Pernikahan

“Kita tidak akan pernah tahu, kemana takdir akan membawa hati Kita untuk berlabuh.”

(Miss Key)

Mia memandang pantulan dirinya di dalam cermin. Ia tampak manis dengan make-up tipis. Gaun berwarna putih dengan potongan rendah membalut tubuh rampingnya dan sedikit mengekspos bagian tubuhnya yang mungil namun masih memancarkan kesan elegan dan seksi secara bersamaan.

Gaun yang sekarang Ia kenakan adalah gaun pilihan Caroline. Caroline adalah seorang model. Jadi, tentu saja selera mereka sangat berbeda.

Dibanding Caroline, Mia lebih suka menggunakan gaun yang lebih tertutup. Tapi apa mau dikata, sekarang dia bahkan tidak punya waktu untuk memilih sebuah gaun, karena lagi-lagi Ia hanya pengantin pengganti.

Sedari tadi Mia terus meremas-remas gaunnya itu dengan cemas, menarik nafas berkali-kali dan menghembuskannya dengan kasar. Mia memejamkan matanya, masih ada sedikit ragu yang mengganjal dihatinya. Apakah yang Ia lakukan ini sudah benar ataukah Ia akan menambah luka kecewa dihati orang terdekatnya.

Ditengah pikirannya yang berkecamuk, suara ketokan pintu membuat matanya kembali terbuka. Tampak Ayah tersenyum dengan hangat, berjalan ke arahnya, tangannya yang nampak keriput mengelus bahu Mia lembut. Menyalurkan kehangatan disetiap sentuhannya.

“Mi.” Panggil Ayah lembut.

“Hm.” Jawab Mia singkat dengan seulas senyuman.

“Ayah tidak memaksa Kamu untuk menikah dengan Nak Alex. Bagi Ayah kebahagiaanmu adalah yang terpenting terlepas dari apapun yang akan terjadi nanti. Jadi, jika Kamu tidak bahagia masih ada waktu untuk membatalkan pernikahan ini.” Ucap Ayah dengan lembut.

Mia memandang lekat Ayahnya dari cermin.  Matanya sudah berkaca-kaca. Ayahnya selalu tahu apa yang ada dihati anak gadisnya itu. Bagaimana mungkin Mia membuat sedih Laki-laki itu. Laki-laki yang selalu berjuang untuk membuat anak semata wayangnya bahagia. Bagi Mia hanya berkorban sedikit tentu itu tak apa.

Seketika ragu dalam dadanya menguap. Kata-kata Ayahnya yang singkat mampu memberikan ketenangan batin untuk dirinya. Mia mengelus tangan Ayahnya, menatap wajahnya yang tak lagi muda lalu tersenyum seraya berkata,

“Mia tidak terpaksa dan Mia bahagia.” Sejurus kemudian mereka berpelukan. Saling menyalurkan energi dan semangat.

Mia sudah membulatkan tekad, baginya apa yang Ia lakukan ini sudah benar, keputusannya untuk menikah dengan Alex adalah yang terbaik untuk semuanya.

Setelah sesi pelukan itu berakhir, anak dan ayah itu bergandengan tangan untuk menuju ke altar pernikahan, suara piano dan biola bersahutan menyambut kedatangan mereka. Puluhan blitz kamera terarah kepada mereka.

Tampak tamu undangan dari berbagai kalangan menoleh serentak melihat betapa cantiknya sang mempelai perempuan. Diujung sana terlihat Alex dengan balutan tuxedo putih berdiri dengan gagah.

Entah kenapa sekarang Mia sedikit gugup. Uluran tangan Alex menyadarkan Mia bahwa Ia sudah sampai di depan altar. Ayah Mia mengulurkan tangannya yang menggenggam tangan Mia dan mempersatukan tangan mereka seraya berkata,

“Nak Alex, jaga putri Saya dengan baik. Dia harta berharga saya satu-satunya.” Ucap Ayah dengan mata yang

berkaca-kaca.

“Pasti, Om.” Jawab Alex mantap.

Wah, Mia tercengang dengan jawaban Alex yang tanpa keraguan itu. Sepertinya Alex harus dinobatkan sebagai aktor terbaik. Cih, bagaimana mungkin Ia akan menjaga Mia dengan baik sementara mereka sudah merencanakan sebuah perpisahan.

Kini Alex menggenggam tangan Mia, menuntun gadis itu menghadap Tuhan yang akan menjadi saksi pernikahan sakral ini.

“Apa kamu gugup?” Tanya Alex seraya berbisik di telinga Mia.

“Tentu saja, Aku baru pertama kali melakukan upacara pernikahan, kalau sampai aku melakukan kesalahan, tolong bantu Aku, pengalamanmu kan lebih banyak dari pada Aku.” Jawab Mia seraya berbisik lirih.

