Kejutan di Arena Luar

Elder Zhang menatap Chen Wei yang masih memegangi perutnya. Wajah pemuda itu merah padam, antara malu dan marah.

"Chen Wei," suara Elder Zhang tenang, tapi setiap kata mengandung tekanan. "Jelaskan. Apa yang terjadi di sini?"

"E-Elder, kami... kami hanya..." Chen Wei tergagap, mencari alasan.

"Hanya apa? Menyerang sesama murid di tempat tinggalnya?" Alis Elder Zhang terangkat dingin. "Itu pelanggaran berat peraturan sekte."

"Tapi Elder! Dia sampah yang—"

PAK!

Tamparan Elder Zhang mendarat keras, membuat Chen Wei terhuyung. "Sampah? Anak yang bisa menembus dua tingkat kultivasi dalam semalam kau sebut sampah? Kalau begitu kau yang kalah darinya harus disebut apa?"

Zhang Hu, Li Ming, dan Wang Bo menelan ludah. Mereka melangkah mundur perlahan, seakan bayangan Elder Zhang lebih menakutkan dari siapa pun.

"Kalian berempat." Telunjuk Elder Zhang menuding lurus. "Ke Arena Luar. SEKARANG."

"Ta-tapi Elder, hari ini seleksi murid inti—" Li Ming nekat membuka mulut.

"Justru karena itu." Mata Elder Zhang berkilat tajam. "Seluruh sekte perlu melihat apa akibatnya ketika senior menindas junior."

Ia lalu menoleh ke Lin Feng. "Dan kau. Ikut juga."

Lin Feng mengangguk tanpa kata. Di dalam hatinya, satu pertanyaan terus berputar: apa yang sebenarnya direncanakan Elder Zhang?

Arena Luar sudah dipenuhi ratusan murid yang berdesakan, napas mereka bercampur jadi dengungan riuh. Namun begitu Elder Zhang muncul sambil menyeret Chen Wei cs dan Lin Feng, bisik-bisik liar langsung pecah.

"Itu kan si sampah Lin Feng?"

"Kenapa Elder Zhang bawa dia kemari?"

"Lihat, Chen Wei kelihatan pucat..."

Elder Zhang berdiri tegak di tengah arena, jubahnya berkibar pelan. Suaranya meledak, diperkuat Qi.

"Sebelum seleksi dimulai, ada hal yang harus dibereskan!"

Kerumunan seketika membeku.

"Chen Wei menuduh Lin Feng memakai cara curang untuk meningkatkan kultivasinya dalam semalam." Dari lengan jubahnya, Elder Zhang mengeluarkan sebuah kristal bening sebesar kepalan tangan. Kristal itu berdenyut, seolah bernapas sendiri. "Ini adalah Kristal Pengukur Bakat. Kristal ini tidak hanya mengukur level kultivasi, tapi juga mendeteksi jejak obat terlarang atau metode curang lainnya."

Chen Wei menelan ludah, wajahnya kehilangan warna.

"Lin Feng, letakkan tanganmu."

Tanpa ragu, Lin Feng maju. Begitu telapak tangannya menyentuh kristal, cahaya putih menyembur keluar, menusuk mata semua yang hadir. Tidak ada noda, tidak ada kegelapan—murni seperti salju.

Lalu angka terpahat di permukaan kristal, bersinar terang:

Pemurnian Tubuh Level 4!

"—APA?!" Teriakan ratusan murid bergemuruh, sebagian bahkan terhuyung karena kaget.

"Level 4?!" Elder Zhang tak kuasa menyembunyikan keterkejutannya, alisnya terangkat tinggi. "Kau breakthrough lagi... bahkan dalam perjalanan kemari?!" Qi di sekitarnya bergetar halus, memantulkan keterkejutannya.

Lin Feng menggaruk kepalanya dengan wajah polos. "Ah... iya, Elder. Tadi waktu jalan, rasanya ada sesuatu yang pecah begitu saja di tubuh saya..."

Seisi arena seperti meledak.

"Naik dari level 1 ke 4 dalam semalam?!"

"Itu melampaui rekor sekte!"

"Dia… dia mungkin genius yang sengaja menyembunyikan kekuatannya!"

Elder Zhang menatap Lin Feng lama, matanya menyipit. Anak ini… segel di nadinya… jangan-jangan sudah mulai terbuka?

