Saat ini Amanda sedang bersiap-siap untuk pulang. Baru saja Amanda keluar dari ruang loker nya, pandangannya langsung tertuju kepada seorang pria yang sedang duduk di salah satu meja.
"Malvin." Gumam Amanda pelan.
Melani yang sudah berada di belakang Amanda pun langsung menyadari apa yang sedang di tatap oleh Amanda.
"Sayang ... "
Pandangan Amanda langsung tertuju pada Luna yang baru saja keluar dari ruangannya. Dia melihat Luna langsung memeluk Malvin dan memberikan kecupan lembut di pipi pria itu.
Hati Amanda masih tidak siap untuk melihat pemandangan tersebut. Melani yang melihat hal itu pun langsung mengajak Amanda untuk segera pergi dari tempat itu.
"Sebaiknya kita pulang sekarang." Ucap Melani.
Amanda langsung mengikuti langkah Melani. Ia berusaha untuk tidak menatap Luna dan juga Malvin. Tetapi sayangnya, Luna malah memanggilnya.
"Amanda."
Mau tidak mau Amanda menghentikan langkahnya dan langsung menatap Luna. Melani yang mendengar Luna memanggil Amanda pun langsung menghentikan langkahnya.
"Ada apa, Lun?" Tanya Amanda lembut.
"Aku sudah memberimu undangan bukan?" Ucap Luna.
"Ya, sudah. Kenapa?" Jawab Amanda.
"Tidak, Malvin tidak percaya bahwa aku sudah memberimu undangan. Dan dia juga takut kau tidak akan datang ke acara pertunangan kami." Ucap Luna.
"Kau jangan khawatir, aku pasti akan datang. Terima kasih karena sudah mengundangku ke acara pertunangan kalian." Balas Amanda sambil berusaha tersenyum.
"Aku harus pulang sekarang." Ucap Amanda sambil berlalu pergi.
Baru saja beberapa langkah, Malvin langsung memanggilnya dan mau tidak mau Amanda langsung menoleh.
"Amanda, tunggu." Panggil Malvin.
Amanda langsung menatap sang mantan kekasih. Seakan mengerti saat melihat tatapan Amanda, Malvin langsung berbicara kembali.
"Bisakah kita bicara sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Ucap Malvin.
"Sayang, bisakah kau menungguku di mobil?" Tanya Malvin kepada Luna.
Luna sempat berpikir sebelum akhirnya ia mengangguk. Setelah itu, Luna langsung berlalu pergi meninggalkan Amanda, Malvin dan juga Melani.
Malvin langsung menatap Melani yang masih berada di belakang Amanda. Seakan mengerti apa yang Malvin inginkan, dengan cepat Melani berbicara.
"Aku tidak akan pergi meninggalkan Amanda bersamamu. Jika kau ingin berbicara dengan Amanda, silahkan saja. Anggap saja aku tidak bersama dengan kalian." Ucap Melani.
Melani sengaja tidak meninggalkan Amanda berdua dengan Malvin karena ia tidak ingin Luna berpikiran yang macam-macam mengenai Amanda.
"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya Amanda lembut.
"Sebaiknya kau tidak perlu datang ke acara pertunanganku. Aku tidak ingin melihatmu bersedih, Amanda." Ucap Malvin.
"Kenapa kau melarangku untuk datang ke acara pertunanganmu dengan Luna? Kau takut aku bersedih? Tidak, Malvin. Aku tidak bersedih sama sekali. Justru aku bahagia karena sahabatku akan segera bertunangan." Ucap Amanda.
"Kau bisa mengatakan hal itu kepadaku. Tetapi kau tidak bisa membohongi perasaanmu sendiri. Ayolah, Amanda ... Aku hanya tidak ingin wanita yang aku cintai bersedih karena diriku." Balas Malvin.
