Chapter 4: Pasar Gelap dan Buku Catatan

Kekacauan yang ia ciptakan telah mereda, tetapi jejaknya tertinggal. Seperti genangan air setelah hujan, ia menggenang di sudut-sudut gelap sekte. Dan Li Fan belajar memanennya.

Dia memperhatikan bahwa beberapa murid—yang telah menukar Pil Spirit mereka dengan tergesa-gesa—sekarang putus asa membutuhkannya. Sementara yang lain, seperti Wang dan kawannya, tiba-tiba memiliki kelebihan pil. Sebuah pasar gelap kecil dan spontan muncul, transaksi berbisik terjadi di balik balai latihan atau di belakang dapur.

Tapi ini tidak efisien. Berbahaya. Tidak terukur.

Maka, lahirlah "Buku Catatan".

Ide itu sederhana. Sebuah buku catatan biasa yang disembunyikan di celah batu di belakang paviliun tua yang terbengkalai. Di dalamnya, hanya ada tabel sederhana:

Nama (Inisial) | Punya | Butuh | Penawaran.

Wang adalah orang pertama yang ia dekati. "Senior, aku dengar kamu punya pil ekstra. Aku tahu beberapa murid yang mungkin membutuhkannya... tapi mereka takut ketahuan. Bagaimana jika ada cara untuk menukarnya tanpa bertemu langsung?"

Wang, yang matanya bersinar pada prospek keuntungan, dengan mudah diyakinkan. Dia menulis inisial dan penawarannya di buku catatan.

Kemudian, Li Fan mendatangi seorang murid dari kelompok Bunga Prunus yang terlihat pucat—seorang gadis yang dikenal telah menukar pilnya untuk sebuah jimat pelindung berkualitas rendah untuk pacarnya. "Senior Jia," bisiknya dengan penuh simpati, "kebetulan aku melihat ada yang menawarkan pil di... suatu tempat. Mungkin senior ingin menuliskan apa yang bisa senior tawarkan?"

Dengan hati-hati, takut, dan penuh harapan, si gadis itu menulis di buku catatan.

Li Fan tidak menjadi perantara. Dia tidak menyentuh pil atau barangnya. Dia hanya menciptakan platform. Sebuah pasar terdesentralisasi yang aman. Dia adalah algoritmanya.

Setiap malam, dia akan memeriksa buku catatan. Dia akan mencocokkan "Punya" dengan "Butuh". Dia tidak pernah mengambil keuntungan, hanya memfasilitasi. Kepercayaan tumbuh. Buku catatan itu menjadi rahasia terbesar yang diketahui semua orang.

[Pembentukan Jaringan Ekonomi Bawah Tanah. Dampak: Kecil. Poin Pengaruh: +15]

Lima belas poin. Stabil. Dapat diandalkan. Ini adalah aliran pendapatan pasif pertamanya.

Tapi dia lapar akan lebih. Empat puluh poin dari manipulasi pasar terakhir membuatnya ketagihan. Dia perlu mengguncang sistem lagi, dengan cara yang lebih besar.

Perhatiannya tertuju pada sumber dari semuanya: Pengiriman Pil Bulanan.

Dari pengamatannya, pengiriman ini dikawal oleh para murid inti dan tiba dengan gerobak tertutup. Tapi satu hal yang selalu menarik perhatiannya: sebelum didistribusikan, pil-pil itu selalu dibawa ke Gudang Material Spirit Timur selama satu malam. Kenapa? Tidak ada yang tahu. Atau tidak ada yang peduli.

Bagi Li Fan, ini adalah black box. Dan di dalam black box selalu ada inefisiensi. Ketidaktahuan. Dan peluang.

Dia mulai mengumpulkan informasi. Dia berbicara dengan pelayan tua yang membersihkan area gudang. "Pekerjaan yang melelahkan," keluhnya kepada si wanita tua. "Harus membersihkan debu spiritual yang bertebaran di mana-mana setelah mereka memindahkan pil-pil itu."

