BAB 05 - Kualat?

Suara Bagaskara terdengar datar, dingin, tapi penuh penekanan hingga membuat Aliya terdiam membisu.

Tanpa menunggu jawaban, jemari pria itu bergerak cepat. Dengan hanya satu tangan, Bagaskara mengancingkan kembali satu per satu kancing piyama Aliya.

Gerakannya sedikit kasar, tidak lembut sama sekali, seolah hanya ingin menutupi bagian tubuh wanita itu tanpa peduli rasa malu yang menyertainya.

Aliya menunduk dalam-dalam, wajahnya merah padam. Dia bisa merasakan detak jantungnya yang makin tak terkendali, sekaligus rasa perih karena merasa begitu ceroboh.

Matanya menatap jemari Bagaskara yang bergerak tegas, begitu mudah menutup apa yang tak seharusnya terbuka.

Entah kenapa, di tengah rasa malunya, ada getaran lain yang membuat Aliya makin sulit bernapas.

Bagaskara mungkin terluka parah, tapi tetap saja dia begitu mendominasi, begitu tegas, dan Aliya lagi-lagi tidak bisa mengelak dari perasaan yang semakin menjerat dirinya.

"A-aku nggak sadar, tadi panik karena Kak Jendra bilang, Kakak parah."

Aliya terbata-bata membela diri. Wajahnya memerah, mata membesar dengan penuh rasa bersalah.

Jujur saja, dia tidak menyadari sama sekali kalau kancing piyamanya sempat terbuka hingga memperlihatkan bagian tubuhnya yang seharusnya tertutup rapat.

Sungguh memalukan, apalagi saat itu dirinya tengah sibuk menenangkan hati yang panik.

Hening sejenak menyelimuti ruangan. Hanya suara detak jarum jam dinding dan tarikan napas mereka berdua yang terdengar.

Bagaskara, dengan wajah letih dan tatapan dingin khasnya, tampak tidak terlalu peduli dengan alasan Aliya.

Dia hanya membaringkan diri lebih nyaman di ranjang rumah sakit, menarik selimut hingga sebatas perut, lalu memejamkan mata seolah ingin mengabaikan segala keributan yang baru saja terjadi.

Sikap cuek dan dinginnya memang sudah jadi kebiasaan. Tapi meski begitu, Aliya tidak pernah surut niat untuk tetap memperhatikannya.

Ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong kuat, rasa tulus yang tak bisa dihalangi oleh sikap Bagaskara yang dingin sekalipun.

"Oh iya, Kakak belum jawab ... kenapa bisa sampai dilarikan ke rumah sakit?" Suara Aliya memecah hening, penuh nada khawatir.

"Ketabrak," jawab Bagaskara singkat.

Suaranya datar, seolah itu hanya perkara sepele. Matanya bahkan enggan menatap Aliya, melainkan tetap menatap ke arah langit-langit.

Jawaban itu sukses membuat dada Aliya berdebar kencang. Rasa cemas semakin melingkupi pikirannya.

"Ketabrak? Kok bisa? Kakak ke mana memangnya?" tanyanya cepat, suaranya bergetar menahan takut.

Bagaskara tidak langsung menjawab. Dia menarik napas panjang, menahannya sesaat, lalu melepaskannya perlahan.

"Entahlah, mungkin lagi sial saja," ucapnya datar, seakan tidak ingin memperpanjang pembicaraan.

Aliya menautkan alis, tidak puas dengan jawaban setengah hati itu. "Sial? Sial gimana? Maksudnya Kakak ketabrak karena tabrak lari? Atau ... atau jangan-jangan Kakak sengaja nabrakin diri sendiri?"

Pertanyaan itu sontak membuat Bagaskara mendengus. Kepalanya terasa makin berat dengan semua rasa sakit bercampur lelah.

Dia sampai harus mengembuskan napas kasar, tanda bahwa dia benar-benar tidak ingin digiring ke arah pertanyaan konyol semacam itu.

"Orang waras mana yang sengaja menabrakkan diri aku tanya?" balas Bagaskara, nada suaranya meninggi sedikit.

Aliya yang mendengarnya menggigit bibir bawahnya. "Ya ... siapa tahu, bisa jadi, ‘kan?" jawabnya pelan, mencoba berdalih walau sebenarnya sadar kalau pertanyaannya memang kelewat konyol.

