Diary of Jane 2.
Chat Raya dan Jane—
Raya:
Apaan sih lo, kaki kok di jadiin profil WhatsApp?
^^^Jane:^^^
^^^Hehe, gue males pajang muka gue.^^^
Raya:
Gue aja gak pake muka gue, Gue pake muka idola gue aw.
^^^Jane:^^^
^^^Siapa?^^^
Raya:
Taehyung lah bos.
^^^Jane:^^^
^^^Oh.^^^
Raya:
Jadi, lo gak di liat sama Arka tadi pagi?
^^^Jane:^^^
^^^Dih, boro-boro,^^^
^^^gue gak keliatan kali,^^^
^^^badan gue terlalu cute, uwu!^^^
Raya:
Badak lo! haha
^^^Jane:^^^
^^^ish, ngeselin banget sih lo!^^^
^^^emang lo di liat sama Arka?^^^
Raya:
Kagak, hehe.
^^^Jane:^^^
^^^Emang 'ban'gke lo!^^^
^^^haha, senasib aja lo masih ledekin gue^^^
Raya:
Dah lah, gue mau bocan dulu, bye.
^^^Jane:^^^
^^^Apaan bocan?^^^
Raya:
hmzzzz, bobo cantik zeyeng ....
^^^Jane:^^^
^^^oh.^^^
Jane menyimpan ponselnya di balik bantal, menatap langit langit kamarnya, menikmati suara hujan di malam hari. Biasanya hujan-hujan seperti ini ia bisa tidur dengan nyenyak dan sejenak juga melupakan semua masalah hidupnya, yang seakan tak pernah selesai dan berakhir. Jane mulai memejamkan matanya sebelum ia merasakan pipinya yang basah karena tetesan air.
"Air?" Kening Jane mengernyit heran melihat air di pipinya.
"Huwaaaa! tante! kamar aku bocor!" jeritnya meluhat ternyata atap kamar yang sudah lama tak di renovasi bocor.
Ya, sudahlah. Nasib Jane emang kurang baik hari ini, mungkin lebih tepatnya tiap hari dia bernasib buruk, tiada hari tanpa sial di hidupnya, kalau ada penghargaan manusia ter-sial di bumi, maka secara langsung akan di berikan pada Jane Radista.
Unlucky human appreciation on earth. Seperti itu bunyi penghargaan yang akan di dapat oleh gadis yang sekarang harus mengungsi di kamar Vera, kakaknya.
Make a wish, semoga, besok lebih baik dari hari ini, seenggaknya kesialan gue bisa berkurang satu aja gue udah bersyukur banget. Jane perlahan menutup mata. Demi warga bikini bottom, ia ingin sekali berasib baik.
.
.
Dari jendela kelasnya yang langsung tertuju ke lapangan basket, Jane menulis diary seperti biasa. Kadang ada hal yang tidak bisa di ungkapkan dengan cerita ke orang lain. Karena itu, Jane memilih alternatif buku diary untuk menuliskan semuanya. Termasuk si pangeran —Arka.
"Jane, lo liat apa sih?"
"Liat makhluk kesayangan Tuhan." Jane masih melihat keluar, sedangkan sosok disampingnya cuma ber'oh' ria —Raya.
Bedanya dia punya pacar, kalo jane, gak usah di bahas lagi, udah ketahuan. Jane berlebel SNI prediket jomblo ngenes sejagat.
"Dia itu ganteng banget yah." Raya ikut ikutan melihat sosok remaja lelaki berusia 15 tahun itu. "GGS," tebak Raya cepat.
"Apaan tuh?" tanya Jane polos.
"Ganteng Ganteng Sombong."
"GGTUAYP lebih tepatnya." Jane menggosok hidungnya yang gatal, Raya mengernyit sesaat, mencari pengertian dari perkataan Jane, sebelum akhirnya ia bertanya, "Apaan tuh?"
"Ganteng Ganteng Tapi Udah Ada Yang Punya, AHAHAHAHAH!"
"Alaah, serah lo deh, gue sih oh aja, kalo gak di oh atau di iyain, entar lo nangis, kalo lo nangis gue males tanggung jawab, males akut gue kalo udah berurusan sama makhluk kayak lo. Poin utamanya sih, kompeng mahal, kalo lo nangis gue males beliin lo kompeng."
