BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~

Luar biasa malunya Aliya, hanya karena terlalu fokus memikirkan malam pertama, Aliya sampai tidak bisa berpikir jernih.

Dia lupa bahwa salah-satu kegiatan setelah masuk ke kamar hotel ialah membersihkan diri. Terlebih lagi, mereka memang baru saja melewati serangkaian acara dan sangat masuk akal jika hal pertama yang ingin Bagas lakukan adalah mandi.

"Ah bodo amat deh, telanjur juga ... lagian siapapun yang ada di posisiku pasti mikir ke sana 'kan ya?" Sungguh Aliya tidak bersedia dianggap salah hingga dia menganggap bahwa prasangkanya sangat wajar dan jika siapapun berada di posisinya pasti akan berpikir sama.

Padahal, tentu saja tidak karena sejak awal masuk Bagaskara tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sudah menginginkan malam pertama.

Tidak ada pula keinginan untuk menggoda, dan sikap hangat juga tidak. Bisa-bisanya hanya dengan melihat Bagaskara membuka kancing bajunya wanita itu justru berpikir ke arah yang iya-iya.

Tidak ingin terlalu lama terjebak dalam rasa malunya, Aliya melakukan hal lain yang sekiranya bisa menepis rasa itu.

"Micellar water mana ya ... dibanding mikirin yang nggak penting, mending bersihin make-up." Dia berlagak cuek, mengabaikan rasa malu yang sebenarnya bahkan lebih besar dari dirinya itu.

Pelan-pelan, Aliya membersihkan sisa riasan yang sebenarnya tidak begitu tebal. Dia memang meminta karena sudah tidak terbiasa sejak lama.

Tepat di saat dirinya tengah membersihkan wajah, Bagaskara kembali dengan penampilan yang tampak segar.

Rambutnya basah, dan butiran air tampak menetes di wajah dan juga bagian dadanya. Meski hanya terlihat sedikit karena kini Bagaskara menggunakan jubah mandi demi menyembunyikan aset berharganya dari mata jelalatan Aliya, tapi wanita itu masih bisa mencuri pandang meski tidak begitu puas.

"Turunin dikit please." Sesuatu dalam diri Aliya meronta, dia masih berusaha mencuri pandang dengan harapan setidaknya dia dapat menikmati pemandangan bagian dada Bagas dengan leluasa.

Akan tetapi, agaknya pria itu memang tipe pria pelit dan tidak berkeinginan untuk memuaskan mata kaum Hawa, dengan begitu cepat dia mengganti pakaian dan Aliya tidak bisa menuntaskan rasa penasarannya.

"Ck, susah payah ngintip sampai rada juling tetep nggak dapet juga." Aliya menggerutu, dia kecewa dan juga putus asa lantaran tidak mendapatkan yang dia mau.

Segera, wanita itu menuntaskan kegiatannya sementara Bagas yang sudah tampak begitu gagah dengan kaos hitam oblong dan celana pendeknya memilih duduk di tepian tempat tidur.

Tanpa mengatakan sepatah kata seperti sebelumnya, Bagaskara fokus dengan layak ponselnya. Entah apa-apa yang dia lakukan, Aliya tidak tahu juga.

Hendak bertanya juga enggan, meski cintanya seluas lautan pada seorang Bagaskara, tapi dia juga masih memiliki rasa takut dan berusaha memahami keadaan.

Sebagaimana yang Aruni bilang, Bagas bukan pria hangat, dia masuk kategori dingin dan cuek hingga tidak setiap waktu bisa diajak bicara.

Dan, tentang itu Aliya bukannya menyerah, tetapi justru makin cinta. Makin penasaran dan ingin benar-benar berhasil meraih cintanya, cinta Bagas yang kata beberapa orang sudah habis untuk orang lama.

"Iya, Arga?"

Aliya menoleh, baru saja tadi dia bertanya dalam hati tentang apa yang Bagaskara lakukan, kini dia justru menemukan jawabannya.