Si wanita tua mendengus. "Debu? Tidak ada debu. Mereka bahkan tidak membuka petinya di sini. Cuma menimbang dan menyegelnya lagi."

Mereka menimbangnya.

Benih ide mulai bertunas.

Keesokan harinya, dia "kebetulan" berada di dekat Xiao Chen, si pencatat, yang sedang mengeluh tentang ketidakakuratan timbangan di kantornya.

"Di kampung halamanku," ujar Li Fan, "untuk barang berharga, kami selalu menggunakan dua timbangan. Satu milik pembeli, satu milik penjual. Untuk menghindari... kesalahpahaman."

Xiao Chen mengangkat alis. "Dua timbangan? Tapi kita hanya punya satu di gudang."

"Kalau timbangan itu rusak?" tanya Li Fan dengan polos. "Sedikit saja tidak seimbang, bisa membuat selisih puluhan pil dari waktu ke waktu. Siapa yang akan tahu?"

Wajah Xiao Chen berubah pucat. Dia adalah seorang birokrat. Ketidakakuratan dalam catatan adalah mimpinya yang terburuk.

Kemudian, Li Fan menyebarkan desas-desus yang lain, kali ini lebih halus, lebih beracun. Dia tidak berbicara tentang pencurian, karena itu terlalu langsung. Dia berbicara tentang kelalaian.

"Katakanlah," bisiknya kepada seorang murid yang suka bergosip, "timba-ngan di gudang tua itu sudah usang. Sudah bertahun-tahun tidak dikalibrasi. Bisa saja setiap kiriman pil kita sebenarnya kurang beberapa butir. Sedikit saja. Tidak cukup untuk diperhatikan, tapi cukup untuk... ya, kau tahu."

Desas-desus itu menyebar dengan cara yang berbeda. Bukan sebagai kemarahan, tapi sebagai keraguan yang menggerogoti. Sebuah ketidakpercayaan yang diam-diam terhadap sistem.

Ketika pengiriman bulan berikutnya tiba, sesuatu yang berbeda terjadi. Petugas gudang, yang mungkin telah mendengar desas-desus itu, dengan gugap meminta untuk memeriksa timbangan itu di depan para murid inti yang mengawal. Sebuah permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para murid inti itu, yang merasa diremehkan, menolak. Suasana menjadi tegang. Akhirnya, seorang Elder harus turun tangan. Timbangan itu diperiksa. Dan ternyata... memang tidak akurat. Hanya sedikit, tapi cukup untuk membenarkan keraguan itu.

Tidak ada yang ketahuan mencuri. Tidak ada skandal besar. Tapi kepercayaan pada sistem distribusi itu retak. Sebuah retakan kecil yang tak terlihat.

Malam itu, sistem memberinya imbalan.

[Kerusakan Kepercayaan Sistemik Terdeteksi.]

[Pengguna telah mengekspos dan memanfaatkan kerentanan dalam sistem logistik sekte.]

[Tingkat Kepercayaan pada Proses Distribusi: -8%.]

[Dinilai: Dampak Menengah pada Integritas Sistem.]

[Poin Pengaruh: +80]

[Total Poin Pengaruh: 280]

Delapan puluh poin! Lompatan besar! Prinsipnya semakin jelas: menghancurkan sesuatu yang mapan—bahkan jika hanya kepercayaan—bernilai lebih tinggi daripada menciptakan sesuatu yang baru.

Dia sekarang memiliki 280 poin. Hampir sepertiga jalan menuju tujuannya. Api ambisi menyala lebih terang di dadanya.

Tapi kemenangan kecil ini juga membawa bahaya. Dia mulai menarik perhatian yang salah.

Keesokan paginya, ketika dia mengambil air dari sumur, seorang murid inti mendekatinya. Bukan yang kasar, tapi yang satu dengan mata tajam seperti elang dan senyum tipis yang tidak sampai ke matanya. Namanya, Li Fan tahu, adalah Lu Feng, salah satu murid berbakat dengan akar Perak Atas.

