Chapter 3: Ekonomi Sebutir Pil Spirit

Dua puluh lima poin.

Angka itu terpampang di benak Li Fan, sebuah pencapaian sekaligus pengingat yang kejam tentang betapa lambannya perjalanannya. 145/1000. Dengan kecepatan ini, butuh puluhan konflik seperti itu hanya untuk meningkatkan akarnya satu tingkat. Itu tidak berkelanjutan; dia akan menarik terlalu banyak perhatian.

Dia butuh sesuatu yang lebih sistematis, sesuatu yang skalanya lebih besar tetapi jejaknya lebih samar. Dia butuh sistem dalam Sistem.

Perhatiannya beralih ke mata uang sejati di dunia kultivasi: Pil Spirit. Murid-murid seperti Wang bergulat untuk beberapa pil kualitas rendah. Para murid berbakat mendapat jatah lebih banyak. Para Elder, tentu saja, memiliki pasokan yang tampaknya tak ada habisnya. Pil-pil ini adalah bahan bakar bagi kemajuan, simbol status, dan sumber dari semua kecemburuan.

Tapi bagaimana seorang Kayu Rendah tanpa koneksi, kekuatan, atau sumber daya bisa memanipulasi pasar Pil Spirit?

Jawabannya datang dari pengamatannya yang paling membosankan: distribusi.

Setiap bulan, seorang pelayan Elder akan datang ke plaza pusat dengan gerobak penuh kantong kain kecil. Dia akan membacakan nama-nama dari sebuah gulungan, dan para murid akan maju untuk mengambil jatah mereka. Sistemnya kuno, rentan terhadap favoritisme, dan—yang paling penting—sangat tidak efisien.

Suatu sore, Li Fan "kebetulan" duduk di dekat seorang murid yang bertugas mencatat, seorang pemuda kurus bernama Xiao Chen yang selalu terlihat kewalahan dengan tumpukan gulungannya.

"Kelihatannya melelahkan," ujar Li Fan santai, seolah-olah berbicara pada dirinya sendiri.

Xiao Chen mendengus, tanpa melihat ke atas. "Kau tidak tahu setengahnya. Nama-nama ini tidak berurutan, gulungannya berantakan... Aku menghabiskan tiga hari hanya untuk menyusunnya sebelum setiap distribusi."

"Di kampung halamanku," ucap Li Fan dengan nada datar, "kami menggunakan sistem berdasarkan marga dan kelas. Semua 'Chen' bersama-sama, semua 'Wang' bersama-sama. Dan untuk kelas, kami memberi kode warna. Merah untuk Api, Hijau untuk Kayu... jauh lebih cepat."

Xiao Chen berhenti menulis. "Kode... warna?"

"Ya. Sebuah titik di samping nama. Tidak perlu mengingat semuanya. Cukup lihat warnanya dan kelompokkan."

Dia tidak menawarkan solusi teknologi yang mustahil. Hanya sebuah penyempurnaan administratif sederhana, sesuatu yang bisa dengan mudah diambil oleh seorang birokrat yang frustrasi.

Xiao Chen mengerutkan kening, lalu kembali bekerja, tetapi kerutnya lebih dalam, kali ini karena berpikir.

Keesokan harinya, Li Fan melihat Xiao Chen sedang mengotak-atik gulungannya dengan sepotong arang dan abu, membuat coretan-coretan kecil di samping nama-nama.

Itu adalah langkah pertama.

Langkah kedua lebih berisiko. Dia mendekati Wang, si pengawas gudang yang sekarang memiliki sedikit keberanian lebih setelah insiden konfrontasinya.

"Senior Wang," bisik Li Fan saat mereka berpapasan di lorong. "Aku mendengar... bahwa distribusi bulan ini mungkin tertunda. Konflik dengan Sekte Gunung Berdengung. Pasokan Pil Spirit dari ibu kota terlambat."

