Lin Pan tersentak bangun. Kepalanya berdenyut hebat, dan penglihatannya masih berputar. "Eee... Di mana aku? Kenapa... tempat ini seperti zaman kuno?"
Ia bangkit, kebingungan menyelimuti benaknya. Di hadapannya berdiri sebuah kompleks bangunan megah yang kokoh, dengan halaman luas—semuanya berarsitektur khas Tiongkok kuno. Saat ia berusaha mencerna keadaan, kepalanya tiba-tiba berdengung keras. Dunianya serasa berguncang, rasa sakit luar biasa menghantam tempurung kepalanya.
"Arrrgg! Sialan, kenapa kepalaku?! R-rasanya... sakit sekali!"
BRUUG!
Lin Pan ambruk, tak sadarkan diri, terlempar ke dalam kegelapan tak bertepi.
Ketika ia tersadar, ia berada di sebuah tempat hampa, sebuah kekosongan total yang ia kenali sebagai alam bawah sadar. Tak ada apa-apa selain kegelapan. Siapa pun yang terperangkap di sana pasti akan gila karena kehampaan menelan jiwa.
Di kedalaman void itu, Lin Pan tiba-tiba diserbu oleh kilas balik memori dari pemilik tubuh ini sebelumnya. Ingatan-ingatan itu penuh dengan kenangan buruk dan menyakitkan.
Setelah menerima semua itu, Lin Pan mengerti: ia telah bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang pemuda yatim piatu berusia tujuh belas tahun bernama Mo Tian.
Mo Tian, si pemilik asli tubuh, bermimpi menjadi seorang kultivator, tetapi ia adalah korban tragis dari takdir. Karena tidak memiliki bakat, ia gagal mencapai tingkat kultivasi dasar, Qi Refining (Pemurnian Qi). Statusnya sebagai seorang mortal (manusia biasa) sudah cukup untuk menjadikannya sasaran lelucon dan cemoohan dari semua murid di sekte tersebut.
Setiap hari adalah siksaan. Mo Tian dipukuli habis-habisan layaknya samsak hidup oleh para seniornya yang sudah berstatus kultivator tingkat rendah. Melawan hanya akan mendatangkan kekerasan yang semakin brutal.
Mo Tian yang asli akhirnya mati—bukan karena pukulan mematikan tunggal, melainkan karena jiwanya hancur, tidak tahan lagi menghadapi penyiksaan dan perundungan tanpa henti yang ia terima setiap hari.
"Apa-apaan semua ingatan ini? Ini bukan ingatanku. Jadi, aku telah mati, dan sekarang malah hidup lagi di tubuh bocah ini," gumam Lin Pan (kini Mo Tian), berusaha mencerna realitas barunya.
Lin Pan kini adalah Mo Tian.
Anehnya, ia merasakan gelora amarah dan dendam yang membara terhadap semua orang yang telah mempermainkan Mo Tian asli. Perasaan dendam yang begitu kuat itu menguatkan tekadnya.
"Tenang saja, bocah malang! Aku pasti akan membalas budi karena kau telah memberikan tubuhmu ini untuk kugunakan."
Sumpah balas dendam itu diucapkan. Dalam sekejap, alam bawah sadar itu mulai bergetar hebat dan runtuh, menjatuhkan Lin Pan (Mo Tian) kembali ke kesadarannya.
Mo Tian tersadar dari pingsannya. Ia bangkit dan, dengan ketenangan yang luar biasa, mulai berjalan mengelilingi halaman sekte.
Ia memanfaatkan waktu luang ini—semua murid dan master sekte sedang pergi berlatih.
"Oke, aku sudah paham setiap struktur luar halaman sekte ini. Sekarang, aku harus terus mengingat setiap inci bagian dalam," ucap Mo Tian dengan ekspresi datar, pikiran liciknya mulai menyusun rencana.
Ia memasuki aula sekte yang sunyi, memeriksa lapangan kosong. "Ini pasti tempat berlatih mereka. Aku tidak mungkin menggunakan tempat ini sebagai tempat eksekusi. Di sini terlalu terbuka, aku akan mudah dikalahkan."
Ia masuk lebih dalam lagi, ke Paviliun Utama, melihat singgasana dan tempat duduk mewah. "Kalau tidak salah... ini tempat duduk para tua bangka itu." Tempat para master sekte berkumpul.
Setelah memastikan setiap bagian dan struktur ruangan sekte terpetakan dalam ingatannya, Mo Tian kembali ke luar. Ia mengambil sapu dan berpura-pura membersihkan halaman, wajahnya ia pasang polos dan menunduk.
"Mereka semua sudah kembali. Untung saja perhitunganku tepat," gumamnya.
Ratusan murid sekte kembali. Sebagian langsung beristirahat, namun sebagian kecil, yang selalu mencari hiburan, memutuskan untuk mengganggu Mo Tian.
"Hei, Mo Tian! Kasihan sekali kau ini, hahaha. Memangnya enak jadi tukang bersih-bersih?" ejek salah satu murid. Hanya ada tiga orang yang tersisa, sisanya terlalu lelah.
Mo Tian berusaha menampilkan ekspresi natural Mo Tian yang asli. "A-aku tidak masalah kalau harus menjadi tukang bersih-bersih. Selagi aku bisa belajar di sini... apa pun pasti akan aku lakukan."
Ketiga murid itu tertawa terbahak-bahak. "Hahaha, ternyata kau memang sebodoh itu, Mo Tian! Daripada jadi tukang bersih-bersih, lebih baik kau pergi dari sekte atau mati saja! Seorang mortal sepertimu tidak pantas berada di sini."
"Betul! Kau itu hanya aib bagi sekte!" timpal yang lain.
"A-aku... Pasti bisa menjadi seorang kultivator seperti kalian! Aku tidak akan menyerah dengan impianku walaupun kalian terus menyuruhku untuk berhenti!" Mo Tian meninggikan suaranya, sebuah tindakan yang membuat ketiga murid itu terkejut. Selama ini, Mo Tian yang mereka kenal selalu diam dan menerima ejekan. Mo Tian kali ini berbeda.
Merasa harga diri mereka tercoreng karena dibentak, ketiga murid sekte itu berdecak kesal. Mereka lantas menyuruh Mo Tian untuk mengikuti mereka ke tempat di mana Mo Tian sering dihabisi.
Mo Tian menunduk, wajahnya tampak muram dan takut.
Namun, saat ia mengangkat wajahnya, terulas senyum licik. Ia senang. Hanya dengan sedikit meninggikan suara, ia berhasil memancing mangsanya masuk ke dalam perangkap yang sudah ia persiapkan dengan matang. Mereka harus siap-siap, karena Mo Tian sudah menyiapkan rencana eksekusi yang sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥🍁FAIZ❣️🤎
puaskan hati kalian menghina mo tian karena bentar lagi pindah alam
2025-09-24
4
fσя zуяєиє✿~☕︎⃝❥🅗🅘🅐🅣🅤🅢❥
nnmnya Mo Tian apa Bai Yun thor?/Toasted/
2025-09-09
6
Slow ego
ikut ng👍like aja Thor.
2025-09-28
2