Dokter Cinta Mas Ojol
_________
Klontang gubrakkkkk duaarrrrr
"Bangunlah wahai anak bujang!!!!!" Teriak seorang wanita paruh baya didepan pintu kamar.
"Sebentar sayang." Jawab seorang pemuda yang masih mencetak pulau sumatera dibantalnya.
"Sayang, sayang kepalamu goyang. Ini udah jam 7 Paiz, kamu nggak mau kerja?" Teriak wanita itu lagi.
"Bentar lagi istriku." Jawab pemuda itu semakin ngelantur.
"Mimpi teros, makanya buruan nikah biar gak cuma merajut mimpi!!". Sewot wanita paruh baya itu melihat kelakuan sang anak bungsu.
"Kenapa sih Bu? Pagi pagi kok malah latihan dagang panci." Seorang lelaki paruh baya menghampiri wanita paruh baya yang sedang dilanda emosi jiwa itu.
"Ini loh pak, anak bungsu kita bukannya bangun malah ngehalu. Ibu bangunin malah jawabnya, iya sayang bentar lagi istriku, wong edan." Gerutu wanita yang ternyata adalah Bu Leni, ibu dari Faiz.
"Ngebet nikah kalik buk anak bujang kita, makanya mimpi nya gitu." Jawab laki-laki paruh baya itu, beliau adalah Ayah dari faiz, Pak Aji namanya.
"Disuruh nikah aja gak mau, ditanyain mana pacar malah pura-pura amnesia. Udahlah bapak aja yang bangunin, ibu lama-lama stroke kalo begini caranya." Bu Leni meninggalkan pintu kamar Faiz dengan segala dumelan nya yang menghiasi pagi.
Dengan senyum pasrah, Pak Aji masuk ke kamar sang putra dan melihat keadaan anak bujang nya masih tengkurap bagaikan ikan dugong kesambar petir.
"Paiz bangun, didepan ada cewe cantik nyariin, katanya mau ngajakin kamu beli ikan asin." Ucap Pak Aji seraya menggoyang kan bahu Faiz, berharap Faiz akan segera terbangun. Dan ternyata memang benar benar manjur.
"Mana pak? Beneran? Emang ada cewe jaman sekarang mau beli ikan asin?" Tanya Faiz beruntun saat sudah terduduk dari rebahannya.
"Lah iya nggak ada, bapak cuma bangunin kamu kok." Jawab Pak Aji dengan polosnya.
"Yah bapak tipu-tipu." Lemas Faiz karena telah dibohongi sepagi ini.
"Udahlah kamu mandi sana, bukannya kamu kerja." Pak Aji meninggalkan kamar Faiz.
"Morning sayang. Morning too cinta." Gumam Faiz mencium gulingnya sambil berkhayal bahwa dirinya sedang sapa pagi dengan sang istri.
"Dah lah mandi dulu biar makin ganteng uwwuuu." Faiz menenteng handuknya dan segera beranjak menuju kamar mandi.
____
Setelah bersiap, Faiz menyusul keluarga nya untuk melaksanakan sarapan bersama. Disana sudah ada kedua orangtuanya serta Mbak Mela dan suaminya, Mas Edo.
"Good pagi semunya." Sapa Faiz seraya mendudukkan diri disalah satu kursi di meja makan tersebut.
"Anak bujang baru keliatan, ntar jodohnya dipatuk ayam loh." Sindir Mela kepada adik laki-laki nya itu.
"Aman mbak Mela, ayam gak doyan cewe cantik." Jawab Faiz yang sudah mulai melahap sarapannya.
"Kamu tu ya mbok cepetan nikah, temen mu lo dah pada gendong anak Mas lihat." Ucap Edo menasehati adik iparnya.
"Iya bener kata mas mu, masak kamu mau jadi bujang lapuk." Tambah Bu Leni.
"Gini ya Bu, kalo sampai sekarang Paiz belom nikah juga tandanya jodoh Paiz masih belom ada." Bela Faiz yang jengah dengan pembahasan tentang nikah, nikah dan nikah.
"Ya gimana mau ada to, lah kamunya nggak usaha, dideketin cewe macem macem bentuk kamu tolak." Sambung Pak Aji.
"Lah iya kerjaan cuma ngojek aja sok jual mahal, kalo ceo atau dokter gitu masih mending, pantes jual mahal." Sewot Mela.
"Bukannya kamu itu lulusan s1 teknik, kok malah ngojek tu kamu waras?" Tanya Edo yang penasaran dengan alasan kenapa Faiz pilih ngojek daripada kerja yang lain.
