03. Interogasi

.

Ruangan interogasi terasa dingin dan pengap. Lampu neon yang menyala terang menyilaukan mata. Arhan duduk di kursi besi, kedua tangannya terborgol di belakang. Di hadapannya, seorang penyidik dengan wajah datar menatapnya tajam.

"Baik, Saudara Arhan Sanjaya," kata penyidik itu, membuka map di hadapannya. "Kami akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait kasus penganiayaan terhadap Saudara Fadil Ramdani. Anda berhak untuk menjawab atau tidak. Tapi, perlu Anda ingat, setiap jawaban Anda akan dicatat dan dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan."

Arhan hanya mengangguk pelan, sama sekali tak ada raut takut di wajahnya.

"Pada tanggal 13 September 2025, pukul 15.00, Anda mendatangi rumah Anda dan mendapati istri Anda, Nurmala, sedang bersama Saudara Fadil Ramdani. Benar?" tanya penyidik itu, menatap Arhan dengan tatapan menyelidik.

"Benar," jawab Arhan singkat.

"Kemudian, Anda melakukan tindakan kekerasan terhadap Saudara Fadil Ramdani. Benar?"

"Saya melakukan itu karena melihat dia main kuda-kudaan dengan istri saya.” Arhan mencoba menjelaskan.

"Menurut keterangan saksi, Anda memukul Saudara Fadil Ramdani hingga babak belur. Bahkan, Saudara Fadil Ramdani mengalami luka memar di sekujur tubuhnya. Apa itu benar?"

Arhan terdiam sejenak, lalu mengangguk. Emosinya benar-benar meledak saat itu, sehingga memukul Fadil dengan membabi buta.

"Baiklah," kata penyidik itu, mencatat sesuatu di map-nya. "Kami akan melanjutkan pertanyaan lain. Menurut keterangan Saudari Nurmala, Anda sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Anda sering memukul dan mengancamnya. Apa itu benar?"

Arhan terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia tidak percaya Nurmala tega menuduhnya melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

"Itu tidak benar, Pak! Saya tidak pernah memukul Nurmala. Saya memang pernah marah padanya, dan benar saat itu saya menamparnya, tapi saya tidak pernah melakukan kekerasan fisik pada tubuh yang lain," bantah Arhan dengan nada tinggi.

"Kami punya bukti visum yang menunjukkan adanya luka memar di tubuh Saudari Nurmala. Luka itu diduga akibat kekerasan yang Anda lakukan," kata penyidik itu, menunjukkan selembar kertas.

Arhan menatap kertas itu dengan tatapan kosong. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Ia merasa seperti terperangkap dalam sebuah konspirasi yang dirancang untuk menghancurkannya.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang luka itu, Pak. Saya tidak pernah melakukan kekerasan terhadap Nurmala," ulang Arhan, berusaha membela diri.

"Tapi bukti visum di sini asli bukan rekayasa,” ucap penyidik itu.

Arhan menggelengkan kepala. “Bagaimana mungkin ada tuduhan seperti itu, sementara saya baru saja pulang dari Korea setelah dua tahun?”

Penyidik itu menghela napas panjang. "Baiklah, Saudara Arhan Sanjaya. Kami sudah mencatat semua keterangan Anda. Anda akan ditahan untuk sementara waktu. Kasus ini akan kami limpahkan ke pengadilan.”

.

Malam itu, di balik dinginnya jeruji besi, Arhan termenung. Pikirannya berkecamuk, antara amarah, kecewa, dan penyesalan. Tiba-tiba, langkah kaki mendekat. Arhan mendongak, dan mendapati salah seorang petugas lapas berdiri di depan selnya.

“Saudara Arhan, ada yang mengunjungi Anda,” ucap petugas sambil membuka gembok yang tergantung di pintu sel.

Arhan mengerutkan kening, siapa yang mengunjunginya? Apakah keluarganya mendengar berita tentang penangkapan dirinya? Pria itu pun segera berdiri dan mengikuti langkah petugas menuju ruang tamu penghuni lapas.

Tangannya terkepal dengan gigi-gigi geraham yang saling beradu begitu ia sampai di tempat tamu dan mendapati Fadil duduk dengan senyum miring di sana.

Fadil berdiri di depan selnya, memasang wajah prihatin yang dibuat-buat. "Han, ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ucapnya pelan.

Arhan hanya menatapnya sinis, tanpa menjawab.

"Aku tahu kamu pasti marah padaku. Tapi, aku juga nggak mau kamu sampai masuk penjara," lanjut Fadil seraya menunjukkan wajah prihatin.

