Bab 4

Mencurigakan tapi pakaiannya sangat keren, aku akan menggunakan itu juga jika ada uang yang tersisa dari membeli cincin dimensi ini.

"Ada yang bisa aku bantu nona?" Tanya penjual pada ku.

"Aku ingin cincin dimensi." Jawab ku.

"Tentu," penjual tersebut mengeluarkan semua cincin dimensi yang mereka jual.

"Ini semua, cincin dimensi kualitas bagus yang kami jual, silahkan di pilih," ujar pemilik toko.

Aku memiliki cincin dimensi yang menurut ku motifnya sangat unik, satu cincin yang sangat aku suka, bermotif petir ini sesuai dengan elemen ku. Segera aku tanya kan harga pada pemilik toko.

"Berapa harga yang ini?"

"280 koin emas."

Segera aku memilih motif berwarna merah.

"Ini?"

"220," jawab nya.

"Adakah yang harga nya di bawah 100 koin emas?" Tanya ku.

Wajah pemilik toko pun cemberut setelah mendengar perkataan ku yang menandakan bahwa aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli cincin dimensi yang kualitas bagus.

"Aku akan sediakan cincin dimensi kualitas rendah," dia segera mengambil cincin tersebut.

"Ini semua cincin kualitas rendah yang harganya di bawah 100 koin emas." Ujarnya.

"Baik, " jawab ku.

Segera aku memilih cincin dimensi yang ada di depan ku, ada satu cincin yang berwarna sangat gelap, jika di lihat secara kasat mata cincin ini hanya seperti cincin biasa tapi sepertinya ini bukan lah cincin biasa karena jika di lihat dengan seksama melalui kekuatan cincin ini tidak hanya gelap polos tapi juga memiliki motif putih seperti bintang yang muncul di langit gelap. Aku akan memilih ini.

"Aku mau ini, berapa harganya?" Tanya ku.

"Itu? Harganya 80 koin emas."

"80 koin emas? Jangan mencoba menipu ku." Segera aku mengeluarkan elemen api di tangan ku.

"Ka... Karena lagi diskon aku akan memberikan harga 60 koin emas." Jawab nya ketakutan.

"60? Masih kemahalan, kasih aku harga 40 koin emas." Ujar ku.

"40? Belum bisa gimana 50?"

Pria ini sangat pintar berbisnis pantas saja di novel dia termasuk yang harus di waspadai karena pria ini pintar sekali menipu seseorang yang datang ke tokonya.

"Baik lah, apa kamu punya pakaian hitam?" Tanya ku.

"Pakaian hitam? Hmm, ada tapi harganya itu mahal." Ujar nya.

"Aku akan membeli 20 koin emas." Ujar ku.

"Baik lah."

Pria tersebut pergi mengambil pakaian yang ku ingin kan.

"Ini nona."

Aku benci panggilan nona, baju ini bagus, bahannya lumayan sih tidak murahan. Bahan baju ini tahan api, aku akan ambil.

"Aku ambil ini." Pinta ku.

"Baiklah nona, semua totalnya menjadi 70 koin emas."

"Ini." Aku memberi kan uang yang ada di saku ku kepada pemilik toko tersebut.

"Terima kasih nona, datang kembali." Ucap nya.

"Tidak akan." Jawab ku.

Segera aku keluar dari toko tersebut, toko penipu tapi di sana barangnya tidak di temukan di tempat lain itu lah daya tarik toko tersebut. Sungguh dunia novel yang lucu, aku sudah mengganti pakaian ku yang serba hitam, aku mengubah gaya ku menjadi laki-laki. Tentu saja di jaman dulu rambut pria sama panjangnya dengan rambut wanita, ini sangat menguntungkan ku.

Di sana ada keributan, aku akan melihat nya

"Berani sekali kamu dengan ku? Prajurit tangkap pria ini. "

"Maaf kan hamba pangeran, hamba tidak sengaja."

Pangeran? Apa itu pangeran? Pangeran ke berapa itu? Di kata kan dalam novel hanya pangeran ketiga yang memiliki sifat seperti ini, pangeran ketiga adalah anak haram dari hubungan kaisar dengan seorang pelacur yang selalu kaisar temui di rumah bordir.Tidak salah lagi, dia adalah pangeran ketiga yang selalu merasakan bahwa hidup ini tidak adil baginya, setelah kematian ibunya dia pun di bawa ke istana, dia selalu mendapat kan tatapan benci dari orang-orang yang ada di istana. Kasihan sekali pangeran ketiga ini, kekuatannya adalah elemen bumi wajar jika dia keras kepala.

