Bab 5 : Rahasia Besar Terungkap

Ternyata ada hidden gems di rumah ini. Bagian belakang rumah ada taman yang punya air mancur mini dengan patung pahatan di bagian tengah. Bunganya sedang bermekaran dan terlihat ada kupu-kupu yang terbang. Di sudut kanan air mancur ada bangku putih terbuat dari besi. Di atasnya ada tanaman rambat yang melindungi yang duduk di situ dari panas.

"Ayo duduk di sana kak. Ini spot favorit ku," Sofia menunjuk bangku putih.

Mereka berdua duduk di sana.

"Sof, apa kamu jarang keluar rumah?," Ivy mulai membuka pembicaraan.

"Hampir tiap hari aku keluar kak. Aku kuliah di Manila. Jadi hampir tiap hari aku harus ke Manila,"

"Jurusan apa Sof?,"

"Aku ambil ilmu hubungan internasional,"

"Itu keren, Sof. Selain kuliah kamu biasanya kemana?,"

"Ehmmm, ke mall juga. Tapi itu jarang. Kalau kak Lukas memberi izin baru aku berani ke mall,"

"Kamu sudah kuliah dan masih minta izin hanya untuk ke mall?,"

"Iya kak. Karena kak Lukas harus memberi perintah ke anak buahnya untuk mengawal ku,"

"Mengawal?,"

"Iya. Kalau keluar kami harus dikawal kak. Di sini cukup rawan. Jika tidak, kami akan diganggu oleh rival kami,"

"Rival?,"

"Ya. Dulu tahun 60-an Tondo dikuasai oleh dua geng mafia yang awalnya berteman. Tapi terjadi pengkhianatan. Akhirnya jadi bersiteru. Sampai sekarang. Dan salah satu dari pemimpin geng itu adalah kakek kami,"

Mata Ivy terbelalak.

"Geng mafia?,"

"Ya. Mungkin kak Ivy kaget. Tapi di sini itu adalah hal biasa. Di sini sudah banyak geng mafia. Tapi yang terbesar hanya dua. Kami, keluarga Vergara, dan satunya lagi keluarga de La Cruz,"

"Hah? Tunggu-tunggu Sof. Aku ingin mencerna dulu. Jadi, kalian ini adalah keluarga mafia?,"

"Iya. Kak Rafael tidak cerita?,"

"Tidak sama sekali Sof. Rafael yang aku tahu hanya seorang wirausaha di bidang rokok, Sof,"

"Iya. Rokok yang diedarkan itu kan produksi Filipina kak. Itu bagian dari usaha keluarga kami,"

"Hah???," Ivy semakin terkejut.

"Ibu tahu kak Rafael lari ke Indonesia. Ibu tidak mau dia kekurangan di sana. Karena orang Indonesia mayoritas merokok maka ibu membuka jalur distribusi ke Indonesia. Namun supaya tidak menyolok, kak Rafael tidak menjadi distributor utama. Distributor utamanya dipegang paman kami, Paman Louis Hendrik,"

"Louis Hendrik? Dia orang yang membantu aku masuk ke rumah sakit tempatku bekerja,"

"Iya. Dia itu paman kami. Distributor utama di Indonesia rokok milik keluarga kami,"

Ivy makin terkejut. Matanya terbelalak. Selama enam tahun Rafael menyimpan rahasia besar ini dari padanya.

"Tunggu Sof. Tadi katamu Rafael lari ke Indonesia? Lari karena apa Sof?,"

"Kak Rafael akhirnya tahu yang membunuh kakek dulu tidak lain adalah keluarga de La Cruz dan Kakak membalas dendam dengan merancangkan pembunuhan cucu tertua keluarga de La Cruz yang saat itu seusia kak Rafael,"

"Hahh????? Rafael membunuh???," bola mata Ivy membesar.

"Iya. Itu bukan hal yang tabu dalam dunia mafia kak. Membunuh atau kita yang terbunuh. Yang jadi masalah, yang dibunuh adalah putra mahkota keluarga de La Cruz. Sejak saat itu kak Rafael adalah orang yang paling dicari keluarga mereka,"

Ivy menutup mulutnya. Tangannya bergetar.

"Kak Ivy, kamu tidak apa-apa?," Sofia menyadari dia sedari tadi sibuk bercerita sehingga lupa kalau yang dia ceritakan adalah sesuatu yang di luar nalar Ivy.

"Kak Ivy...," wajah Ivy pucat. Tangannya dingin

"Sof, aku ingin masuk dulu...," Ivy langsung berdiri hendak masuk dan brukkk. Ivy jatuh tepat di depan Sofia.