"Oh, lagi telepon temannya ternyata." Aliya mengangguk beberapa kali, dia berusaha mengerti keadaan ini.

Tidak ingin membuat Bagaskara canggung atau merasa dibatasi, Aliya bergegas ke kamar mandi.

Kebetulan dia juga merasakan tubuhnya tak nyaman, gerah dan jelas butuh mandi. Mengingat Bagaskara juga sudah tampak segar, mana mungkin Aliya percaya diri dengan tubuhnya yang agak bau keringat.

Begitu tiba di kamar mandi, Aliya memandangi semua benda-benda di sana yang mungkin pernah Bagas sentuh.

"Ah akhirnya, aku bisa berbagi sabun dan hal lain bersama si pekerja keras itu ... masih berasa mimpi sebenarnya," ucap Aliya disertai senyum hangat.

Fakta bahwa dirinya adalah istri dari seorang Bagaskara sungguh membuat Aliya bahagia jujur saja.

Saking bahagianya menjadi istri Bagas, Aliya tak segan mengusap-usap wastafel atau bahkan tembok kamar mandi yang sekiranya pernah menyentuh tubuh Bagas.

Bahkan, di detik terakhir dia memutuskan untuk mengenakan sikat gigi yang sama dengan Bagas.

"Dengan begini, sama saja kayak ciuman secara nggak langsung ... iya 'kan?" Meski sudah jelas-jelas disediakan dua, tapi Aliya memilih sikat gigi yang sudah Bagaskara kenakan tanpa peduli bahwa tindakannya bisa jadi akan menimbulkan kemarahan.

Sembari menggosok giginya, Aliya menari dengan begitu lincah. Seolah dunia adalah miliknya dan Aliya merasa bahwa dirinya adalah wanita paling beruntung di dunia.

.

.

Tidak hanya sekali Aliya menggosok giginya, tapi berkali-kali dan setelah dirasa puas, barulah dia mengembalikan sikat gigi itu tempat yang seharusnya.

"Ehm Hah!! Aku belum pernah merasakan napasku sesegar ini." Hiperbola sekali, Aliya menganggap efek dari sikat gigi yang sempat digunakan Bagas sangat baik sekali.

Tidak hanya membuat napas lebih segar, tapi juga menyenangkan hati.

Padahal, itu hanya sugesti dan yang sebenarnya terjadi dia memang bahagia saja diperistri oleh pria yang merupakan crush-nya sejak zaman kuliah, itu saja.

Selesai dengan sikat gigi, Aliya berlanjut ke shampo yang sudah tentu Bagas gunakan juga.

"Kak Bagas megangnya dari sisi yang mana ya? Sini kah? Atau sini?" Aliya bertanya sembari menimbang keputusan terkait di mana Bagas memegang botol shampo-nya.

Setelah dirasa yakin, barulah dia menyentuh botol shampo tersebut sembari membayangkan tengah mengenggam tangan Bagaskara.

"Sampai maut memisahkan, kuharap hanya tanganku yang pernah menggenggam tanganku, Aliya."

"Tentu, tentu saja Kak Bagas ... Jangankan genggaman tanganku, semua yang ada di tubuhku aku pastikan hanya digenggam oleh tanganmu saja, Bagaskara Baihaqi."

Tidak ada Bagaskara di dalam sana, dia hanya sendiri dan kini tengah melakukan semacam treater ala-ala orang gila.

Ritual mandinya pun menjadi begitu lama karena Aliya juga melakukan pertunjukan yang tengah dia berikan pada siapa.

Berbicara sendiri pada kaca, walau ya tentu saja dengan berbisik-bisik karena dia khawatir juga andai suaranya bocor dan makin malu di hadapan Bagaskara.

Selang beberapa waktu, barulah Aliya merasakan cukup dan selesai dengan mandinya. Segera dia menggunakan jubah mandi dan bergegas keluar karena baru sadar bahwa jemarinya saja bahkan sudah berkerut.

