Bab 3. Mertua sakit keras

Arman masih memikirkan kabar dari sang adik yang saat ini belum tahu ada di mana, katanya mau hidup di kota saja dari pada hidup di kampung setelah tragedi yang menimpa orang tua mereka. ini dihubungi pun sama sekali belum bisa sehingga Arman sebagai Abang masih merasa resah, mana Andre pergi sambil membawa uang yang tidak jelas asal nya dari mana.

Andai saja kala itu Andre mau menuruti untuk membuang atau menyumbangkan uang tersebut di panti asuhan, mungkin Arman tidak akan secepat ini karena dia tahu uang tersebut bukan lah dari uang halal, bisa saja nanti malah akan menimbulkan malapetaka besar dalam hidup Andre.

Sudah sudah berusaha dia membujuk adik nya agar mengurungkan niat untuk membawa uang dan tinggal di kota tersebut, kalaupun mau tinggal di kota maka tidak masalah asalkan tidak membawa uang hasil pesugihan yang di anut oleh ayah mereka sendiri, nasi sudah menjadi bubur dan tidak bisa lagi untuk di ubah mau bagaimanapun caranya.

Lagi pula Andre begitu keras kepala dan tidak menuruti apa yang dia katakan, padahal Arman niat nya juga baik sebagai Abang dia tidak mau apa bila Andre nanti malah tersesat dalam lembah yang sama seperti yang telah di masuki oleh Pak Min orang tua mereka berdua.

"Kau kenapa sih kok seperti nya lagi banyak pikiran begitu?" Amir menegur teman nya ini.

"Memang lagi banyak pikiran aku, bingung juga harus bagaimana untuk menemui jalan keluar." Arman selalu terbuka apa ila bicara dengan teman sendiri.

"Apa yang membebani pikiranmu, katakan saja siapa tahu aku bisa menolong." ujar Amir pelan.

"Ini masih bersangkutan dengan pesugihan di anut oleh ayah ku." jujur Arman akhirnya.

"Lah kenapa lagi? kan sudah tidak ada lagi to pesugihannya!" Amir jadi sedikit lebih serius setelah mendengar permasalahan Arman.

"Andre, aku cemas dengan adikku yang satu itu karena dia pergi membawa uang hasil pesugihan." lirih Arman.

Tentu saja Amir merasa kaget bukan main setelah tahu bahwa Andre pergi membawa uang hasil pesugihan dari asu baung, di kira nya pemuda itu pergi karena ingin merantau dan ingin lepas dari nyinyiran orang kampung sini. tapi ternyata dia pergi membawa uang hasil pesugihan, pantas saja Arman merasa bingung.

"Apa itu tidak bahaya?" Amir bertanya pelan.

"Maka nya sekarang aku khawatir dengan dia karena masih kepikiran soal uang yang dia bawa, takut kalau ternyata uang itu nanti malah akan menimbulkan malapetaka." ujar Arman.

"Ya Allah, kenapa Andre begitu keras kepala dan malah membawa uang itu." pamer juga ikut pusing jadinya.

"Bagai mana menurutmu kalau aku mendatangi rumah Purnama saja untuk bertanya soal uang yang Andre bawa?" Arman meminta pendapat Amir.

"Dia sudah pasti paham karena yang mengungkap kasus itu kan dia juga." jawab Amir

"Tapi aku takut mau menemui dia, takut nya dia masih marah padaku." Arman memang takut apa bila melihat wajah Purnama.

Siapa pun sudah pasti tidak punya nyali apa bila mau punya urusan dengan Purnama, mereka akan berpikir ratusan kali apa bila tidak terlalu mendesak. bahkan kalau perlu akan meminta teman yang banyak agar bisa menolong ketika nanti membuat kesalahan dan di hajar oleh Purnama, sama hal nya juga sekarang seperti Arman.

Rasa takut begitu besar di dalam hati saat mau bertemu dengan wanita itu, padahal kalau sudah bicara baik juga orang nya. cuma kalau di lihat sekali lewat sudah pasti akan merinding tidak karuan, asal kan tidak membuat kesalahan maka sudah pasti akan di terima dengan baik pula.

"Kalau takut sama dia maka bertemu saja dulu dengan Arya." usul Amir.

"Nah kan lebih enak tuh karena sama-sama pria kan ya!" Arman lebih setuju kali ini.

"Aku ada kok nomor ponselnya apa bila mau bertemu dengan dia, atau mau langsung ku panggil saja biar ketemuan di pos ronda?" tawar Amir.

"Iya, sekalian aku mau tanya kondisi ayahku yang sekarang hanya bisa terbaring sakit seperti itu." Arman pun setuju untuk bertemu di pos ronda.

"Kalau Arya lebih kalem sih karena dia memang lebih gampang di ajak bicara, tidak mudah emosi orang nya." Amir segera menghubungi Arya.

Siapa tahu saja Pangeran ular itu sedang senggang sehingga bisa di ajak bicara berdua, sebab biasa nya kalau malam mereka juga kumpul di pos ronda. Arman masih kurang paham karena dia sudah lama tidak tinggal di desa ini, tapi dulu saat kecil dia tinggal di sini dan teman sekolah nya Amir.

