Empat ~ Cantik Dan Garang

Al Fath berdehem, tatapannya itu tajam bak elang ke arah para bawahannya, "selesai." Ia langsung pergi begitu saja tanpa mau melihat keriuhan dan kejutan macam ini---yang sebenarnya sudah biasa ia dapatkan, terutama dari keluarganya. Bersama dengan para ajudan, dan dua orang pejabat lainnya ia meninggalkan tempat.

Sementara di luar dugaan, Bu Faranisa justru menjempoli ke arah om Zaid, "seru. Musiknya enak...saya suka."

Irianto memijat kepalanya yang tiba-tiba berdenyut hampir pecah, kenapa harus shock therapy vibes yang ia dapatkan, acap kali nama putri bungsunya disebutkan.

Cikal sudah mencari keberadaan putri sahabatnya itu dengan langkah cepatnya.

"Gala?"

"Congrattssss! Om Cikalku!" tawanya berseru dan melompat ke dalam pelukan Cikal yang juga menyambutnya, sementara musik masih mengalun dari speaker bersama para prajurit muda yang masih berdendang dan sibuk sendiri disana itu.

Tak lama memang, mereka saling menumpahkan rasa rindu, sebab kini di balik tubuh Cikal, seseorang yang pahatan wajahnya ia adaptasi itu hadir, berdiri tegap dengan wajah tegas tak mudah ditebak.

"Bicara dengan papamu, La." Bisik Cikal.

Keriuhan, euforia bahagia, haru dan hari cerah mendadak mendung tak memiliki sinar sedikit pun.

Baik raut wajah Gala, maupun Irianto sang papa kini sama-sama melemparkan tatapan dinginnya.

"Ngga usah kamu so-so musuh gitu. Gala anakmu, Ri...jangan munafik, kamu sangat rindu Gala, bujuk biar balik." Zaid menepuk-nepuk pundak Irianto temannya, sementara Cikal sudah mematikan musik. Mengambil komando kembali dan membubarkan keriuhan untuk kemudian menyuruh mereka lari ke puslatpur demi melempar satu persatu perwira yang naik pangkat ke arah kolam makko, memberikan ruang dan tempat untuk sepasang anak dan ayah itu.

Namun sebelum benar-benar pergi, Russel sempat melihat ke arah Irianto dan Gala, seorang perempuan yang baru saja membuat kegaduhan acara mereka.

Gadis dengan wajah tegas nan raut dinginnya itu cukup menunjukan gestur tak tergoyahkan di depan lelaki yang menjadi atasannya itu, meski tak pula bisa menyembunyikan irisan manisnya. Namun cukup sampai disana saja kesan tentang gadis yang memiliki mata indah itu, sebab ia sudah digiring bersama yang lain meninggalkan lapangan.

Begitupun Gala dan Irianto, menahan kuat-kuat desakan setiap kalimat yang siap meluncur dari pangkal lidahnya saat para perwira itu melewati mereka, Gala sempat melihat beberapanya melintas namun ia tak begitu peduli dengan itu lebih memilih kembali merapikan peralatan musiknya.

Lipatan kabel, laptop dan dj box yang sempat ia pakai, kini ia masukan kembali ke dalam koper, sambil mendorong meja kembali ke dalam bersama speaker.

Tangan kekar itu sempat membantu sang putri namun kemudian, ketika semuanya sudah selesai, langkah terayun Gala tertahan oleh ucapan dingin papa.

Ia menghela nafasnya, "2 tahun pergi dari rumah, kamu kembali dengan sikap yang----- " kini raihan tangan papa Irianto menjegal lengan dan menaikan lengan kemeja kotak-kotak yang terlipat 10 cm dari pergelangan tangannya.

Merujuk pada tinta hitam permanen yang terlukis di lengan Gala, matanya memicing sejak tadi pada sang putri.

"Tatoo?" tuduhnya dengan mata tajam, seketika tuduhan keras itu memaksa Gala menepis tangan papa, ia tak menampik bukti atau mengelak dengan alasan yang dibuat-buat. Ia terlahir bukan sebagai pembohong.

"Gala pulang untuk ketemu mama yang katanya sakit, bukan buat papa."

Ia mendengus dan tentunya dengan nada sumbang penuh mencibir, "bagus. Masih ingat ibu rupanya, ini nona?!"

Gala segera menggusur kopernya dari sana diiringi cercaan papa Irianto, ngga usah mulai...ia menggumam, benar-benar pelan sekali terkesan macam kumur-kumur.

