Bab 5-Pertemuan Tak Terduga

Kereta baru saja berhenti di peron Stasiun Gambir. Hiruk pikuk manusia menyambut kedatangan penumpang yang turun. Suara roda koper bergesekan dengan lantai, aroma khas keringat bercampur dengan makanan cepat saji yang dijual di area stasiun, serta pengumuman dari pengeras suara membuat kepala Aliya terasa semakin berat.

Dengan langkah perlahan, ia menurunkan koper sederhana miliknya. Wajahnya masih terlihat letih setelah delapan jam perjalanan panjang dari desanya. Matahari Jakarta pagi itu memantul pada kaca-kaca gedung tinggi, seakan mempertegas bahwa ia benar-benar sudah meninggalkan dunia lamanya.

“Ini Jakarta…” gumam Aliya pelan. Suaranya tenggelam oleh riuhnya orang-orang yang sibuk mengejar aktivitas. “Aku harus kemana sekarang?”

Hatinya mendadak ciut. Seumur hidup, ia belum pernah menginjakkan kaki di kota sebesar ini. Jalanan yang ramai, kendaraan yang bersahutan, dan orang-orang yang berjalan cepat membuatnya merasa kecil. Semua tampak terburu-buru, sementara ia sendiri berdiri kebingungan.

Tangannya menggenggam gagang koper lebih erat. Perutnya mulai perih, baru sadar bahwa sejak kemarin ia jarang makan. Nafsu makan seakan hilang bersama kesedihan yang ditinggalkannya di desa. Namun kini, tubuhnya mulai menuntut haknya.

Aliya mencoba menyeberang jalan besar di depan stasiun. Kendaraan lalu lalang tanpa henti. Ia menunggu celah, namun tak terbiasa dengan arus cepat kendaraan kota, ia ragu-ragu melangkah. Sampai akhirnya—

Brak!

Sebuah mobil mewah yang melaju agak kencang tiba-tiba menyerempet tubuhnya. Aliya terjatuh, koper terhempas, dan dengkulnya terasa perih.

“Ya Tuhan!” teriaknya lirih, tubuhnya lemas karena kaget.

Mobil itu langsung berhenti. Pintu terbuka, keluar seorang wanita muda dengan penampilan yang mencolok. Gaun rapi, jam branded di pergelangan tangan, kacamata hitam menutupi sebagian wajahnya. Wanita itu tampak panik, namun tetap menjaga gengsinya di depan orang-orang yang mulai mengerumuni.

“Astaga… apa kamu baik-baik saja?” Suaranya terdengar tinggi namun berusaha terdengar tenang. Ia berjongkok sebentar, tapi tidak menyentuh Aliya. “Aku akan bertanggung jawab, ayo kuantar ke rumah sakit sekarang.”

Aliya berusaha berdiri, tapi kakinya terasa sakit. Beberapa orang membantu mengangkatnya masuk ke mobil mewah itu. Aliya pasrah, meski hatinya gugup berada di dalam kendaraan yang tampak asing dan mahal.

Rumah sakit di pusat kota menyambut mereka dengan bau antiseptik yang menusuk hidung. Aliya dibaringkan di ranjang pemeriksaan. Seorang dokter memeriksa luka-lukanya, lalu berkata santai, “Tidak ada luka serius, hanya lecet di lutut dan sedikit memar di lengan. Istirahat saja beberapa hari, akan sembuh sendiri.”

Wanita tadi—yang ternyata bernama Tania—berdiri di dekat ranjang dengan wajah setengah lega, setengah tak sabar. Begitu dokter pergi, Tania mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari tasnya, lalu menaruhnya di meja samping ranjang.

“Ini sebagai permintaan maafku,” katanya datar. “Ambillah, di dalamnya ada dua puluh juta.”

Mata Aliya membesar. Jumlah itu terlalu besar baginya, tapi ia langsung menggeleng cepat. “Tidak usah, Nyonya. Saya benar-benar tidak apa-apa.”

