bahwa menikah akan semelelahkan ini. Aku juga tidak akan mau menolong Kak Alex walaupun Ia memohon seraya bersujud sekalipun, ah kakiku yang malang.” Rutuk Mia dalam hatinya.
Penderitaan Mia belum cukup sampai disitu, karena Tante Rose dan Kakek Max meminta pasangan pengantin baru itu untuk menginap di mansion keluarga Wilmark. Yang artinya adalah Ia akan tidur satu kamar dan satu ranjang dengan Alex.
Entah dosa apa yang Mia lakukan di masa lalu, hingga hari ini Ia sangat sial. Bahkan kesialannya itu beruntun tanpa jeda.
Mia dan Alex tidak bisa menolak ajakan tersebut karena Kakek Max dan Tante Rose merupakan orang yang sangat keras kepala dan mereka tidak ingin membuang waktu hanya untuk sebuah perdebatan yang sudah mereka ketahui hasil akhirnya.
Jarak antara Hotel dan mansion keluarga Wilmark memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan, Mia yang sedari kemarin belum sempat istirahat tentu saja merasa sangat Lelah. Ayolah Ia bukan Hulk yang kuat dan perkasa, Ia hanyalah seorang gadis menyedihkan yang terjebak dalam sebuah perjanjian pernikahan yang konyol.
Mia dan Alex masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkan mereka menuju mansion dengan Rega sebagai sopirnya.
Setelah mendudukkan bokongnya di jok mobil rasa kantuk mulai menyerang Mia. Tanpa memperdulikan Alex yang sedari tadi melihatnya, Mia mulai menyenderkan kepalanya ke jok mobil dan perlahan menutup matanya, hanyut ke dalam buaian mimpi indahnya.
Selang beberapa saat Mia tertidur, Mia terus bergerak gusar mencari posisi tidur yang nyaman. Alex yang melihat hal itu, akhirnya memutuskan untuk membawa kepala Mia untuk Ia rebahkan ke pundaknya.
Sontak saja Rega yang melihatnya dari kaca spion, dibuat terkejut tatkala melihat perhatian bosnya itu terhadap nyonya barunya. Pasalnya Rega yang sekarang sudah menjadi sekretaris pribadi Alex selama hampir 3 tahun ini tidak pernah melihat bosnya itu memperlakukan wanita seperti saat ini, walaupun kepada Caroline sekalipun.
Jam menunjukkan pukul 11 malam saat mereka sampai di Mansion keluarga Wilmark, itu artinya tepat 2 jam Mia tertidur di dalam mobil. Tapi, selama itu pula Alex tak melihat tanda-tanda Mia akan segera bangun dari tidurnya.
Alex pandangi wajah Mia lekat-lekat sambil mengelus lembut kepala Mia yang masih nyaman bersandar di bahunya seraya berkata, “Sepertinya Kau sangat Lelah.”
Sedetik kemudian Alex membawa tubuh Mia ke dalam gendongannya, membawanya berjalan masuk ke mansion keluarga Wilmark. Meninggalkan Rega yang berjalan sendirian di belakangnya dengan tatapan masih tidak percaya.
Setelah sampai di depan pintu kamar, Alex memberikan sebuah isyarat kepada Rega untuk menunggu di ruang kerjanya. Rega yang paham langsung pamit meninggalkan Alex.
Alex mulai masuk ke kamar, merebahkan tubuh Mia dengan hati-hati seperti halnya porselein, meluruskan badannya dan menutupinya dengan selimut.
***
“Emmm… lembut dan empuk.” Gumam Mia ditengah tidurnya.
Setelah mengucapkan kalimat itu, Mia pun langsung tersadar, membuka matanya dan segera terbangun dari tidurnya. Ia dudukkan tubuhnya dan melihat sekeliling ruangan.
"Kosong." Gumam Mia. Tampak saat ini Ia berada di sebuah kamar bernuansa abu-abu yang Ia yakini adalah kamar Alex.
Pandangan Mia lalu turun kearah selimut yang menutupi tubuhkan, lalu Ia singkap selimut tersebut. Tampak Gaun berwarna pastel masih melekat ditubuhnya, Ia menghembuskan nafasnya lega, tidak ada yang terjadi padanya selama Ia tidur.
Kini jam menunjukkan pukul 12 malam, Mia memutuskan untuk mandi dengan air hangat, meluruskan otot-otot tubuhnya yang sempat mengeriting. Hari ini adalah hari yang panjang bagi Mia, semua rencana yang telah Ia susun secara matang mendadak berantakan gara-gara seorang pria bernama Alexander Wilmark.