Ini adalah kebohongan. Sebuah tebakan yang berani. Tapi ekspresi Wang yang langsung berubah membuktikan bahwa hal itu masuk akal. Gosip semacam itu mudah dipercaya dalam lingkungan yang penuh ketegangan.

"Benarkah?" desis Wang, matanya bersinar.

"Tidak tahu pasti," kata Li Fan dengan pura-pura tidak tahu. "Tapi... jika benar, dan para senior tahu lebih awal... mungkin mereka bisa... merencanakan." Dia tidak menyelesaikan kalimatnya. "Merencanakan" bisa berarti banyak hal: menimbun, menukar dengan barang lain, atau bahkan menaikkan harga di pasar gelap yang kecil.

Dia menciptakan ketidakpastian. Di pasar mana pun, ketidakpastian adalah peluang.

Dia menyaksikan efek riaknya. Wang segera berbisik kepada beberapa sekutunya. Dalam beberapa jam, desas-desus itu menyebar seperti wabah. Beberapa murid, yang panik akan kehilangan jatah bulanan mereka, mulai menawarkan untuk menukar Pil Spirit masa depan mereka dengan barang-barang duniawi—selimut yang lebih baik, makanan enak, bahkan jasa.

Li Fan tidak berpartisipasi. Dia hanya mengamati. Dia adalah spekulator yang tidak terlihat, menyaksikan pasar reaksioner yang dia ciptakan.

Hari distribusi tiba. Kereta barang Elder tidak terlambat. Tapi sesuatu yang lain yang terjadi.

Ketika pelayan Elder mulai memanggil nama, Xiao Chen, si pencatat, dengan gugup mengintervensi. "Elder," katanya sambil membungkuk dalam-dalam, "dengan segala hormat... gulungannya telah disusun berdasarkan marga dan elemen. Mungkin... bisa mempercepat proses?"

Sang Elder, yang terlihat bosan, hanya melambaikan tangannya. "Lakukan."

Dan itu berhasil. Proses yang biasanya memakan waktu setengah hari selesai dalam waktu kurang dari dua jam. Para murid yang namanya dipanggil belakangan, yang telah dicekam kecemasan karena desas-desus kelangkaan, menerima pil mereka dengan lega yang terlihat. Beberapa dari mereka, yang telah menukar jatah mereka dengan harga murah dalam kepanikan, sekarang menatap dengan penuh penyesalan kepada para spekulan yang telah mengambil keuntungan dari mereka.

Pasar gelap mini, yang digerakkan oleh desas-desus Li Fan, telah mentransfer sejumlah kecil kekayaan—dan ketidakpuasan—dari yang ceroboh kepada yang berani.

Malam itu, berbaring di balai jeraminya, Li Fan menunggu. Apakah ini cukup? Dia telah menyempurnakan sistem, menciptakan kepanikan, dan secara tidak langsung memicu redistribusi sumber daya kecil. Tapi apakah sistem akan menganggapnya sebagai "pengaruh"?

Layarnya berkedip.

[Perubahan Sistemik Terdeteksi.]

[Pengguna telah mengoptimalkan proses administratif sekte (Efisiensi +15%).]

[Pengguna telah memanipulasi aliran informasi, menciptakan fluktuasi pasar mikro yang tidak stabil.]

[Dinilai: Dampak Kecil pada Ekonomi Lokal dan Psikologi Kolektif.]

[Poin Pengaruh: +40]

[Total Poin Pengaruh: 185]

Empat puluh poin. Lebih banyak dari konfliknya. Sistem ini jelas lebih menghargai manipulasi sistemik daripada konfrontasi langsung.

Tapi yang lebih penting, dia sekarang memahami skalanya. "Dampak Kecil pada Ekonomi Lokal." Dia telah mempengaruhi ekonomi sekte yang sangat kecil ini, dan mendapat imbalan yang sesuai.

Bayangkan jika dia bisa melakukan ini pada tingkat kota? Kerajaan? Benua?

