Bab 3. Perubahan.

Bab 3. Perubahan.

Satu hari pun berlalu dengan cepat.

Pagi hari, tepatnya pukul 06.00 WIB, seorang pemuda berusia 16 tahun membuka matanya. Namun saat matanya terbuka, tiba-tiba dahinya berkerut. Hidungnya mengendus bau yang tidak sedap. Seketika itu juga dia langsung berjingkat dan bangkit dari tidurnya.

Saat menatap kondisinya, pemuda itu terkejut bukan main.

"Hah, apa yang terjadi pada tubuhku? Kenapa dipenuhi lendir hitam? Dan baunya… uuh… sangat busuk," seru Jaka dengan mata terbelalak.

Ya… pemuda itu tidak lain adalah Jaka.

Seketika dia menjadi sangat panik lalu memanggil Amira yang berada di dalam dunia jiwanya.

"Amira! Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" tanyanya dengan penuh keterkejutan.

Tidak lama kemudian terdengar suara Amira menggema di kepalanya.

"Lebih baik kau segera mandi terlebih dahulu, barulah setelah itu aku akan menjelaskan semuanya," kata wanita itu singkat. Namun wajahnya sedikit memerah saat membayangkan Jaka yang sedang mandi.

Kemudian dengan cepat ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa sih yang aku pikirkan? Apakah aku sudah gila? Jaka itu hanyalah bocah," ucapnya.

Kemudian yang segera memutus koneksinya dengan dunia luar, ia segera duduk berkultivasi dan tidak ingin memikirkan hal-hal lain yang memalukan.

Saat di kamar mandi, Jaka buru-buru membuka seluruh pakaiannya yang sudah hitam pekat seperti tinta, lalu melempar begitu saja di keranjang yang berada di pojokan.

Setelah mengguyur tubuhnya dengan air dan terlihat bersih, matanya terbelalak lebar.

"Hah… apa yang terjadi pada tubuhku?" serunya penuh keterkejutan.

Saat ini badannya menjadi semakin kekar, ototnya begitu kencang dan urat-uratnya terlihat jelas. Dan yang lebih mencolok adalah ukiran delapan roti sobek yang menghiasi perutnya.

"Woah… gila! Tubuh fisikku benar-benar berubah? Apakah ini manfaat karena aku berhasil membuka Gerbang 1?" ucapnya dengan takjub.

Padahal itu hanya tahap awal, dan perubahan fisiknya sudah sangat menakjubkan. Jika dibandingkan dengan tubuhnya yang sebelumnya, perbedaannya amat sangat jauh.

Setelah mengagumi dirinya sendiri beberapa menit, akhirnya Jaka pun menyelesaikan mandinya dengan cepat. Bagaimanapun, dia harus segera berangkat ke sekolah.

Kali ini dia memakai seragam baru, karena seragam yang sebelumnya benar-benar hangus terbakar saat dirinya tersambar petir tempo hari.

Setelah sarapan bersama ibu dan kakaknya, Jaka pun segera berangkat ke sekolah. Kebetulan jarak antara rumahnya dan sekolah tidaklah jauh, cukup berjalan sekitar 1 km saja, maka sampailah dirinya di sekolah.

Saat perjalanan ke sekolah itulah, Amira menjelaskan jika lendir hitam yang sebelumnya memenuhi tubuhnya adalah sisa-sisa kotoran dalam tubuh yang lama mengendap, kini telah berhasil terbuang keluar.

Saat hendak melangkah masuk ke dalam pintu gerbang, tiba-tiba suara Amira menggema di dalam kepalanya.

"Jaka, ingatlah! Kini dari 15.000 lapisan segel yang telah kau gunakan untuk menekan kekuatanmu, saat melawan orang biasa, maksimal hanya bisa membuka 10 lapisan segel saja. Kekuatan sebesar itu sudah cukup untuk meletakkan tulang…

Tapi… jika kamu kelepasan dan membuka lebih banyak, misalnya 5 lapisan segel lagi, bisa dipastikan tulang mereka akan pecah dan organ mereka akan hancur," kata Amira dengan serius.