Setelah selesai dengan sesi berendamnya itu, Mia berjalan mendekati pintu kamar mandi. Membuka pintu itu dengan perlahan dan melongokkan sedikit kepalanya keluar. Melihat apakah di dalam kamar itu ada seseorang yang Ia hindari.
Lagi-lagi, Mia menghembuskan nafasnya lega karena keadaan ruangan itu masih sama seperti saat terakhir kali Ia tinggalkan untuk mandi.
Ya, mana mungkin seorang Alexander Wilmark yang notabennya adalah workaholic akan bersantai di malam pertama pernikahannya, mengingat pernikahannya itu hanya diatas kertas. Tentu saja Ia akan lebih senang berkutat dengan setumpuk dokumennya itu.
Mia mendudukkan bokongnya di ranjang, memegangi pipinya yang terasa panas tatkala Ia mengingat kejadian memalukan yang telah Ia lakukan di depan banyak orang pada saat pemberkatan. Karena terbawa suasana, lagi-lagi menyebabkan tubuhnya bertindak terlebih dahulu menghianati otak dan hatinya.
“Hei setan Mia apa yang Kamu lakukan tadi? Kenapa Kau dengan percaya dirinya mencium Kak Alex? Mau ditaruh dimana mukaku yang imut ini ketika bertemu dengan Kak Alex nanti. Dasar Mia bodoh” Rutuk Mia kepada dirinya sendiri.
Pasti Laki-laki itu akan terus mengolok-ngoloknya semalam suntuk. Sebelum Alex datang dan pikirannya menjadi kenyataan, Mia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya, menarik selimut dan kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda, meninggalkan Alex yang mungkin masih bermesraan dengan setumpuk dokumennya.
***
Sudah jam 1 dini hari, saat Alex melangkakhkan kakinya masuk ke dalam kamar. Ia disambut dengan suasana lampu tidur yang temaram dan seseorang yang sedang terlelap damai di tempat tidurnya itu. Entah kenapa kamar yang biasanya dingin itu kini tampak hangat, apakah karena ada kehadiran seseorang disana? Entahlah.
Alex berjalan perlahan menuju tempat tidur berukuran king sizenya, Ia rebahkan tubuhnya yang sudah sangat Lelah di samping Mia. Kejadian hari ini membuat hati, pikiran dan seluruh tubuhnya sangat Lelah. Menghilangnya Caroline secara tiba-tiba membuat otaknya sangat pusing.
Alex mengingat kembali saat Rega mengatakan bahwa ia dan anak buahnya masih belum menemukan jejak keberadaan Caroline, menandakan bahwa ini bukan sekedar masalah yang sepele. Ada orang dibalik menghilangnya Caroline.
Alex memijat pelipisnya pelan lalu Ia hadapkan tubuhnya ke arah Mia, Ia pandangi wajah yang tertidur itu lekat-lekat. “ Sangat damai.” Gumam Alex.
Senyum menghias dibibir pria tersebut. Masih tampak jelas saat Mia dengan tiba-tiba menciumnya. Gadis itu, perbuatannya selalu membuat Alex terkejut sekaligus kagum. Ia sangat menantikan kejutan apa lagi yang akan gadis itu berikan kepadanya. Alex mengelus lembut rambut Mia.
“Gadis kecil dan muda ini sekarang adalah istriku. Selamat tidur pendek, terimakasih untuk hari ini.” Gumam Alex seraya memejamkan matanya yang sudah berat. Menyusul Mia menuju mimpinya yang menenangkan.
***
Hi, maaf yah update-nya ngaret, karena beberapa hari ini Author sakit. Author sudah mencoba untuk meneruskan mengetik lanjutan bab sebelumnya tapi apalah daya kepala langsung pusing ketika melihat layar leptop.
Jadi, jika ada kesalahan kata atau jalan cerita yang membosankan author mohon maaf. Tolong berikan kritik dan saran yang membangun dengan kata-kata yang sopan yah, terimakasih.
Untuk para readers tolong di jaga kesehatannya yah, apa lagi di musim penghujan seperti ini.
Stay Healthy !!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nike Ardila Sari
Ceritanya seru😍
2022-10-04
0
ay
mampir semoga kisah ya cocok dan ga bosn
2022-09-28
0
Bzaa
salam sehat dan semangat ya ntor... 😘
2021-08-18
0