"Jahat banget sih!" Jane mencebik, mending liat yang bening bening dari pada liat bunga di sampingnya —bunga jenis Raflesia Arnoldi. Wanginya bisa bikin mati sekampung.
Raya ikut-ikutan melongok ke jendela kelas, pandangannya mengikuti arah mata Jane.
"Itu Arka kan? Anak IPA 1?" tanya Raya. Lagi, perasaan barusan ngomongin Arka, udah nanya lagi.
"Iya, makhluk paling beruntung menurut gue."
"Gantengnya bisa bikin gue mimisan satu malam, bang'ke banget sih ada orang yang seganteng itu."
"Hmm," Jane sudah kehabisan kata-kata. "Gue kesel!" Jane menghantukkan kepalanya ke meja. "Seakan gue yang paling gak beruntung di dunia ini."
"Sabar bro, hidup lo gak seburuk itu, gue aja bisa be better," ujar Raya sambil melihat ponselnya. "Coba deh, lo cari cowok di medsos, kali dapat, kayak gue."
"Beneran?" Jane memasang seluruh indra di tubuhnya, dari mata sampai lidah. "Te-tapi, kan ... gue cuma punya satu medsos aja."
"Kurang gaul!"
Kok jahat yah, tapi ia sih, emang bener, Jane cuma punya satu medsos dan itu WhatsApp doang. Karena menurut Jane, medsos itu gak terlalu penting.
"Coba deh, lo bikin medsos lain, pajang foto lo."
Plis, jangan bilang foto, gue gak pinter jurusan per-foto-an apalagi per-selfian. Foto profil WhatsApp gue aja kaki.
Jane menelungkup di atas meja, "Gue gak minat," pasrahnya. Hidupnya tuh kayak sial banget, udah gak punya pacar, temen cuma satu, itupun jarang di sisi.
"Oh oke, terserah lo aja, gue gak maksa, kalo gue paksa entar lo nangis, kalo lo nangis ...." Sebelum segala celotehan dari Raya menyembur keluar, Jane lebih dulu menyumpal mulut Raya dengan segumpal kertas.
"Makan tuh! haha!" Jane menjulurkan lidahnya dan berlari.
GEDUBRAK!
Manpus!
Karma berlaku. Jane tersungkur jatuh tersingkap kaki Riko. "Huwah! bang'ke lo!" maki Jane seraya melemparkan sepatunya pada Riko.
"Jalan pakai mata, jangan pakai kaki. Ngesot kalau gak mau jatuh!"
"Berisik!"
***
Disaat hari kedua di sekolah Jane berakhir dengan tawar, persis banget sama air minum, gak ada yang istimewa walaupun sedikit.
Jane cuma liat anak-anak, ralat, tiga makhluk ganteng yang masuk top five di SMA, idola baru SMA, lewat di depannya, iya, Jane gak salah liat, tiga cowok super ganteng lewat di depannya.
Alaaaah, gue halu, Jane mengibaskan tangannya di depan muka, tapi bayangan yang ia liat bukan fatamorgana, melainkan fana.
Jane gak pake ekspresi apa-apa, dia udah sadar kalo dia terlalu mimpi buat deket sama salah satu dari mereka.
Jadi top five itu ada Arka Bramasta Hardikha, Gilang Al Angga, Devano, Yuan Gibran, dan Ares Junior. Devano, Yuan Gibran anak PIK-R, dua-duanya udah kelas 12. Ares Junior itu terkenal berandal sejak pertama masuk SMA. Kalau Arka itu adeknya Devano, masih kelas 10 kayak Ares, dan Gilang kelas 11, diantara lima makhluk itu, yang paling susah di temuin itu Gilang.
Lebih cocok namanya hilang, bukan Gilang kali yah. Pikiran Jane masih berputar pada tiga sosok yang lewat.
Yang lewat di depannya sekarang adalah Devan, Ares, dan Arka.
"Jane! Awas!"
"Aaaaaah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
BELVA
slm kenal ya thoor
2021-01-24
1
♦←H!Ω‡‘§→♠
nyerah itu kata-kata buat orang yang udah mau sekarat
diem itu kata-kata orang yang enggak mau maju🤭🤣🤣
ca AE lah Thor🤭
2021-01-20
2
Atika Mustika
Karya mu kren lho thor.
Karya ku juga butuh dukungan dari author sehebat dan sekren dirimu. 😁😁
2021-01-18
1