Tiga~ Mar Be Kastau Kalo Ini Nona Manis Pu Nama

Sekitar 4 jam ia melakukan penerbangan, akhirnya mata indah yang mengerjap setelah sempat tertidur itu kini menatap ke arah jendela pesawat yang sengaja tak ia tutup dengan gordennya.

Ia begitu yakin saat melihat gedung-gedung pencakar langit berderet begitu rapat, ia begitu yakin saat melihat bangunan-bangunan yang menghampar berantakan dan sibuk---jika sekarang, dirinya tengah mengudara di atas langit ibukota, bukan lagi berada di Kota Karang.

Oke, ia hampir lupa jalanannya. Untung saja sekarang ini sudah jamannya online. Ia hanya tinggal pesan saja dan seseorang dengan mobilnya akan mengantarkannya ke kandang macan!

"Kak Gala?" seorang dengan kaos santai menunjuk Gala di depan terminal kedatangan. Semacam gestur memastikan.

"Oh iya. Pak Agus ya?" senyumnya terurai.

Ia menggusur koper dibantu oleh pak Agus yang memasukannya ke dalam bagasi mobil.

**

Beberapa kali laju mobil yang ditumpangi harus terhenti sebab kemacetan dan banyaknya lampu merah.

"Ibukota emang macet mbanget e kak." Gala langsung mengalihkan bola matanya ke arah rear vision, dimana kini ia tengah bertegur tatap dengan supir bernama pak Agus ini.

Sebenarnya si supir ragu mengajak Gala untuk mengobrol, sebab gadis ini terlihat anteng saja waktunya terbuang-buang begini, tak seperti kebanyakan penumpangnya yang mudah merasa jengkel. Namun demi kenyamanan dan keamanan akunnya, ia akhirnya bersuara biar ngga dikasih ulasan buruk, setidaknya alasan Gala ngasih bintang 5 itu, karena keramahannya.

Bahkan kini pak Agus merasa bersalah telah mengganggu kekhusyuan Gala yang tengah memperhatikan jalanan.

"Oh, iya pak." Jawabnya, "masih aja, ya?" kekeh Gala.

Pak Agus kini tersenyum lebar manakala menemukan sinyal positif dari kalimat Gala, jika ia tak terganggu.

"Habis liburan yo kak, datang lagi ke ibukota, yo stress maning..." kelakarnya namun kemudian ia mengatupkan tangannya dan mengakhiri itu dengan minta maaf telah so tau.

Alih-alih marah, Gala justru terkekeh kecil, "iya."

Satu yang pak Agus tau, jika penumpang yang dibawanya adalah penghuni kandang macan, itu terbukti dari lokasi tujuannya sekarang.

Belokan dengan ornamen jalanan berbau kandang macan sudah menyibak rasa gugupnya, mulai dari sangkur tertancap, patung gorilla dan yang lain tentunya begitu iconic. Cukup dibuat gusar dan tak nyaman lebih tepatnya saat setiap meter jalanan telah digiling ban mobil hingga gerbang besar yang masih gagah menjulang dengan motto dan semboyan komando pasukan khusus terasa mengaum ketika netranya mampu mengeja itu.

"Sampai kak."

Tak perlu pak Agus beritahu pun Gala sudah tau, bahkan jalanan penanda pun masih ia ingat. Jika selama perjalanan waktu lampau yang ia tempuh menuju bandara dari sini, ia lewati dengan perasaan terluka sekaligus derai air mata.

"Makasih, pak. Tipnya udah aku kasih lewat aplikasi."

"Wah, makasih kak...baik-baik, sehat selalu."

Dan Gala menelan salivanya sulit saat pak Agus mengucapkan itu, berasa tiap tetesnya itu mengandung jutaan racun, mungkin ia akan sangat membutuhkan do'a, mengingat waktu yang akan ia lewati akan berisi peperangan.

Seperti biasa, meski di area depan sana sampai tempatnya berdiri sering dilalui dan dipakai warga ibukota untuk sekedar berolahraga atau berkegiatan. Namun tepat di batas gerbang ini, zona nyaman rakyat biasa sudah ditutup.

"Saya keluarga Mayor Irianto, dari satuan pasukan khusus unit anti teror." Ia lantas menyerahkan kartu tanda penduduk dan segala identitas diri, hingga mereka menyadari jika gadis yang ada di depannya itu adalah putri sang mayor.