“Ya, tanganmu dingin.” Ejek Alex.

“Sudah ku bilang ini karena aku tegang”. Jawab Mia lirih.

“Kalau begitu terus pegang tanganku seperti ini dan percayalah padaku semuanya akan berjalan dengan lancar.” Jawab Alex. Sadar atau tidak, jawaban Alex yang seperti itu membuat pipi Mia seketika bersemu merah.

Sang pendeta menuntun mereka mengucapkan janji suci pernikahan. Mereka mulai megucapkan janji suci pernikahan di depan Tuhan dan para saksi yang hadir di ruangan itu.

“Saya Alexander Wilmark berjanji di depan Tuhan, bahwa dengan kehendak-Nya Saya menerima Camiala Hadiwinata sebagai istri satu-satunya yang sah. Saya berjanji akan mengasihinya, baik dalam keadaan kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, suka ataupun duka sampai maut memisahkan Kita.” Ucap Alex dengan mantap.

Setelah Alex mengucapkan janjinya, kini saatnya Mia mengucapkan janji sakral itu. Mia beberapa kali mengambil nafas dan menghembuskannya berlahan.

“Kalau Kau ingin kabur, maka kaburlah sekarang.” Bisik Alex ditelinga Mia.

“Cih, sudah sejauh ini dan sekarang Kamu menyuruhku untuk kabur, tidak semudah itu.” Batin Mia

Mia memberikan seulas senyum dengan makna tersirat dan mulai mengucapkan janji itu.

“Saya Camiala Hadiwinata berjanji di depan Tuhan, bahwa dengan kehendek-Nya Saya menerima Alexander Wilmark sebagai suami satu-satunya yang sah. Saya berjanji akan mengasihinya, baik dalam keadaan kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, suka ataupun duka sampai maut memisahkan kita.” Ucap Mia dengan mantap.

“Mempelai Pria dan Wanita, silahkan berciuman sebagai tanda sumpah kalian.” Ucap sang pendeta. Merekapun kini

saling berhadapan.

“Kenapa kau tidak kabur? Bukankah tadi kau menolak untuk menikah?” Bisik Alex.

“Sudah sejauh ini, jadi Aku tak akan kabur.” Jawab Mia.

“Dan juga, apakah Kau tau kalau Kau itu adalah cinta pertamaku?” Tambah Mia dengan seringainya.

Mia lalu mencium Alex terlebih dahulu, membuat mata Alex terbelalak. Para undanganpun seketika heboh dibuatnya. Karena sang pengantin wanita yang terlalu agresif. Tak lupa para wartawanpun mengabadikan momen langka ini. Momen yang akan mendatangkan pundi-pundi uang bagi mereka.

“Aku menerima perjanjian konyol ini, karena setidaknya orang itu adalah Kamu. 12 tahun yang lalu karena Laki-laki yang berada di tengah hamparan bunga mawar adalah Kamu. Walaupun Kamu menyebalkan dan selalu menyakiti hatiku dulu, tapi Aku memutuskan untuk menerima tawaran ini juga karena Kamu.” Batin Mia ditengah-tengah ciuman mereka.

“Selamat Kak, Kau telah menjadi Suamiku.” Ucap Mia dengan seringainya.

“Cukup dulu, hatiku terombang-ambing karena Kamu, karena sekarang Aku tak akan pernah membiarkan hatiku terombang-ambing lagi.” Tambah Mia dalam hatinya.

“Selamat sudah menjadi Istriku.” Ucap Alex dengan senyum jenaka di wajahnya.

Alex masih terus mengamati Mia dari atas ke bawah dengan seringai yang tercetak jelas diwajahnya.

“Kenapa?” Tanya Mia kesal.

“Kenapa kamu berani memakai baju itu? Apakah kamu ingin menggodaku sekarang?” Tanya Alex.

Sekarang Mia tersadar bahwa Alex tetaplah laki-laki narsis yang menyebalkan. Mia memutar bola matanya jengah

seraya berkata,

“Jangan terlalu narsis, ini adalah baju yang di pilih pengantinmu yang melarikan diri itu.” Jawab Mia dengan penuh

ejekan, yang seketika membuat kedua mata Alex manatap tajam kearahnya.

Alex memasukan cincin dijari manis Mia, begitupun Mia memasukan cincin di jari manis Alex. Cincin yang menjadi tanda pernikahan kontrak mereka baru saja dimulai.

Terpopuler

Comments

VizcaVida

VizcaVida

Done ya KK, semangat...

Salam dari ME GUSTAS TU ☺️

2022-10-01

0

Ika Sartika

Ika Sartika

next thoor

2021-03-26

0

Hannah

Hannah

Like..

2020-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!