"Gini lo mas Edo, aku sekolah lulus SMP masuk STM, kuliah ngambil teknik, terus kerja harus yang berhubungan dengan itu juga?" Faiz beralih menatap kakak iparnya dengan tatapan tak bisa diartikan.
"Ya bosen aku, hidup kok cuma suruh mainan baut sama obeng. Suruh ngerasain getaran kesetrum, ya aku maunya getaran dag dig dug pas boncengin cewe lah." Sambungnya lagi dengan santai.
"Lah modus mu, ditembak cewe pas kuliah aja kamu tolak kok. Sok sok an nyari cewe dengan alesan ngojek." Lagi-lagi Mela mengungkit bagaimana Faiz yang selalu menghindari cewek yang berusaha mendekatinya.
"Udahlah Pak Buk, aku berangkat dulu." Faiz menyalami kedua orang tuanya dan kemudian kedua kakaknya sebelum pergi melalang buana bersama anggota helm ijo lainnya.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
"Umurnya anak bujang mu tu berapa sih Bu?" Tanya Pak Aji setelah Faiz sudah tak terlihat lagi.
"28 bulan depan kalo nggak salah, ya kan Mel?" Ucap Bu Leni yang malah bertanya kepada anak sulung nya.
"Lah ibu yang melahirkan kok nanya ke aku sih bu?" Bukannya menjawab Mela malah balik mengajukan pertanyaan kepada sang ibu.
"Iya pas tanggal 29 kalo nggak salah." Jawab Edo.
"Lah kok malah kamu hapal Do?" Heran Pak Aji, menantunya ini emang hebat bisa hafal dengan tanggal lahir adik iparnya.
"Kan aku petugas sensus tahun lalu Pak, ya tahulah. Tukang goreng pengkolan aja aku tau." Jelas Edo lengkap dengan cengirannya.
____
Ting!
"Orderan pagi semoga cewe seksi, Bismillah." Harapan Faiz setiap pagi saat mendapat notif orderan.
"Wehhh Komplek Vilatama Jl. Garuda nomor 2, oke siap meluncur." Gumam Faiz yang langsung melajukan motornya menuju lokasi dimana pelanggan pertamanya berada.
Namun saat dalam perjalanan tiba-tiba ponselnya bergetar didalam saku celananya. Mau tak mau dirinya harus menepikan motornya dan melihat siapa yang telah menganggu perjalan nya menjemput rezeki pagi hari.
"Oalah Saripudin ganggu aja." Gumam Faiz setelah melihat nama pemanggil dilayar ponsel nya.
"Halo Assalamu'alaikum dengan Faiz ganteng disini." Ucap Faiz setelah sambungan telepon terhubung.
"Waalaikumsalam. Dimana kamu Paiz? Tumben nggak ngopi dulu?" Tanya sesorang disebrang telpon.
"Langsung dapet orderan bro Ardi, rezeki anak Sholeh." Faiz membanggakan dirinya sendiri.
"Baru buka lapak langsung dapet aja lu." Ucap Ardi yang disebrang telpon.
"Iya dong, ya udah ya mau jemput calon istri." Cengegesan Faiz. Bukan hal baru jika Faiz akan menyebut setiap pengorder wanita muda adalah calon istrinya.
"Serah lu ah, aku sih doain nya kamu beneran ketemu calon istri." Kekeh Ardi disebrang sana.
"Aamiin, makasih bang, mikoooom." Sambungan Telepon terputus dan kemudian Faiz kembali melanjutkan aksinya menjemput calon istri khayalan Faiz.
Dengan begitu riang dan gembira Faiz mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Motor scoopy hitam kesayangannya itulah yang selalu menjadi teman setia dalam suka mau pun duka.
Menjadi saksi bagaimana Faiz menjalani hari-harinya dengan julukan Jomblo Ikan Asin. Ntah mengapa banyak gadis yang mengincarnya namun ditolaknya begitu saja dengan alasan nggak mampu ngidupin skincare para gadis itu.
Memang Faiz memiliki paras yang manis dengan kulit sawo matang serta kumis tipis yang menjadi nilai plus dalam penampilan fisiknya. Banyak yang menginginkan menjadi pacarnya walaupun status nya hanya tukang ojek online, namun Faiz masih betah menutup hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Joker vankile
aku merasa terpanggil... eh tapi aku anak mbarep.
2023-01-15
2
Julia 05
melok moco jomblo ikan asin,sedep kyk e😂
2022-12-26
1
Umi Nabila
koq baru baca langsung bikin perut sakit
2022-10-23
1