Setelah melalui pemeriksaan cukup lama, ia akhirnya bisa masuk.

Gala menghirup sejenak udara yang menurutnya tak sesejuk rumah. Cuaca yang meski teriknya sama namun tak sehangat rumah.

Dan langkahnya itu terhenti ketika bertemu dengan seseorang yang dikenalinya sedang berjalan cepat.

"Om Zaid!" panggilnya menghentikan langkah perwira itu.

"Heyyyy nona dari timur?!" balasnya berseru.

Gala langsung melompat ke arah lelaki paruh baya yang tak sengaja berpapasan dengannya dan memberikan pelukan erat itu.

"Wahhh, si nona manis ini betah banget di sana? Apa kabar?! Sudah pulang ke rumah?" namun binar itu seketika redup melihat koper di belakang badan Gala, ditambah ingat dengan kondisi hubungan ayah dan anak ini, begitupun kegetiran itu menjadikan situasi seru menjadi lebih canggung. Namun tak lama, karena sejurus kemudian Gala segera merekahkan senyumnya kembali, "belum. Baru nyampe banget."

"Welcome home, Jenggala. Papa dan mamamu menunggu kamu terlalu lama, rindu mereka tuh..."

Gala melipat bibir dengan senyum miringnya, "oh ya? Hm...bohong banget. Aku pulang cuma karena mama sama kak Ayunda, om."

Om Zaid mengangguk tak ingin memulai perdebatan, meski ia tak setuju dengan ucapan Gala itu.

"By the way selamat ya om, naik pangkat?! Traktir donggg!"

Ekor matanya menyipit dan mengusap pucuk kepala Gala, "Om Cikalmu juga naik pangkat, ha!" jedanya semakin membuat senyuman Gala tak terkontrol lebarnya.

"Pulang. Mereka lebih nunggu kamu balek." Sejurus kemudian ia memberi telunjuk peringatan pada Gala, "jangan macam-macam. Kami sedang melaksanakan tradisi kenaikan pangkat sekarang."

Salah besar, Zaid! Karena hal itu justru membuat Gala berbinar, "serius?!"

"Ommmm, mau ikutannn!" rengeknya meminta. Bayangan keseruan acara kenaikan pangkat masih cukup diingat Gala.

Zaid yang baru saja kembali dari kantor sudah kembali ke lapangan dengan wajah yang tak bisa dijabarkan, senang, tapi juga panik, bercampur rasa deg-degannya. Bahkan nyawanya seolah dicabut mendadak oleh kenyataan, jika....

/

Anggap aja hiburan gratis...

Aku ngga macem-macem cuma kasih musik penyemangat dan meramaikan aja...

Komandan resimen, brigade, kompi pasukan khusus ngga akan tau....

Khusus buat om Cikal sama om Zaid yang lagi naik pangkat, aku kasih diskon....

Biar acara non formal di unit om lebih unik....

Kejutan buat om Cikal....bilang aja ada artis papan atas ibukota pulau timur mau meriahin acara...

Begitu bujuk Gala agar dirinya bisa memutar musik di acara non formal pengangkatan beberapa prajurit sekaligus membuat heboh markas komando.

Papa ngga ada di sana, kan? Jadi aman. Abis ini aku pulang. Dan untuk kalimat terakhir ini, Zaid memiliki ide bagus, yang mungkin bisa mempertemukan dengan segera sang teman dan putrinya ini, mencairkan kondisi hubungan yang telah lama membeku. Ia sangat paham jika Irianto yang keras tetap mengharapkan dan merindukan Gala.

Bahkan Gala belum menginjakan kakinya di rumah dinas sang papa, namun kini ia sudah merecoki acara unit komando yang sedang khusyuk-khusyuknya melakukan siraman air kembang, dimana satu persatu perwira muda yang naik pangkat berbaris rapi di lapangan berumput.

Lalu bergiliran mereka berjongkok dan disiram oleh komandan.

Di luar rencana...sungguh di luar rencana!!! Zaid tak menyangka jika rupanya acara non formal ini justru mendatangkan pula para petinggi besar di makko ini secara mendadak termasuk beberapa ibu persatuan, sementara ia sudah menginterupsi Gala untuk datang sebentar lagi demi memberikan aksi kejutannya untuk Cikal sekaligus Irianto, papa Gala sendiri. Dimana sebenarnya Gala tak tau jika sang papa ada disana.

