Kerajaan Gowakintaka adalah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Dewa Kintaka, raksasa bengis yang sangat sakti. Apapun yang di inginkan harus segera dilaksanakan, jika tidak maka nyawa bawahannya akan melayang.
Disamping rajanya yang sakti, patihnya yang bernama Wisamurka juga tak kalah saktinya, dia mempunyai bisa yang mematikan, manusia biasa akan mati seketika jika terkena semburan bisanya.
Tak cukup sampai disitu, Kintakamurti yang merupakan adik dari sang raja juga sakti mandra guna. Siapapun musuh yang disentuh nya akan lemas seketika, bahkan senjata seampuh apapun akan hilang kesaktiannya ketika terkena aji-aji yang terletak di telapak tangannya.
Kintakamurti sebenarnya raksasa yang baik, tapi karena rasa sayangnya pada kakaknya, terkadang dia melakukan kejahatan yang sama sekali tak disukainya. Sifatnya mirip Wibisana adik dari Rahwana.
Hari itu prabu Dewa Kintaka memanggil patih serta adiknya untuk membicarakan tentang keinginannya yang ingin menikahi bidadari dari *kahyangan yang bernama Dewi Ratih.
*Kahyangan disini bukan dilangit seperti cerita film-film mandarin. Tapi sebuah tempat keramat yang tak bisa dimasuki sembarang orang.
"Kakang patih dan adikku Kintakamurti, kalian kupanggil kesini karena aku ingin mengutus kalian berdua untuk pergi kahyangan Jonggring Salaka" kata Prabu Kintaka Dewa.
"Maafkan saya paduka, ada keperluan apa hingga anda mengutus kami untuk pergi kesana" tanya patih Wisamurka
"Aku ingin kalian melamar Dewi Ratih untukku, karena sudah lama aku mendambakan dia menjadi permaisuriku " jawab sang Prabu Dewa Kintaka.
gbr: dari kiri Wisamurka, Kintaka murti, Dewa Kintaka
"Tapi kakang, apakah kakang tidak tahu? Dewi Ratih itu sudah bersuami Bathara Kamajaya. Tak baik merebut istri dari orang lain, bukankah wanita yang lajang masih banyak?" Kintakamurti menasehati kakaknya.
"Iya aku tahu, tapi aku sudah tak bisa menahan rasa cintaku pada Dewi Ratih, tak enak makan tak nyenyak tidur aku dibuatnya" jawab Prabu Dewa Kintaka.
"Tapi kakang, apa kata orang nanti jika kakang melakukan hal tak terpuji seperti itu?" Kata Kintakamurti.
"Aku tak peduli apa kata orang. Kalau kamu sayang dengan kakakmu ini, maka lakukan saja perintahku" Prabu Dewa Kintaka merajuk.
Kintakamurti pun dengan terpaksa menyetujui permintaan gila kakaknya tersebut. Dia sudah benar-benar hafal sifat kakaknya itu.
"Kapan kami harus berangkat paduka?" Tanya patih Wisamurka.
"Tak perlu berlama-lama hari ini juga kalian berangkat, bawalah prajurit semau kalian, jika mereka berani menolak lamaranku, ratakan kahyangan Jonggring Salaka" kata Prabu Dewa Kintaka.
"Baik paduka, ijinkan kami undur diri untuk bersiap-siap berangkat saat ini juga" patih Wisamurka dan Kintakamurti pun keluar dari keraton.
"Tugas kita kali ini berat kakang patih, aku tak yakin jika para dewa akan memberikan Dewi Ratih, sepertinya mau tak mau kita akan berperang dengan para dewa" kata Kintaka Murti.
"Anda benar raden, tapi mau bagaimana lagi, ini adalah perintah dari sang prabu" jawab patih Wisamurka.
Setelah menyiapkan segala keperluan, maka berangkatlah mereka menuju Kahyangan Jonggring Salaka.
*Kahyangan Jonggring Salaka*
Seperti biasa para dewa berkumpul di kreraton pusat dari segala kahyangan. Keraton yang dipimpin oleh Bathara Guru dan Bathara Narada sebagai patihnya.
Batara Narada adalah patih yang sangat bijaksana, pemikirannya cemerlang dan jasanya pada kahyangan sangatlah besar.
"Kakang Narada, bagaimana kabarmu?" Tanya Bathara Guru.
"Baik-baik saja dik" jawab Batara Narada. Bathara Narada memang suka memanggil Bathara Guru dengan sebutan adik.
"Silakan kalian semua menikmati hidangan yang tersedia" kata Bathara Guru kepada para dewa yang hadir hari itu.
Setiap sebulan sekali para dewa yang sudah mempunyai kahyangan sendiri akan berkumpul ke kahyangan Jonggring Salaka untuk rapat dan makan bersama menjalin silaturahmi, hanya beberapa dewa yang sedang bertugas yang tak hadir disitu.
Setelah makan maka biasanya akan ada acara laporan tentang tugas-tugas para masing-masing dewa kepada Bathara Guru selaku pemimpin para dewa. Setelah itu mereka akan membubarkan diri pulang ke kahyangan masing-masing.