"Kak Ivy...!"

"Mamaaa!," tepat saat Ivy jatuh Lukas datang sambil menggendong Aiden karena Aiden sudah menangis mencari Ivy.

Lukas segera menurunkan Aiden dari gendongan nya. Dan berlari menuju Ivy yang sudah ambruk ke tanah. Lukas mengangkat Ivy. Wajahnya hampir sama dengan dress putih gading yang dipakainya saking pucatnya.

Lukas segera membawa Ivy ke kamarnya. Dan Sofia menggendong Aiden.

Lukas meraba dahi Ivy. Masih dingin.

"Apa yang terjadi Sofia?," tanya Lukas terus memandang wajah Ivy.

"Tadi aku dan kakak ipar hanya jalan-jalan ke belakang sambil ngobrol. Aku cerita tentang kak Rafael karena kakak ipar bertanya,"

"Rafael mungkin tidak pernah bercerita tentang kita padanya makanya dia syok,"

"Maaf kak. Kalau tahu begitu aku tidak akan cerita,"

"Telpon Ethan untuk datang memeriksanya sekarang,"

"Baik," Sofia segera bergegas keluar.

**

"Di kamar lantai 2 kak," Sofia mengarahkan Ethan.

"Akhirnya aku bisa melihat wajah wanita pilihan Rafael," ujar Ethan sambil berjalan beriringan dengan Sofia.

"Siapa suruh Kakak tidak datang ke pemakaman kak Rafael," Sofia cemberut

"Yah maaf Sofia. Aku kan baru tiba dari Amerika tadi malam. Gimana aku mau hadir coba," Ethan mencubit pipi Sofia.

Begitu pintu kamar terbuka, terlihat Lukas masih duduk di tepi tempat tidur sambil terus memandangi Ivy.

"Hai Luk," sapa Ethan sembari menaruh tas dokternya.

"Periksa dia," Lukas beranjak berdiri

"Aku sudah ready dengan stateskop begini mau apalagi kalau bukan memeriksanya," Ethan memandangi Ivy, "Wow, ternyata pilihan Rafael tidak main-main. Sedang pingsan saja bisa secantik ini," seru Ethan.

"Jangan main-main. Cepat periksa dan laporkan padaku keadaannya," ujar Lukas sambil memegang lengan Ethan.

"Hei, santai bro. Itu memang tugasku. Jangan terlalu tegang bro," balas Ethan menepis tangan Lukas.

"Sofia, tetap di sini awasi dia," Lukas segera beranjak keluar kamar.

"Kakakmu itu tidak pernah berubah. Apa dia tidak pernah bahagia dalam hidupnya. Beda sekali dengan Rafael," keluh Ethan sambil mulai memeriksa Ivy.

Ethan adalah teman masa kecil Rafael dan Lukas. Tapi karena Lukas sangat pendiam dan dingin, dia lebih dekat dengan Rafael. Rafael lebih ceria dan easy going. Mereka tetap berteman sampai dewasa dan terpisah ketika Rafael lari ke Indonesia.

Karena dianggap sudah sangat dekat maka Ethan menjadi dokter keluarga Vergara. Meskipun tidak ada hal lain yang menyenangkan bagi Ethan untuk datang ke sini selain mengobrol dengan Rafael. Karena Rafael sudah tidak ada maka dia pun tidak betah lama-lama di rumah ini. Dia segera menyelesaikan pemeriksaannya dan mengemas peralatan dokternya. Dia juga menyerahkan resep ke Sofia.

Ethan membuka pintu kamar.

"Wow, kamu masih di sini bro?," Ethan terkejut melihat Lukas berdiri tak jauh dari pintu kamar.

"Bagaimana keadaannya?," tanya Lukas dengan dingin.

"Hanya syok. Sepertinya dia menderita hipotensi dan jantung lemah. Aku sudah memberi beberapa resep ke Sofia untuk dibelikan obat, diminum sesuai resep,"

Mendengar itu tanpa berkata-kata, Lukas segera pergi dari hadapan Ethan.

"Hei bro, sudah segitu aja? Gak ada ucapan terima kasih atau sampai jumpa," seru Ethan tapi tidak digubris sama sekali oleh Lukas.

 

Ivy akhirnya mulai mengetahui rahasia besar yang Rafael sembunyikan darinya. Tetap ikuti bab selanjutnya ya. Kita jadi saksi perjuangan Ivy di Tondo.

