Bab 4. Rasa cemas Arman

Arya datang di pos ronda sesuai dengan permintaan Amir tadi, sebab kalau sudah jam segini memang tidak ada kerjaan dan makanya Arya mau saja ketika disuruh datang sekalian untuk menjaga apa bila ada maling. sebagai seorang duda jelas Arya merasa bosan hanya diam di rumah saja, jadi begitu teman memanggil sudah pasti akan langsung datang.

Kalau punya istri maka teman pun pasti agak sungkan juga untuk memanggil datang karena bisa jadi entah ada kebutuhan dengan sang istri, untung nya Pangeran ular satu ini duda sehingga kalau di panggil langsung oke dan menemui orang yang sedang butuh akan kehadiran diri nya.

"Ada apa ini, banyak makanan juga yang kalian beli." Arya duduk dan meletakkan es teh yang dia bawa.

"Tau saja sambil bawa minuman kamu datang, Ar." Amir mengambil satu gelas untuk diri nya.

"Ini anak nya Pak Min yang paling tua kan ya?" Arya agak lupa dengan Arman karena memang jarang ketemu.

Arman pun segera menjabat tangan Arya karena sebagai rasa hormat dan juga sungkan, padahal jelas usia mereka bersama tapi kelihatan lebih muda aja karena memang Pangeran ular satu ini tidak bisa tua sama seperti kakak nya yang ada di rumah itu, cuma bedanya Arya lebih kalem dan seperti pria yang tidak pernah punya emosi.

Semua kalau baru pertama bertemu dengan Arya maka sudah pasti akan terkecoh akan ketampanan dan juga ke kaleman wajah ini, tapi setelah nanti tahu bagaimana sifat dia menangani sebuah masalah yang telah memancing emosi maka sudah pasti akan syok serta ketakutan tersendiri, auranya begitu keluar dan mampu membuat jiwa manusia tak sanggup untuk menahan rasa takut itu.

"Aku meminta sampean datang itu karena mau bilang, ini loh Arman butuh masukkan dari mu." Amir langsung bicara.

"Apa yang mau di masukan, memangnya apa yang sudah terjadi?" Arya menatap Arman yang nampak memang sedang galau dan gundah.

"Ini soal Andre yang membawa uang itu loh, Mas Arya." jawab Arman pelan.

"Hem, bagaimana kabar dia sekarang?" Arya mengangguk pelan.

"Nah, saat pertama kali pergi dia bilang mau tinggal di kota saja. tapi ini sudah ada beberapa waktu dia tidak ada menghubungiku lagi, aku masih bingung dan juga takut dengan dia!" jelas Arman pelan.

"Apa yang membuatmu takut dan juga bingung?" Arya bertanya semakin banyak karena dia butuh pengetahuan yang detail.

"Aku takut bermasalah karena dia membawa uang yang tidak halal, aku sudah menyarankan untuk membuang atau memberikan di panti asuhan saja saat itu tapi dia menolak." ujar Arman.

Arya menarik nafas panjang karena dia tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Arman ini, wajar lah sebagai saudara dia kepikiran bagaimana nasib sang adik yang telah membawa uang hasil pesugihan dan juga saat ini tidak ada kabar dari Andre sedikitpun sehingga rasa hati Arman tidak bisa mau tenang.

"Kau tidak berusaha menghubungi dia?" tanya Arya.

"Sudah ku coba, tapi memang tidak bisa mau di hubungi." jelas Arman.

"Apa kalau pakai uang itu masih akan ada efek nya juga, Ar? kan sudah tidak pakai pesugihan lagi ya!" ujar Amir pelan.

"Pasti ada lah, sebab kan awalnya juga dapat uang dari sana." jawab Arya sembari menyedot es.

"Jadi bagai mana lah nasib adik ku itu ya?" Arman memang begitu cemas.