Tapi terkadang ada beberapa dewa yang saling tukar cerita, ada yang curhat tentang pekerjaan, ada yang curhat tentang rumah tangga dan lain-lain.
Hari itu setelah acara laporan selesai, sebelum para dewa membubarkan acara tersebut, tiba-tiba datanglah patih Wisamurka. Dia memasuki ruang rapat para dewa.
Para dewa pun terkejut, karena tak sembarang makhluk bisa masuk kahyangan seenaknya. Kebanyakan makhluk yang memaksa masuk akan segera gepeng terhimpit pintu gerbang kahyangan yang akan menutup otomatis ketika ada tamu tak diundang memaksa masuk.
Hari itu, pintu gerbang seakan tak berfungsi. Padahal jelas-jelas yang masuk kedalam ruang rapat adalah raksasa yang tinggi besar.
"Dia pasti bukan orang sembarangan" kata Bathara Narada dalam hati.
"Maaf *pukulun, kedatangan saya mengganggu ketenangan kahyangan" kata Wisamurka.
*Pukulun adalah panggilan manusia kepada para dewa
"Iya, tak mengapa. Siapakah kamu ini dan Ada perlu apa berkunjung ke kahyangan?" Tanya Bathara Guru.
"Perkenalkan, nama saya wisamurka, saya adalah patih di kerajaan Gowakintaka" Kata Wisamurka.
"Maksud kedatangan kami adalah karena kamu diutus oleh raja saya yang bernama Dewa Kintaka untuk melamar Dewi Ratih" lanjut Wisamurka.
"Melamar Dewi Ratih???" Bathara Guru terkejut dengan maksud tujuan tamunya itu.
"Benar pukulun" jawab Wisamurka
"Apakah rajamu tak mengetahui jika Dewi Ratih itu sudah mempunyai suami?" Tanya Bathara Guru.
"Sekali lagi maaf, raja saya sudah mengetahuinya,tapi beliau tetap bersikukuh mempersunting Dewi Ratih" jawab Wisamurka.
"Bagaimana kakang Narada?" Bathara Guru meminta pendapat Bathara Narada karena biasanya Bathara Narada mempunyai banyak akal.
"Wisamurka" kata Batara Narada.
"Saya pukulun" jawab Wisamurka.
"Untuk permintaanmu, kami harus mengadakan rapat dulu. Kamu tunggu saja di alun-alun kahyangan. Nanti kami akan memberi kabar" kata Bathara Narada.
"Baik pukulun, saya pamit keluar menunggu jawaban pukulun" kata Wisamurka sambil berangsut meninggalkan ruang para dewa.
"Bagini dik, menurut pendapatku, lita tak bisa memenuhi permintaan Dewakintaka. Seorang dewi tidak boleh mempunyai suami yang bukan golongan dewa. Apalagi Ratih sudah bersuami, ini merupakan penghinaan" kata Bathara Narada setelah melihat Wisamurka keluar ruangan.
"Lalu mau kakang bagaimana?" Tanya Bathara Guru.
"Bayu" Narada memanggil Bathara Bayu
"YA" jawab Bathara Bayu.
"Pergi ke Kahyangan Cakra Kembang, beritahukan ini semua pada Kamajaya" kata Bathara Narada
"BAIKLAH" Bathara Bayu pun terbang menuju ke Kahyangan Cakra Kembang tempat tinggal Dewi Ratih dan suaminya.
"Para dewa yang disini, segera temui Wisamurka dan suruh pulang saja" perintah Bathara Narada kepada para dewa yang ada disitu.
Bathara Brama, Bathara Indra, Batara Surya, Bathara Masna, Bathara Penyarikan,Yamadipati dan para dewa lainnya segera keluar ruangan menemui Wisamurka.
hanya tertinggal Bathara Guru dan Narada di ruangan tersebut.
" Sekarang kita tunggu perkembangan selanjutnya dik" kata Bathara Narada.
"iya kakang" jawab Bathara Guru.
sementara itu di alun-alun kahyangan , Kintaka Murti sedang duduk dibawah pohon yang ada di alun-alun. Dia sedang menunggu Wisamurka yang sedang menghadap para dewa. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Wisamurka pun menampakkan batang hidungnya.
" Bagaimana kakang? apakah permintaan kita dikabulkan?" tanya Kintakamurti.
"Mereka sedang merapatkannya raden, mereka akan mengabari kita nanti, sementara kita tunggu disini" jawab Wisamurka.
"Baiklah kalau begitu, aku mau jalan-jalan dulu keliling kahyangan" kata Kintakamurti.
"Silakan raden" jawab Wisamurka
Alun-alun para dewa sangat luas, disana ada para dewi yang belajar tari, dan beberapa anak dewa yang berlari kesana kemari. saat sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan alun-alun, datanglah para dewa menemui mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
kurniawan santoso
Joss tenan
2024-08-24
0
Rara Candra Kirana
👣👣👣
2022-02-20
0
Nikodemus Yudho Sulistyo
pokoknya selalu suka dengan cerita berlatar belakang wayang...semangat. salam dari PENDEKAR TOPENG SERIBU.
2021-01-01
0