Perjalanan menuju kediaman ayah memerlukan waktu sekitar 16 menit.
Setelah 16 menit berkendara kami memasuki perumahan.Jika perumahan akrab dengan rumah mewah dan dipenuhi para orang kaya,maka disini tidak.Orang - orang dari kalangan bawah hingga atas berbaur menjadi satu.Perumahan yang hijau,layaknya pedesaan.Suasana disini masih sama persis dengan 6 tahun yang lalu.Anak - anak kecil yang dulu sering bermain denganku sekarang sudah tumbuh menjadi remaja.Aku merasa sedih melihat ini,karena setiap aku bermain dengan mereka dulu, pasti mendiang Paman Arja akan selalu menemaniku.Memang terkesan lebay,tapi bagaimana perasaan kalian ketika melihat orang yang sudah kalian anggap ayah sendiri.Meninggal tepat di depan mata kalian dan menyelematkan kalian dari bahaya yang akan menerjang.
Para warga mengalihkan pandangannya ke arah mobil yang ku tumpangi.Bisik - bisik mulai terdengar."Eeh,siapa tuh?,jangan bilang itu fans anaknya Pak Adipura yang ngaku - ngaku hamil," ucap seorang ibu - ibu.
Aku menghela napas mendengar ocehan mereka,"Sabar nona," ucap Paman An. Aku hanya mengangguk, sepanjang jalan menuju rumah,para ibu akan menggosipkan kami.Masa bodoh,aku tidak peduli.Setidaknya mereka tidak menggangguku.
Mobil kami sudah berhenti didepan rumah besar dan luas bercat putih.
Kediaman Adipura...
Para pengawal berlalu - lalang dalam halaman.Mereka yang melihat mobil kami berhenti spontan siap siaga,dengan pistol yang siap ditarik pelatuknya.
Aku keluar dari mobil dengan kacamata hitam yang bertengger dihidungku diikuti Paman An, Bibi Yun, dan Pengawal lain.Mereka terlihat bingung, "Siapa gadis ini?," pikir mereka.
Aku cukup kaget mendengar pikiran mereka,"Berapa banyak aku berubah, hingga tidak ada yang mengenaliku," batin ku merasa lucu.
"Ya Tuhan...bagaimana mereka bisa lupa dengan Nona Reyna?," batin Paman An.Kami berjalan menuju gerbang, penjaga gerbang dengan sigap membuka gerbang,karena mereka tau kedatanganku,lalu membungkuk hormat.
Aku hanya mengangguk, sedang pengawal yang memegang pistol langsung mengepung kami.Namun belum sampai itu terjadi,pengawal yang berjalan dibelakang langsung berdiri di samping kanan kiri ku untuk membelah jalan.
"Hei!!,apa yang kau lakukan?," tanya salah seorang pengawal memegang pistol. Mereka tidak menghiraukan pertanyaannya dan mengangkat tangan,menandakan untuk menurunkan senjata.
Kami berjalan menuju pintu utama rumah besar ini,"Pengawalannya semakin ketat saja!," gumam ku.
Aku megetuk pintu, lalu pintu di buka seorang pelayan yang cukup berumur,Bi Sukma, si kepala pelayan."Maaf anda tidak di izinkan masuk.Tuan muda Rion tidak mungkin melakukan hal yang aneh - aneh,sampai menghamili anak gadis orang," ucap Bi Sukma menyebut nama kakakku,Rion Adipura.Tanpa melihat ke arah Paman An dan Bibi Yun.
"Apakah aku terlihat seperti itu 'Bi Sukma'?," ucap ku menekankan namanya,lalu melipat tangan di depan dada."Jika jam segini,mereka pasti sedang bersantai di ruang keluarga," pikir ku.Suaraku yang sedikit keras membuat penghuni rumah keluar.
Terlihat 3 laki - laki berdiri dan berkacak pinggang."Siapa lagi kau?,aku belum pernah melihatmu.Jangan mengaku kalau kau ku hamili!," hardik kakakku,Rion.
"Cihh!,narsis sekali kau!," ucapku sedikit keras.Dan ayahku pun turun,dia nampak mengamati ku bersama ke dua teman kakakku,Nanda Haris dan Dewa Jaka.
Kak Nanda dan Kak Dewa saling memandang lalu berteriak,"Reyna!!,". Mereka ingin memelukku,namun tangan kanan ku sudah terangakat pertanda berhenti.Ayah,Kak Nanda, dan Kak Dewa bahagia,tapi tidak dengan Kak Rion.Wajahnya yang tadi sangar jadi panik bukan main.
Pengawal dan para pelayan menghampiri kami,seolah tak percaya dengan kedatanganku setelah 6 tahun lamanya,tinggal di negara orang.
Aku menatap Kak Rion, "Ayo!,kita battle matematika sekarang!," ajak ku."Duh mendadak banget lagi pulangnya," batin Kak Rion, apakah dia lupa,jika aku bisa membaca isi hati nya.
Sesuai perjanjian awal,sebelum menyelesaikan battle matematika, maka tidak ada yang boleh menyentuh atau memelukku.Konyol bukan?.