Tania menaikkan alis, lalu menyilangkan tangan. “Aku tidak suka berhutang. Uang ini untukmu. Ambil saja.”

Aliya menunduk, menahan air mata. “Saya tidak membutuhkan uang, Nyonya. Saya hanya… saya hanya butuh kesempatan untuk bekerja.”

Kata-kata itu membuat Tania terdiam sejenak. Pandangannya meneliti Aliya dari atas ke bawah. Penampilan sederhana, wajah polos, jelas sekali bukan dari keluarga kaya. Pikirannya sempat ragu, tapi bibirnya kemudian tersenyum tipis penuh keangkuhan.

“Kamu butuh pekerjaan?” tanyanya.

Aliya mengangguk pelan. “Saya baru saja tiba dari desa, dan… saya belum punya tempat tinggal.”

Tania menghela napas, lalu meraih kembali amplop uang itu. “Baiklah. Ayo ikut aku.” Ia berdiri, melangkah keluar ruangan tanpa menoleh lagi.

Aliya menelan ludah. Lututnya masih sakit, tapi ia memaksa berdiri. Kesempatan sudah ada di depan mata, meski belum tahu akan dibawa kemana.

Mobil mewah itu melaju meninggalkan rumah sakit, membawa Aliya ke sebuah apartemen tinggi yang mewah di pusat kota. Dari luar, gedung itu menjulang elegan, dengan lobi berkilau dan resepsionis yang langsung menyapa Tania dengan penuh hormat.

Aliya hanya bisa tertegun. Selama ini ia hanya melihat apartemen seperti ini di televisi.

“Ayo cepat,” perintah Tania dingin, tanpa menunggu Aliya yang agak tertinggal karena jalannya masih pincang.

Di dalam unit apartemen, interiornya sangat modern. Lantai marmer mengkilap, perabotan mahal berjejer rapi, aroma parfum ruangan menyebar. Aliya merasa canggung, bahkan takut menginjak lantai bersih itu.

“Mulai hari ini kamu bekerja untukku,” kata Tania sambil melepaskan kacamata hitamnya. Tatapannya tajam, penuh gengsi. “Aku butuh pelayan pribadi. Apartemen ini belum ada pelayannya, jadi kamu akan tinggal di sini dan bekerja untukku.”

Aliya terdiam, antara tak percaya dan lega. “Baik, Nyonya. Terima kasih sudah memberi saya kesempatan.”

“Jangan berterima kasih dulu,” potong Tania dingin. “Aku tidak suka orang yang malas atau lamban. Jika kamu mengecewakan, aku akan mengusirmu tanpa pikir panjang.”

Aliya mengangguk cepat, meski hatinya bergetar. “Saya akan berusaha sebaik mungkin, Nyonya.”

Tania lalu duduk di sofa empuk, mengambil ponselnya. “Namaku Tania. Aku seorang model, mungkin kamu akan sering melihatku di majalah atau televisi. Tapi jangan pernah coba-coba ikut campur urusanku. Tugasmu hanya bersih-bersih, memasak, dan melayaniku.”

Aliya kembali mengangguk. Ia sadar, meski sikap Tania angkuh, namun inilah satu-satunya pintu rezeki yang terbuka di kota asing ini.

Malam itu, setelah semua tugas kecil selesai, Aliya duduk di sudut kamar kecil yang diberikan Tania untuknya. Ia membuka koper, menatap pakaian-pakaian sederhana di dalamnya, lalu menarik napas panjang.

“Ini awal yang baru…” bisiknya lirih. Air mata menggenang, tapi kali ini bukan hanya karena luka, melainkan juga karena sedikit harapan mulai tumbuh.

Di sisi lain, kehidupan Tania ternyata tidak semewah tampilan luarnya. Ia adalah istri dari Angkasa Sky Albirru, seorang pengusaha sukses yang dikenal dingin dan berwibawa. Mereka sudah lima tahun menikah, namun pernikahan mereka hambar, tanpa anak, tanpa kehangatan.