"Katakan saja apa maumu!" sahut Arhan, dengan nada dingin.

Fadil menarik napas dalam-dalam. "Gini, Han. Sebenarnya, aku bisa saja cabut tuntutan aku. Aku bisa bilang ke polisi kalau luka yang aku alami nggak terlalu parah, dan aku nggak mau memperpanjang masalah ini."

Arhan mengangkat sebelah alisnya, menunggu kelanjutan ucapan Fadil.

"Tapi, kamu juga harus ngerti posisiku. Aku sudah malu banget sama keluargaku, sama tetangga. Aku juga butuh biaya buat berobat," kata Fadil, dengan nada memelas.

Arhan tertawa sinis. "Jadi, intinya, kamu datang ke sini untuk mengemis, begitu?"

Sambil menahan geram dalam hatinya, Fadil mengangguk pelan. "Ya, terserah kamu bilang apa. Anggap saja ini ganti rugi atas perbuatan kamu. Kalau kamu mau memberikan ganti rugi, aku janji bakal cabut tuntutan. Kamu nggak perlu masuk penjara, Han."

Ha ha ha…

Fadil mengerutkan kening, karena arhan yang terbawa terbahak-bahak.

Setelah tawanya reda, Arhan menatap Fadil dengan tatapan merendahkan. Ia membayangkan semua uang yang selama ini ia hasilkan dengan susah payah, dihabiskan oleh Nurmala bersama selingkuhannya itu. Sekarang, Fadil dengan entengnya meminta uang lagi.

"Kamu benar-benar pecundang yang tidak tahu malu ya, Dil," ucap Arhan, dengan senyum miring. "Uang yang selama ini aku kasih ke Nurmala, sudah kamu nikmati juga kan? Sekarang, kamu mau minta lagi? Dasar pengemis!"

Fadil terdiam, wajahnya memerah karena malu sekaligus marah.

"Dengar ya, Dil," lanjut Arhan, dengan nada tegas. "Aku nggak akan kasih kamu sepeser pun. Kamu mau tuntut aku, silakan. Aku lebih baik masuk penjara daripada harus ngasih uang ke pengkhianat kayak kamu."

Fadil mengepalkan tangannya, menahan amarah. "Kamu pasti akan menyesal, Han. Kamu akan menyesal menolak tawaranku," ancamnya.

"Aku tidak takut sama ancaman kamu, Dil," balas Arhan, dengan tatapan menantang. "Aku percaya, kebenaran pasti akan terungkap. Dan kamu, cepat atau lambat, pasti akan menerima akibatnya."

Fadil mendengus kesal, lalu berbalik dan pergi meninggalkan Arhan.

Arhan hanya bisa tersenyum pahit, menatap punggung Fadil yang kian menjauh. Ia tahu, keputusannya ini akan membawa konsekuensi yang berat. Tapi, ia lebih memilih untuk mempertahankan harga dirinya, daripada harus tunduk dan membiarkan dirinya terus diinjak.

Arhan kembali duduk termenung di dalam selnya. Dulu, dia dan Fadil bersahabat. Hubungan mereka bahkan sudah seperti saudara. Lalu apa yang membuat Fadil tega mengkhianati dirinya. 1000 tanya yang tak pernah ia dapatkan jawabannya.

Terpopuler

Comments

Hasanah Purwokerto

Hasanah Purwokerto

Kok ky penjahat kelas kakap aja,,cm diinterogasi masa tangannya diborgol kebelakang begitu..

2025-09-28

1

Hasanah Purwokerto

Hasanah Purwokerto

Yang sabar,,yg kuat ya Ar...
Gusti mboten sare...

2025-09-28

1

Warijah Warijah

Warijah Warijah

Sabar ya Arhan, kebebaran pasti akan menang.