Dan tebak, perseteruan ini tak menghasilkan titik temu apapun hingga Gala memutuskan untuk pulang ke rumah dinas dan papa kembali pada aktivitas sesuai agenda hari ini, termasuk meminta maaf pada atasan serta siap menerima segala konsekuensi atas perbuatan Gala hari ini.

Mama Hanin langsung menghambur memeluk Gala, ketika netranya menangkap sosok putri bungsunya berada di ambang pintu. Ia yang tengah menyiangi kacang hijau, sempat terpaku dengan mata yang lambat laun menunjukan kilauan berkaca-kaca.

"Lala..."

"Ma, aku pulang." Senyumnya tersungging getir, ada rasa semacam bersalah menyeruk, bergetar dan sejenak ruang hatinya yang kosong tadi disesaki oleh perasaan haru bercampur sesal, memberikan pukulan di sarafff mata untuk sesegera mungkin menumpahkan air mata.

Tak sampai berlinang apalagi bikin banjir markas Ciparu, ia segera menekan kedua ekor mata di balik pelukan mama.

Masih dimanjakan oleh masakan mama yang membuat rasa rindu semakin berlomba berebut pelukan, lambat laun hangat di wajahnya dapat mencairkan suasana.

"Makan yang banyak, La." lalu tatap mata mama jatuh ke arah lengan Gala, namun sepertinya mama tau waktu untuk tidak membahasnya sekarang.

"Dari Kota Karang jam berapa? Kenapa ngga bilang, tau begitu biar mama minta papa nyuruh bawahan buat jemput kamu di bandara." tanya mama seolah tak kehabisan stok makanan untuk menyambutnya sebab kini ia membawa cemilan, padahal Gala belum menghabiskan makanan di piringnya. Bahkan mama sendiri sepertinya baru saja pulang mengajar, sebab pakaian korpri masih melekat di badannya.

"Jam 9, ma. Kak Ayunda ngga pulang kesini?"

Mama menggeleng, "kayanya langsung ketemu bang Aziz." kunyahan Gala langsung terhenti sejenak, pandangannya lurus namun mendadak kosong, seperti langsung ditarik lenyap dari sana.

"La." Ada raut bahagia yang terselip diantara garis wajah mama yang duduk di sampingnya, "sepertinya rencana papa dan om Zaid mencomblangkan kakakmu dan Aziz sukses. Kakakmu dan Aziz sama-sama tertarik. Masih ingat kan Aziz? Putra om Syahril? Yang dulu sering kamu gelendotin dari unit infanteri xx itu?"

Tentu, tentu Gala sangat hafal bahkan pelukannya pun, masih ia ingat bagaimana rasa hangatnya. Janji itu....badji ngan.

Gala memaksa senyumnya, "ingat, ma. Oh, syukur." Ia meraih gelas berisi air minum dan meneguknya kesulitan.

"Puding santan gula aren...mama buat ini tadi sebelum ke sekolah. Sudah dingin, lebih enak." Kini piring kecil berisi sepotong puding buatan mama itu di dorong ke arah Gala.

"Gala pasang tatoo?" kini mama bertanya dengan raut wajah hati-hati dan tersenyum melihat ke arah lengannya, lebih tepatnya ke arah bagian yang ia pasangi tatoo yang refleks membuatnya ikut mendaratkan pandangan ke arah yang sama seraya menggerakan tangan agar keduanya bisa lebih jelas, namun Gala masih bisa melihat rasa getir, sedikit terkejut atau mungkin kecewa kah, itu? Di wajah mama.

"Iya. Maaf kalo mama ngga suka, atau kecewa nanti biar Gala ha---"

"Oh engga." Geleng mama cepat, ia meraih tangan yang sejak tadi menjadi perhatiannya dan sempat ingin disembunyikan Gala dalam lipatan kemejanya, tangannya bergerak mengusap sambil memperhatikan wajah Gala dengan penuh kelembutan.

"Kalo Lala suka. You can do it. Mama akan dukung." ia tersenyum membaca tulisan, "Jeng--Gala...Virgo?"

Gala mendengkus tertawa renyah, "iya."

"Aku bikin disini juga, ma." tunjuk Gala sedikit menarik kerah kemeja dan menunjukan tulisan Jenggala yang berada di dekat tulang selang ka meski tak sebesar di lengan.

Mama nampak mengerjap dan menarik nafas singkat, menghentikan keterkejutan lainnya, namun ia segera melebarkan kembali senyumnya, "cantik."