Tania lebih sering tinggal di apartemen pribadi ini daripada di rumah besar milik Angkasa. Hubungan mereka hanya formalitas, sesekali ia pulang jika Angkasa memintanya hadir di acara keluarga atau bisnis.

Di balik kesombongannya, Tania sebenarnya kesepian. Namun egonya terlalu tinggi untuk mengakuinya. Dan tanpa ia sadari, kehadiran Aliya di apartemen ini perlahan akan membawa warna baru dalam hidupnya.

Sementara itu, Aliya mencoba menguatkan hati. Hidup di Jakarta bukan perkara mudah, tapi ia berjanji pada dirinya sendiri: luka dari desa harus ia kubur, dan masa depan baru harus ia rebut.

Hari pertamanya di Jakarta, meski penuh kejutan, telah mengubah jalan hidupnya. Pertemuan tak terduga dengan Tania menjadi awal dari cerita panjang yang belum pernah ia bayangkan.

Terpopuler

Comments

Mawar

Mawar

semangat aliya💪lebih baik hdup dengan org angkuh dr pada hidup dngan org yg egois dan pengkhianat wlwpun keluarga sndr tp sperti org lain.

2025-09-25

1

Yuli Oktaviani

Yuli Oktaviani

gpp Aliya, untuk awal ikut Tania dulu aja. nnt kalo udah ada modal baru cari kerja yg lebih baik