"Malvin ... berhenti mencintaiku dan cobalah untuk mencintai Luna. Hubungan kita sudah berakhir sejak satu tahun yang lalu. Seharusnya kau bisa melupakan perasaanmu itu dan belajar mencintai Luna. Dia adalah wanita yang baik, dan aku lihat sepertinya Luna sangat mencintaimu." Ucap Amanda.
"Aku tidak bisa mencintainya. Hatiku hanya untukmu. Aku masih mencintaimu, Amanda. Dan selamanya akan seperti itu." Balas Malvin.
"Tetapi sampai kapan pun kita tidak akan pernah bisa bersama, Malvin. Kedua orang tua-mu sangat menentang keras hubungan kita. Aku hanya-lah wanita miskin yang tidak pantas bersanding denganmu, Malvin. Berbeda dengan Luna, dia wanita mapan yang pantas bersanding denganmu. Jadi aku mohon, lupakan perasaanmu untukku. Karena sampai kapan pun aku tidak ingin kembali denganmu." Ucap Amanda.
"Maaf, aku harus segera pulang." Lanjut Amanda sambil berlalu pergi.
Melani segera menyusul Amanda, meninggalkan Malvin sendiri.
Setelah kepergian Amanda, Malvin segera menyusul Luna yang sudah duduk manis di dalam mobil.
"Apa yang kau bicarakan dengan Amanda?" Tanya Luna penuh selidik.
"Bukan hal penting. Dan kau tidak perlu tahu tentang itu." Jawab Malvin datar.
Luna benar-benar merasa kesal. Kenapa setiap bersama dengannya, Malvin selalu bersikap acuh seperti itu. Sementara saat bersama Amanda, pria itu bersikap sangat lembut. Malvin akan bersikap lembut kepadanya jika di hadapan orang-orang saja. Jika mereka sedang berdua, Malvin akan bersikap acuh.
"Sampai kapan kau akan bersikap acuh seperti itu kepadaku?" Tanya Luna yang tidak bisa menahan emosi nya lagi.
"Sampai kau menyerah dan mau membatalkan perjodohan ini." Jawab Malvin datar.
"Tidak akan! Sampai kapan pun aku tidak akan membatalkan perjodohan ini. Aku sangat mencintaimu, Malvin. Aku tidak ingin kehilangan dirimu." Ucap Luna.
"Jika kau mencintaiku, seharusnya kau membiarkanku bahagia bersama Amanda. Bukankah banyak yang mengatakan bahwa seseorang akan bahagia jika melihat orang yang dicintainya bahagia walaupun itu bersama orang lain?" Ucap Malvin.
"Kau tidak akan pernah bahagia hidup bersamanya, Malvin. Dia hanya wanita miskin yang tidak mempunyai tujuan hidup. Berbeda denganku." Balas Luna.
"Aku tidak peduli dengan status sosialnya, Lun. Aku mencintai Amanda apa adanya. Dan kenapa kau tega mengatakan hal seperti ini mengenai sahabatmu?" Tanya Malvin.
Luna benar-benar lupa kalau saat ini dirinya sedang bersandiwara untuk menjadi sahabat yang baik untuk Amanda. Tetapi karena kelewat kesal dengan ucapan Malvin barusan, membuat Luna kelepasan mengatakan hal itu.
"Aku ... Aku hanya kasihan saja kepadanya. Jika dia terus bersamamu, kedua orang tuamu pasti akan terus menghinanya, Malvin. Apakah kau tidak memikirkan hal itu ke depannya?" Jawab Luna.
Malvin langsung terdiam saat mendengar ucapan Luna barusan. Semua yang dikatakan wanita itu benar. Jika Amanda terus bersamanya bahkan sampai menikah, pasti kedua orang tuanya akan terus menghina bahkan mencaci maki Amanda.
Ko p
Tanpa merespon ucapan Luna barusan, Malvin langsung melajukan mobilnya untuk mengantar wanita yang saat ini berada di sampingnya untuk pulang.
