"Iya, demi Tuhan aku tidak menginginkannya sedikit saja, tapi Rajendra tiba-tiba melamar gadis itu untukku, Arga!! Sumpah!"
Bagaskara sampai bersumpah dan Aliya dengan jelas mendengar sumpah itu. Jujur saja dia katakan, terkejut.
Raut wajahnya berubah seketika, dari yang tadi seceria itu hanya dengan mendapat kesempatan menggunakan barang-barang yang sama dengan Bagas sampai kehilangan kewarasannya, kini Aliya baru mengetahui fakta bahwa Bagas ternyata tidak menginginkan pernikahan ini.
Lamaran yang dilakukan oleh Rajendra dan Aruni sebagai perantara ternyata bohong, Bagas tidak menginginkannya.
Sesaat setelah dia mendengar fakta itu, Aliya memutuskan untuk kembali ke kamar mandi demi menenangkan diri.
Dia juga tidak ingin mendengar lebih banyak hingga berakhir membuatnya sakit hati.
Saat ini saja, Aliya sudah merasakan perih yang begitu nyata lantaran sesuatu seolah menggores tepat di ulu hatinya.
"Bukan dia yang mau, tapi Rajendra yang mengada-ada ... begitu 'kan maksudnya?" Aliya mengulang pertanyaan itu dengan versi dirinya.
Saat ini, dia benar-benar tidak bisa mengartikan apa yang dia rasakan. Sakit sudah pasti, malu juga iya karena sejak cincin yang diberikan terpasang manis di jemarinya, Aliya tidak henti-hentinya mengatakan kepada sahabat dan juga anggota keluarganya bahwa Crush yang dia impikan tiba-tiba datang melamar.
Untuk pasukan yang memang pernah merasakan cinta dalam diam, tentu saja kisah cinta Aliya terdengar menyenangkan bahkan tidak sedikit yang sampai meminta amalan untuk kemudian mereka ikuti agar bernasib sama.
Kini, tepat di hari yang sama dengan akad nikahnya, Aliya mengetahui fakta itu.
"Ah tapi biarin deh ... yang namanya jodoh, sedikit dipaksa juga nggak masalah. Ntar juga lama-lama cinta, biasanya gitu sih."
Beberapa saat lalu dia terpukul, sedih sekali sampai terduduk lemas saat kembali ke kamar mandi.
Namun, beberapa saat setelahnya dia seolah mendapatkan kekuatan dan memilih untuk mengesampingkan hal-hal yang sekiranya tidak perlu dipikirkan.
Tentang Bagaskara yang ternyata tidak menginginkannya menjadi istri, Aliya berpikir logis saja. "Kalau memang nggak mau, kenapa dia nggak nolak? Kan masih bisa kalau dia mau ... sementara yang kini terjadi justru berbeda, Kak Bagas mau sampai lanjut menikahiku, fiks sebenarnya dia mau!!"
Tak peduli sekalipun Bagas sampai bersumpah pada Arga dan mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak menginginkan pernikahan itu, Aliya menolak sadar.
Di antara berbagai kemungkinan dia mencari yang paling logis dan di antaranya, jika benar Bagas menolak lantas mengapa masih bersedia saat lanjut ke pernikahan?
Bukankah seharusnya dia bisa menolak jika benar iya tidak bersedia menikahinya. Begitu pikir Aliya dan dengan segera dia menyeka air mata.
Dia tidak ingin menangis, merasa tersakiti atau terluka dengan fakta ini.
Sebaliknya, tekadnya untuk membuat Bagaskara cinta dan menyesali sumpahnya tadi makin kuat.
Dia menepis pikiran yang sekiranya akan membawa pengaruh negatif untuknya, kembali dia mencuci muka demi memastikan dirinya tidak terlihat menyedihkan di mata Bagaskara.
Selesai dengan itu, Aliya keluar dan berlagak seakan tidak tahu apa-apa. Dia berharap bahwa yang dia dengar memang hanya sebatas angin lalu, tidak ingin dia mengingatnya lagi dan saat keluar kali ini, Bagaskara telah mengakhiri panggilan bersama pria yang tadi sempat Aliya dengar bernama Arga itu.
Sembari menggigit bibir, Aliya melewati Bagas yang tetap fokus dengan ponselnya.
"Chat sama siapa ya? Apa mungkin dia punya pacar?" Aliya memang tidak bertanya lewat lisan, tapi batinnya tak henti berbicara. "Ah tapi kalau benar punya pacar, kenapa Rajendra dan Aruni sampai melamarku untuknya? Dulu-dulu juga Aruni bilang Kak Bagas belum punya pasangan ... mustahil kan kalau tiba-tiba punya."
Tangannya sibuk meraih piyama di dalam koper, tapi otaknya ke mana-mana.
Demi Tuhan dia penasaran dengan kegiatan Bagaskara. Akan tetapi, nyali Aliya belum sebesar itu sekadar bertanya karena untuk menatap mata tajam Bagaskara saja, dia butuh tenaga.
Sembari mengenakan pakaiannya, Aliya terus berpikir dan bisa dipastikan, dia akan masuk kategori istri yang kebanyakan mikir dan bisa berakhir kurus kering.
Hingga selesai, Aliya masih memikirkan hal sama. Menerka apa yang Bagaskara lakukan dengan ponselnya.