Gairah yang dingin dan terukur membara di dalam dirinya. Ini bukan lagi sekadar bertahan hidup atau menjadi kuat. Ini adalah eksperimen besar. Sebuah pembuktian konsep.

Keesokan harinya, dia melihat Xiao Chen, yang sekarang sedikit berdiri lebih tegak, dipuji oleh atasannya. Dia melihat Wang dan kawan-kawannya, yang sekarang memiliki beberapa pil ekstra yang mereka peroleh dengan murah, memandang sekeliling dengan kepercayaan diri baru. Dan dia melihat murid-murid lain yang telah dirugikan, sekarang memandang sekeliling dengan kecurigaan, mempertanyakan sistem untuk pertama kalinya.

Mereka tidak tahu bahwa dalangnya adalah orang yang sama yang mereka anggap sampah—pria yang sedang duduk sendirian di bawah pohon, seolah-olah tidak melakukan apa-apa selain menikmati sinar matahari.

Di balik kelopak matanya yang tertutup, Li Fan tidak sedang bermeditasi tentang energi spiritual. Dia sedang bermeditasi tentang rantai pasokan, teori permainan, dan psikologi massa.

Dia telah belajar bermain game. Sekarang, saatnya untuk meningkatkan taruhannya. Pintu gerbang sekte ini akan seaja terbuka, dan dunia di luar pasti memiliki ekonomi yang jauh lebih besar—dan jauh lebih rapuh—untuk diguncang.