2025-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 01. Aku Pulang
2 02. Ditangkap.
3 03. Interogasi
4 04. Vonis untuk Arhan
5 05. Perkelahian dengan sesama napi
6 06. Nasehat Pak Broto Surat cerai dari Nurmala
7 07. Kuliah bersama Pak Broto
8 08. Kunjungan seorang kawan.
9 09. Pengacara untuk Arhan.
10 10. Sidang PK untuk Arhan
11 11. Bebas
12 12. Ke rumah Budi
13 13. Rencana Arhan
14 14. Merampas kembali.
15 15. Pulang ke rumah Ibu
16 16. Bertemu dengan keluarga.
17 17. Nasehat kakak ipar.
18 18. Kembali ke kota
19 19. Menyewa ruko
20 20. Nurmala syok
21 21. Langkah awal merajut impian
22 22. Budi datang bersama Larasati
23 23. Restoran Nurmala mulai sepi
24 24. Bertemu
25 25. Keraguan Nurmala
26 26. 3. Menyambut Ibu, Rencana mencari Rumah kontrakan
27 27. Kecurangan Fadil * Kedatangan orang tua Nurmala
28 28. Perdebatan antar besan
29 29. Rencana Fadil yang gagal
30 30. Kecemburuan Budi
31 31. Cinta, Prasangka, dan Balas Dendam"
32 32. Cinta, Dendam, dan Penyesalan
33 33. Serangan preman
34 34. Maukah kamu menikah denganku?
35 35. Fadil bebas
36 36. Fadil dengan mobil baru
37 37. Kebusukan Fadil. Pengemis di depan warung
38 38. Pengemis yang diterima bekerja
39 39. Firasat Satpam dan Senyum Pengemis
40 40. Misteri Mak Ijah dan Sambal Maut
41 41. Padamnya Bara Api
42 42. Perjuangan Budi
43 43. Setitik cahaya terang
44 44. Fadil geram. Mak Ijah tertangkap
45 45. Cemasnya Fadil
46 46. Operasi di tengah malam
47 47. Nurmala ditangkap
48 48. Nurmala melahirkan.
49 49. Gadis di bandara
50 50. Titik balik seorang Arhan
51 51. Menemui pak Broto. Fadil tertangkap
52 52.
53 53. Hilangnya hasil rampasan
54 54. Bara Api kembali membara
55 55. Bertemu di warung
56 56. Rahasia Pak Broto
57 57. Kasmaran
58 58. Penolakan Arhan
59 59. Pesanan 500 porsi
60 60. Bertemu Fadil
61 61. Bahagianya pak Broto
62 62. Nurmala yang sekarang
Episodes

Updated 62 Episodes

1
01. Aku Pulang
2
02. Ditangkap.
3
03. Interogasi
4
04. Vonis untuk Arhan
5
05. Perkelahian dengan sesama napi
6
06. Nasehat Pak Broto Surat cerai dari Nurmala
7
07. Kuliah bersama Pak Broto
8
08. Kunjungan seorang kawan.
9
09. Pengacara untuk Arhan.
10
10. Sidang PK untuk Arhan
11
11. Bebas
12
12. Ke rumah Budi
13
13. Rencana Arhan
14
14. Merampas kembali.
15
15. Pulang ke rumah Ibu
16
16. Bertemu dengan keluarga.
17
17. Nasehat kakak ipar.
18
18. Kembali ke kota
19
19. Menyewa ruko
20
20. Nurmala syok
21
21. Langkah awal merajut impian
22
22. Budi datang bersama Larasati
23
23. Restoran Nurmala mulai sepi
24
24. Bertemu
25
25. Keraguan Nurmala
26
26. 3. Menyambut Ibu, Rencana mencari Rumah kontrakan
27
27. Kecurangan Fadil * Kedatangan orang tua Nurmala
28
28. Perdebatan antar besan
29
29. Rencana Fadil yang gagal
30
30. Kecemburuan Budi
31
31. Cinta, Prasangka, dan Balas Dendam"
32
32. Cinta, Dendam, dan Penyesalan
33
33. Serangan preman
34
34. Maukah kamu menikah denganku?
35
35. Fadil bebas
36
36. Fadil dengan mobil baru
37
37. Kebusukan Fadil. Pengemis di depan warung
38
38. Pengemis yang diterima bekerja
39
39. Firasat Satpam dan Senyum Pengemis
40
40. Misteri Mak Ijah dan Sambal Maut
41
41. Padamnya Bara Api
42
42. Perjuangan Budi
43
43. Setitik cahaya terang
44
44. Fadil geram. Mak Ijah tertangkap
45
45. Cemasnya Fadil
46
46. Operasi di tengah malam
47
47. Nurmala ditangkap
48
48. Nurmala melahirkan.
49
49. Gadis di bandara
50
50. Titik balik seorang Arhan
51
51. Menemui pak Broto. Fadil tertangkap
52
52.
53
53. Hilangnya hasil rampasan
54
54. Bara Api kembali membara
55
55. Bertemu di warung
56
56. Rahasia Pak Broto
57
57. Kasmaran
58
58. Penolakan Arhan
59
59. Pesanan 500 porsi
60
60. Bertemu Fadil
61
61. Bahagianya pak Broto
62
62. Nurmala yang sekarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!