Berbeda dengan Luna yang saat ini di antar pulang menggunakan mobil, Amanda seperti biasa memilih pulang berjalan kaki saja bersama Melani karena kebetulan arah rumahnya dengan arah rumah sakit searah.
Melani benar-benar salut dengan Amanda. Setelah bertemu dan berbicara dengan Malvin tadi, Amanda tidak menampakkan wajah sedih ataupun menangis.
"Amanda ... Kau yakin baik-baik saja?" Tanya Melani untuk kesekian kalinya.
"Aku baik-baik saja, Mel." Jawab Amanda.
"Kau akan datang ke acara itu?" Tanya Melani.
"Tentu saja aku akan datang. Kau pasti mengira aku tidak akan datang karena Malvin yang memintanya." Jawab Amanda.
Melani hanya mengangguk menanggapi ucapan Amanda barusan.
"Kau tenang saja, Mel. Aku tidak akan bersedih, aku akan mencoba melepaskan Malvin untuk Luna-sahabat kita." Ucap Amanda.
"Kita masih menganggap nya sahabat. Tetapi sepertinya Luna tidak." Ucap Melani tiba-tiba.
Amanda langsung menoleh untuk menatap Melani saat mendengar ucapan wanita itu barusan.
"Apa maksudmu, Mel? Dia juga pasti menganggap kita sahabatnya. Kita sudah berteman sangat lama." Balas Amanda.
"Ya memang kita sudah berteman sejak lama. Tetapi entah kenapa aku merasa bahwa Luna sudah tidak menganggap kita sebagai sahabatnya sejak dia bersama dengan Malvin." Ucap Melani.
"Kenapa kau tiba-tiba berpikiran seperti itu, Mel?" Tanya Amanda penasaran.
"Entahlah aku hanya merasa seperti itu. Kau tahu, saat kau tidak sengaja menumpahkan minuman kepada pelanggan tadi siang, aku melihatnya. Apakah kau merasa ada seseorang yang menyenggol lenganmu?" Tanya Melani.
"Ehmm ... Ya, aku merasa seperti ada yang menyenggol lenganku." Jawab Amanda kembali mengingat kejadian tadi siang.
"Itu karena Luna sengaja menyenggol lenganmu, Amanda." Balas Melani.
Amanda sangat terkejut mendengar ucapan Melani barusan. Tidak! Tidak mungkin Luna sengaja melakukan itu kepadanya. Pikir Amanda.
"Tidak mungkin, Mel. Memang setelah kejadian itu terjadi, Luna datang menghampiriku. Tetapi tidak mungkin dia sengaja melakukannya." Ucap Amanda.
"Tapi aku melihatnya dengan mataku sendiri, Amanda. Dia dengan sengaja menyenggol lenganmu supaya kau melakukan kesalahan." Ucap Melani.
Amanda hanya diam saja memikirkan ucapan Melani barusan. Dia tidak percaya jika Luna melakukannya dengan sengaja.
"Ya sudah, tidak usah dipikirkan." Ucap Melani mencoba mengalihkan pembicaraan.
Amanda pun hanya menanggapi ucapan Melani dengan senyumannya.
"Ohya, aku akan menjenguk ibumu." Ucap Amanda.
"Tidak perlu, Amanda. Ini sudah malam, aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendiri." Balas Melani.
"Tak apa, Mel. Tidak akan terjadi sesuatu." Ucap Amanda.
"Jangan sekarang, Amanda. Aku benar-benar khawatir." Ucap Melani.
"Baiklah, aku akan menjenguk ibumu nanti." Ucap Amanda.
Saat Amanda baru saja tiba di depan rumahnya, ia dikejutkan dengan kehadiran Luna.
"Luna, Apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanya Amanda.
"Aku sudah menunggumu dari tadi. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Jawab Luna.
"Baiklah, ayo masuk ke dalam." Ucap Amanda.
Amanda segera membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Luna untuk masuk ke dalam.
