Seminggu berlalu, sudah 3hari Cinta merawat ayahnya dirumah. Untung perkuliahannya sudah selesai, hanya tinggal menunggu wisuda saja. Cinta lebih cepat menyelesaikan strata satunya dibanding sahabat-sahabatnya yang lain.
tok.. tok.. tok..
"Ayah ganggu ga sayang," panggil Ferdi berdiri dipintu kamar Cinta
"Eh ayah ngapain jalan kesini, biar Cinta yang samperin ayah." Cinta segera menghampiri Ferdi dan membopongnya masuk ke kamar.
Cidera yang dialami Ferdi cukup serius, tulang kakinya remuk akibat benda tumpul yang diarahkan padanya dan punggung yang terkena tembakan itupun mengakibatkan dirinya harus berbulan-bulan untuk masa pemulihan.
"Cinta, melihat kondisi ayah sekarang ini, sepertinya pemulihan ayah membutuhkan waktu yang lama, sedangkan pekerjaan ayah banyak. Ayah kasihan dengan Rey, karena semenjak ayah sakit Andre saat ini yang menghandle pekerjaan ayah, karena dia yang paling kompeten dan terpercaya."
"Terus?" Cinta bingung.
"Kamu menggantikan Andre sebagai Asisten pribadi Rey"
"Cinta," tunjuk dirinya sendiri
"Iya." Kata Ferdi.
"Cinta lulusan psikologi ayah, psikologi ipa lagi, Cinta ga ngerti tentang perusahaan yah, apalagi jadi sekertaris." "Asisten pribadi sama seperti sekertaris kan yah?"
"Beda sayang, kalau sekertaris itu bertanggungjawab kepada perusahaan secara umum sedangkan asisten pribadi bertanggung jawab untuk satu orang saja yaitu bos kamu dan itu Rey. kamu membantu semua pekerjaan Rey dan ayah yakin kamu bisa. kamu pintar, mudah mempelajari sesuatu hal juga mudah beradaptasi, ayah yakin kamu bisa Ta. apalagi saat ini kamu tidak ada kegiatan dan hanya menunggu wisuda saja." "Cuma tiga bulan koq, semoga dalam tiga bulan kedepan, ayah sudah pulih total."
"Hah.." Dengan nafas yang panjang dan terus berfikir akhirnya "baiklah ayah, Cinta coba ya yah, semoga bisa," jawabnya.
"Memang ayah harus istirahat total untuk saat ini, apapun buat ayah akan Cinta lakukan yah." Batin Cinta.
"Bisa, pasti bisa." Ferdi menemangati Cinta, sambil mengepalkan tangannya ke atas untuk menyemangati putrinya. Lalu merekapun tertawa.
Cinta saat ini berusia 21 tahun dan Rey berusia 29 tahun, mereka berbeda 8tahun.
Pada saat itu Ryan lebih dulu menikah dibanding Ferdi, karena Ferdi harus membiayai adiknya kuliah dan merelakan masa remajanya untuk keluarga sehingga dia paling akhir dalam mengakhiri masa lajangnya.
Dret... dret.. dret.. ponsel Ryan berdering, tertera disana nama Ferdi.
"Halo Fer, bagaimana kondisimu?"
"......"
"Syukurlah, semoga cepat pulih, jangan kau fikirkan tentang pekerjaan oke."
"....."
"Ooo begitu, baiklah. saya senang mendengarnya. jika Cinta siap, besok dia bisa datang langsung kekantor jam 9 pagi."
"....."
"Baiklah, trimakasih Fer. lekas sembuh, oke."
"....."
Tut... tut... tut. sambungan telepon dimatikan
Dikediaman Ryan sedang makan malam bersama. setelah menerima telepon dari Ferdi, Ryan kembali berjalan keruang makan sambil menepuk punggung putranya dari belakang yang telah lebih dulu duduk dimeja makan.
"Besok kamu sudah dapat asisten son," ucap Ryan.
"Ga perlu pi, Rey bisa handle kerjaan sendiri," jawab Rey.
"Kamu pasti ga akan nolak siapa asistenmu sekarang, walaupun hanya tiga bulan." Ryan kembali berkata seraya mengulas senyum.
"Siapa sih pi yang lagi di bicarain?" Celetuk Vena dari dapur membawa makanan ke meja makan.
"Anaknya Ferdi, akan jadi asisten Rey sementara karena Andre membantu pekerjaan Ferdi," jawab Ryan.
Rey yang mendengar nama anak Ferdi yg sudah pasti Cinta yang dimaksud langsung tersedak, "apa pi, maksud papi, Cinta jadi asisten Rey?" sambil menunjukkan dirinya.
"Loh emang kenapa, seneng dapet asisten cantik," Wajah Ryan sumringah.
"Bukan gitu tapi Cinta kan anak psikologi pi, emang dia bisa jadi PA (personal Asisstent)?" tanya Ryan.
"Cinta pintar Rey, dia pasti bisa membantumu, mungkin juga bisa membuat jantungmu berdetak kencang," goda Ryan.
"Hmmm.. benarkah pi, mami jadi penasaran anaknya Ferdi seperti apa," senyum Vena. Setelah 30 menit mereka menikmati hidangan makan malam. Merekapun segera beranjak dari duduknya.
"Besok kamu ga sendirian lagi dikantor son, selamat menikmati harimu." Tepuk Ryan kembali ke putranya sambil pergi dan menggandeng sang istri.
"Hmm... apalagi yang ada dalam dirimu Cinta." Pikiran Rey melayang, membayangkan sosok gadis yang berlari di lorong rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
papa Ryan tau yg terbaik untuk rey
2023-10-31
0
Jeng Anna
Haaahhh baru tau ada psikologi IPA, trus ada psikologi IPS gt kah beb thor?
2023-04-07
1
💫R𝓮𝓪lme🦋💞
seneng ya Rey😅
2023-03-14
0