Reyna POV.
Let me introduce my self,my name is Reyna Adipura. Gadis remaja yang baru menyandang status S3 Management Bussiness dan gelar Cumlaude di Seoul National University.
Aku merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Dari pasangan suami istri Aryo Adipura dan mendiang Kemala Adipura (Kemala Jung).Ibuku sudah meninggal setelah beberapa menit berjuang melahirkan ku.Walaupun keadaanku masih berlumuran darah dia kukuh ingin memelukku.Dan pelukan itu merupakan pelukan pertama dan terakhir dari mendiang ibuku.
Aku merupakan anak keturunan Jawa - Korea. Ayahku dari Jawa dan mendiang ibuku dari Korea Selatan. Aku dan kakakku memiliki kondisi fisik yang sama dengan mendiang ibuku.Kulit putih sedikit pucat,kebanyakan orang bilang kami seperti mayat hidup.Tapi mau bagaimana lagi?,memang kenyataan nya jika kami seperti mayat hidup.
Sekarang disinilah aku,di Negara Korea Selatan.Menimba ilmu untuk membantu ayah menjalankan perusahaannya,Adipura Corp,bersama dengan kakak laki - laki ku.Perusahaan besar yang bergerak hampir di seluruh bidang,walau terpisah jarak.Tapi tidak membuat keinginanku bergerak di balik layar menyusut.Selama ini aku lah orang dalam yang bergerak di balik layar,mencari para koruptor - koruptor dalam perusahaan ayahku.
Hari ini aku akan langsung pulang ke Indonesia tanpa sepengetahuan ayah setelah acara wisuda.Aku Paman An dan Bibi Yun satu mobil sedang ke 5 pengawal terpecah menjaga dari belakang dan depan.
Aku terus menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.Sesekali Paman An dan Bibi Yun melirikku dari kaca.Suasana canggung terus bergejolak di perjalanan pulang kami.
"Aduh kok suasana nya kaku banget ya.," pikir Bibi Yun.Aku yang mendengar isi pikiran Bibi Yun hanya bisa menggeleng.Ada 3 hal yang perlu kalian tau,aku bisa membaca pikiran dan hati orang lain,tanpa memiliki batas jarak tertentu.Aku bisa membaca pikiran dan hati orang lain,jika orang tersebut masih satu ruangan atau lingkungan denganku.Dan jika jarak orang itu beratus - ratus meter denganku,aku akan tetap bisa membaca pikiran dan hati orang itu asal orang itu masih terlihat dalam pandanganku.Ringkasnya selama orang itu masih didekat dan masuk dalam penglihatanku setiap isi pikiran dan hati mereka akan terdengar jelas ditelingaku.
Kemampuanku ini terkadang menguntungkan dan terkadang merugikan ku.Seperti simbiosis mutualisme dan simbiosis parasitisme.
Kemampuanku ibarat pepatah "Jauh dimata,dekat dihati,".Dan yang tau kemampuan ku ini hanya keluarga inti dan orang - orang tertentu,kecuali para pengawal dan pelayan yang ada dirumah ayahku,termasuk Paman An dan Bibi Yun dan adik angkat ayahku.Dan kemampuanku yang terakhir adalah.................
Aku bisa berkomunikasi,berteman,dan memanggil hewan.Dan anehnya para hewan itu mengerti apa yang aku katakan dan ku perintahkan.Selain manusia hewan juga merupakan temanku,terutama burung Elang kesayanganku.Kemana pun aku pergi dia pasti akan mengikuti,tapi aku tidak mendengar suaranya.Mungkin mereka bersama dengan pengawal di salah satu mobil.
"Apa nona yakin langsung ke bandara,tidak ingin besok atau nanti?," tanya Paman An melirikku dari kaca."Yakin," jawab ku singkat.
"Nona,nona.Nona sudah banyak berubah.Dulu Nona Rey yang ku kenal tidak seprti ini,dia ceria dan manis walau pendiam.Sekarang,dia kaku dan dingin," batin Paman An.
Aku hanya terdiam membaca isi hatinya,tapi kalau boleh dikata memang aku dulu orang yang ceria dan manis meski pendiam.Tapi karena kematian teman dan seseorang yang paling ku sayang setelah ayah dan kakakku,membuat hatiku dirundung rasa bersalah dan sedih yang amat kuat.Yang mengubah diriku menjadi sosok yang tengil dan dingin.Kematian mereka penyebabnya karena dendam adik angkat ayahku,si brengsek Yugha Diar.
Sudahlah jangan terus bersedih,mendiang kedua orang tersebut menasihatiku agar jadi orang yang penuh dengan semangat dan tekad yang kuat.
Bandar Udara International Incheon.
Sekarang kami sudah sampai di bandara Incheon.Kami masih menunggu jam penerbangan,karena kami terlalu awal datang.