Sejenak, Bagaskara memalingkan wajahnya. Dia enggan menatap Aliya lagi. Kehadiran gadis itu entah kenapa malah membuat pikirannya semakin kacau, seolah luka yang ada di tubuhnya semakin terasa nyeri hanya karena Aliya berada di sisinya.

"Tabrak lari," akhirnya ia menjawab pendek.

"Di mana? Bisa ceritain kronologinya?" Aliya terus menekan, matanya menatap penuh rasa ingin tahu sekaligus khawatir.

Bagaskara mendesah lelah. Jujur, malas sekali rasanya harus menceritakan hal itu. Kejadian tadi benar-benar membuatnya terkejut.

Saat baru saja turun dari mobil dengan maksud membeli rokok di supermarket terdekat, sebuah motor melaju tak terkendali dan menghantam tubuhnya dengan keras.

Tubuhnya sempat terpental cukup jauh hingga nyaris saja masuk ke jalur mobil lain yang tengah melaju.

Andai sepersekian detik saja terlambat, mungkin sekarang dia tidak lagi berbaring di ranjang rumah sakit, melainkan sudah terbaring kaku tanpa nyawa.

Sungguh Bagaskara tidak menduga bahwa niatnya untuk sedikit menjauh dari Aliya beberapa saat justru nyaris berubah membuatnya semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Bahkan, di titik dia merasakan rasa sakit yang tadi menyiksanya, pria itu sempat membatin. "Apa mungkin kualat karena berniat meninggalkan istri di malam pertama mereka?"

.

.

"Nanti saja ya, aku lelah," ujar Bagaskara pada akhirnya, memilih menghentikan pembicaraan.

Aliya menahan helaan napas, lalu mengangguk dengan tulus. "Ya sudah, tidak apa-apa. Lain kali saja ... aku akan menunggu sampai Kakak punya tenaga untuk cerita."

Bagaskara tidak menanggapi panjang lebar. Dia hanya menganggukkan kepala kecil, membiarkan hening kembali merayapi ruangan.

Aliya mengisi kekosongan dengan melirik sekeliling, mencoba menenangkan hati yang masih dicekam khawatir.

Sementara itu, Bagaskara sesekali mencuri pandang padanya lewat ekor mata. Dia sendiri tidak tahu kenapa, tapi ada rasa hangat yang perlahan muncul hanya dengan melihat gadis itu masih setia berada di sisi.

"Ehm ...." Suara lirih hampir bersamaan keluar dari mulut mereka.

"Oh iya!!!"

Kedua insan itu akhirnya bersuara nyaring di saat yang sama. Mereka pun saling menatap dan tanpa sadar tersenyum tipis.

"Kamu duluan," ucap Bagaskara datar, meski ada nada berbeda di balik suaranya.

"Kakak saja," balas Aliya cepat, memberi kesempatan. Senyum hangatnya begitu tulus, seolah dia memang benar-benar ingin mendengar apa pun yang ingin Bagaskara katakan.

Bagaskara sempat mengerjap pelan, memandang Aliya beberapa detik lebih lama dari biasanya. "Kamu sudah makan?" tanya Bagas biasa saja, tapi di telinga Aliya jelas berbeda.

Bahkan, dia sampai spontan tersenyum. "Ehm, sudah!! Tadi aku panggil room service ... aku pesan beberapa menu, buat Kakak juga sebenarnya sudah aku pesankan, tapi berhubung Kakak nggak balik-balik, ya aku makan duluan. Maaf ya."

Nada lembutnya, cara dia meminta maaf, dan ketulusan yang begitu terasa membuat Bagaskara tertegun. Ada sesuatu yang menggerakkan sudut bibirnya, meski hanya sekelebat rasa yang tidak biasa.

"Untukku?" tanyanya pelan, seperti memastikan.

"Iya," jawab Aliya mantap. "Mau aku bawakan ke sini? Masih enak kalau dimakan sekarang, Kak."

"Tidak usah, biar saja di sana." Bagaskara menolak dengan cepat, lalu kembali menatap Aliya. "Kamu tadi mau bicara apa?"