Ini sekarang kembali lagi karena harus mengurus Pak Min yang sedang sakit keras setelah di keluarkan dari lembah kematian oleh Purnama, tapi tentu nya sakit ini bukan karena dari lembah itu melainkan dari perjanjian nya dengan asu Baung sang pesugihan, maka nya Arman memutuskan untuk pindah saja ke kampung ini dan mengurus Pak Min di rumah.

...****************...

"Kenapa sih kau sedang kelihatan ruwet sekali?!" Suminah bertanya pada Okta.

"Ya gimana aku tidak ruwet lah wong setiap hari mengurus orang sakit saja." keluh Okta yang memang begitu lelah.

"Kan uang mu banyak, sebaik nya carilah pembantu agar bisa membantumu bekerja di rumah." saran Suminah.

"Ini Bapak kan sakit nya seperti itu mana lah bisa aku mau meminta tolong bantuan orang." Okta berkata pelan.

"Ya kau jadi nya sibuk sekali karena terus mengurus dia, mana masih harus jaga toko seharian sampai malam." Suminah kasihan melihat sang adik seperti itu.

Okta hanya menarik nafas berat karena dia telah menjalani kehidupan ini selama empat bulan, menjaga mertua yang sedang sakit dan masih juga harus menjaga toko mereka. karena Arman memang membuka toko, kehidupan mereka lumayan bagus walau tanpa melakukan pesugihan seperti Pak Min dulu.

"Andre kemana? apa dia tidak ada kabar sama sekali!" Suminah bertanya pelan.

"Kata nya dia pergi di kota dan ingin merubah hidup nya, aku juga tidak tahu karena Mas Arman setiap ditanya akan terlihat begitu pusing." Okta menarik nafas berat karena besar sekali beban di dalam dada.

"Saran ku ya lebih baik kau cari pembantu lah supaya bisa membantu mengurus rumah ini." Suminah kasihan melihat sang adik.

Okta masih memikirkan saran dari Suminah apakah dia memang harus mencari pembantu agar meringan kan sedikit beban nya, kalau untuk di toko sebenarnya sudah ada dua karyawan di sana namun tentu saja hanya untuk di toko saja tidak membantu yang di rumah.

selamat sore Besti jangan lupa like dan komennya ya, ayo di-like yang banyak biar kita banyak up juga.

Terpopuler

Comments

Ela Jutek

Ela Jutek

mak judul mu typo apa gimana itu

2025-09-30

5

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

judul'y g sesuai dengan isi'y thor??? typo kah

2025-09-30

2

Alik Puspita Wati

Alik Puspita Wati

jadi pak min udah dikeluarkan dari lembah kematian. dan sekarang sakit keras karena perjanjiannya dengan asu baung.
kasihan juga menantu nya harus merawat pak min yang sakit karena pesugihan

