Ojol Cinta 4

____

Jika Nazra sedang membayangkan mas ojol yang secara tak sengaja membawa kabur seperempat rasa dari hatinya dan membuatnya terus terbayang bayang, tapi tidak dengan Faiz yang bahkah tidak ingat sama sekali dengan siapa saja penumpangnya dari hari ke hari.

"Mikommm mas mas helm berlumut." Sapa Faiz yang baru bergabung di warung kopi itu.

"Kumsalam jomblo ikan asin." Jawab penghuni warung serempak bagaikan paduan suara kala upacara bendera.

"Tumben baru nongol nih si Paiz?" Ucap salah seorang berjaket ijo sama persis dengan yang dikenakan Faiz.

"Baru habis nganterin pesenan orang Mas Roy, makanya baru sempet kesini." Jawab Faiz yang sudah duduk bersila diatas bangku kayu.

"Gimana? Udah dapet calon istrinya?" Tanya Ardi penasaran.

"Belum mas, kemaren sih ada yang bikin serr gitu dihati tapi dianya udah nggak order lagi, ya jadinya aku lupa." Polos Faiz dalam menjawab pertanyaan yang Ardi ajukan padanya.

"Ada gitu? Itu bukan calon istrilah Paiz. Cuman sekedar penumpang doang." Ketus Roy yang tak habis pikir dengan jawaban yang Faiz lontarkan.

"Hilih ngemeng sama Paiz mah bikin erosi aja. Udah nih ada spa spa apa tadi Roy?." Bingung Ardi seraya meletakkan 1 bungkusan makanan di hadapan Faiz.

"Spatula mas?" Tanya Roy polos.

"Bukan, spatula itu yang buat balikin krebi peti nya spongbob." Jawab Ardi.

"Hehe tontonan nya Mas Ardi spongbob, untung kok gak Dora yang udah tau pakek nanya." Kekeh Faiz.

"Ck, itu loh yang makanan nya mie apa sih spa spa?" Dengus Ardi yang masih belum menemukan kejelasan.

"Spadarman?" Sambung Eko yang sejak tadi hanya terdiam.

"Oalah Ko, kok malah spadarman sih? Kalo spa itu ya yang kalo perempuan luluran itu lo." Saut Maulana.

"Busyet Mas Maul pernah nganterin pelanggan spa ya?" Tanya Faiz yang sudah melupakan makanan apa yang sedang dicicipinya kini.

"Sekali cuman pas waktu weekend itu." Jawab Maulana.

"Ooohh aku inget Di, itu makanan mi mi an yang dari luar negeri to?" Teriak Roy antusias dan hanya diangguki Ardi.

"Emang makanan apa Roy? Kan cuma mi goreng to?" Tanya Eko.

"Itu lo namanya Spagetti, sejenis pasta." Jelas Roy.

"Oalah iya itu." Jawab Ardi mengangguk.

"Wait, wait. Apa tadi pasta? Pasta gigi maksudnya ?" Ucap Maulana.

"Nggak waras kamu, makanya punya hape tu dipakek buat cari pengetahuan bukannya malah liatin putri duyung kehilangan kutang." Sewot Roy.

"Aduhhhh Gusti, mules gaiiiss." Keluh Faiz yang sudah tak tahan dengan rasa campur aduk dalam perutnya.

"Kenapa nih Paiz?" Panik Ardi yang melihat Faiz sudah meringis kesakitan.

"Misi bapak bapak numpang lewat mau otewe bank BCA pengen nabung." Lirih Faiz yang sudah tak tahan ingin segera membuang apa saja dalam perutnya yang mules itu.

"Yah kenapa tu bocah?" Bingung Roy yang melihat Faiz sudah masuk dalam toilet.

"Jangan jangan keracunan mas Ardi? Hayoloh makanan apa itu tadi." Ucap Maulana membuat Ardi berubah menjadi ketakutan. Pasalnya makanan itu dia yang menyerahkan kepada Faiz.

"Lah dia masuk lagi dalam toilet, kayaknya emang keracunan Mas Roy, Mas Ardi." Ucap Eko seraya menunjuk kearah Faiz yang keluar masuk toilet umum.

Sudah hampir satu jak Faiz keluar masuk toilet, bahkan di 15 menit terakhir dirinya sama sekali tidak keluar. Hingga akhirnya disini lah dia berada.

"Mules nya sudah sejak kapan mas?" Tanya seorang dokter cantik, yang ternyata adalah Nazra.

"Sekitar 2 jam yang lalu dok." Jawab Faiz lemas tak bertenaga karena dirinya sudah bolak balik toilet tanpa henti.