Aliya mengerjap, bingung. "Aduh apa ya?" gumamnya sembari mengusap pelipis. Dia benar-benar mendadak lupa.

"Hem, apa?" Bagaskara mendesak, kali ini dengan nada lebih ringan.

"Bentar, Kak ... aku lupa. Tadi mau ngomong apa sih? Eh, malah grogi ... bentar aku ingat-ingat dulu," ucap Aliya jujur, wajahnya memerah karena malu.

Dan tanpa diduga, pengakuan sederhana itu justru sukses membuat Bagaskara tersenyum tipis, tipis sekali, bahkan nyaris tak terlihat.

.

.

- To Be Continued -

...Satu eps lagi, ramaikan kolom komentarnya jika kalian suka dengan kisah mereka wahai penduduk bumi ~...

Terpopuler

Comments

Ani Suwarni

Ani Suwarni

wkwkwkkkk makanya jangan sok²an ingin menjauh dari istrimu.masih beruntung belum pindah alam kau 🤣🤣🤣

2025-09-21

31

Syifa Azhar

Syifa Azhar

itu baru niat ninggalin istri di malam pertama kamu kena karma keserempet motor,apalagi niat ninggalin istri di malam-malam selanjutnya di jamin kamu makin Deket sama sang pencipta lewat jalur express,apa gak makin horor bagas🤣🤣🤣
nah dah mulai berasa manis-manisnya kan,biarpun Alya rada aneh tp percayalah hatinya baik dan tulus bikin kamu bisa senyum-senyum sendiri tanpa sadar😄😄

2025-09-22

0

Teh Yen

Teh Yen

cie Bagaskara hatinya udh manghangat yah,, jarang" ada yg perhatian yah ke kak Bagaskara sekalinya istrinya yg perhatian rasanya seperti ada rasa lain yg bikin nyaman
Naha bener tuh kualat kali mau ninggalin istri d malam pertama makanya celaka huuhh jahat banget sih JD d tegur sama Alloh
kynya cocok yah pria dingin seperti Bagas dengan cewek super duper rame seperti Aliyah jd bikin hidup dunianya hehe