"DIAM!" Elder Zhang menghentakkan tongkatnya ke lantai arena. Suara dentuman keras menggema, retakan kecil menjalar dari titik hentakan.

Kerumunan murid langsung membeku.

"Hasilnya jelas. Lin Feng tidak berbuat curang. Breakthrough yang ia capai murni dari usahanya sendiri." Tatapan dingin Elder Zhang menembus Chen Wei. "Sebaliknya, kau dan kawan-kawanmu melanggar aturan dengan menyerang sesama murid."

Wajah Chen Wei berubah pucat.

"Hukuman kalian," lanjut Elder Zhang, suaranya tegas, "tidak boleh mengikuti seleksi murid inti tahun ini!"

"TIDAK!" Chen Wei menjerit. Suaranya pecah penuh keputusasaan. "Elder, tolong... beri kami kesempatan sekali lagi!"

"Keputusan sudah final." Elder Zhang mengalihkan pandangannya ke Lin Feng yang berdiri tegak dengan wajah tenang. "Adapun Lin Feng, sebagai ganti atas perlakuan tidak adil yang dia terima..."

Kerumunan menahan napas.

"...dia berhak mengikuti seleksi murid inti!"

Arena pun meledak. Suara protes dan gumaman bercampur menjadi riuh tak terkendali.

"Dia baru level 4!"

"Seleksi butuh minimal level 5!"

"Ini benar-benar tidak adil!"

Elder Zhang mengangkat tangannya, riuh seketika terputus. "Benar, dia baru level 4. Tapi ingat, dia naik dari level 1 ke level 4 hanya dalam satu malam. Siapa yang bisa menjamin dia tidak akan breakthrough lagi dalam waktu dekat?"

Kerumunan terdiam. Logika itu sulit dibantah.

Senyum tipis muncul di wajah Elder Zhang. "Lagipula... bukankah akan menarik melihat seberapa jauh 'sampah' yang kalian remehkan ini bisa melangkah?"

Di antara kerumunan, seorang pemuda berseragam putih bersih melangkah maju. Gerakannya tenang, namun aura yang terpancar darinya tajam seperti bilah pedang. Setiap langkah membuat murid lain refleks menahan napas.

Wang Tianming. Jenius nomor satu Sekte Bambu Hitam. Usia enam belas, Pemurnian Tubuh tingkat delapan.

"Elder Zhang," ucapnya sambil memberi hormat, sopan tapi penuh wibawa. "Saya tidak keberatan Lin Feng ikut seleksi. Hanya saja..."

Tatapannya beralih ke Lin Feng, tajam namun jernih.

"Saya ingin menguji sendiri kelayakannya. Bagaimana kalau kita sparring sebentar?"

Kerumunan langsung berisik.

"Wang Tianming menantang si sampah?"

"Level delapan melawan level empat? Itu bunuh diri."

"Kasihan Lin Feng, baru saja bangkit langsung dihancurkan lagi..."

Lin Feng menatap balik. Tidak ada kebencian di mata lawannya, hanya keinginan murni untuk mengukur kekuatan. Berbeda jauh dengan Chen Wei yang selalu diliputi iri dan dendam.

"Saya terima," jawab Lin Feng tenang.

"Lin Feng!" Elder Zhang menahan, nadanya tegas. "Kau tidak harus—"

"Tidak apa-apa, Elder." Lin Feng menyunggingkan senyum tipis. "Saya juga ingin tahu seberapa jauh jarak saya dengan puncak generasi muda."

Alis Wang Tianming terangkat sedikit, lalu ia tersenyum samar. "Bagus. Paling tidak kau punya keberanian."

Mereka berdua melangkah ke arena. Begitu Wang Tianming menyalurkan Qi, udara seolah ikut bergetar, membuat penonton bergidik.

"Aku hanya akan pakai tiga puluh persen kekuatan," katanya santai. "Itu sudah cukup untuk—"

WUSH!

Bayangan Lin Feng melesat lebih dulu! Gerakannya begitu cepat hingga sebagian besar penonton bahkan tidak sempat mengikuti.

Wang Tianming sempat terkejut tapi masih bisa menghindar. Kilatan heran melintas di matanya. Secepat ini? Untuk level empat, mustahil.

"Menarik," gumamnya, kali ini dengan senyum lebar. "Kalau begitu... lima puluh persen!"