2025-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Membeli rumah
2 Bab 2. Gadis berdarah
3 Bab 3. Mertua sakit keras
4 Bab 4. Rasa cemas Arman
5 Bab 5. Menyalahkan Purnama
6 Bab 6. teror di mulai
7 Bab 7. mimpi buruk
8 Bab 8. Sepasang kaki
9 Bab 9. Andre di hantui
10 Bab 10. Ingin menjadi arwah
11 Bab 11. Ada suara
12 Bab 12. Gadis berlendir
13 Bab 13. Kedatangan Xavier dan Jalak
14 Bab 14. Derita Pak Min
15 Bab 15. Jejak kaki berlumpur
16 Bab 16. Memantau dua pemuda
17 Bab 17. Nilam dan Maharani
18 Bab 18. iblis mengucap salam
19 Bab 19. tengkorak manusia
20 Bab 20. Membawa hadiah pulang
21 Bab 21. Ada lagi iblis nya
22 Bab 22. Mendapatkan iblis
23 Bab 23. Di hajar Nilam
24 Bab 24. Sagara yang membantu
25 Bab 25. Meninggal dunia
26 Bab 26. Mayat menghilang
27 Bab 27. Mencari mayat
28 Bab 28. Andre datang
29 Bab 29. Adam tantrum
30 Bab 30. panik nya warga
31 Bab 31. Di datangi Pak Min
32 Bab 32. Bertemu dengan Arya
33 Bab 33. bau busuk mayat
34 Bab 34. Tengkorak bayi
35 Bab 35. Di tampar ular ungu
36 Bab 36. Kepala di paku
37 Bab 37. Masih tentang rawa
38 Bab 38. Sosok berdarah
39 Bab 39. Kerasukan
40 Bab 40. dugaan Maharani
41 Bab 41. Rumpun bambu
42 Bab 42. Jeroan manusia
43 Bab 43. Saiyara
44 Bab 44. Memang Adam
45 Bab 45. Kecolongan
46 Bab 46. Datang di agensi
47 Bab 47. Naik genteng
48 Bab 48. Pembunuhan terhadap bayi
49 Bab 49. Bertengkar dengan kupu²
50 Bab 50. Anaconda
51 Bab 51. Membongkar kuburan
52 Bab 52. Cerita Nadia
53 Bab 53. Rencana Purnama
54 Bab 54. Membakar tulang
55 Bab 55. Kecelakaan
56 Bab 56. Pak Tarman
57 Bab 57. Rasa bersalah
58 Bab 58. Membakar rumah
59 Bab 59. Tabiat buruk Arman
60 Bab 60. Bapak nya Nadia
61 Bab 61. Roman cinta
62 Bab 62. Dewa gaul
63 Bab 63. Tidak menemukan
64 Bab 64. Amarah Andre
65 Bab 65. Di culik
66 Bab 66. Permainan seru
67 Bab 67. Kai memilih pergi
68 Bab 68. Santet Pak Tarman
69 Bab 69. Mencari ruang rahasia
70 Bab 70. Nanah dan darah
71 Bab 71. masuk lembah kematian
72 Bab 72. Kepintaran Arjuna
73 Bab 73. Siksaan Arman
74 Bab 74. Bertemu Tarman
75 Bab 75. Masih bertempur
76 Bab 76. Menunggu arwah Bima
77 Bab 77. Bertemu dengan arwah sahabat
78 Bab 78. Mengalahkan Tarman
79 Bab 79. Hubungan Adam dan Tarman
80 Bab 80. Anak Pak Tarman
81 Bab 81. selesai
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1. Membeli rumah
2
Bab 2. Gadis berdarah
3
Bab 3. Mertua sakit keras
4
Bab 4. Rasa cemas Arman
5
Bab 5. Menyalahkan Purnama
6
Bab 6. teror di mulai
7
Bab 7. mimpi buruk
8
Bab 8. Sepasang kaki
9
Bab 9. Andre di hantui
10
Bab 10. Ingin menjadi arwah
11
Bab 11. Ada suara
12
Bab 12. Gadis berlendir
13
Bab 13. Kedatangan Xavier dan Jalak
14
Bab 14. Derita Pak Min
15
Bab 15. Jejak kaki berlumpur
16
Bab 16. Memantau dua pemuda
17
Bab 17. Nilam dan Maharani
18
Bab 18. iblis mengucap salam
19
Bab 19. tengkorak manusia
20
Bab 20. Membawa hadiah pulang
21
Bab 21. Ada lagi iblis nya
22
Bab 22. Mendapatkan iblis
23
Bab 23. Di hajar Nilam
24
Bab 24. Sagara yang membantu
25
Bab 25. Meninggal dunia
26
Bab 26. Mayat menghilang
27
Bab 27. Mencari mayat
28
Bab 28. Andre datang
29
Bab 29. Adam tantrum
30
Bab 30. panik nya warga
31
Bab 31. Di datangi Pak Min
32
Bab 32. Bertemu dengan Arya
33
Bab 33. bau busuk mayat
34
Bab 34. Tengkorak bayi
35
Bab 35. Di tampar ular ungu
36
Bab 36. Kepala di paku
37
Bab 37. Masih tentang rawa
38
Bab 38. Sosok berdarah
39
Bab 39. Kerasukan
40
Bab 40. dugaan Maharani
41
Bab 41. Rumpun bambu
42
Bab 42. Jeroan manusia
43
Bab 43. Saiyara
44
Bab 44. Memang Adam
45
Bab 45. Kecolongan
46
Bab 46. Datang di agensi
47
Bab 47. Naik genteng
48
Bab 48. Pembunuhan terhadap bayi
49
Bab 49. Bertengkar dengan kupu²
50
Bab 50. Anaconda
51
Bab 51. Membongkar kuburan
52
Bab 52. Cerita Nadia
53
Bab 53. Rencana Purnama
54
Bab 54. Membakar tulang
55
Bab 55. Kecelakaan
56
Bab 56. Pak Tarman
57
Bab 57. Rasa bersalah
58
Bab 58. Membakar rumah
59
Bab 59. Tabiat buruk Arman
60
Bab 60. Bapak nya Nadia
61
Bab 61. Roman cinta
62
Bab 62. Dewa gaul
63
Bab 63. Tidak menemukan
64
Bab 64. Amarah Andre
65
Bab 65. Di culik
66
Bab 66. Permainan seru
67
Bab 67. Kai memilih pergi
68
Bab 68. Santet Pak Tarman
69
Bab 69. Mencari ruang rahasia
70
Bab 70. Nanah dan darah
71
Bab 71. masuk lembah kematian
72
Bab 72. Kepintaran Arjuna
73
Bab 73. Siksaan Arman
74
Bab 74. Bertemu Tarman
75
Bab 75. Masih bertempur
76
Bab 76. Menunggu arwah Bima
77
Bab 77. Bertemu dengan arwah sahabat
78
Bab 78. Mengalahkan Tarman
79
Bab 79. Hubungan Adam dan Tarman
80
Bab 80. Anak Pak Tarman
81
Bab 81. selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!