Ia menjeda tatapan seolah sedang menyelami dan merebut hati putri bungsunya yang terasa jauh sekarang, "garang." Lalu keduanya tertawa bersama.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

momomo neno

momomo neno

aku tebak aja gala ini ada rasa atau pernah ada something sm Aziz, tp papa Irianto malah comblangin Aziz sama Ayunda, ntah di sengaja atau tidak..tp kayanya itu yg bikin hubungan papa Irianto dan gala jadi dingin...hmm bener ga ya tebakan aku ini😄

2025-10-01

10

Salim S

Salim S

waah calon nya russel agak "nakal "...yah 11-12 sama russel jaman SMA 🤭🤭🤭, kayaknya s aziz aziz ini pernah bikin janji mungkin sama gala sebelum gala pergi dari rumah...tenang nona manise akan ada pengganti s aziz yg lebih waw menunggumu 🤭🤭🤭bu faaar kangen banget sama ibu jendral satu ini...pasti bakalan cocok sama gala yg sepertinya punya jiwa pemberontak dalam tanda kutip ya teh...

2025-10-01

2

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

tuh
makanya mama nya gala berjodoh sama papa nya gala.
yg satunya sifatnya agak kaku yg satu wataknya lembut.
gimana gak gala lebih sayang ke mama daripada papa nya.
wong papa nya gala kayak berperang sama diri sendiri tiap ketemu gala.

semoga aja kedepan nya mama bisa menjembatani perasaan gala sama pap Irianto sampai rukun lagi

