Diary of Jane 5
"Ya Tuhan! Ganteng banget!" Vera sampai menangis saat melihat foto salah satu member BTS kesukaannya.
"Jidad membahana euyy!" Jane mengusap usap pipinya yang gemas melihat jidad. Hanya jidad. Jidad orang korea memang berbeda dengan orang Indonesia yang biasa-biasa saja.
"Huwaaa, gue hampir mimisan liatnya!" Jane menutup hidungnya.
"Gue juga kali, gue pengen pinjam jidadnya buat main golf, hahaha." Vera mengusap air matanya.
***
"Bang, lo bisa tinggal disini kok!"
"Perasaan yang mpunya rumah nyokap gue, kok lo yang biarin cowok buat tinggal di sini?" Sewot Vera, ya memang seluruh penghuni rumah ini adalah gadis, laki laki cuma papanya Vera, tapi jarang di rumah, dan mang Udin tukang kebun serta pak Jali, supir.
"Udah, biarin aja," ujar Hana, mamanya Vera, alias tantenya Jane.
"Tuh, Tante aja kagak keberatan." Jane menunjuk Tante Hana dengan dagunya.
"Makasih Tan," Kay tersenyum, dari mukanya bisa diliat banget kalo dia gak mau pulang atau ketemu salah satu orang tuanya, bang, lo sabar yah.
Jane sama Kay itu emang kakak adek, tapi, bukan kandung, cuma kakak-adek abal-abal.
"Kamu boleh tinggal disini." Tante Hana tersenyum. "Tapi bayar kos," sambung Tante Hana dan membuat Kay, Jane, bahkan Vera menoleh.
"Kos?" tanya Jane dan Vera bersama.
"Sejak kapan mama buka kos?" Vera mengerutkan keningnya.
"Ya, mama kepikiran aja, kamar di rumah kita banyak, dan kosong, kadang perlu bayar orang buat bersihin, kalo ada yang nge-kost kan lumayan, ada yang bersihin dan ninggalin, biar gak sepi aja, dan nambah uang masuk," jelas tante Hana, seketika Vera mengangguk.
Fikiran Jane masih berputar pada rencana pembukaan kos, rumah gue juga banyak kamarnya, apa gue buka kos buat para cogan yah?
.
.
"Lo beruntung bisa dapat gratis Bang, itu pun karena lo ganteng, lo cukup ngucapin selamat pagi sama makan sarapan sama Tante Hana." Jane sedang sibuk menata baju-baju milik Kay.
"Gue gak mau repotin orang, mungkin gue bakal pindah di rumah temen gue." Kay menatap layar ponselnya sambil memberikan baju untuk Jane tata di lemari.
"Oh, gitu."
Walaupun Kay senyum, Jane masih bisa melihat Kay hancur. Ternyata kehidupan Kay lebih keras. Jane mengira dia adalah orang paling tak beruntung di dunia.
Tapi.
Jane melihat ada yang lebih tak beruntung darinya.
Jane beruntung masih punya orang tua lengkap.
Jane beruntung dikasih temen-temen baik.
Jane beruntung punya orang yang sayang sama dia.
Untungnya juga, Jane masih hidup setelah dapat banyak banget bully-an.
***
Gak berasa Jane sudah bersarang di SMA selama satu bulan, dan besok ada pelajaran yang menurutnya aneh.
Gimana sih,
Kerja kelompok?
Tapi, bukan sama temen sekelas?
Itu gimana?
"Aiyooooh, sarangheo jungkok!" Raya meloncat loncat kegirangan karena kelompoknya berisi orang-orang pintar.
Tuhan.
Help me please.
Tolong beri gue sebuah keberuntungan.
Jane berulang kali menengadah ke langit memohon agar bisa dapat kelompok yang beres dan pintar, serta tidak sombong.
"...." Jane patah hati, tulang serta sendinya terasa rontok berkeping keping, ginjalnya seakan berhenti berfungsi, dan usus nya berasa di ikat. "Arghhh!" Jane meloncat loncat karena kesal.
Bang'ke...
Bisa-bisa gue jadi babu mendadak.
Kelompok yang Jane dapat itu dari urutan pertama sampai urutan ke lima itu orang yang biasa aja, tapi kenapa? Kenapa harus ada Arka di urutan ke enam di list kelompok pecilam alias pecinta alam.
***
Dan akhirnya Jane.
Gue gak boleh berakhir mengenaskan! Jane memakai blush dan rok untuk pergi ke bersama Raya.
"Oke, tenang, kita hitung mundur bareng!" Raya berancang-ancang, ia memegang tali tas selempangnya erat.
"Tiga," kaki mereka sudah di kuatkan.
"Dua," kini mata mereka sudah bersedia.
"Satu!" Raya dan Jane berlari sekencang mungkin ke loker tempat menjual poster alat alat serta tanda tangan member BTS.
Berdesak desakan sampai jungkir balik mereka lakukan demi dapat satu lembar tanda tangan suga atau V atau seokjin, katanya kalau dapat satu di robekin jadi dua.
"Awas!" Raya menyikut gadis di sampingnya, akhirnya ia dapat 2 tanda tangan, satu tools edisi terbatas khusus Army BTS, dan satu kaos bertanda BTS army love keluaran terbatas.
Sedangkan Jane ....
"Kaki gue, huwaaa!" Jane sial, ia terinjak injak, kini dia sedang duduk terkapar dengan kondisi kaki terkilir.
"Nih, boneka buat lo." Raya memberikan boneka untuk Jane.
"Huwaaa, kaki gue, sakit banget!" Jane berdiri, krakh, ia melotot, roknya robek. Hidup gue diwarnai dengan segala kesialan huhu.
"Ya ampun hyung! Rok lo robek." Raya menutup mulutnya melihat rok gadis di depannya robek, "helep! Akhhh!" Raya berputar putar sambil menengadah.
"Arka!"
Nih orang bener bener yah, Jane merungut, jelas, sangat jelas jika Jane sedang kesusahan, Raya justru menghayal Arka ada di sini. "Woy, gue lagi kena musibah, lo malah halu Arka ada di sini!" protes Jane.
"Arka! Pinjam jaket lo!" Sergap Raya melepaskan jaket milik Arka secara paksa. "Eh!" Arka mengejar Raya.
"Bentar doang, temen gue lagi kena musibah, roknya robek." Bisik Raya pada Arka sambil menunjuk pada gadis yang masih duduk di kursi di dekat zona bermain anak-anak.
Raya langsung mengikatkan jaket Arka untuk menutupi rok Jane yang robek, "eh, ini jaket siapa?"
"Arka." Raya dengan polos menunjuk ke Arka yang mendekati mereka.
Glek. Jane menelan saliva, kenapa harus dia, Jane berulang kali memukul kepalanya. Sial apa gue!
"lo gak apa-apa?"
Ya Tuhan, kok suaranya bikin melow yah?
Lembut banget astaga.
Bang-ke!
"Iya," singkat Jane. "Makasih jaketnya, nanti gue balikin."
Jane ingin membuka mulutnya lebar-lebar melihat reaksi Arka, tersenyum ramah. Kok ganteng?
***
Bersambung...
likenya tulung😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
♦←H!Ω‡‘§→♠
Hahaha kok banyak komedinya ya
2021-01-27
1
BELVA
tim absen siang datang nih
2021-01-25
1
🌹Dina Yomaliana🌹
5 like dan rate 5 mendarat💕💕💕
2021-01-17
1