"Ada salah makan mas nya?" Tanya Nazra kembali seraya memeriksa keadaan Faiz.

"Nggak ada sih dok kayaknya, soalnya saya makan isinya bukan Styrofoam nya. Jadi saya bener kan dok makannya?" Jawab Faiz dengan santai nya, dan membuat Nazra sedikit melongo saat mendengar nya.

"Maksud saya mas nya ada makan yang pedes atau asem gitu?." Ucap Nazra dengan sabar. Sebagai dokter dirinya harus ekstra sabar menghadapi beberapa tingkah pasien yang pastinya berbeda-beda.

"Anu dok dia makan spatula." Jawab Roy dengan cepat tanpa sadar apa yang diucapkan nya salah.

"Spatula?" Nazra dan Caca kompak menoleh kearah Roy dengan tatapan tak percaya.

"Aduh kurang pinter kamu ya Mas Roy, maksud nya itu pasien nya Mbak Dokter tadi makan spadarman." jawab Eko yang berniat membenarkan ucapan Roy namun bukannya benar malah semakin salah.

"Spadarman? Masnya serius?". Tanya Caca, sedangkan Nazra malah terkekeh geli mendengarkan sebuah kata spadarman.

" Kok ketawa Dok?" Tanya Maulana yang menyadari tawa Nazra.

"Ternyata Spiderman kalo jadi perempuan ganti nama jadi spadarman." Gumam Nazra sambil geleng kepala.

"Maksudnya spageti loh dok Ya Allah." Geram Ardi yang akhirnya menjelaskan makanan apa yang membuat Faiz mules mules gak ketulungan.

"Jadi mas mas driver ojol kesini cuman nganterin mas ini yang lagi mules karena keracunan pasta?." Tanya Nazra kepada semua mas ojol itu dan diangguki lah oleh mereka semua.

"Saya kira mau nganterin mas nya ini sunat." Ucap Nazra santai seraya memegang gunting.

Seketika suasana menjadi tegang dan mencekam, bagaimana tidak jika seorang dokter cantik muda seksi memegang gunting tajam setelah mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan didepan para lelaki dewasa. Bukannya nafsu, ngeri malah iya begitulah pikiran kelima laki-laki itu.

Jika kaum adam sedang panik dan berusaha mengamankan pusaka mereka, lain halnya dengan Nazra yang berusaha mati matian menahan tawanya dengan sesekali menggigit bibir bawahnya.

Yang biasanya tindakan menggigit bibir bawah oleh wanita akan terlihat menggoda dimata pria, tapi yang dilakukan Nazra malah semakin membuat peluh menetes didahi bagai banjir bandang.

"Haduh." Caca menepuk jidad nya pelan, tidak habis pikir dengan kelakuan sahabat nya itu yang malah menjahili pasien nya sendiri.

"Ekhem. Bisa dilanjut?" Tanya Nazra datar.

"A... A... Apa nya dok?" Gagu Faiz yang masih dikuasai rasa takut.

"Mas mau sembuh kan? Yang periksanya dong apa lagi." Jawab Nazra tanpa dosa.

"Huh saya kira apaan." Ucap Ardi yang sudah bisa bernafas lega, diiringi dengan nafas kelegaan dari yang lainnya.

"Mbak Caca tolong oralit sama air putih segelas ya." Titah Nazra kepada Caca.

"Air segelas? Kamu mau nyembur pasien kamu Ra?" Tanya Caca dengan polos nya.

"Iya buat Ruqyah." Jawab Nazra sekenanya. Setelah mendapat jawaban yang menurutnya masuk akal, Caca kemudian berlalu untuk mengambil apa yang Nazra inginkan.

"Duh jangan di ruqyah dong dok, ntar kalo saya bilang yang nggak nggak gimana? Kan malu." Ucap Faiz memelas. Sedangkan Nazra hanya mengangkat kedua alisnya seolah bertanya 'misalnya?'

"Ya manatau saya bilang bu dokter ai lop yu." Ucap Faiz lengkap dengan cengiran kudanya.

"Aciye Ciye Paiz, perut sakit tapi hati bentar lagi bakal nyusul nih." Ucap Maulana.

"Hadeh jomblo ikan asin." Gumam Ardi dan Roy.

"Buruan deketin, kesempatan loh biar bisa cepet nyusul kita." Kini giliran Eko yang bersuara. Pasalnya memang hanya Faiz yang belum memiliki istri diantara mereka belima.

"Nih Ra." Caca menyodorkan segelas air dan sebungkus kecil oralit.