2025-10-01

2

lihat semua
Episodes
1 Satu ~ To much different
2 Dua~ Enjoy your flight
3 Tiga~ Mar Be Kastau Kalo Ini Nona Manis Pu Nama
4 Empat ~ Cantik Dan Garang
5 Lima~ Si pemilik senyum tengil
6 Enam~ Mata indah namun judes
7 Tujuh ~ Dunia dan seisi dosanya
8 Delapan ~ Misi di luar dinas
9 Sembilan ~ Benar, dia.
10 Sepuluh ~ Mengejar Jenggala
11 Sebelas ~ Perwira vs DJ
12 Dua belas ~ Dibayar 10 X lipat
13 Tiga belas ~ Mission complete
14 Empat belas ~ Pesawat angkut K3, terbang bersamamu
15 Lima belas~ Luka yang ia dekap sendiri
16 Enam belas ~ Lagi-lagi tak bisa menolak
17 Tujuh belas~ Kabar berita
18 Delapan belas ~ Diantara kita "t'lah usai"
19 Sembilan belas ~ Menohok
20 Dua puluh ~ Hidup memang lucu
21 Dua puluh satu~ Mancing mania strike!
22 Dua puluh dua ~ Di ujung kebimbangan
23 Dua puluh tiga~ Sulit mengakhiri
24 Dua puluh empat ~ Ingatan tentang Gala
25 Dua puluh lima~ Kawasan Klan Ananta
26 Dua puluh enam~ Pengetahuan adalah ummah
27 Dua puluh tujuh ~ Rebutan
28 Dua puluh delapan ~ Do'a yang disemogakan Gala
29 Dua puluh sembilan ~ Merah putih di dada
30 Tiga puluh ~ Terjangan badai
31 Tiga puluh satu ~ Es krim rasa pahit, getir dan pedih
32 Tiga puluh dua ~ Mengawasimu dari jauh
33 Tiga puluh tiga ~ Cinta yang besar
34 Tiga puluh empat~ Sales terlope
35 Tiga puluh lima ~ Get well soon Gala
36 Tiga puluh enam~ Seasik Gala dan Russel
37 Tiga puluh tujuh ~ Nona manis Gaga e
38 Tiga puluh delapan~ Kurir cinta
39 Tiga puluh sembilan ~ Makan siang
40 Empat puluh ~ Ya, dia melihatnya
41 Empat puluh satu ~ One stop night
42 Empat puluh dua ~ Ijin mendekati, ndan!
43 Empat puluh tiga~ Ngga pake nawar
44 Empat puluh empat ~ Terungkap
45 Empat puluh lima ~ Tentara untuk negri dan kemanusiaan
46 Empat puluh enam~ Bincang santai
47 Empat puluh tujuh ~ Ade nona tambah manis
48 Empat puluh delapan ~ This is DJ Jenggala, let's dance together
49 Empat puluh sembilan~ Pengawal
50 Lima puluh ~ Gara-gara 'menjelajahi'
51 Lima puluh satu ~ Gas bro gas
52 Lima puluh dua ~ Rindu?
53 Lima puluh empat ~ Karya anak bangsa
54 Lima puluh empat ~ Mencintai negri dengan caranya
55 Lima puluh lima ~ Ayok kita sirami!
56 Lima puluh enam ~ Cinta tak lekang oleh waktu
57 Lima puluh tujuh ~ Perwira usil
58 Lima puluh delapan ~ Pernyataan serupa pengakuan
59 Lima puluh sembilan ~ Janji yang terlupakan
60 Enam puluh ~ Iya, aku oke.
61 Enam puluh satu~ Anak emas
62 Enam puluh dua ~ Beta pu calon suami
63 Enam puluh tiga~ Carlos
64 Enam puluh empat~ Kok jadi inget Kalingga?
65 Enam puluh lima~ Gara-gara panggilan
66 Enam puluh enam ~ Syok
67 Enam puluh Tujuh~ Ditodong lamaran
68 Enam puluh delapan ~ Bukan lamaran tapi sidak
69 Enam puluh sembilan ~ Kawin lari
70 Tujuh puluh ~ menghapus rasa sakit
71 Tujuh puluh satu ~ sekotak coklat dan salad buah
72 Tujuh puluh dua ~ Bumbu pedas
73 Tujuh puluh tiga ~ Sama-sama keras
74 Tujuh puluh empat~ Musuh lama
75 Tujuh puluh lima~ Do'akan aku
76 Tujuh puluh enam ~ pergolakan batin
77 Tujuh puluh tujuh ~ Alpha tim
78 Tujuh puluh delapan~ mereka yang terlatih
79 Tujuh puluh sembilan ~ Mereka atau kami
80 Delapan puluh ~ Lebih baik pulang nama daripada gagal dalam bertugas
81 Delapan puluh satu~ Last shock!
82 Delapan puluh dua~ Firasat baik, adalah do'a yang baik
83 Delapan puluh tiga~ Tempaan hidup
84 Delapan puluh empat ~ Tetap setia
85 Delapan puluh lima ~ Minta cium
86 Delapan puluh enam~ Ditinggal tidur
87 Delapan puluh tujuh~ Abang Ucel
88 Delapan puluh delapan ~ Pintar cari alasan
89 Delapan puluh sembilan ~ Hingar bingar
90 Sembilan puluh ~ Sial dan cinta satu malam
91 Sembilan puluh satu ~ Saksi mata
92 Sembilan puluh dua~ Rumah sinetron
93 Sembilan puluh tiga~ Orang sekampung
94 Sembilan puluh empat ~ simulasi rumah tangga
95 Sembilan puluh lima~ sumpah setia
96 Sembilan puluh enam~ Candu
97 Sembilan puluh tujuh ~ peluru rasa
98 Sembilan puluh delapan~ Aku disini
99 Sembilan puluh sembilan ~ membawa warisan abba
100 Seratus ~ Persiapan nobar
101 Seratus satu ~ 12 anak lebih baik
102 Seratus dua ~ Ryu sin ting
103 Seratus tiga ~ Obrolan santai
104 Seratus empat~ Adaptasi
105 Seratus lima~ Salam Alaikum...