Episodes
1 Bab 1 : Kehilangan Selamanya
2 Bab 2 : Tondo, i'm coming
3 Bab 3 : Welcome to Tondo
4 Bab 4 : Ini tidak akan mudah bagi Ivy
5 Bab 5 : Rahasia Besar Terungkap
6 Bab 6 : Percobaan Kabur Pertama
7 Bab 7 : Percobaan Kabur Kedua
8 Bab 8 : Carmen
9 Bab 9 : Pesta Tuan Abe
10 Bab 10 : Nikahi Ivy
11 Bab 11 : Kaki Ivy Terluka
12 Bab 12 : Kedatangan Carmen ke rumah sakit
13 Bab 13 : Kedatangan Nyonya Christina ke Rumah Sakit
14 Bab 14 : Percobaan Pembunuhan Ivy
15 Bab 15 : Pernikahan Lukas & Ivy
16 Episode 16 : Pengantin Baru
17 Bab 17 : Tiba di Cebu
18 Bab 18 : Hari pertama di Cebu
19 Bab 19 : Hari Kedua di Cebu
20 Bab 20 : Carmen 2
21 Bab 21 : Hari terakhir di Cebu
22 Bab 22 : Tiba di Mansion Vergara
23 Bab 23 : Bertemu Tuan Louis Hendrik
24 Bab 24 : Bukan Tentang kopi
25 Bab 25 : Akhirnya Menghubungi Bella
26 Bab 26 : Menara Vergara
27 Bab 26 : Mulai Bekerja di Menara Vergara
28 Bab 28 : Dicemburui...
29 Bab 29 : Pertengkaran Lukas & Ivy
30 Bab 30 : Ivy Menghilang
31 Bab 31 : Lukas Terhempas lagi dan lagi
32 Bab 32 : Sofia Diculik
33 Bab 33 : Tragedi Purro
34 Bab 34 : Menyelamatkan Sofia
35 Bab 35 : Mengusap Kepala Lukas
36 Bab 36 : Departemen Amal
37 Bab 37 : Ciuman Pertama
38 Bab 38 : Rahasia Pernikahan Terkuak
39 Bab 39 : Kemarahan Nyonya Christina
40 Bab 40 : Ciuman di Kantor
41 Bab 41 : Resort Vergara
42 Bab 42 : Aiden Diracun
Episodes

Updated 42 Episodes

1
Bab 1 : Kehilangan Selamanya
2
Bab 2 : Tondo, i'm coming
3
Bab 3 : Welcome to Tondo
4
Bab 4 : Ini tidak akan mudah bagi Ivy
5
Bab 5 : Rahasia Besar Terungkap
6
Bab 6 : Percobaan Kabur Pertama
7
Bab 7 : Percobaan Kabur Kedua
8
Bab 8 : Carmen
9
Bab 9 : Pesta Tuan Abe
10
Bab 10 : Nikahi Ivy
11
Bab 11 : Kaki Ivy Terluka
12
Bab 12 : Kedatangan Carmen ke rumah sakit
13
Bab 13 : Kedatangan Nyonya Christina ke Rumah Sakit
14
Bab 14 : Percobaan Pembunuhan Ivy
15
Bab 15 : Pernikahan Lukas & Ivy
16
Episode 16 : Pengantin Baru
17
Bab 17 : Tiba di Cebu
18
Bab 18 : Hari pertama di Cebu
19
Bab 19 : Hari Kedua di Cebu
20
Bab 20 : Carmen 2
21
Bab 21 : Hari terakhir di Cebu
22
Bab 22 : Tiba di Mansion Vergara
23
Bab 23 : Bertemu Tuan Louis Hendrik
24
Bab 24 : Bukan Tentang kopi
25
Bab 25 : Akhirnya Menghubungi Bella
26
Bab 26 : Menara Vergara
27
Bab 26 : Mulai Bekerja di Menara Vergara
28
Bab 28 : Dicemburui...
29
Bab 29 : Pertengkaran Lukas & Ivy
30
Bab 30 : Ivy Menghilang
31
Bab 31 : Lukas Terhempas lagi dan lagi
32
Bab 32 : Sofia Diculik
33
Bab 33 : Tragedi Purro
34
Bab 34 : Menyelamatkan Sofia
35
Bab 35 : Mengusap Kepala Lukas
36
Bab 36 : Departemen Amal
37
Bab 37 : Ciuman Pertama
38
Bab 38 : Rahasia Pernikahan Terkuak
39
Bab 39 : Kemarahan Nyonya Christina
40
Bab 40 : Ciuman di Kantor
41
Bab 41 : Resort Vergara
42
Bab 42 : Aiden Diracun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!