Di kantin kampus, Elvan, Leon dan Fandi berkumpul. Seperti biasa, kehadiran mereka selalu menjadi pusat perhatian.
" Siapa sih gadis tadi?" tanya Elvan.
" Kalau dari penampilannya, dia sepertinya itu anak komunitas hijabers deh." Sahut Leon.
" Emang komunitas itu ada di kampus kita yang keren ini, hah?" sambung Elvan dengan nada sinis.
" Elo kemana aja, El. Bokap elo aja pemilik kampus, masak iya elo nggak tahu." Ledek Fandi.
" Ya, secara kan mahasiswi yang berpakaian seperti gadis itu cuma segelintir aja. Nggak seheboh komunitas modelingnya si Sandra." Jawab Elvan.
" Ya kalau komunitasnya si Sandra kan, semua cowok juga pada ngiler. Secara kan dia seksi, cantik dan amazing." Puji Leon dengan menggerakkan tangannya membentuk lekukan tubuh.
" Oh iya, elo juga kenapa nggak pacarin si Sandra sih. Tahun ini adalah semester terakhir kita," kata Leon.
" Sandra? ogah. Gue cuma macarin cewek karena gue lagi iseng aja dan dia nggak asik di ajak iseng. " Kata Elvan sinis.
" Le, dia itu bosan sama cewek seperti Sandra. Dia kan cuma iseng buat sehari dua hari aja. Elo lihat aja si Sandra, begitu terobsesinya sama Elvan. Sedangkan Elvan mana respect sama cewek kayak Sandra."
" Benar juga sih, Fan. Tapi emang elo nggak ke goda sama sekali dengan Sandra?" selidik Leon.
" No." Singkat Elvan.
" Tuh benar kan, selera Elvan udah berubah." Sahut Fandi.
" Kenapa sih kalian maksa gitu. Cewek kayak Sandra itu udah banyak kali. Kalau kalian mau, buat kalian aja." Ketus Elvan.
" Nah, gue ada ide. Gimana kalau kita taruhan?" celetuk Leon.
" Taruhan apa?" tanya Fandi penasaran.
" Gimana kalau kita bertiga taruhan, siapa yang bisa taklukin hati cewek hijabers itu. Hadiahnya mobil gue, mobil keluaran terbaru gue tadi," celetuk Leon.
" Cewek tadi? hah? yakin? nggak salah?" kata Elvan dengan tawanya.
" Memangnya nggak ada cewek lain, Le?" tanya Fandi pada Leon.
" Hei, kalian sadar nggak sih. Di antara cewek yang kita deketin, mana ada sih yang kayak cewek hijabers itu. Gue juga penasaran cewek kayak gitu gimana sih? beneran tertutup atau cuma kedok?" seloroh Leon dengan tawanya. Elvan dan Fandi diam sejenak untuk mencerna ucapan Leon. Tapi memang benar, diantara banyak wanita, belum pernah ada wanita seperti Alia, yang mereka dekati.
" Boleh juga, sih. Kalau gue yang menang, mobil elo buat gue kan?" kata Fandi.
" Yes, of course. Karena laki-laki yang di pegang ucapannya," kata Leon.
" Halah, kayak benar aja hidup, Lo. Tapi kalau misal yang menang elo, gimana?"
" Ya, mobil kalian berdua buat gue lah." Ceplos Leon.
" Brengsek, enak di elo lah kalau misal elo yang menang." Timpal Fandi sembari tertawa.
" El, elo gimana? dari tadi diam aja." Kata Leon. Elvan mendengus heran dengan ide konyol dua sahabatnya itu.
" Kalian aja dulu deh coba deketin dia. Kalau kalian nggak sanggup, baru giliran gue." Sahut Elvan dengan ekspresi datarnya.
" Dan nanti kalau elo yang menang, mobil kita berdua buat elo," sahut Fandi dengan antusias.
" Ya, terserah kalian ajalah." Kata Elvan sembari berlalu meninggalkan dua sahabatnya.
" Eh, eh, elo serius emang mau deketin si cewek hijabers itu?" tanya Fandi.
" Ya nggak lah, mana berani gue. Yang ada tiap hari gue budek di ceramahin," jawab Leon terkekeh.
