Dua~ Enjoy your flight

Ada helaan nafas lelah. Dirinya baru saja mencuci muka selepas bangun, bersama hawa pagi yang terasa lebih kering saat memasuki musim kemarau begini.

Ia menjambak rambutnya singkat demi mencabut rasa kleyengan tepat di tengah ubun-ubunnya. Semalam ia pulang jam 2 dini hari, dan pagi ini harus diributkan dengan desakan panggilan sang kaka.

Diraihnya kalender kecil yang berdiri di atas meja kecil, dimana tanggal-tanggalnya tak pernah ia lingkari lagi dengan spidol. Tentang ulang tahun papa, ulang tahun sebuah kesatuan, tentang perayaan besar bersama nuansa hijau yang memenuhi ruang retina mata.

...Om Cikal...

📩 Dek, bapak naik pangkat. Jadwal upacara pelantikannya 14 April. Kalau sempat pulanglah.

...Mamaku...

📩 Nak. Lala...udah lama ngga pulang. Mama kangen, sesibuk itu ya kerjaan kamu?

...Panggilan tak terjawab 3...

...Panggilan keluar...

📩 La, jangan lupa makan ya nak.

...Panggilan masuk...

📩 Jangan ambil job yang larut lah, nak.

📩 La, udah pulang. Mama telfon Tanta Yubi, kau pulang jam 3, iya kah, La?

...Panggilan tak terjawab 4...

...Kak Ayunda...

📩 La, papa naik pangkat. Bisa ambil jadwal pulang ngga?

...Panggilan tak terjawab 5...

📩 Mau sampai kapan diem gini sih La? Angkat telfonku!

Panggilan masuk 2 menit 30 detik

Ia kemudian turun dari kasur, suara gemerisik bernada asalnya dari tirai kerang-kerangan lautnya yang sengaja ia pasang di depan pintu kamar dan jendela. Sepatu bootnya masih teronggok berantakan di bawah kasur bekas ia live music semalam.

Tak butuh effort lebih untuk membawa rambutnya jadi satu, sebab rambutnya tak terlalu panjang, bahkan terkesan pendek, hanya sebatas bahu saja.

Gala mengganti kaos slim yang pas di badannya dengan kaos kebesaran. Namun sebelum itu terjadi, mata indah nan hazelnya itu jatuh tertumbuk pada goresan maha karya seniman setempat yang merupakan temannya.

Jenggala, dengan gambar gadis romawi yang memegang seikat gandum terlukis cantik di lengan sebelah kirinya, tak habis dengan itu...tulisan Jenggala lainnya di dada atas sebelah kanannya cukup bisa dilihat siapa saja jika ia memakai baju tanpa lengan, atau bermodel kemben.

Beberapa ikat kepala tenun Buna dan songket berbagai warna terutama motif Lotis tergantung rapi di sisi samping lemari baju kayu.

Ia menatap pantulan diri di cermin seukuran setengah badan. Sepasang mata hazel dengan bagian putihnya masih memerah karena mengantuk dan pusing tak bisa ia tutupi. Bulu mata lentik dan alis indahnya itu sempurna membingkai mata hazel dengan parutan wajah cantik khas timur. Ia juga tak seputih gadis-gadis di ibukota, sebab memiliki kulit sawo matang.

Ia bukan turunan bangsa Arab atau China, maka apa yang diharapkan? Ia hanya turunan sebelah timur dan tengah negri khatulistiwa.

Sejenak jemarinya menjepit hidung mancung yang terasa perih dan berair, lalu beranjak dari duduknya demi bisa ke kamar mandi.

"Pagi Tanta." Peluknya pada sang tante yang telah berdecak memicing sambil membawa Kolo di piring. Nasi bambu itu sudah ia potong jadi beberapa bagian untuk menu santap pagi mereka.

"Mama lu telfon, La. Ck, pulang lah aiiish nona. Kasihan...manangis dia, tau lu pulang larut terus."

Gala hanya mengangguk-angguk untuk kemudian melengos ke kamar mandi, tanpa menjawab apapun.

Om Dandi menggeleng menatap Gala di ujung matanya, "*apa lu ini Gala?! Karmana beta kastau pada Ina dan Amamu, malihat lu macam ini*?" terlihat gurat kecewa dan rasa bersalah di wajah lelah om Dandi.

"*Om dan tanta son bisa manjaga putri bungsu yang dititipkan. Apa pula lu pasang tatoo bagitu? Lebe bae*, Hah?!"

Gala diam dan menghela nafasnya berat, "Ina dan ama son tau, om. Itu biar jadi urusanku." Gala menyudahi sarapannya, baru beberapa suapan namun ia merasa sudah kenyang oleh omelan om Dandi.

"Beta ijin pulang sebentar ka ibukota, om...tanta." Ia lantas menunjukan reservasi tiket penerbangan di ponselnya pada adik dari mama itu, yang akhirnya membuat om Dandi meraup nafas banyak-banyak, ia sangat menyayangi keponakan nakalnya itu, tapi kelakuan Gala ini, masyaAllah!