"Maaf kan hamba pengeran, hamba tidak sengaja menumpahkan ke baju pangeran. " Ujar pria tua sambil memohon di kakinya.

Enak sekali orang yang berkuasa ini.

"Argh..."

Tangan pria tua tersebut di injak oleh pangeran ketiga, sungguh sangat kejam.

"Bunuh saja orang tua ini." Perintah nya pada prajurit yang ada bersamanya.

"Baik."

Pria tua itu memejam kan matanya sambil menangis, aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Lebih baik aku gunakan petir saja.

Prajurit tersebut mengeluarkan pedang yang ada di pinggangnya dan bersiap memotong kepala pria tua tersebut.

Zeedeerr....... Petir mengenai prajurit yang ingin membunuh pria tua tersebut.

"Siapa?" Mereka melihat di sekitar warga yang melihat, mereka mencari siapa yang mengirim petir pada mereka.

"Siapa? Itu kah yang pantas kamu ucap kan?" Ujar ku.

"Siapa kamu?" Tanya pengeran ketiga.

"Hm, harus kah aku memberitahu pada orang yang telah bertanya pada ku? Atau aku potong saja mulutnya, agar tidak bertanya lagi pada ku." Ujar ku.

Orang yang awalnya dekat dengan ku mulai menjauh dari ku, karena takut akan terkena masalah jika berdekatan denganku.

"Menarik," pangeran ketiga tersenyum.

"Kamu juga menarik pangeran ketiga, hahahaa." Ujar ku sambil tertawa.

Ku lihat ada pria yang ku tabrak tadi, dia melihat kejadian ini dan tersenyum pada ku. Siapa dia? Aku tidak sempat memikirkan orang itu, karena di depan ku akan ada pertarungan sengit bersama dengan pangeran ketiga.

Drrrrrrt.... Tanah yang ku pijak pun mulai bergetar.

Wush.... Aku menciptakan angin kencang, aku berjalan menuju arah pengeran.

"Mati kamu !" Teriak nya.

"Hahahaahaha." Aku tertawa menikmati perkelahian ini.

Satu jam lamanya perkelahian ku bersama pangeran ketiga, pangeran ketiga sudah penuh luka di wajah nya, sedangkan prajuritnya sudah ku jatuh kan. Karena akan repot jika belum, aku membuat para prajurit pingsan. Saat ini pengeran ketiga telah kalah dengan ku, bagaimana jika dia tau bahwa yang mengalahkannya adalah seorang perempuan, pasti dia akan jatuh pingsan mendengarnya, hahaaha itu akan sangat menarik. Aku menantikan hal itu.

"Bagaimana? Mau lanjut?" Ucap ku.

"Ti... Tidak aku mengaku kalah pendekar." Jawab nya.

"Kalau gitu, jangan membuat keributan lagi dengan rakyat yang sudah tua ini."

"Baik, prajurit ayo pergi" pangeran ketiga pergi bersama prajurit yang telah bangun dari pingsannya. Aku hanya tersenyum melihatnya pergi terburu-buru.

"Terima kasih tuan." Ucap pria tua tersebut.

"Sama-sama," jawab ku.

Aku pun pergi meninggal kan pria tua tersebut dan melanjut kan perjalanan ku yang tertunda tadi. Hutan ini sangat rimbun, ini sangat melelahkan, tapi juga sangat menyenangkan. Aku harus mencari tempat tidur dulu, sebelum malam hari atau aku tidur di ranting pohon saja? Di sini tidak ada gua hmm, lebih baik kumpulin kayu bakar saja dulu untuk nanti malam.

"Huh, gimana kabar ibu ya? Lie rindu." Gumam Lie.

********

To be continued....

Terpopuler

Comments

Yoni Hartati

Yoni Hartati

ibu nya masih hidup kok malah ibu nya jalang itu jd istri sah?

2020-12-26

1

Raheellias_12

Raheellias_12

𝐛𝐚𝐠𝐮𝐬 𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭

2020-12-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!