Jika boleh jujur,aku tidak suka bandara,rumah sakit,dan tempat ramai yang lainnya.Karena isi pikiran dan hati mereka akan langsung terdengar ditelingaku,kadang aku bisa frustasi sendiri mendengar nya.Aku memutuskan memakai earphone ku.
Setelah puluhan menit menunggu,akhirnya pesawat kami mengudara,perjalan dari Korea Selatan ke Indonesia membutuhkan waktu tempuh sekitar 4 jam.Jika saat ini di Seoul pukul 11.00 siang maka kami akan tiba di Indonesia pukul 13.00 siang WIB.Bibi Yun duduk disampingku,dia terus menatap ku tanpa berpikir ataupun membatin,dan tentunya membuatku bingung.
"Apakah bibi ingin mengatakan sesuatu?," tanyaku menatap Bibi Yun. Bibi Yun gelagapan,"Tidak,tidak ada.Bibi hanya tidak menyangka,bibi merasa baru kemarin bibi membantu Nona Rey berjalan,tapi hari ini bibi menemani Nona Rey berdiri diatas panggung menerima status S3 Management Bussiness," ucap Bibi Yun,manik matanya menyorotkan rasa bangga dan bahagia.Aku hanya bisa tersenyum kecil.
4 jam kemudian...
Bandara Halim Perdanakusuma,Jakarta,Indonesia.
Pesawat telah mendarat apik di landasan pacu.Para penumpang berhamburan keluar,seperti nya mereka telah dijemput keluarga.Sedang aku, Paman An, Bibi Yun, dan ke lima pengawal di jemput oleh anggota mata - mata ayah.
"Paman yakin semua aman?," tanya ku pada Paman An. "Sudah Nona Rey, paman sudah mengkoordinasi para mata - mata ayah nona untuk tidak melapor kepulangan nona.Paman juga sudah menyisir jalanan sekitar menuju perumahan.Tidak ada yang mencurigakan!," ucap Paman An. Aku hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil.
"Nona kita mau pulang dulu atau ke makam nyonya?," tanya si supir padaku."Kita ke pemakaman ibu!," ucapku.Sebelum ke pemakaman ibu,aku sempat membeli bunga mawar putih kesukaan mendiang ibuku dan bunga tulip untuk orang yang kusayangi tadi.
Pemakaman...
Sekarang kami telah sampai.Pemakaman ibuku bertempat di lahan khusus anggota Keluarga Adipura, di mana setiap anggota keluarga, pelayan ataupun pengawal meninggal disinilah mereka akan dimakamkan tanpa dibedakan status nya.Pemakaman ini berada di dekat pemakaman umum.
Aku berjalan menuju nisan mendiang ibuku dan orang yang sangat berjasa dalam hidupku,dia adalah Paman Arjasa.Pengawal pertamaku sedari kecil bersama Bibi Yun sebagai rekannya,sebelum digantikan oleh Paman An. Dia adalah sosok ayah ke dua dan ibu bagiku,walau sudah ada Bibi Yun.
Aku duduk bersimpuh meletakkan seikat mawar bodas dan tulip."Paman,ibu aku datang.Bagaimana kabar kalian di sana?," ucapku sedih."Aku disini baik - baik saja,dan paman tau.Aku sudah memenuhi janjiku pada paman,aku harap Paman Arja senang," ucapku lagi.
Lalu samar - samar aku mencium 2 bau wewangian yang akrab di hidungku,bau lavender dan bau segar mint.Itu adalah bau parfum mendiang ibu ku dan Paman Arja. Jika sudah begini artinya mereka membalas sapaanku dan berada di sekitarku.
Aku tersenyum sedih,"Kalian menyapaku ternyata,sudah lama ya aku tidak berkunjung.Kira - kira hampir ada 6 tahun lamanya.Aku meminta maaf karena sudah lama tidak mengunjungi kalian.....," ucapku.
Aku berbincang sendirian,orang akan mengira aku gila.Tapi masa bodoh,ini hidupku bukan hidup mereka.
"Sepertinya Nona Rey benar - benar melepas rindu dengan nyonya dan Arjasa," ucap Paman An. "Iya,sepanjang perjalanan nona hanya diam," jawab Bibi Yun.
"Oh ya,An.Kau sudah menyuruh orang untuk membantu Nona Lee Eun mengurus restoran Nona Rey di Gwanak kan?," tanya Bibi Yun, aku hanya mendengar samar perbincangan mereka."Sudah,aku bangga pada Nona Rey. Di usianya yang baru menginjak 14 tahun dulu sudah mendirikan resto sendiri tanpa bantuan tuan besar," ucap Paman An memuji diriku.
Para pengawal dan Bibi Yun mengangguk setuju.
20 menit berlalu,benar - benar tak terasa.Kami pun pulang ke kediaman ayah."Kak aku pulang,kau harus siap - siap.Kita akan segera bertemu," batin ku.
Aku tersenyum kecil mengingat tantangan battle dari ayah untukku dan kakak ku.
•••••••
Thank you.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bundy Aza
duh ceritanya gak. mudeng
2020-12-22
0