Episodes
1 Prolog: Kontrak Pengubah Takdir
2 Chapter 1: Negosiasi dengan Takdir Tua
3 Chapter 2: Seni Memanipulasi Karma
4 Chapter 3: Ekonomi Sebutir Pil Spirit
5 Chapter 4: Pasar Gelap dan Buku Catatan
6 Chapter 5: Catur dan Tikus
7 Chapter 6: Badai dalam Cangkir Teh
8 Chapter 7: Ketika Gajah Mengamuk, Rumput yang Tersisa Akan Tumbuh Subur
9 Chapter 8: Titik Kritis
10 Chapter 9: Sebatang Bambu di Tengah Badai
11 Chapter 10: Kembali sebagai Peramal Kacau
12 Chapter 11: Mata-Mata di Balik Jubah Pertapa
13 Chapter 12: Akar yang Merayap di Bawah Istana
14 Chapter 13: Badai di Atas Awan yang Tenang
15 Chapter 14: Katalis di Dalam Gua
16 Chapter 15: Mata Baru untuk Melihat Dunia
17 Chapter 16: Inventaris Diri
18 Chapter 17: Mengasah Pedang
19 Chapter 18: Panggung Ujian
20 Chapter 19: Angin Perubahan dan Akar yang Berpindah
21 Chapter 20: Bayangan di Bawah Bulan Sabit
22 Chapter 21: Mata Air dan Puncak
23 Chapter 22: Gerbang Silver dan Jalan Tak Terhingga
24 Chapter 23: Landak dan Roda Penggerak
25 Chapter 24: Kota Bawah dan Mimpi yang Dijual
26 Chapter 25: Ulang Tahun dan Anugerah Tak Terduga
27 Chapter 26: Pertemuan di Kedai Minuman "Pemberhentian Pemandu"
28 Chapter 27: Badai Kecil dan Panen Besar
29 Chapter 28: Tanah Gersang dan Memori Embun
30 Chapter 29: Embun yang Berkumpul Menjadi Sungai
31 Chapter 30: Badai di Ufuk
32 Chapter 31: Jejak di Atas Salju
33 Chapter 32: Nama yang Berbisik
34 Chapter 33: Pertempuran untuk Jiwa Sebuah Desa
35 Chapter 34: Perisai dari Jerami dan Senyum dari Masa Lalu
36 Chapter 35: Tali-Tali yang Tak Terlihat
37 Chapter 36: Umpan dan Palu
38 Chapter 37: Noda Racun dan Akar yang Meresap
39 Chapter 38: Pasar Bebas dan Cengkeraman yang Longgar
40 Chapter 39: Bayangan dari Masa Lalu dan Terang Masa Depan
41 Chapter 40: Di Tepi Jurang, Sebuah Keputusan
42 Chapter 41: Hukum Bernapas, Badai Mendatang
43 Chapter 42: Angin Berembun
44 Chapter 43: Bakat Surgawi Untuk Rencana Iblis
45 Chapter 44: Mencuri Langit dan Mengganti Hari
46 Chapter 45: Darah Perak Membuat Langit Berduka
47 Chapter 46: Jiwa yang Kembali
48 Chapter 47: Membangun Kembali Dasar Sang Raja
49 Chapter 48: Menyambut Tamu
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Prolog: Kontrak Pengubah Takdir
2
Chapter 1: Negosiasi dengan Takdir Tua
3
Chapter 2: Seni Memanipulasi Karma
4
Chapter 3: Ekonomi Sebutir Pil Spirit
5
Chapter 4: Pasar Gelap dan Buku Catatan
6
Chapter 5: Catur dan Tikus
7
Chapter 6: Badai dalam Cangkir Teh
8
Chapter 7: Ketika Gajah Mengamuk, Rumput yang Tersisa Akan Tumbuh Subur
9
Chapter 8: Titik Kritis
10
Chapter 9: Sebatang Bambu di Tengah Badai
11
Chapter 10: Kembali sebagai Peramal Kacau
12
Chapter 11: Mata-Mata di Balik Jubah Pertapa
13
Chapter 12: Akar yang Merayap di Bawah Istana
14
Chapter 13: Badai di Atas Awan yang Tenang
15
Chapter 14: Katalis di Dalam Gua
16
Chapter 15: Mata Baru untuk Melihat Dunia
17
Chapter 16: Inventaris Diri
18
Chapter 17: Mengasah Pedang
19
Chapter 18: Panggung Ujian
20
Chapter 19: Angin Perubahan dan Akar yang Berpindah
21
Chapter 20: Bayangan di Bawah Bulan Sabit
22
Chapter 21: Mata Air dan Puncak
23
Chapter 22: Gerbang Silver dan Jalan Tak Terhingga
24
Chapter 23: Landak dan Roda Penggerak
25
Chapter 24: Kota Bawah dan Mimpi yang Dijual
26
Chapter 25: Ulang Tahun dan Anugerah Tak Terduga
27
Chapter 26: Pertemuan di Kedai Minuman "Pemberhentian Pemandu"
28
Chapter 27: Badai Kecil dan Panen Besar
29
Chapter 28: Tanah Gersang dan Memori Embun
30
Chapter 29: Embun yang Berkumpul Menjadi Sungai
31
Chapter 30: Badai di Ufuk
32
Chapter 31: Jejak di Atas Salju
33
Chapter 32: Nama yang Berbisik
34
Chapter 33: Pertempuran untuk Jiwa Sebuah Desa
35
Chapter 34: Perisai dari Jerami dan Senyum dari Masa Lalu
36
Chapter 35: Tali-Tali yang Tak Terlihat
37
Chapter 36: Umpan dan Palu
38
Chapter 37: Noda Racun dan Akar yang Meresap
39
Chapter 38: Pasar Bebas dan Cengkeraman yang Longgar
40
Chapter 39: Bayangan dari Masa Lalu dan Terang Masa Depan
41
Chapter 40: Di Tepi Jurang, Sebuah Keputusan
42
Chapter 41: Hukum Bernapas, Badai Mendatang
43
Chapter 42: Angin Berembun
44
Chapter 43: Bakat Surgawi Untuk Rencana Iblis
45
Chapter 44: Mencuri Langit dan Mengganti Hari
46
Chapter 45: Darah Perak Membuat Langit Berduka
47
Chapter 46: Jiwa yang Kembali
48
Chapter 47: Membangun Kembali Dasar Sang Raja
49
Chapter 48: Menyambut Tamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!