Deal

Rania menetralkan detak jantung nya yang sejak tadi berdetak dengan sangat cepat.

"Kau kenapa?" tanya Nindy teman sesama OB.

"Enggak...aku nggak apa apa." jawab Rania.

"Tapi kau tampak pucat," ucap Nindy khawatir.

"Benar aku nggak apa apa. Mungkin karena aku belum sarapan." jawab Rania kembali mengangkat ember dan lap nya untuk turun ke lantai bawah.

"Sebaiknya kau Sarapan dulu sebelum melanjutkan tugasmu." ucap Nindy.

Rania mengangguk sebagai jawaban. "Aku akan sarapan setelah menyelesaikan tugasku yang ini." ucapnya pelan. Dan melanjutkan aktivitasnya mengelap dinding kaca diruang meeting.

"Adakah disini yang bernama Rania Zaskia?" tanya Juan sekretaris Tomi. Sambil memperhatikan sekeliling karena ada tiga orang pekerja disana.

Ucapannya membuat ketiga pekerja menghentikan tugasnya dan memandang ke arah Juan.

Rania yang merasa di panggil pun mendadak pucat. "Ini pasti ulah bos besar tadi!" bathinnya.

Matilah aku kalau sampai aku ketahuan mencuri uangnya kemaren!" ucapnya tldu dalam hati.

"Siapa yang bernama Rania?" tanya Juan kedua kali sontak membuat kedua rekannya menunjuk kearah Rania.

"Dia pak!" tunjuk mereka.

"Kau, ikut dengan ku!" ucap Juan, segera berbalik dan melangkah pergi dari ruangan tersebut.

Dengan langkah berat Rania mengikutinya dari belakang. Ketakutannya semakin menjadi ketika langkahnya semakin dekat. Saat pintu ruangan di buka dan terdengar suara seseorang dari dalam yang memerintahkannya untuk masuk. Membuat langkah Rania terasa sangat berat. Seperti ada ribuan ton batu yang menggantung disana.

Rania masuk dengan wajah menunduk. Pikiran nya kemana mana, Membayangkan film horor tentang seseorang yang akan dibunuh di mutilasi dan mayatnya akan dibuang setelahnya, karena dia ketahuan mencopet.

Detak jantungnya menggila, saat bayangan sepatu mengkilap berdiri tepat dihadapannya. Kepalanya semakin menunduk seolah menyembunyikan wajahnya agar tak terlihat. Aroma parfum maskulin dan aroma mint yang segar tercium melalui Indra penciumannya.

"Katakan siapa namamu?" tany Tomi.

"Na..nama saya Rania Zaskia, Pak." jawab Rania masih menunduk.

"Angkat kepalamu jika berbicara dengan orang lain, Sungguh tidak sopan." ucap Tomi kesal dan terdengar sangat ketus.

Perlahan Rania mengangkat kepalanya. Tapi kembali menunduk saat netranya ber sitatap dengan netra Tomi yang menatapnya tajam. Seolah olah ingin mengulitinya.

"Bagaimana jika dia mengenaliku?" bathin Rania.

"Apa kau OB baru disini? Karena aku baru melihatmu." tanya Tomi.

"Ya, Pak. Ini hari pertama saya bekerja." jawab Rania.

"Dan kau sudah membuat kesalahan fatal!" bentak Tomi.

"Aku tidak membutuhkan orang sepertimu, aku akan memecat mu saat ini juga." ucapnya kemudian yang membuat Rania mengangkat kepalanya dan menatap tajam pada Tomi.

Mata Rania terbelalak, Inikan pria yang aku copet kemaren malam. Dan benar dia juga orang yang sama yang menolong ku dari para preman. Bagaimana aku bisa bekerja disini. Apa jangan jangan dia sudah mengenaliku? Hingga dia memanggil ku kesini. Dan kini aku....aku katahuan... Matilah aku.. Guman Rania dalam hati.

Begitu juga dengan Tomi yang tak menyangka jika gadis yang kemaren di tolongnya kini berdiri di hadapannya sebagai OB.

Tomi berdehem dan sedikit terbatuk untuk menetralkan suasana.

"Jadi kau gadis angkuh yang tak tahu berterima kasih itu hah?" ucap Tomi melangkah mendekat ke arah Rania.

"Apa maksud mu?" tanya Rania terbata dan mencoba melangkah mundur.

"Kembalikan dompetku?" ucap Tomi cepat. mengarahkan tangannya meminta kearah Rania.