______
"Ternyata sudah disiapkan dari dulu," pikir ku,melihat map berdebu yang berisi soal matematika dari kelas 1 sampai kelas 12."Yang membuat soal tidak disini?," tanyaku."Tidak!.Baiklah,sebelum mulai berdo 'a terlebih dahulu dan waktu mengerjakan 45 menit.Khusus Reyna,pakai earphone ini!," ucap ayahku.
Para pengawal dan pelayan menjadi pengawas battle matematika kami,ayah menunjukkan sebuah ponsel yang akan memutar lagu di earphone yang ku pakai.
Rasanya kembali ke masa dulu,dimana aku dan kakak sering berlomba menyelesaikan soal matematika dari ayah.Jika begini kami seperti sedang UN.Kakakku tenang di awal,namun lama - lama dia jadi garuk - garuk kepala.Sebenarnya fokus ku terpecah pada lagu dan soal matematika.
45 menit kemudian.....
Battle matematika usai,jawaban kami masih di scan.
Banyak mata memandangku terutama 3 pria ini,mereka ingin memelukku.
Kurang dari 20 menit hasil battle matematika telah keluar. Aku masih mengenakan earphone. "Pemenangnya adalah.....," kata ayahku,beliau melirikku dan kakak.
"Reyna!!," kata ayahku,namun tidak kudengar.Bibi Yun menggoncang tubuhku,aku melepas earphone. "Bagaimana?," tanyaku.Tidak ada yang menjawab,namun Kak Rion berjalan mendekat.Lalu mengulurkan tangannya,"Selamat!," ucapnya.Aku membalas ulurannya.Dan tak disangka,Kak Rion menarikku ke pelukan nya.
"Kenapa kau lama sekali??,apa kau tidak rindu pada kami?," ucapnya terus memelukku dan menangis.Mereka juga ikut memelukku.
"Lepaskanlah,aku tidak bisa bernapas!," ucapku.Mereka melepas pelukan."Aku juga merindukan kalian," ucapku.
"Saya sudah menata baju nona!," ucap Bibi Yun dan memberikan 3 koper lagi."Terima kasih,paman dan bibi istirahatlah," ucapku menerima 3 koper itu.Paman An, Bibi Yun, dan pengawalku pamit istirahat.
"Untuk kalian buka koper yang ini masing - masing 1!," ucapku pada pelayan dan pengawal.Lalu datanglah pengawal lain membawa 1 box dan 9 paperbag.
"Untuk kalian,sudah ada namanya,ini untuk yang lain," ucapku.Karena ke 3 kakakku ini orang yang kepo,mereka membuka 1 koper yang tersisa dan box itu.
"Wahhhh!!," teriak mereka, mereka melihat ke arah ku.Lalu mengangkat benda yang ada di dalam box.
"Dek piala,trophi,sertifikatmu banyak banget," ucap Kak Dewa. Mereka mengeluarkan semua piala,trophi, dan sertifikat yang ku dapat dari kelas 7 sampai lulus kuliah ini.
"Wahh dek,sepertinya kau punya banyak julukan ya di SNU,ku dengar kau punya 2 julukan," ucap Kak Nanda.
Aku menatap sebentar, "Ya begitu lah," jawabku.
"Ahh aku tau,kata Paman An julukanmu itu 'Princess Hip hop dan Princess Ice ya?," kata Kak Rion. "Hmm," jawabku berdehem.Mereka membuka koperku yang berisi koleksi pedang dan belati.
"Bukankah tidak boleh bawa senjata tajam dalam pesawat?," kata Kak Nanda. "Paman An punya segudang cara mengatasi masalah ini kak," jawabku bermin ponsel.
Kami berbincang - bincang melepas rindu,"Rey,ada apa?," tanya ayah."Aku tidak apa - apa ayah,hanya lelah," ucapku berbohong.Ayah menatap penuh selidik.
"Istirahat lah," ucap ayah,aku mengangguk dan menuju kamar.
Aku berjalan sambil mengamati foto, kebanyakan foto itu adalah foto ku. Foto saat manggung di cafe,lomba olimpiade,lomba dance,menyanyi,latihan bela diri,bermain musik dan saat aku mengangkat piala kemenangan.Semuanya terabadikan.
"Mereka benar - benar mengabadikan semua momen itu,bahkan kelas,waktu dan tanggalnya saja tertulis jelas.Aku saja yang menjalaninya lupa," gumamku.
'Ceklek'
Aku membuka pintu kamar,kamar yang kutinggalkan selama 6 tahun.Seperti perumahan ini,keadaan kamarku tidak berubah.
Aku menelusuri kamar ini,banyak tumpukan buku yang di urutkan dari warna.Kamarku berwarna dasar puti abu - abu,dengan vournicher senada.
Namun langkahku terhenti ketika aku menatap suatu benda.Tak terasa air mata ini menetes,aku kembali bersedih."Ini adalah boneka hadiah ulang tahun,dari Paman Arjasa," gumamku.Lalu aku tersenyum miris,"Andai saja waktu itu tidak ada bazar makanan,mungkin paman masih bisa menemaniku,"
•••••••••
Thank you.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Amelia Mahendra above
authornya kurang teliti...td dr soul k indo katanya 4 jam.kok 11-13..hrsnya smp 15.00.terus katanya sekolahnya dr kls 7...kalo d itung smp 6th apa gak smp sma aja.belum sempat kuliah..kalaupun ada hal" ya hrus d jelaskan.
2020-12-20
0