Dan, tiba di saat dia melangkah dan keluar dari kamar mandi, Aliya masih mendapati Bagaskara berbicara via telepon.

Tanpa keinginan untuk mengganggu, Aliya meneruskan langkah sebelum kemudian langkah itu terhenti tatkala mendengar ucapan Bagaskara yang cukup mengejutkan baginya.

"Iya, demi Tuhan aku tidak menginginkannya sedikit saja, tapi Rajendra tiba-tiba melamar gadis itu untukku, Arga!! Sumpah!"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸

🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸

makjleb.....sakit tak berdarah ......

2025-09-20

11

Neng Ima Adhikari

Neng Ima Adhikari

Makjleb banget... masuk ke telinga Aliya, lanjut turun ke hati... ibarat luka tapi tidak berdarah, yang terasa hanya sakit yg tak bisa diucapkan dengan istilah apapun...

jangan mau mencintai sendirian Aliya, buat dia jatuh cinta, se cinta-cintanya...

tapi ntar dulu se cinta-cintanya, gua blm pernah mau bareng pake sikat gigi 🤦‍♀️
minum satu gelas barengan aja, Baru-baru banget dilakuin.. 😆

2025-09-20

14

Ani Suwarni

Ani Suwarni

sabar sayang,,,,belum waktunya 🤣🤣🤣

2025-09-20

11

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Akhirnya (SAH)
2 BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~
3 BAB 03 - Menolak Sadar
4 BAB 04 - Panik Setengah Hidup ~
5 BAB 05 - Kualat?
6 BAB 06 - Tetap Seranjang
7 BAB 07 - Aku Istri Kakak Loh ~
8 BAB 08 - 0 Privasi
9 BAB 09 - Memang Centil
10 BAB 10 - Jadi Abu ~
11 BAB 11 - First Kiss
12 BAB 12 - Dia Punya Pacar?
13 BAB 13 - Dia Bukan Pacarku ~
14 BAB 14 - Cemburu?
15 BAB 15 - Mungkin Nanti
16 BAB 16 - Teman tapi Mesra?
17 BAB 17 - Obat Tidur tanpa Dosis
18 BAB 18 - Tidurmu Jelek ~
19 BAB 19 - Morning Kiss
20 BAB 20 - Sudah Mencintaiku?
21 BAB 21 - Kakak Tergoda?
22 BAB 22 - Mandi Kebo
23 BAB 23 - Benar-Benar Menunggu
24 BAB 24 - Istriku
25 BAB 25 - Jual Mahal
26 BAB 26 - Peringatan Keras
27 BAB 27 - Sepiring Berdua
28 BAB 28 - Terlalu Kentara (Cemburunya)
29 BAB 29 - Tidak Yakin Dia Dewasa
30 BAB 30 - Terpesona (Lagi)
31 BAB 31 - Hak dan Kewajiban (Suami-Istri)
32 BAB 32 - Lip Balm Unlimited
33 BAB 33 - Cinta Sendirian ~
34 BAB 34 - Berbalas!!
35 BAB 35 - Dia, Istri Saya ~
36 BAB 36 - Sudah Sayang?
37 BAB 37 - Sedikit
38 BAB 38 - Memang Dicintai ~
39 BAB 39 - Sakit Kepala ~
40 BAB 40 - Mulai Mengatur ~
41 BAB 41 - Sedikit Lebih Dekat ~
42 BAB 42 - Manggil Sayang?
43 BAB 43 - Begitu (Hangat)
44 BAB 44 - Luapan Amarah Seorang Istri
45 BAB 45 - Lima Menit Berarti ~
46 BAB 46 - Maaf ~