"Kau ingin minum apa, Lun?" Tanya Amanda.
"Air mineral saja. Terima kasih." Jawab Luna.
Luna memperhatikan sisi rumah yang di tempati oleh Amanda. Saat sedang memperhatikan sekitar, kehadiran Amanda langsung membuat Luna mengalihkan perhatiannya.
"Rumahku tidak ada yang berubah, Lun. Masih sama seperti dulu saat kau terakhir kemari." Ucap Amanda sambil menyimpan Air mineral di atas meja.
"Rasanya sudah lama kau tidak berkunjung ke rumahku. Mungkin satu tahun yang lalu kau datang kemari. Padahal dulu setiap kita pulang kerja, kau selalu mampir ke rumahku." Lanjut Amanda.
"Maafkan aku karena baru datang kemari lagi, Amanda. Kau tahu kan, semenjak aku bersama Malvin, dia selalu menjemput-ku." Ucap Luna.
"Tak apa, Lun. Aku mengerti." Balas Amanda dengan senyumannya.
"Apa yang ingin kau bicarakan denganku, Lun?" Tanya Amanda.
Luna langsung menatap Amanda. "Ini tentang Malvin." Jawab Luna.
"Malvin? Ada apa dengannya?" Tanya Amanda kebingungan.
"Apa yang kau bicarakan dengannya tadi?" Tanya Luna.
Luna masih penasaran dengan apa yang dibicarakan antara Amanda dan Malvin. Ia takut jika Amanda terus bertemu dengan Malvin, mereka bisa kembali bersama. Dan Luna tak ingin itu terjadi.
"Malvin hanya mengatakan kepadaku bahwa aku tidak perlu datang ke acara pertunangan kalian." Jawab Amanda.
"Lalu kau menyetujuinya?" Tanya Luna penasaran.
"Tentu saja tidak. Aku pasti akan datang, Lun. Kau sahabatku, aku pasti datang untuk melihat sahabatku bertunangan dengan pria yang dia cintai." Jawab Amanda dengan senyumannya.
Luna sedikit bernapas lega saat mendengar jawaban yang di berikan Amanda. Wanita itu sangat menginginkan Amanda datang untuk melihatnya bertunangan dengan pria yang pernah mengisi hatinya.
"Apakah kau bahagia melihatku akan bertunangan dengan Malvin? Dan apakah ... Kau masih mencintai Malvin?" Tanya Luna hati-hati.
Amanda sempat terdiam saat mendengar pertanyaan Luna. Jika ditanya apakah dirinya bahagia melihat Luna akan bertunangan? Tentu saja jawabannya 'iya' tetapi untuk pertanyaan apakah dirinya masih mencintai Malvin? Amanda tidak bisa membohonginya bahwa perasaan itu memang masih ada walaupun tidak sebesar dulu karena selama satu tahun ini Amanda berusaha melupakan perasaannya untuk Malvin.
"Tentu saja aku bahagia, Lun. Dan mengenai perasaanku ... Aku--Aku sudah tidak mencintai Malvin." Jawab Amanda gugup.
"Sudahlah, jangan membahas hubunganku dengan Malvin lagi. Hubungan kami sudah berakhir, jadi kau tidak perlu khawatir. Aku tidak mungkin kembali bersamanya." Lanjut Amanda berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Terima kasih, Amanda. Terima kasih karena kau mau melepas Malvin untukku. Aku sangat mencintainya." Ucap Luna sambil menggenggam tangan Amanda.
Amanda hanya tersenyum saja menanggapi ucapan Luna barusan. Dia berharap Malvin bisa mencintai Luna sama seperti pria itu mencintainya dulu.
*****
To be continue ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
kalea rizuky
cari krja di tempat lain aja donk
2025-10-20
0
Anisa Febriana272
Mangat kak🔥🔥🔥
2025-10-15
0
ella ellie
Lucu dan menghibur.
2025-09-16
0