Mendengar itu, Jaka pun menelan ludah. Semalam sebelum tidur, kesadarannya memasuki dunia jiwa. Menyadari jika Jaka belum bisa mengontrol kekuatannya dengan baik, Amira segera mengajarinya cara untuk menjaga kekuatannya dengan perisai energi Qi.

Berkat peningkatan 15% kemampuan otak yang telah terbangun, Jaka pun bisa mempelajarinya dengan sangat cepat. Setelah menciptakan lapisan perisai untuk segel berkali-kali, barulah pada angka ke-15.000, seluruh kekuatannya berhasil ditekan hingga setara dengan manusia biasa.

Menyadari fakta itu, Jaka benar-benar tercengang sampai tak bisa berkata-kata.

Kembali ke masa sekarang:

"Baik. Aku mengerti dan akan sangat berhati-hati," ucapnya.

Dia harus benar-benar menahan diri jika tidak dirinya bisa menjadi bencana berjalan. Namun baru saja ia berpikir seperti itu, suara familiar yang sangat tidak ingin didengarnya tiba-tiba masuk begitu saja di gendang telinganya tanpa permisi.

"Hei hei hei… teman-teman, lihat nih siapa yang datang ke sekolah, bukankah ini si miskin yang katanya nyaris mati karena tersambar petir? Woi gembel! Kok kamu masih hidup? Kenapa nggak mati aja? Toh hidup pun juga nggak guna!" kata suara itu dengan nada angkuh yang sangat sombong.

Suara itu berasal dari Beni.

Jaka pun langsung mengepalkan tangannya. Baru saja dia ingin menahan diri dan tidak membuat keributan, namun si monyet liar satu ini selalu saja menghinanya. Membuatnya menjadi naik darah dan selalu menguji kesabarannya.

Tiba-tiba suara Amira yang penuh dengan kemarahan pun terdengar.

"Jaka, aku mengizinkanmu melepas 500 lapisan segel. Hantam dia, sampai hancur jadi debu, lalu bantai semua keluarganya hingga tak tersisa," ucapnya dengan murka.

Mendengar kata-kata Amira, Jaka membelalakkan matanya dengan lebar. Apa-apaan wanita satu ini? Kenapa dia justru terlihat lebih marah dariku? Kenapa begitu meledak-ledak?

Padahal barusan dia menyuruhku untuk menahan diri dan hanya boleh menggunakan 10 lapisan segel saja. Kenapa maksudnya melepas 500 lapisan itu?

Dan kata-katanya yang terakhir? Itu membuat Jaka benar-benar bergidik ngeri. Bagaimana bisa dengan entengnya wanita cantik yang terlihat anggun itu memintanya untuk membantai seluruh keluarganya hingga tak tersisa?

Faktanya, di dunianya, Amira telah mengetahui satu orang yang memiliki sifat persis seperti Beni. Mengandalkan latar belakang keluarga untuk mengancam dan merendahkan orang lain, bahkan melakukan pelecehan dan penyiksaan terhadap banyak wanita tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Di mata Amira, hal-hal yang menjijikkan seperti itu luar biasa menjengkelkan sekaligus memuakkan. Pada kasus ini, sosok Beni sama bejatnya dengan orang itu. Makanya tanpa sadar emosinya langsung berfluktuasi dan meminta Jaka untuk menghancurkan dirinya dan juga keluarganya.

Kembali ke cerita.

Akhirnya Jaka hanya bisa menghela napas panjang. Namun sorot matanya langsung berubah tajam dan tampak mengerikan. Jika itu dirinya yang dulu, maka dia akan diam dan menelan semua hinaan itu bulat-bulat. Tetapi sekarang, semuanya telah berubah.

Dia tidak akan diam saja saat direndahkan. Sedikit menoleh ke samping, Jaka menyipitkan mata dan berkata dengan tajam:

"Sekumpulan idiot," ucapnya datar.

Setelah itu, Jaka pun memalingkan wajahnya dan melangkah maju tanpa peduli pada cacing-cacing yang tidak penting itu.

Sementara itu, saat mendengar apa yang dikatakan Jaka, Beni dan antek-anteknya langsung membeku di tempat. Detik berikutnya, amarah yang luar biasa langsung menyelimuti mereka semua.