"Makasih mbak. Tolong siapin obat ini ya mbak." Ucap Nazra seraya menyerahkan selembar kertas kepada Caca dan kemudian Caca meninggal kan ruangan itu untuk menjalankan tugasnya.

"Nih minum dulu. Jadi mules nya karena habis makan spageti, bener?" Tanya Nasra setelag menyerahkan segelas oralit kepada Faiz.

"Bener dok." Jawab kelima driver ojol itu kompak.

"Perut mas nya gak cocok nih dikunjungi spagetti, makanya mules gitu." Ucap Nazra.

"Ya gimana lagi, biasanya juga saya makannya ikan asin doang sama sambel terasi dok." Jawab Faiz yang masih lemas.

"Kalo nggak terbiasa makan bagusnya jangan, tapi kalo menurut saya ini bukan karena keracunan spagetti." Ucap Nazra seraya memandang Faiz teduh.

"Terus kenapa dong dok?" Tanya Ardi. Kenapa malah Ardi yang bertanya, karena Faiz masih dalam keadaan stroke mendadak akibat tatapan teduh milik Nazra si dokter cantik yang mengobati nya.

"Kayaknya ini efek dari obat pencahar, bisa jadi aja kan dalam spagetti itu dicampur dengan obat itu." Jelas Nazra yang belum mengalihkan perhatiannya dari Faiz.

"Tunggu, itu dapet darimana Mas Ardi?" Tanya Faiz yang langsung tersadar.

"Dari cewe yang pernah kamu tolak waktu itu." Jawab Ardi dengan polosnya tanpa bersalah.

"Dia ngeracunin aku Mas, kenapa malah kamu bantuin." Geram Faiz atas kebodohan yang telah Ardi perbuat.

"Khilap." Jawab Ardi lirih.

"Udah lah terima aja biar kamu gak diracun lagi." Saran Maulana tanpa berpikir lebih jauh lagi.

"Kenapa aku harus terima tukang racun? Kalo tukang obat didepan mata." Jawab Faiz tanpa sadar jika telah membuat seorang dokter muda nan cantik di hadapan nya itu tersipu.

"Sudah, ini juga nggak parah. Minum obatnya rutin biar cepet pulih." Ucap Nazra dengan menyembunyikan ketersipuannya. Dan hebatnya tidak ada yang menyadari hal itu.

"Ehh tunggu mbak yang waktu itu cancel saya kan?" Tanya Roy yang baru sadar akan sosok cantik di depannya.

"Saya?" Tunjuk Nazra pada dirinya sendiri.

"Iya, mbaknya kan yang udah saya samperin eh malah dicancel gitu aja." Ucap Roy lagi sedikit sewot.

"Aku kira cuma aku korbannya ternyata Mas Roy juga?" Sambung Eko.

"Gak cuma kalian, aku sama Maul juga udah pernah. Dua kali malah." Ketus Ardi yang disetujui oleh Maulana.

"Ya maaf saya cari nya yang single bukan yang udah beristri." Jawab Nazra dengan setingan Watados nya.

"Lah emang dokter tau kita udah punya istri?" Tanya Roy.

"Auranya keliatan." Singkat Nazra dengan senyum tipisnya.

"Berarti mbak dokter mau ya sama aku." Ucap Faiz dengan menaik turunkan alisnya.

"Udah pernah." Jawab Nazra yang membuat semua ternganga, apalagi Faiz yang saat ini langsung mengingat kapan dirinya diorder dokter cantik ini.

"Ohhh yang ngasih saya bintang 3 seperempat ya?" Tanya Faiz setelag teringat kejadian tawar menawar bintang retting.

"Yes, gak salah."

"Kok kamu gak di cancel Iz?" Tanya Ardi.

"Rezeki anak Sholeh." bangga Faiz.

"Silahkan tebus obatnya didepan, dan semoga lekas Sembuh Mas Faiz." Ucap Nazra diiringi senyum manisnya untuk Faiz.

"Makasih sayang." Jawab Faiz tanpa sadar karena dirinya sedang melayang terbang keangkasa raya menyusul satelit palapa.

"Sadar jangan halu terus." Ucap Maulana seraya menyeret Faiz untuk keluar yang dibantu oleh Eko dan Roy. Sedangkan Nazra hanya bisa mengulum senyumnya menahan panas dipipinya akibat panggilan spontan yang Faiz ucapkan.

Terpopuler

Comments

Umi Nabila

Umi Nabila

Faiz

2022-10-23

1

BOIEL-POINT .........

BOIEL-POINT .........

very niCe Thor ...........

2022-08-18

1

Erlyn Maya Sari

Erlyn Maya Sari

hahaha guwe jadi cengingisan sendiri anjay😁😁😁

2021-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!