"Kau Li Fan, ya?" kata Lu Feng, suaranya halus seperti sutra. "Aku mendengar... banyak hal menarik belakangan ini. Banyak perubahan kecil. Dan namamu selalu berkeliaran di sekitarnya."

Li Fan membungkuk rendah, menyembunyikan ekspresinya. "Senior ini terlalu baik. Saya hanya sampah Kayu Rendah. Kebetulan saja."

"Kebetulan?" Lu Feng mendekat, suaranya berbisik. "Pasar gelap yang rapi. Desas-desus tentang timbangan yang rusak. Optimasi administrasi Xiao Chen. Terlalu banyak kebetulan untuk seorang... Kayu Rendah."

Dia menatap Li Fan, matanya mencoba menembus jiwa remaja itu.

"Orang sepertimu bisa sangat berguna. Atau... sangat merepotkan."

Ancaman itu menggantung di udara, dingin dan tajam.

Lu Feng berbalik dan pergi, meninggalkan Li Fan dengan jantung berdebar kencang. Dia telah melangkah terlalu jauh, terlalu cepat. Dia telah mengguncang sarang lebat, dan sekarang seekor lebah ratu yang cerdik telah memperhatikannya.

Dia melihat ke layar sistemnya. 280/1000.

Dia masih sangat jauh. Tapi tahapan berikutnya dalam permainannya bukan lagi tentang menciptakan gangguan. Ini tentang bertahan dari balas dendam yang akan datang. Dan mungkin, hanya mungkin, merekrut beberapa lebah lain untuk membangun sarangnya sendiri.