Arya berdehem karena dia juga belum tahu pasti apa yang tengah Andre rasakan saat ini, kalau Andre ada menghubungi maka jelas dia bisa tahu apa yang telah terjadi. minta uang hasil pesugihan itu dipakai untuk biaya hidup atau saat ini tengah di biarkan saja oleh pemuda itu, bisa juga uang tersebut hanya di biarkan saja karena Andre masih ada rasa ngeri.

"Apa kemungkinan nanti asu Baung bisa menemui dia ya?" Amir agak merinding karena sekarang sudah malam.

"Untuk yang di sini sudah tidak ada lagi tapi tidak tahu kalau dari daerah lain masih ada dan terpancing untuk datang kemari, sebab mereka juga banyak bukan hanya di sini saja." jelas Arya.

"Ah aku jadi sangat takut." keluh Arman begitu susah.

"Sudah, tidak usah terlalu kau pikirkan dulu lah siapa tahu saja Andre tidak berniat memakai uang itu dan sekarang hidupnya baik-baik saja." hibur Amir agar Arman tidak terlalu susah.

"Tapi kenapa dia tidak mau menghubungi aku?" Arman bertanya-tanya heran.

"Biar lah, suatu saat nanti dia pasti akan menghubungimu atau bahkan bisa jadi dia akan datang ke rumah ini untuk bertemu dengan mu." ujar Amir.

Arya juga jadi heran kenapa Andre bisa menghilang begitu saja dari tempat ini, mungkin kah telah terjadi sesuatu dan kenapa juga tidak mau menghubungi saudara nya. entah karena malu karena dia telah serakah sampai mau membawa uang segitu banyak nya, dugaan ada yang mengarah bahwa Andre memang malu.

...****************...

"Aaaaaghh, sakit." Parmin merintih di dalam kamar kesakitan.

Okta sang menantu hanya bisa mendengar kan bagai mana rintihan mertua nya di dalam kamar, bukan dia tidak mau merawat tapi memang sudah di urus dengan benar hanya saja rasa sakit itu tidak mau hilang dari tubuh sang mertua.

"Sakiiiit...aku mau mati saja dari pada tersiksa begini." Parmin menjerit kencang.

"Apa setiap hari akan begitu, Ta?" Suminah menatap adik nya.

"Siang dan malam memang seperti itulah, tidak ada istirahat sedikit pun karena dia terus merasakan sakit." jawab Okta.

"Sakit di bagian mana katanya, apa tidak dibawa berobat saja agar lebih cepat di tangani?" Suminah kasihan pula melihat orang tua terbaring.

"Sudah di bawa kemana mana, kata dokter dia sakit diabetes namun Purnama itu sakit dari akibat pesugihan nya yang dulu." lirih Okta.

Suminah jelas tidak bisa berkata apa-apa lagi, apa bila memang ini karena sakit pesugihan yang dulu dianut oleh Pak Min semasa dia masih muda dan juga kuat. sebenar nya kejadian itu belum terlalu lama karena hanya beberapa waktu lalu, sempat menghilang namun ketika kembali dia sudah begini keadaan nya.

"Kasihan juga melihat dia terbaring kesakitan seperti itu." ucap Suminah.

"Aku sangking kasian nya malah sampai berdoa pada Tuhan agar dia segera di cabut saja nyawanya agar tidak merasakan sakit lagi, bukan karena aku sudah tidak mau mengurus nya." jawab Okta.

Dari pada harus menahan rasa sakit yang tiada henti maka memang lebih baik bila Pak Min meninggal dunia saja sekarang, itu lah yang di pikirkan oleh Okta karena dia pun turut iba melihat sang mertua terus menahan rasa sakit tiada henti.

Selamat malam besty, malam malah pemadaman listrik ini di kota othor.