2025-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1-Retaknya Janji Suci
2 Bab 2-Restu yang Dipaksakan
3 Bab 3-Kepergian yang Tak Terhindarkan
4 Bab 4-Langkah Yang Berat
5 Bab 5-Pertemuan Tak Terduga
6 Bab 6-Bayangan Rencana Tania
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10-Penjebakan dan Ancaman
11 Bab 11-Pernikahan Kontrak
12 Bab 12
13 Bab 13 Pagi Pertama Sebagai Istri Kontrak
14 Bab 14-Aturan Baru Angkasa
15 Bab 15-Langkah Kecil Aliya
16 Bab 16
17 Bab 17 Hati yang Mulai Goyah
18 Bab 18-Malam yang Akhirnya Harus Terjadi
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21-Pagi yang Penuh Kehangatan
22 Bab 22-Pertemuan dengan Ibu Mertua
23 Bab 23-Positif
24 Bab 24-Salam Perpisahan
25 Bab 25-Jejak yang Menghilang
26 Bab 26 Berakhirnya Permainan Tania
27 Bab 27-Takdir dan Rahasia
28 Bab 28-Rahasia Yang Terungkap
29 Bab 29
30 Bab 30-Bertemu
31 Bab 31-Baby A
32 Bab 32-Pertemuan Kembali
33 Bab 33-Pulang ke Desa
34 Bab 34-Kepulangan Yang Menggores Luka
35 Bab 35-Sebuah Awal Baru
36 Bab 36-Ketegasan Aliya
37 Bab 37 Kepulangan ke Ibu Kota
38 Bab 38
39 Bab 39 Rumah Tangga yang Hangat dan Bayangan Masa Lalu
40 Bab 40 Bayangan Rencana Gelap
41 Bab 41 Menyambut Sang Pewaris
42 Bab 42 Astro sang Pewaris
43 Bab 43 Rencana Pengumuman Sang Pewaris
44 Bab 44 Kebenaran yang di Publikasikan
45 Bab 45 Rencana yang Terbongkar
46 Bab 46 Resepsi Pernikahan dan Pesta Menyambut Sang Pewaris
47 Bab 47 Baby A Lagi
48 Bab 48 Ascella, Bintang Paling Terang
49 Bab 49 S2 Setelah 23 Tahun
50 Bab 50 S2 Rencana Baru Astro
51 Bab 51 S2 Pertemuan Dua Sahabat
52 Bab 52 S2 Hari Pertama Sebagai CEO
53 Bab 53 S2 Proyek Besar
54 Bab 54 S2 Pertemuan Tak Terhindarkan
55 Bab 55 S2 Ruang Rapat Yang Memanas
56 Bab 56 S2 Bayangan Masa Lalu
57 Bab 57 S2 Bayangan yang Mengintai
58 Bab 58 S2 Luka Lama yang Terungkap
59 Bab 59 S2 Jangan Pergi, Elara
60 Bab 60 S2 Zona Nyaman yang Runtuh
61 Bab 61 S2
62 Bab 62 S2
63 Bab 63 S2 Meraih Restu Mommy Aliya
64 Bab 64 S2 Janji di Ruang CEO
65 Bab 65 S2 Apartemen Untuk Elara
66 Bab 66 S2 Kejujuran Astro
67 Bab 67 S2 Syarat Membawa Restu
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1-Retaknya Janji Suci
2
Bab 2-Restu yang Dipaksakan
3
Bab 3-Kepergian yang Tak Terhindarkan
4
Bab 4-Langkah Yang Berat
5
Bab 5-Pertemuan Tak Terduga
6
Bab 6-Bayangan Rencana Tania
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10-Penjebakan dan Ancaman
11
Bab 11-Pernikahan Kontrak
12
Bab 12
13
Bab 13 Pagi Pertama Sebagai Istri Kontrak
14
Bab 14-Aturan Baru Angkasa
15
Bab 15-Langkah Kecil Aliya
16
Bab 16
17
Bab 17 Hati yang Mulai Goyah
18
Bab 18-Malam yang Akhirnya Harus Terjadi
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21-Pagi yang Penuh Kehangatan
22
Bab 22-Pertemuan dengan Ibu Mertua
23
Bab 23-Positif
24
Bab 24-Salam Perpisahan
25
Bab 25-Jejak yang Menghilang
26
Bab 26 Berakhirnya Permainan Tania
27
Bab 27-Takdir dan Rahasia
28
Bab 28-Rahasia Yang Terungkap
29
Bab 29
30
Bab 30-Bertemu
31
Bab 31-Baby A
32
Bab 32-Pertemuan Kembali
33
Bab 33-Pulang ke Desa
34
Bab 34-Kepulangan Yang Menggores Luka
35
Bab 35-Sebuah Awal Baru
36
Bab 36-Ketegasan Aliya
37
Bab 37 Kepulangan ke Ibu Kota
38
Bab 38
39
Bab 39 Rumah Tangga yang Hangat dan Bayangan Masa Lalu
40
Bab 40 Bayangan Rencana Gelap
41
Bab 41 Menyambut Sang Pewaris
42
Bab 42 Astro sang Pewaris
43
Bab 43 Rencana Pengumuman Sang Pewaris
44
Bab 44 Kebenaran yang di Publikasikan
45
Bab 45 Rencana yang Terbongkar
46
Bab 46 Resepsi Pernikahan dan Pesta Menyambut Sang Pewaris
47
Bab 47 Baby A Lagi
48
Bab 48 Ascella, Bintang Paling Terang
49
Bab 49 S2 Setelah 23 Tahun
50
Bab 50 S2 Rencana Baru Astro
51
Bab 51 S2 Pertemuan Dua Sahabat
52
Bab 52 S2 Hari Pertama Sebagai CEO
53
Bab 53 S2 Proyek Besar
54
Bab 54 S2 Pertemuan Tak Terhindarkan
55
Bab 55 S2 Ruang Rapat Yang Memanas
56
Bab 56 S2 Bayangan Masa Lalu
57
Bab 57 S2 Bayangan yang Mengintai
58
Bab 58 S2 Luka Lama yang Terungkap
59
Bab 59 S2 Jangan Pergi, Elara
60
Bab 60 S2 Zona Nyaman yang Runtuh
61
Bab 61 S2
62
Bab 62 S2
63
Bab 63 S2 Meraih Restu Mommy Aliya
64
Bab 64 S2 Janji di Ruang CEO
65
Bab 65 S2 Apartemen Untuk Elara
66
Bab 66 S2 Kejujuran Astro
67
Bab 67 S2 Syarat Membawa Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!