Episodes
1 Prolog: Kontrak Pengubah Takdir
2 Chapter 1: Negosiasi dengan Takdir Tua
3 Chapter 2: Seni Memanipulasi Karma
4 Chapter 3: Ekonomi Sebutir Pil Spirit
5 Chapter 4: Pasar Gelap dan Buku Catatan
6 Chapter 5: Catur dan Tikus
7 Chapter 6: Badai dalam Cangkir Teh
8 Chapter 7: Ketika Gajah Mengamuk, Rumput yang Tersisa Akan Tumbuh Subur
9 Chapter 8: Titik Kritis
10 Chapter 9: Sebatang Bambu di Tengah Badai
11 Chapter 10: Kembali sebagai Peramal Kacau
12 Chapter 11: Mata-Mata di Balik Jubah Pertapa
13 Chapter 12: Akar yang Merayap di Bawah Istana
14 Chapter 13: Badai di Atas Awan yang Tenang
15 Chapter 14: Katalis di Dalam Gua
16 Chapter 15: Mata Baru untuk Melihat Dunia
17 Chapter 16: Inventaris Diri
18 Chapter 17: Mengasah Pedang
19 Chapter 18: Panggung Ujian
20 Chapter 19: Angin Perubahan dan Akar yang Berpindah
21 Chapter 20: Bayangan di Bawah Bulan Sabit
22 Chapter 21: Mata Air dan Puncak
23 Chapter 22: Gerbang Silver dan Jalan Tak Terhingga
24 Chapter 23: Landak dan Roda Penggerak
25 Chapter 24: Kota Bawah dan Mimpi yang Dijual
26 Chapter 25: Ulang Tahun dan Anugerah Tak Terduga
27 Chapter 26: Pertemuan di Kedai Minuman "Pemberhentian Pemandu"
28 Chapter 27: Badai Kecil dan Panen Besar
29 Chapter 28: Tanah Gersang dan Memori Embun
30 Chapter 29: Embun yang Berkumpul Menjadi Sungai
31 Chapter 30: Badai di Ufuk
32 Chapter 31: Jejak di Atas Salju
33 Chapter 32: Nama yang Berbisik
34 Chapter 33: Pertempuran untuk Jiwa Sebuah Desa
35 Chapter 34: Perisai dari Jerami dan Senyum dari Masa Lalu
36 Chapter 35: Tali-Tali yang Tak Terlihat
37 Chapter 36: Umpan dan Palu
38 Chapter 37: Noda Racun dan Akar yang Meresap
39 Chapter 38: Pasar Bebas dan Cengkeraman yang Longgar
40 Chapter 39: Bayangan dari Masa Lalu dan Terang Masa Depan
41 Chapter 40: Di Tepi Jurang, Sebuah Keputusan
42 Chapter 41: Hukum Bernapas, Badai Mendatang
43 Chapter 42: Angin Berembun
44 Chapter 43: Bakat Surgawi Untuk Rencana Iblis
45 Chapter 44: Mencuri Langit dan Mengganti Hari
46 Chapter 45: Darah Perak Membuat Langit Berduka
47 Chapter 46: Jiwa yang Kembali
48 Chapter 47: Membangun Kembali Dasar Sang Raja
49 Chapter 48: Menyambut Tamu
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Prolog: Kontrak Pengubah Takdir
2
Chapter 1: Negosiasi dengan Takdir Tua
3
Chapter 2: Seni Memanipulasi Karma
4
Chapter 3: Ekonomi Sebutir Pil Spirit
5
Chapter 4: Pasar Gelap dan Buku Catatan
6
Chapter 5: Catur dan Tikus
7
Chapter 6: Badai dalam Cangkir Teh
8
Chapter 7: Ketika Gajah Mengamuk, Rumput yang Tersisa Akan Tumbuh Subur
9
Chapter 8: Titik Kritis
10
Chapter 9: Sebatang Bambu di Tengah Badai
11
Chapter 10: Kembali sebagai Peramal Kacau
12
Chapter 11: Mata-Mata di Balik Jubah Pertapa
13
Chapter 12: Akar yang Merayap di Bawah Istana
14
Chapter 13: Badai di Atas Awan yang Tenang
15
Chapter 14: Katalis di Dalam Gua
16
Chapter 15: Mata Baru untuk Melihat Dunia
17
Chapter 16: Inventaris Diri
18
Chapter 17: Mengasah Pedang
19
Chapter 18: Panggung Ujian
20
Chapter 19: Angin Perubahan dan Akar yang Berpindah
21
Chapter 20: Bayangan di Bawah Bulan Sabit
22
Chapter 21: Mata Air dan Puncak
23
Chapter 22: Gerbang Silver dan Jalan Tak Terhingga
24
Chapter 23: Landak dan Roda Penggerak
25
Chapter 24: Kota Bawah dan Mimpi yang Dijual
26
Chapter 25: Ulang Tahun dan Anugerah Tak Terduga
27
Chapter 26: Pertemuan di Kedai Minuman "Pemberhentian Pemandu"
28
Chapter 27: Badai Kecil dan Panen Besar
29
Chapter 28: Tanah Gersang dan Memori Embun
30
Chapter 29: Embun yang Berkumpul Menjadi Sungai
31
Chapter 30: Badai di Ufuk
32
Chapter 31: Jejak di Atas Salju
33
Chapter 32: Nama yang Berbisik
34
Chapter 33: Pertempuran untuk Jiwa Sebuah Desa
35
Chapter 34: Perisai dari Jerami dan Senyum dari Masa Lalu
36
Chapter 35: Tali-Tali yang Tak Terlihat
37
Chapter 36: Umpan dan Palu
38
Chapter 37: Noda Racun dan Akar yang Meresap
39
Chapter 38: Pasar Bebas dan Cengkeraman yang Longgar
40
Chapter 39: Bayangan dari Masa Lalu dan Terang Masa Depan
41
Chapter 40: Di Tepi Jurang, Sebuah Keputusan
42
Chapter 41: Hukum Bernapas, Badai Mendatang
43
Chapter 42: Angin Berembun
44
Chapter 43: Bakat Surgawi Untuk Rencana Iblis
45
Chapter 44: Mencuri Langit dan Mengganti Hari
46
Chapter 45: Darah Perak Membuat Langit Berduka
47
Chapter 46: Jiwa yang Kembali
48
Chapter 47: Membangun Kembali Dasar Sang Raja
49
Chapter 48: Menyambut Tamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!