Terpopuler

Comments

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

tapi meninggal pun dia masih bisa merasakan sakit dari apa yang di tanam itu, karna aapa yang di tanam kan akan menuai hasil juga... dia di dunia aja merasakan sakit apa lagi saat menghadap sama pencipta'y, dia bahkan belum kelar sakit'y justru akan mempertanggung jawabkan perbuatan'y di akhirat🥺🥺🥺🥺

2025-10-01

2

Betri Betmawati

Betri Betmawati

untung ya istri Arman baik mau mengurus pak min
cb klu kyk si Ambar udh dibuang pak min kejalan biar skit sendirian
menderita pak min kena ulah sendiri

2025-10-01

0

Aditya hp/ bunda Lia

Aditya hp/ bunda Lia

semua kerjaan beres udah solat subuh buka novel favorite sambil minum kopi ... aku kasih juga buat Thor Novi ☕ mari minum kopi bareng 🤭

2025-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Membeli rumah
2 Bab 2. Gadis berdarah
3 Bab 3. Mertua sakit keras
4 Bab 4. Rasa cemas Arman
5 Bab 5. Menyalahkan Purnama
6 Bab 6. teror di mulai
7 Bab 7. mimpi buruk
8 Bab 8. Sepasang kaki
9 Bab 9. Andre di hantui
10 Bab 10. Ingin menjadi arwah
11 Bab 11. Ada suara
12 Bab 12. Gadis berlendir
13 Bab 13. Kedatangan Xavier dan Jalak
14 Bab 14. Derita Pak Min
15 Bab 15. Jejak kaki berlumpur
16 Bab 16. Memantau dua pemuda
17 Bab 17. Nilam dan Maharani
18 Bab 18. iblis mengucap salam
19 Bab 19. tengkorak manusia
20 Bab 20. Membawa hadiah pulang
21 Bab 21. Ada lagi iblis nya
22 Bab 22. Mendapatkan iblis
23 Bab 23. Di hajar Nilam
24 Bab 24. Sagara yang membantu
25 Bab 25. Meninggal dunia
26 Bab 26. Mayat menghilang
27 Bab 27. Mencari mayat
28 Bab 28. Andre datang
29 Bab 29. Adam tantrum
30 Bab 30. panik nya warga
31 Bab 31. Di datangi Pak Min
32 Bab 32. Bertemu dengan Arya
33 Bab 33. bau busuk mayat
34 Bab 34. Tengkorak bayi
35 Bab 35. Di tampar ular ungu
36 Bab 36. Kepala di paku
37 Bab 37. Masih tentang rawa
38 Bab 38. Sosok berdarah
39 Bab 39. Kerasukan
40 Bab 40. dugaan Maharani
41 Bab 41. Rumpun bambu
42 Bab 42. Jeroan manusia
43 Bab 43. Saiyara
44 Bab 44. Memang Adam
45 Bab 45. Kecolongan
46 Bab 46. Datang di agensi
47 Bab 47. Naik genteng
48 Bab 48. Pembunuhan terhadap bayi
49 Bab 49. Bertengkar dengan kupu²
50 Bab 50. Anaconda
51 Bab 51. Membongkar kuburan
52 Bab 52. Cerita Nadia
53 Bab 53. Rencana Purnama
54 Bab 54. Membakar tulang
55 Bab 55. Kecelakaan
56 Bab 56. Pak Tarman
57 Bab 57. Rasa bersalah
58 Bab 58. Membakar rumah
59 Bab 59. Tabiat buruk Arman
60 Bab 60. Bapak nya Nadia
61 Bab 61. Roman cinta
62 Bab 62. Dewa gaul
63 Bab 63. Tidak menemukan
64 Bab 64. Amarah Andre
65 Bab 65. Di culik
66 Bab 66. Permainan seru
67 Bab 67. Kai memilih pergi
68 Bab 68. Santet Pak Tarman
69 Bab 69. Mencari ruang rahasia