47 BAB 47 - Sedikit Berharap
48 BAB 48 - Kecintaan
49 BAB 49 - Kamu Keramas?
50 Promosi Karya Baru : Desy Puspita
51 BAB 50 - Buktikan ~
52 BAB 51 - Teori Anjani
53 BAB 52 - Merealisasikan Teori Anjani ~
54 BAB 53 - Sangat Siap (Aliya)
55 BAB 54 - Finally Goal
56 BAB 55 - After Begadang
57 BAB 56 - Lapar Lagi (Bagas)
58 BAB 57 - Berlagak Polos ~
59 BAB 58 - Memang Sayang ~
60 BAB 59 - Anggap Sudah Cinta
61 BAB 60 - Tips Awet Muda
62 BAB 61 - Rahasia Hati Bagas ~
63 BAB 62 - BIG NEWS!! ~ Dion
64 BAB 63 - Lama Tidak Bertemu, Al ~
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 01 - Akhirnya (SAH)
2
BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~
3
BAB 03 - Menolak Sadar
4
BAB 04 - Panik Setengah Hidup ~
5
BAB 05 - Kualat?
6
BAB 06 - Tetap Seranjang
7
BAB 07 - Aku Istri Kakak Loh ~
8
BAB 08 - 0 Privasi
9
BAB 09 - Memang Centil
10
BAB 10 - Jadi Abu ~
11
BAB 11 - First Kiss
12
BAB 12 - Dia Punya Pacar?
13
BAB 13 - Dia Bukan Pacarku ~
14
BAB 14 - Cemburu?
15
BAB 15 - Mungkin Nanti
16
BAB 16 - Teman tapi Mesra?
17
BAB 17 - Obat Tidur tanpa Dosis
18
BAB 18 - Tidurmu Jelek ~
19
BAB 19 - Morning Kiss
20
BAB 20 - Sudah Mencintaiku?
21
BAB 21 - Kakak Tergoda?
22
BAB 22 - Mandi Kebo
23
BAB 23 - Benar-Benar Menunggu
24
BAB 24 - Istriku
25
BAB 25 - Jual Mahal
26
BAB 26 - Peringatan Keras
27
BAB 27 - Sepiring Berdua
28
BAB 28 - Terlalu Kentara (Cemburunya)
29
BAB 29 - Tidak Yakin Dia Dewasa
30
BAB 30 - Terpesona (Lagi)
31
BAB 31 - Hak dan Kewajiban (Suami-Istri)
32
BAB 32 - Lip Balm Unlimited
33
BAB 33 - Cinta Sendirian ~
34
BAB 34 - Berbalas!!
35
BAB 35 - Dia, Istri Saya ~
36
BAB 36 - Sudah Sayang?
37
BAB 37 - Sedikit
38
BAB 38 - Memang Dicintai ~
39
BAB 39 - Sakit Kepala ~
40
BAB 40 - Mulai Mengatur ~
41
BAB 41 - Sedikit Lebih Dekat ~
42
BAB 42 - Manggil Sayang?
43
BAB 43 - Begitu (Hangat)
44
BAB 44 - Luapan Amarah Seorang Istri
45
BAB 45 - Lima Menit Berarti ~
46
BAB 46 - Maaf ~
47
BAB 47 - Sedikit Berharap
48
BAB 48 - Kecintaan
49
BAB 49 - Kamu Keramas?
50
Promosi Karya Baru : Desy Puspita
51
BAB 50 - Buktikan ~
52
BAB 51 - Teori Anjani
53
BAB 52 - Merealisasikan Teori Anjani ~
54
BAB 53 - Sangat Siap (Aliya)
55
BAB 54 - Finally Goal
56
BAB 55 - After Begadang
57
BAB 56 - Lapar Lagi (Bagas)
58
BAB 57 - Berlagak Polos ~
59
BAB 58 - Memang Sayang ~
60
BAB 59 - Anggap Sudah Cinta
61
BAB 60 - Tips Awet Muda
62
BAB 61 - Rahasia Hati Bagas ~
63
BAB 62 - BIG NEWS!! ~ Dion
64
BAB 63 - Lama Tidak Bertemu, Al ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!