" Lah terus gue gimana? gue juga mana berani deketin cewek model gitu. Bisa panas telinga gue di bacain ayat kursi," sahut Fandi.
" Bodoh banget sih, kita itu ngerjain si Elvan. Kita ini ngasih tantangan buat dia, kira-kira dia berani nggak. Secara elo tahu kan Elvan kayak gimana?" kata Leon.
" Jadi maksud elo, kita jerumusin si Elvan gitu?" tanya Fandi.
" Bukan jerumusin sih, kita uji ke playboy-an dia. Jadi, nanti kita pura-pura aja nyerah. Dia juga nggak akan tahu kita ini bener dekatin tuh cewek apa nggak." Sambung Leon.
" Hahaha gila juga ide, Lo. Boleh lah sekali-kali ngerjain si Elvan. Coba dia berani apa nggak deketin cewek kayak gitu. Kalau deketin cewek seksi, udah makanan dia. Bukan cuma makanan dia sih, semua cewek yang lihatin dia juga bakal terpesona sama Elvan. Tapi cewek itu kayaknya beda."
" Nah, itu poin utama gue. Sekalian ngetes, cewek model kayak gitu terpengaruh nggak sama ketampanan, karisma dan kekayaan Elvan apa nggak," timpal Leon.
" Oke,lah. Gue setuju," sahut Fandi sembari adu tos dengan Leon.
-
Alia baru saja keluar dari masjid bersama kedua temannya, Rani dan Diana.
" Eh, itu si Rendra mana?" tanya Rani.
" Udah pulang, lagian kan jam kuliah udah selesai. Rendra kan juga punya kepentingan lain," sahut Alia sembari tersenyum.
" Kayaknya si Rendra suka sama kamu deh," sahut Diana.
" Udah kalian jangan gosip. Mending sekarang kita pulang. Kayaknya Andra udah nunggu di depan."
" Al, Andra boleh dong buat aku," sahut Rani.
" Rani, istighfar ih."
" Hehehe habis gimana, si Andra ganteng. Nggak apa-apa kan pacaran sama brondong," celetuk Rani.
" Husss, malu ah sama hijab kita. Jangan pacaran, langsung nikah aja," sahut Alia mengingatkan.
" Hehehe iya, maaf. Kalau aku udah ada yang sreg, maunya juga gitu, Al. Tapi belum ada," kata Rani.
" Berdoa, Ran. Coba bangun di sepertiga malam, siapa tahu ada petunjuk siapa jodoh kamu." Kata Alia.
" Eh, eh, eh, ngomongin jodoh. Tuh di hadapan kita ada cowok-cowok keren," sahut Diana yang melihat Elvan dan kedua temannya, berjalan berpapasan melewati mereka. Elvan, Leon dan Fandi, hanya melirik ke arah Alia dan teman-temannya. Sementara Alia memilih pura-pura tidak melihat Elvan.
" Oh itu Rich Man, gengnya cowok tajir dan keren." Sahut Rani.
" Aku kuliah di sini, baru ngeh kalau ada mereka," sahut Alia.
" Ah, keterlaluan kamu Al. Mereka kan terkenal banget di kalangan para mahasiswi," sahut Diana.
" Mereka ganteng banget ya," kata Rani dengan kagum.
" Percuma ganteng kalau nggak ada akhlak," sahut Alia.
" Jutek amat, Al. Ada masalah sama mereka?" tanya Diana.
" Ah, nggak kok. Udah nanti kita lama-lama nggak sampai halaman depan kampus." Sahut Alia.
" Ya udah aku sama Rani ke parkiran dulu ya ambil mobil."
" Al, nggak sekalian pulang sama kita." kata Rani.
" Kan Andra udah jemput, lain kali ya. Kalian hati-hati ya."
" Ya udah, Al. Kamu juga hati-hati ya. Assalamualaikum," pamit Diana.
" Waalaikumsalam, kalian juga hati-hati ya." Alia, Rani dan Diana pun berpisah. Alia segera berjalan menuju gerbang depan kampus, sementara Rani dan Diana pergi ke tempat parkir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Yani
GLeon ga ada ahlak Alya di buat tarruhan 🤭
2023-01-21
0
🌸 andariya❤️💚
Alya..buat taruhan 🤣
2022-01-01
1
🌸 andariya❤️💚
next next😘😘😘😘
2022-01-01
1