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Satu ~ To much different
2
Dua~ Enjoy your flight
3
Tiga~ Mar Be Kastau Kalo Ini Nona Manis Pu Nama
4
Empat ~ Cantik Dan Garang
5
Lima~ Si pemilik senyum tengil
6
Enam~ Mata indah namun judes
7
Tujuh ~ Dunia dan seisi dosanya
8
Delapan ~ Misi di luar dinas
9
Sembilan ~ Benar, dia.
10
Sepuluh ~ Mengejar Jenggala
11
Sebelas ~ Perwira vs DJ
12
Dua belas ~ Dibayar 10 X lipat
13
Tiga belas ~ Mission complete
14
Empat belas ~ Pesawat angkut K3, terbang bersamamu
15
Lima belas~ Luka yang ia dekap sendiri
16
Enam belas ~ Lagi-lagi tak bisa menolak
17
Tujuh belas~ Kabar berita
18
Delapan belas ~ Diantara kita "t'lah usai"
19
Sembilan belas ~ Menohok
20
Dua puluh ~ Hidup memang lucu
21
Dua puluh satu~ Mancing mania strike!
22
Dua puluh dua ~ Di ujung kebimbangan
23
Dua puluh tiga~ Sulit mengakhiri
24
Dua puluh empat ~ Ingatan tentang Gala
25
Dua puluh lima~ Kawasan Klan Ananta
26
Dua puluh enam~ Pengetahuan adalah ummah
27
Dua puluh tujuh ~ Rebutan
28
Dua puluh delapan ~ Do'a yang disemogakan Gala
29
Dua puluh sembilan ~ Merah putih di dada
30
Tiga puluh ~ Terjangan badai
31
Tiga puluh satu ~ Es krim rasa pahit, getir dan pedih
32
Tiga puluh dua ~ Mengawasimu dari jauh
33
Tiga puluh tiga ~ Cinta yang besar
34
Tiga puluh empat~ Sales terlope
35
Tiga puluh lima ~ Get well soon Gala
36
Tiga puluh enam~ Seasik Gala dan Russel
37
Tiga puluh tujuh ~ Nona manis Gaga e
38
Tiga puluh delapan~ Kurir cinta
39
Tiga puluh sembilan ~ Makan siang
40
Empat puluh ~ Ya, dia melihatnya
41
Empat puluh satu ~ One stop night
42
Empat puluh dua ~ Ijin mendekati, ndan!
43
Empat puluh tiga~ Ngga pake nawar
44
Empat puluh empat ~ Terungkap
45
Empat puluh lima ~ Tentara untuk negri dan kemanusiaan
46
Empat puluh enam~ Bincang santai
47
Empat puluh tujuh ~ Ade nona tambah manis
48
Empat puluh delapan ~ This is DJ Jenggala, let's dance together
49
Empat puluh sembilan~ Pengawal
50
Lima puluh ~ Gara-gara 'menjelajahi'
51
Lima puluh satu ~ Gas bro gas
52
Lima puluh dua ~ Rindu?
53
Lima puluh empat ~ Karya anak bangsa
54
Lima puluh empat ~ Mencintai negri dengan caranya
55
Lima puluh lima ~ Ayok kita sirami!
56
Lima puluh enam ~ Cinta tak lekang oleh waktu
57
Lima puluh tujuh ~ Perwira usil
58
Lima puluh delapan ~ Pernyataan serupa pengakuan
59
Lima puluh sembilan ~ Janji yang terlupakan
60
Enam puluh ~ Iya, aku oke.
61
Enam puluh satu~ Anak emas
62
Enam puluh dua ~ Beta pu calon suami
63
Enam puluh tiga~ Carlos
64
Enam puluh empat~ Kok jadi inget Kalingga?
65
Enam puluh lima~ Gara-gara panggilan
66
Enam puluh enam ~ Syok
67
Enam puluh Tujuh~ Ditodong lamaran
68
Enam puluh delapan ~ Bukan lamaran tapi sidak
69
Enam puluh sembilan ~ Kawin lari
70
Tujuh puluh ~ menghapus rasa sakit
71
Tujuh puluh satu ~ sekotak coklat dan salad buah
72
Tujuh puluh dua ~ Bumbu pedas
73
Tujuh puluh tiga ~ Sama-sama keras
74
Tujuh puluh empat~ Musuh lama
75
Tujuh puluh lima~ Do'akan aku
76
Tujuh puluh enam ~ pergolakan batin
77
Tujuh puluh tujuh ~ Alpha tim
78
Tujuh puluh delapan~ mereka yang terlatih
79
Tujuh puluh sembilan ~ Mereka atau kami
80
Delapan puluh ~ Lebih baik pulang nama daripada gagal dalam bertugas
81
Delapan puluh satu~ Last shock!
82
Delapan puluh dua~ Firasat baik, adalah do'a yang baik
83
Delapan puluh tiga~ Tempaan hidup
84
Delapan puluh empat ~ Tetap setia
85
Delapan puluh lima ~ Minta cium
86
Delapan puluh enam~ Ditinggal tidur
87
Delapan puluh tujuh~ Abang Ucel
88
Delapan puluh delapan ~ Pintar cari alasan
89
Delapan puluh sembilan ~ Hingar bingar
90
Sembilan puluh ~ Sial dan cinta satu malam
91
Sembilan puluh satu ~ Saksi mata
92
Sembilan puluh dua~ Rumah sinetron
93
Sembilan puluh tiga~ Orang sekampung
94
Sembilan puluh empat ~ simulasi rumah tangga
95
Sembilan puluh lima~ sumpah setia
96
Sembilan puluh enam~ Candu
97
Sembilan puluh tujuh ~ peluru rasa
98
Sembilan puluh delapan~ Aku disini
99
Sembilan puluh sembilan ~ membawa warisan abba
100
Seratus ~ Persiapan nobar
101
Seratus satu ~ 12 anak lebih baik
102
Seratus dua ~ Ryu sin ting
103
Seratus tiga ~ Obrolan santai
104
Seratus empat~ Adaptasi
105
Seratus lima~ Salam Alaikum...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!