Dan, lamunan itu baru berhenti tepat di saat Bagas bersedekap da-da sembari melayangkan tatapan tak terbaca dan pertanyaan yang menurut Aliya agak aneh sebenarnya.
"Kenapa, Kak?"
Kali ini, Bagas tampak berusaha menahan tawa. Dia menutup mulut dan sesekali menunduk demi menyembunyikan tawa kecilnya.
"Ih, Kak Bagas serius ... ada apa?"
.
.
Masih belum menjawab juga, Bagas tetap dengan posisinya yang tampak berusaha menahan tawa dengan susah payah.
"Oh damn it." Pria itu sampai mengumpat, tetap duduk di tepian ranjang dan tentu saja Aliya heran.
Dia berpikir keras, apa yang sekiranya sampai membuat Bagas bertingkah seperti itu.
"Kamu yakin penampilanmu begitu?"
"Heuh?" Aliya baru mulai memahami, yang mungkin Bagaskara permasalahan adalah piyama ijo neon kesukaannya. "Iya, kenapa memangnya? Warna ini terlalu norak ya?"
Bagaskara menggeleng, tampaknya bukan warna yang dia permasalahkan. Hingga, pria itu beranjak berdiri dan memilih keluar, tetapi sebelum itu dia sempat berbisik pelan tepat di telinga Aliya.
"Next time ganti bajunya di kamar mandi saja, aku yang malu soalnya."
Deg
Usai mengatakan itu, Bagaskara memilih keluar dan Aliya masih tidak mengerti duduk permasalahannya.
Dia merasa tidak ada yang aneh dengan penampilannya kali ini. Sampai akhirnya, Aliya mendapati pantulan dirinya dari cermin besar yang terletak beberapa meter di hadapannya.
"Hah?!"
Saat itulah, Aliya merasa seperti ditelan-jangi di tengah keramaian.
Semua pertanyaan dan kecurigaan tentang Bagas yang selalu fokus dengan ponselnya seketika terganti dengan rasa malu tak tertandingi dalam dirinya.
"Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!" Suara Aliya menggelegar, dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dia salah.
27 tahun usianya, baru kali ini Aliya salah urutan dalam mengenakan pakaian. Dan, si-alnya justru terjadi di hadapan Bagaskara, pria yang dulu dia kagumi dan kini menjadi suaminya.
Sementara di luar, jauh dari jangkauan Aliya yang kini stres lahir batin, Bagaskara stres juga. Dalam keadaan otak yang sedang kusut pasca melihat penampilan Aliya, Bagaskara menghubungi adiknya demi meluapkan kekesalannya.
"Hai, Kak Bagas? Gimana? Berapa persen persiapan malam pertamanya? Hem?"
"Malam pertama kepalamu!!" Bagaskara naik darah, dia menekan kata-katanya saat menanggapi Rajendra, sang adik yang baru saja menerima panggilannya.
"Loh-loh kenapa? Apa mungkin ada yang salah? Atau terhalang palang merah?"
Sejenak, Bagaskara menarik napas panjang sebelum kemudian dia embuskan perlahan. "Tidak ada palang merah dan tidak ada pula malam pertama, aku menghubungimu hanya sekadar memastikan makhluk jenis apa yang kau berikan pada Kakak, Rajendra?!"
"Ya, Tuhan kenapa harus teriak-teriak? Jelas saja Aliya manusia, dokter secantik itu masih tanya."
"Ehm dokter katamu?" Bagaskara mengangguk beberapa kali, tapi bukan isyarat mengerti. "Dokter apa yang begitu? Dia lebih pantas disebut pasien kau tahu!!"
"Heih? Kenapa begitu? Aliya sehat lahir batin dikatain pasien, Kakak yang sakit mungkin."
Tidak segera menjawab, Bagaskara memilih untuk mengakhiri panggilan itu. "Iya, mungkin aku yang sakit, tapi wanita sehat mana yang kalau malam pakai celana da-lam di luar? Dia jelmaan Superman kah atau apa?"
.
.
- To Be Continued -
...Eyoo ... 3 episode dulu hari ini, see you esok hari, ramein kolom komen yaw ~ Kita akan berpetualang di dalam dunia Kak Bagas dan Aliya dengan comedy romance versi mereka....
...Untuk ilustrasi dan visual boleh di pantengin di Ig (desh_puspita) atau fb (Desy Puspita) ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Neng Ima Adhikari
bayanginnya aja udah ngakak banget... Astaga Aliya.. 🤣🤣🤣🤣🤣
sepertinya gara-gara mencintai Bagaskara terlalu dalam sampe yang awalnya jadi dokter langsung berubah jadi pasien... 🤣🤣🤣🤣
malu banget ini mah woy...
sampe mukul-mukul lantai gua ketawa...
untung lagi sendiri... kalau ada yang liat apa gk disangka pasien juga... 🤸♀️🤸♀️🤸♀️
2025-09-20
19
Zeliii... S
Duh jangan sampai bagas ilfeel sama Aliyah... 😅😅😅😅
2025-09-20
7
resna maydila
oalah aliya aliya aku penasaran dengan penampilan mu, ternyata kau memakai cd mu di luar ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
harap di maklum saja ya kak bagas, mungkin aliya gugup ini kan hari pertama kalian satu kamar 😂😂😂
2025-09-20
5