70 Bab 70. Nanah dan darah
71 Bab 71. masuk lembah kematian
72 Bab 72. Kepintaran Arjuna
73 Bab 73. Siksaan Arman
74 Bab 74. Bertemu Tarman
75 Bab 75. Masih bertempur
76 Bab 76. Menunggu arwah Bima
77 Bab 77. Bertemu dengan arwah sahabat
78 Bab 78. Mengalahkan Tarman
79 Bab 79. Hubungan Adam dan Tarman
80 Bab 80. Anak Pak Tarman
81 Bab 81. selesai
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1. Membeli rumah
2
Bab 2. Gadis berdarah
3
Bab 3. Mertua sakit keras
4
Bab 4. Rasa cemas Arman
5
Bab 5. Menyalahkan Purnama
6
Bab 6. teror di mulai
7
Bab 7. mimpi buruk
8
Bab 8. Sepasang kaki
9
Bab 9. Andre di hantui
10
Bab 10. Ingin menjadi arwah
11
Bab 11. Ada suara
12
Bab 12. Gadis berlendir
13
Bab 13. Kedatangan Xavier dan Jalak
14
Bab 14. Derita Pak Min
15
Bab 15. Jejak kaki berlumpur
16
Bab 16. Memantau dua pemuda
17
Bab 17. Nilam dan Maharani
18
Bab 18. iblis mengucap salam
19
Bab 19. tengkorak manusia
20
Bab 20. Membawa hadiah pulang
21
Bab 21. Ada lagi iblis nya
22
Bab 22. Mendapatkan iblis
23
Bab 23. Di hajar Nilam
24
Bab 24. Sagara yang membantu
25
Bab 25. Meninggal dunia
26
Bab 26. Mayat menghilang
27
Bab 27. Mencari mayat
28
Bab 28. Andre datang
29
Bab 29. Adam tantrum
30
Bab 30. panik nya warga
31
Bab 31. Di datangi Pak Min
32
Bab 32. Bertemu dengan Arya
33
Bab 33. bau busuk mayat
34
Bab 34. Tengkorak bayi
35
Bab 35. Di tampar ular ungu
36
Bab 36. Kepala di paku
37
Bab 37. Masih tentang rawa
38
Bab 38. Sosok berdarah
39
Bab 39. Kerasukan
40
Bab 40. dugaan Maharani
41
Bab 41. Rumpun bambu
42
Bab 42. Jeroan manusia
43
Bab 43. Saiyara
44
Bab 44. Memang Adam
45
Bab 45. Kecolongan
46
Bab 46. Datang di agensi
47
Bab 47. Naik genteng
48
Bab 48. Pembunuhan terhadap bayi
49
Bab 49. Bertengkar dengan kupu²
50
Bab 50. Anaconda
51
Bab 51. Membongkar kuburan
52
Bab 52. Cerita Nadia
53
Bab 53. Rencana Purnama
54
Bab 54. Membakar tulang
55
Bab 55. Kecelakaan
56
Bab 56. Pak Tarman
57
Bab 57. Rasa bersalah
58
Bab 58. Membakar rumah
59
Bab 59. Tabiat buruk Arman
60
Bab 60. Bapak nya Nadia
61
Bab 61. Roman cinta
62
Bab 62. Dewa gaul
63
Bab 63. Tidak menemukan
64
Bab 64. Amarah Andre
65
Bab 65. Di culik
66
Bab 66. Permainan seru
67
Bab 67. Kai memilih pergi
68
Bab 68. Santet Pak Tarman
69
Bab 69. Mencari ruang rahasia
70
Bab 70. Nanah dan darah
71
Bab 71. masuk lembah kematian
72
Bab 72. Kepintaran Arjuna
73
Bab 73. Siksaan Arman
74
Bab 74. Bertemu Tarman
75
Bab 75. Masih bertempur
76
Bab 76. Menunggu arwah Bima
77
Bab 77. Bertemu dengan arwah sahabat
78
Bab 78. Mengalahkan Tarman
79
Bab 79. Hubungan Adam dan Tarman
80
Bab 80. Anak Pak Tarman
81
Bab 81. selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!