2025-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Akhirnya (SAH)
2 BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~
3 BAB 03 - Menolak Sadar
4 BAB 04 - Panik Setengah Hidup ~
5 BAB 05 - Kualat?
6 BAB 06 - Tetap Seranjang
7 BAB 07 - Aku Istri Kakak Loh ~
8 BAB 08 - 0 Privasi
9 BAB 09 - Memang Centil
10 BAB 10 - Jadi Abu ~
11 BAB 11 - First Kiss
12 BAB 12 - Dia Punya Pacar?
13 BAB 13 - Dia Bukan Pacarku ~
14 BAB 14 - Cemburu?
15 BAB 15 - Mungkin Nanti
16 BAB 16 - Teman tapi Mesra?
17 BAB 17 - Obat Tidur tanpa Dosis
18 BAB 18 - Tidurmu Jelek ~
19 BAB 19 - Morning Kiss
20 BAB 20 - Sudah Mencintaiku?
21 BAB 21 - Kakak Tergoda?
22 BAB 22 - Mandi Kebo
23 BAB 23 - Benar-Benar Menunggu
24 BAB 24 - Istriku
25 BAB 25 - Jual Mahal
26 BAB 26 - Peringatan Keras
27 BAB 27 - Sepiring Berdua
28 BAB 28 - Terlalu Kentara (Cemburunya)
29 BAB 29 - Tidak Yakin Dia Dewasa
30 BAB 30 - Terpesona (Lagi)
31 BAB 31 - Hak dan Kewajiban (Suami-Istri)
32 BAB 32 - Lip Balm Unlimited
33 BAB 33 - Cinta Sendirian ~
34 BAB 34 - Berbalas!!
35 BAB 35 - Dia, Istri Saya ~
36 BAB 36 - Sudah Sayang?
37 BAB 37 - Sedikit
38 BAB 38 - Memang Dicintai ~
39 BAB 39 - Sakit Kepala ~
40 BAB 40 - Mulai Mengatur ~
41 BAB 41 - Sedikit Lebih Dekat ~
42 BAB 42 - Manggil Sayang?
43 BAB 43 - Begitu (Hangat)
44 BAB 44 - Luapan Amarah Seorang Istri
45 BAB 45 - Lima Menit Berarti ~
46 BAB 46 - Maaf ~
47 BAB 47 - Sedikit Berharap
48 BAB 48 - Kecintaan
49 BAB 49 - Kamu Keramas?
50 Promosi Karya Baru : Desy Puspita
51 BAB 50 - Buktikan ~
52 BAB 51 - Teori Anjani
53 BAB 52 - Merealisasikan Teori Anjani ~
54 BAB 53 - Sangat Siap (Aliya)
55 BAB 54 - Finally Goal
56 BAB 55 - After Begadang
57 BAB 56 - Lapar Lagi (Bagas)
58 BAB 57 - Berlagak Polos ~
59 BAB 58 - Memang Sayang ~
60 BAB 59 - Anggap Sudah Cinta
61 BAB 60 - Tips Awet Muda
62 BAB 61 - Rahasia Hati Bagas ~
63 BAB 62 - BIG NEWS!! ~ Dion
64 BAB 63 - Lama Tidak Bertemu, Al ~
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 01 - Akhirnya (SAH)
2
BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~
3
BAB 03 - Menolak Sadar
4
BAB 04 - Panik Setengah Hidup ~
5
BAB 05 - Kualat?
6
BAB 06 - Tetap Seranjang
7
BAB 07 - Aku Istri Kakak Loh ~
8
BAB 08 - 0 Privasi
9
BAB 09 - Memang Centil
10
BAB 10 - Jadi Abu ~
11
BAB 11 - First Kiss
12
BAB 12 - Dia Punya Pacar?
13
BAB 13 - Dia Bukan Pacarku ~
14
BAB 14 - Cemburu?
15
BAB 15 - Mungkin Nanti
16
BAB 16 - Teman tapi Mesra?
17
BAB 17 - Obat Tidur tanpa Dosis
18
BAB 18 - Tidurmu Jelek ~
19
BAB 19 - Morning Kiss
20
BAB 20 - Sudah Mencintaiku?
21
BAB 21 - Kakak Tergoda?
22
BAB 22 - Mandi Kebo
23
BAB 23 - Benar-Benar Menunggu
24
BAB 24 - Istriku
25
BAB 25 - Jual Mahal
26
BAB 26 - Peringatan Keras
27
BAB 27 - Sepiring Berdua
28
BAB 28 - Terlalu Kentara (Cemburunya)
29
BAB 29 - Tidak Yakin Dia Dewasa
30
BAB 30 - Terpesona (Lagi)
31
BAB 31 - Hak dan Kewajiban (Suami-Istri)
32
BAB 32 - Lip Balm Unlimited
33
BAB 33 - Cinta Sendirian ~
34
BAB 34 - Berbalas!!
35
BAB 35 - Dia, Istri Saya ~
36
BAB 36 - Sudah Sayang?
37
BAB 37 - Sedikit
38
BAB 38 - Memang Dicintai ~
39
BAB 39 - Sakit Kepala ~
40
BAB 40 - Mulai Mengatur ~
41
BAB 41 - Sedikit Lebih Dekat ~
42
BAB 42 - Manggil Sayang?
43
BAB 43 - Begitu (Hangat)
44
BAB 44 - Luapan Amarah Seorang Istri
45
BAB 45 - Lima Menit Berarti ~
46
BAB 46 - Maaf ~
47
BAB 47 - Sedikit Berharap
48
BAB 48 - Kecintaan
49
BAB 49 - Kamu Keramas?
50
Promosi Karya Baru : Desy Puspita
51
BAB 50 - Buktikan ~
52
BAB 51 - Teori Anjani
53
BAB 52 - Merealisasikan Teori Anjani ~
54
BAB 53 - Sangat Siap (Aliya)
55
BAB 54 - Finally Goal
56
BAB 55 - After Begadang
57
BAB 56 - Lapar Lagi (Bagas)
58
BAB 57 - Berlagak Polos ~
59
BAB 58 - Memang Sayang ~
60
BAB 59 - Anggap Sudah Cinta
61
BAB 60 - Tips Awet Muda
62
BAB 61 - Rahasia Hati Bagas ~
63
BAB 62 - BIG NEWS!! ~ Dion
64
BAB 63 - Lama Tidak Bertemu, Al ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!