Terutama Beni, yang terkenal sebagai pembully paling kejam dan paling sadis di sekolah. Wajahnya merah padam seolah sedang direbus di atas kompor.

Salah satu anak buahnya yang merupakan penjilat sejati segera berkata dengan lantang:

"Dasar sampah! Apakah kau sudah bosan hidup? Matilah!" ucapnya, lalu melesat maju sambil mengepalkan tinjunya. Namanya Ucok.

"WUSH!"

Di mata orang biasa, pukulan itu begitu cepat, kuat, dan tajam. Jika itu Jaka yang sebelumnya, dia pasti akan langsung terkapar. Namun kini semuanya berubah. Persepsinya menjadi semakin tajam, dan hal-hal yang terlihat cepat kini mengalir lambat di depan matanya.

Dia pun segera membalikan tubuhnya. Di depan matanya, tinju Ucok yang sangat cepat itu terlihat seperti siput. Seketika tangan kanannya terangkat, lalu jari-jarinya menekuk seperti cakar elang. Tanpa ragu, dia langsung membuka satu lapisan segel yang menekan kekuatannya.

"WUSH!"

Kecepatannya sangat luar biasa, jari itu mencengkeram wajah lawannya. Dengan satu sentakan dan dorongan yang sangat kuat, Jaka pun langsung membanting lawannya ke tanah.

"BRUAK!"

Suaranya begitu kencang. Suasana yang semula ramai penuh dengan bisik-bisik, seketika menjadi sunyi.

Ucok sendiri tidak sempat menjerit atau merasa sakit, karena serangan yang diberikan oleh Jaka bagaikan ledakan dahsyat yang mengguncang otaknya sehingga dirinya langsung pingsan.

Dari awal hingga akhir, sepertinya semua terlihat begitu lama, namun sebenarnya semuanya terjadi kurang dari 1 detik.

Jadi yang terlihat di mata semua orang adalah Ucok yang melesat maju namun tiba-tiba langsung terbanting ke tanah dan pingsan begitu saja.

Hening!

Tidak ada suara sedikitpun yang keluar. Yang ada hanyalah kebisuan yang membekukan udara. Semua pasang mata terbelalak lebar tak percaya dengan apa yang mereka lihat, termasuk Beni dan antek-anteknya.

Wajah mereka dipenuhi oleh keterkejutan yang luar biasa!

Sementara itu, Jaka sendiri yang menjadi pusat perhatian segera bangkit berdiri. Tatapannya datar dan acuh tak acuh, seolah apa yang dia lakukan tidak ada kaitannya sama sekali dengan dirinya.

Dirinya sempat menatap tajam ke arah Beni. Entah kenapa, saat melihat wajahnya, semua amarah yang dimiliki Jaka langsung lenyap tak bersisa.

Bukan karena dia rendah hati atau apa, tetapi setelah ia mendapatkan kekuatan, meladeni Beni entah kenapa itu seperti merendahkan harga dirinya.

"Setelah aku mendapatkan kekuatan, entah kenapa mataku dia sama sekali tidak penting. Bahkan saat menyamakannya dengan kuman, kuman itu sendiri jauh lebih memiliki arti daripada dia," monolognya.

Ditatap sedemikian tajam, entah kenapa hawa dingin langsung merambati tubuh Beni. Seolah yang ada di depannya bukanlah orang lemah yang selama ini dia tindas, tetapi orang yang bahkan lebih kejam dari ayahnya sendiri ketika sedang marah dan memukulinya.

Wajahnya memucat, tubuhnya tidak berhenti gemetar, entah kenapa rasa takutnya begitu hebat hingga tanpa sadar membuatnya mundur beberapa langkah.

Melihat itu, Jaka hanya mendengus.

"Tsk… menyedihkan!" gumamnya lirih nyaris tak terdengar. Kemudian dia pun segera berbalik.

Saat melangkahkan kaki, semua siswa tanpa sadar menepi dan memberi jalan. Setelah Jaka pergi, keheningan itu segera meledak menjadi kehebohan yang sangat luar biasa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!