Terpopuler

Comments

Nanik S

Nanik S

Lin Feng.... tunjukan bahwa kau juga bisa berdiri diatas panggung

2025-09-20

0

Aman Wijaya

Aman Wijaya

tunjukkan kehebatan mu Lin Feng

2025-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Sampah Sekte Bambu Hitam
2 Mimpi Naga Kuno
3 Pecahnya Segel Pertama
4 Kejutan di Arena Luar
5 Pertarungan Melawan Jenius
6 Perpustakaan Rahasia
7 Tujuh Hari Neraka
8 Gadis Misterius dari Hutan
9 Seleksi Murid Inti Dimulai
10 Berburu atau Diburu
11 Warisan di Kedalaman Hutan
12 Malam Berdarah
13 Misteri Gua Terlarang
14 Transformasi Darah Naga
15 Hasil Mengejutkan
16 Kolam Spiritual Sekte
17 Misi Pertama Murid Inti
18 Bayangan di Gunung Hitam
19 Pengkhianatan di Saat Genting
20 Penyelamat Tak Terduga
21 Konsekuensi dan Konspirasi
22 Latihan di Bawah Air Terjun
23 Turnamen Antar Sekte Diumumkan
24 Surat dari Xiao Yue
25 Lembah Es yang Mematikan
26 Topeng Elder Mo Terbuka
27 Breakthrough ke Kondensasi Qi
28 Kekuatan Baru
29 Seleksi Tim Turnamen
30 Persiapan Akhir
31 Perjalanan ke Ibukota
32 Ibukota Kerajaan Qing
33 Ronde Pertama - Battle Royale
34 Lawan dari Masa Lalu
35 Genius Es Utara
36 Pertemuan Rahasia Tengah Malam
37 Perempat Final Dimulai
38 Kekuatan Void Terungkap
39 Pertarungan Sengit Sesama Teman
40 Semi Final - Sahabat Jadi Lawan
41 Final Spektakuler
42 Klimaks Turnamen
43 Hadiah dan Ancaman
44 Pertarungan di Atap Ibukota
45 Persiapan Masuk Secret Realm
46 Secret Realm Terbuka
47 Reruntuhan Istana Kuno
48 Pertemuan di Danau Spiritual
49 Rahasia Danau dan Warisan Naga
50 Badai Akan Datang
51 50.5
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Sampah Sekte Bambu Hitam
2
Mimpi Naga Kuno
3
Pecahnya Segel Pertama
4
Kejutan di Arena Luar
5
Pertarungan Melawan Jenius
6
Perpustakaan Rahasia
7
Tujuh Hari Neraka
8
Gadis Misterius dari Hutan
9
Seleksi Murid Inti Dimulai
10
Berburu atau Diburu
11
Warisan di Kedalaman Hutan
12
Malam Berdarah
13
Misteri Gua Terlarang
14
Transformasi Darah Naga
15
Hasil Mengejutkan
16
Kolam Spiritual Sekte
17
Misi Pertama Murid Inti
18
Bayangan di Gunung Hitam
19
Pengkhianatan di Saat Genting
20
Penyelamat Tak Terduga
21
Konsekuensi dan Konspirasi
22
Latihan di Bawah Air Terjun
23
Turnamen Antar Sekte Diumumkan
24
Surat dari Xiao Yue
25
Lembah Es yang Mematikan
26
Topeng Elder Mo Terbuka
27
Breakthrough ke Kondensasi Qi
28
Kekuatan Baru
29
Seleksi Tim Turnamen
30
Persiapan Akhir
31
Perjalanan ke Ibukota
32
Ibukota Kerajaan Qing
33
Ronde Pertama - Battle Royale
34
Lawan dari Masa Lalu
35
Genius Es Utara
36
Pertemuan Rahasia Tengah Malam
37
Perempat Final Dimulai
38
Kekuatan Void Terungkap
39
Pertarungan Sengit Sesama Teman
40
Semi Final - Sahabat Jadi Lawan
41
Final Spektakuler
42
Klimaks Turnamen
43
Hadiah dan Ancaman
44
Pertarungan di Atap Ibukota
45
Persiapan Masuk Secret Realm
46
Secret Realm Terbuka
47
Reruntuhan Istana Kuno
48
Pertemuan di Danau Spiritual
49
Rahasia Danau dan Warisan Naga
50
Badai Akan Datang
51
50.5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!