"Hati-hati, Gala. Sampaikan salam om dan tanta pada Ina dan amamu, juga Ayunda. Pulang lah kembali jika urusanmu sudah selesai." Ucapan lembut tanta Yubi selalu berhasil membuat Gala menunduk patuh.

Tanta Yubi memeluk Gala, keponakan yang sudah mereka anggap layaknya anak sendiri, sebab...sudah 7 tahun menikah, namun keduanya belum jua dikaruniai anak, jadi kehadiran Gala tentu saja kebahagiaan tersendiri untuk mereka.

Gala pergi dengan diantar oleh mobil online pesanannya sebab ia membawa koper pribadi dan ransel. Jika dikira isi kopernya adalah pakaian pribadi, maka salah. Karena yang benar adalah alat dj miliknya yang ia bawa. Entahlah...Gala merasa sebentarnya ini akan sulit benar-benar sebentar.

Ia telah memenuhi semua panggilan live musicnya belakangan ini, dan meminta ijin pada beberapa rumah clubbing atau cafe pinggir pantai tempatnya mengais rejeki hampir setiap malamnya.

***

Ia menunjukan bukti pemesanannya pada loket tiket, lalu mengikuti alur bandara. Ia sempat duduk dan menunggu beberapa saat, bahkan Gala sempat membeli roti dan kopi terlebih dahulu disana.

Bersama lamunan yang mengudara, ia termenung sendiri di bangku tunggu.

Suara empuk announcer dan bel yang mengalun sopan tak bisa mengurangi rasa gusarnya. Sudah berapa lama ia tak pulang ke ibukota? Mungkin di tahun ke dua ini, ia baru menyempatkan kembali untuk bertemu keluarganya, itu pun setelah orang sekelilingnya memaksa dan mendesak, terlebih mama. Ia merindukan mama.

Jika bukan karena mama, jika bukan karena kak Ayunda, ia malas sekali bertemu manusia berjuluk papa. Kepulangannya kali ini bukan untuk memberikan selamat pada sang papa, namun semata-mata hanya untuk menyenangkan hati mama, dimana kak Ayunda bilang, mama sampai sakit memikirkannya, dan kenyataan pahit itu bahkan tak bisa tertandingi oleh rasa kopi di tangannya.

Kembali ia gigit roti yang setidaknya bisa mengisi ruang kosong di lambung setelah tadi ia tak cukup sarapan di rumah.

Tanpa pengawalan seorang ajudan militer papa, ia harus kembali menebalkan rasa sabarnya. Selalu terbayang di benaknya---kondisi paling membuatnya hancur di tahun kedua masa SMA nya, ia benar-benar bertengkar hebat dengan sang papa dan mengatakan kalimat makian bersama perasaan bencinya.

Kondisi itu tak bisa jadi lebih buruk lagi, ketika ia dan papa yang sama-sama keras semakin meruncingkan masalah berujung dengan pertengkaran yang tak pernah usai.

Ia memilih pergi, tanpa mengatakan apapun pada mama dan kak Ayunda selain dari---ia hanya ingin tinggal di tanah kelahiran. Ditambah....huft! Rasa sesak itu benar-benar memukul hancur sisa kewarasannya, semakin membuatnya menutup mata terhadap orang-orang tertentu. Jangan sampai ia menangis di bandara, memalukan!

Suara bel bandara kembali berbunyi, disusul suara empuk announcer yang memanggil jadwal penerbangan ke ibukota. Gala beranjak dan menggusur kopernya, menenteng paper bag kopi dan roti dengan jaket yang ia apit di lengan.

Enjoy your flight.... Sambil mengatupkan kedua tangannya.

Begitu sapa ramah seorang pramugari ketika ia sudah memasuki pesawat untuk mencari tempat duduk.

Matanya langsung tertuju pada angka yang sama dengan yang tertera di boarding pass.

Hmm, oke here we go...Ibukota dan segala mimpi buruknya, aku datang!

.

.

.

.

Hay sayang-sayangnya aku di bagian timur, jika ada kekeliruan atau kerancuan bahasanya, mohon dimaklumi ya, dan dibenarkan 😁🙏

Terpopuler

Comments

YL89

YL89

ad konflik AP y,,AP papanya jenggala Selingkuh,korupsi atau ap🤔🤔🤔

2025-10-01

0

Marliyanipratama

Marliyanipratama

aku gk bisa komen mak, pokok nya mah klo udah emk yang bikin novel tuh jdi lidah aku tuh kelu, dan aku bukan deterjen yg suka komen,,, cuman 1 yg ku pinta up nya pengen 5x sehari ye khand biar aku kagak gabut gitu bolak balik cekin nt gak ada" up, pas gk di cek udh up,,


pokok nya karya mamak selalu ku nanti,, sukses buat karya mama yg bru lounching ini😍😍😍😍😍

2025-10-01

0

S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆

S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆

kulit sawo matang khas Indonesia 🤔🤔 aduuhhh mana dipikiranku si Erika ratu party/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ jangan ya jangan🤣
marion jola , Novia Bachmid, Tara Basro itu artis yg kulitnya sawo matang , chef Renatta juga. sawo matang bertatto juga dia

2025-10-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!