"Dompet apa? aku tidak tahu dompet apa yang bapak maksudkan?" ucap Rania mengelak.

Tomi tersenyum tipis. "Dompet yang kau curi kemarin malam dari saku ku. Apa kau Tidak ingat atau berpura pura tidak ingat?" ucap Tomi lambat lambat sengaja memancing ekspresi Rania.

Dan benar dugaannya Rania berubah pucat, Wajahnya ketakutan, berarti benar dia yang mengambil dompetku, bathinnya.

"Ba...bagaimana kau bisa mengenali ku?" tanya Rania akhirnya mengaku.

"Akhirnya kau mengaku juga, sekarang mana dompetku, cepat berikan?" ucapnya angkuh.

"Aku Tidak akan mengembalikannya sebelum Kau belum mengatakan nya!" ucap Rania.

"Kau pikir bisa bernegosiasi dengan ku nona! Untung aku cepat mengenalimu. Jika Tidak mungkin kau akan menghabiskan isi kantor ini dan mencurinya setiap hari." ucap tomi mengejek nya.

"A..aku bukan pencuri!" teriak Rania histeris.

"Mana ada maling yang mengaku. Cepat kembalikan dompetku, dan sebentar lagi polisi akan datang kesini untuk menangkapmu." ucap Tomi.

Sikap Rania berubah 180 derajat, kini dia memohon.

"Tuan tolong jangan laporkan aku ke polisi. Aku akan mengembalikan dompetmu dan juga aku akan mengembalikan uangnya, Tapi maaf aku sudah menggunakannya sedikit untuk memenuhi kebutuhan ku. Ta..Tapi aku janji, aku akan melunasinya begitu aku mendapatkan gajiku nanti." ucap Rania cepat dan tanpa sadar memegang tangan Tomi.

"Maaf tapi aku Tidak percaya padamu!" ucap Tomi mencoba melepaskan tangannya yang dipegang oleh Rania.

Namun Rania memegangnya sangat kuat. "Aku mohon tuan , jangan bawa aku ke kantor polisi. Aku akan melakukan apapun. Aku mohon," ucap Rania memelas dan berlutut di hadapan Tomi.

Rania terpaksa melakukannya jika tidak mau di bawa ke kantor polisi dan akan berakhir pulang ke rumah.

Tomi tersenyum penuh kemenangan. "Aku Tidak akan melaporkan mu ke polisi dengan satu syarat." ucapnya menggantung.

"Kau akan menjadi asisten pribadiku, Kapan pun dan dimanapun jika aku membutuhkan mu kau harus bersedia datang. Dan menjalankan semua perintahku." ucap Tomi.

Rania menatap ragu, bagaimana jika dia meminta aku melayaninya.... tidak, aku tidak mau. bathinnya.

"Aku bersedia menjadi asisten pribadi tuan dengan syarat, tidak ada kontak fisik, dan pekerjaan yang di perintahkan juga sesuai dengan aturan dan norma. Aku tidak mau..."

"Stop, hentikan pikiran gila mu itu. aku Tidak tertarik dengan anak kecil sepertimu." jawab Tomi memotong kalimat Rania.

"Ok, deal." jawab Rania.

"kau kembali lah Bekerja, aku akan menelpon nanti jika ada yang ku butuhkan. Dan jangan lupa kembalikan dompetku." ucap Tomi.

Rania melangkah nmeninggalkan ruangan Tomi, baru beberapa langkah, Tomi kembali berucap.

"Buang kacamata jelekmu itu, mataku sakit melihatnya. Dan gelang yang kau pakai itu, yang membuat ku mengenali mu, pencopet!" ucap Tomi.

Dasar bos sialan. Untung saja aku sangat membutuhkan pekerjaan ini, jika tidak aku akan menyumpal mulutmu yang pedas itu dengan sepatuku ini. guman Rania dalam hati.

Rania melirik kearah gelang yang dia gunakan. Gelang itu pemberian ibunya. Rania selalu memakainya kemanapun, dan menurutnya gelang itu selalu membawa keberuntungan. Tapi kali ini dia menyesal memakainya, Tomi dapat mengenalinya dari gelang nya tersebut.

Terpopuler

Comments

Athaya

Athaya

Apesnya Rania🤣🤣

2022-11-26

0

Erny Manangkari

Erny Manangkari

gelang keberuntungan

2022-08-31

0

Ita Nusta Mega

Ita Nusta Mega

emang gelang keberuntungan Rania... karena telah mempertemukan jodohmu...😁😁🤭

2022-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!