Niatnya sih baik, ia ingin Gala dan Irianto bertemu dan saling menyapa.

"Kenapa?" tanya Cikal, rekan seperjuangan, satu letting yang sampai saat ini masih bersamanya dan Irianto ketika melihat wajah sahabatnya mendadak pucat dan panik.

Ia ingin menyusul Gala namun disana, rupanya gadis itu sudah meminta rekan staf tata usaha membantunya memasang alat sound tersambung dengan alat disc jockey dan EDMnya atas perintah Zaid.

"La! Cut La! Komandan dan ibu mendadak ada disini!" pekiknya tertahan sambil melompat-lompat. Ia menggerakan kedua tangannya memberi isyarat untuk tidak keluar lebih dahulu sampai para komandan pergi dari sana.

NO LA!!! NO !!! BALEKKK, BALEEK!

Nyawanya benar-benar di ujung tenggorokan.

Namun isyarat Zaid justru ditanggapi Gala dengan maksud lain, ia justru mengokei dan memutar volumenya agar lebih kencang.

Dan saat seorang jendral panglima baru saja selesai mengucurkan air siraman bunga ke kepala perwira terakhir dari barisan yang sudah berucap sumpah profesi dan sandi yudhanya. Kini alunan musik ciri khas lagu melayu timur mengisi setiap ruang kosong sekitar lapang, dan ruangan di sekelilingnya membuat mereka yang khusyuk seketika menoleh ke arah sumber keributan.

*Ombak su pica di bibir pante*

*Pica dikarang de taga'e*.

*Sapa mo bilang tong ni tara bae*

*Mar be kastau kalo ini* \*\*\*

*Senyum dong manis-manis tu orang* \*\*\*

*macam deng gula air dong manis tu sampe*.

*Mau perem atau laki dong gaga gaga e*.

*Apa lai soal hati dong bikin nyaman e*.

(\**Orang NTT, lyric*)

Para perwira itu langsung melipat bibirnya termasuk Russel, meski ia tak tau dimana dan siapa yang meramaikan acara ini, namun ia terlebih dahulu sudah ikut menggerakan badannya memancing yang lain untuk ikut bergoyang.

Ibu Faranisa tak kuasa menahan tawanya melihat sang suami yang ikut termangu dengan tangan yang masih memegang gayung tak paham dengan apa yang terjadi, "ini ada hiburannya? Siapa yang panggil?" tanya panglima, Al Fath.

"Siap salah ndan! Tak ada---" jawab Irianto.

"Siap salah ndan! Ada. Namun terjadi kesalahan teknis." Ralat Zaid.

"Hiburan macam apa kau ini, ha?!! Ada hiburan tapi tak cakap?!" pelotot Irianto dan Cikal.

"Anak kau, lha!" Zaid tak kalah melotot pada Irianto.

"Jenggala?!!!"

.

.

.

Note : Jenggala bukan anak turunan novel sebelumnya, Naka itu anaknya Ganesha, Ganesha itu kembarannya Sadewa, ayah Russel. Anggaplah begitu, masa iya Ganesha ngga nikah-nikah, atau mungkin nanti bisa jadi ini tokoh buat karyaku ke depannya. Buat pembaca yang masih ingat silsilah Ananta, monggo dipersilahkan tempat dan waktunya untuk menyebutkan 🙏😂

Terpopuler

Comments

Ernaaaaa

Ernaaaaa

salwa +Zaky =1.fath.(Fara) ~saga(zea)
~kalingga
2.rayyan(eyi) ~clemira(Tama)
~panji
3.zahra(dewa)~ ryu
~russel

2025-10-01

12

Nuraisyah

Nuraisyah

ummah Salwa nya gimana ya teh, apakah masih sehat udah punya cicit dua dong yaa, anaknya Sagara, juga anaknya cimoy, waktu d cerita nya clemira+tanya masih sehat
di kisah nya jagat+aza juga masih ada nongol..

2025-10-01

0

Trituwani

Trituwani

alvian jihad/Heart/ica=sadewa-ganesha
sadewa/Heart/zahra ananta=russel-ryu
abi zaky ananta/Heart/salwa= alfath ananta, rayyan ananta, cut zahra ananta
alfath ananta/Heart/faranisa danita=sagara-kalingga
rayyan ananta/Heart/lovely=clemira-panji
cut zahra ananta/Heart/sadewa=russel-ryu

2025-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!