Chapter 2. Buku Keberuntungan

"Hah... Hari ini sangat membosankan." gumam Ray Zen yang sedang berbaring di kasur mewahnya. Ia sudah tidak tau lagi harus melakukan apa untuk menghabiskan waktunya hari ini. Ia melihat jam besar yang berada didinding kamarnya. Jarum jam itu masih menunjukkan angka 9.

"Hehhh, apa yang harus aku lakukan. Semua buku di perpustakaan telah selesai aku baca. Tidak adakah lagi buku yang bisa aku baca?" lagi-lagi Ray Zen berbicara kepada dirinya sendiri. Ia kemudian menatap langit-langit kamar, mencoba mencari hal yang bisa ia lakukan.

"Oh ya, aku tahu. Masih ada satu buku yang belum aku baca." seperti mendapatkan pencerahan, Ray Zen segera bangkit menuju lemari besar miliknya. Ia memeriksa setiap laci yang ada di lemari itu.

"Nah ketemu." Ray Zen terlihat sangat senang setelah menemukan apa yang ia cari. Disalah satu laci lemarinya terdapat sebuah buku yang cukup tebal dan besar. Ray Zen harus menggunakan kedua tangannya untuk mengangkat buku itu, membawanya kemeja.

"Buku ini sangat aneh." Ray Zen mengernyitkan keningnya. Selain karena buku itu terlihat besar dan tebal, buku itu juga terlihat lusuh, dengan sampul kosong berwarna putih kekuningan. "Pantas saja para pengeran dan putri lainnya tidak mau menerima buku ini."

Buku itu adalah hadiah pemberian ayahnya, Kaisar pada saat hari ulang tahunnya yang ke-16. Sebelumnya, banyak dari saudara-saudarinya yang menolak diberikan hadiah buku itu. Mereka lebih memilih hadiah sumber daya untuk berkultivasi, senjata, artefak, uang dan hadiah mewah lainnya. Hanya Ray Zen yang mau menerima dihadiahi buku itu. Lagi pula kultivator mana yang menginginkan buku tidak berguna seperti itu.

Ray Zen membuka selembar demi selembar halaman kertas dari buku aneh itu. Setiap lembarnya hanyalah berisi halaman kosong, tidak ada satupun tulisan yang ada disana, sama seperti sampulnya.

Karena sedang sibuk membolak-balik halaman buku, Ray Zen tidak menyadari jika dibelakangnya sekarang telah berdiri sesosok misterius dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Ditangannya terhunus sebuah belati merah yang memancarkan aura membunuh yang sangat kuat.

Sosok itu tersenyum dibalik masker yang ia kenakan. "Pergilah ke neraka! dasar sampah.." setelah berkata demikian, sosok tersebut menggorok leher Ray Zen dari belakang, memberikan sayatan yang cukup dalam. Darah segar Ray Zen segera mengalir deras, kesadarannya pun perlahan mulai menghilang. Kepalanya kini terbaring lemah diatas buku aneh yang sebelumnya ia baca.

Hal terakhir yang ia lihat adalah sesosok hitam misterius dengan sebuah belati merah ditangannya, sosok itu tersenyum puas kearah Ray Zen, lalu segera menghilang ditutupi asap hitam tebal.

Beberapa saat setelah sosok hitam itu pergi, darah Ray Zen yang mengenai buku aneh itu seakan terserap. Buku itu kemudian mengeluarkan cahaya keemasan yang sangat terang. Cahaya keemasan itu perlahan meredup, diikuti dengan menghilangnya seluruh tubuh Ray Zen.

****************

Ray Zen perlahan membuka matanya, kepalanya terasa sangat sakit. "Dimana aku, apakah aku sudah mati?"

Setelah kedua matanya berhasil ia buka sempurna, Ray Zen tercengang melihat pemandangan indah yang ada disekelilingnya. Pemandangan indah yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, hanya satu hal yang ada dipikirannya, 'Apakah ini alam Dewa?'.

"Hei, Nak. Selamat datang di dimensiku. Apakah kau menyukainya?." suara serak seorang pria membuat Ray Zen terkejut dan segera tersadar dari lamunannya. Ia segera berdiri, melihat kearah sumber suara yang memanggilnya.

Didepannya kini berdiri seorang kakek dengan pakaian putih keemasan. Kakek itu tersenyum kearahnya. Spontan Ray Zen segera menutup matanya, memukul-mukul dirinya, berharap itu semua hanyalah mimpi belaka. Tetapi sayangnya tidak ada perubahan apapun yang terjadi. Kakek itu tetap ada didepannya, bahkan semakin mendekat kearahnya.

"Hahaha, apakah kamu sudah gila nak?." Kakek itu tertawa keras. Ray Zen perlahan memberanikan diri untuk membuka matanya kembali.

"Hey kakek tua, siapa kau? apakah kau malaikat pencabut nyawa? Aku masih belum mau mati, sungguh." Ray Zen berlari sekuat tenaga menjauhi kakek tua didepannya.

"Hei Nak.., kau mau kemana? Ini adalah dimensiku, kau tidak akan bisa lari. Lagi pula aku bukanlah malaikat pencabut nyawa." Kakek itu berseru keras. Ray Zen tidak perduli dengan perkataan kakek itu, ia terus berlari menjauh.

Setelah berlari cukup jauh, Ray Zen terduduk dengan nafas terengah-engah, dibawah sebuah pohon yang rindang. Sesekali ia mengintip dibalik pohon, untuk melihat keberadaan kakek itu.

"Nak apa yang kau lihat?" Ray Zen kembali dikejutkan dengan suara kakek itu yang kini telah berada tepat diatas pohon tempat ia duduk. "Ampun, ampun kek, jangan bunuh aku! Masih banyak hal yang harus aku lakukan. Aku mohon.., aku berjanji tidak akan lari lagi." Ray Zen memohon, kedua tangannya ia rapatkan didepan dada. Melihat tingkah Ray Zen, kakek itu kembali tertawa. "Hei Nak, siapa juga yang ingin membunuhmu." ucapnya.

"Aku adalah secercah pecahan jiwa dewa, yang terdapat dibuku aneh yang sebelumnya kau baca. Buku aneh itu hanya akan terbuka saat darah orang yang 'Terpilih' mengenai isi bukunya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kau adalah anak yang sangat beruntung, karena dipilih oleh buku tersebut. Nah itu sebabnya kau bisa berada ditempat sekarang ini." Kakek itu menjelaskan.

Ray Zen hanya mengangguk, ia kembali mengingat saat-saat terakhir sebelum kesadarannya menghilang. Sesosok hitam misterius telah menggorok lehernya. Membuat darahnya mengalir mengenai buku aneh itu.

"Tempat ini adalah dimensi yang aku buat, untuk melatih orang yang 'Terpilih' menjadi yang terkuat. Disini kau akan menjadi muridku. Aku akan melatih dan mendidikmu menjadi orang yang tak terkalahkan, sama sepertiku dulu. Bagaimana nak, apakah kau mau?" kata kakek itu penuh harap.

"Maaf kakek. Aku tidak suka bertarung, dan lagipula aku tidak memiliki bakat untuk menjadi seorang kultivator."

"Hahaha." Kakek itu lagi-lagi tertawa. "Kau salah nak, tubuhmu adalah tubuh yang sangat istimewa, tubuh yang mampu menampung semua jenis Energi dan Kekuatan manapun. Hanya saja tubuhmu sekarang masih disegel oleh kekuatan yang sangat kuat bagi orang-orang yang ada di duniamu. Hal itu membuat kau dan mereka mengira bahwa kau adalah sampah yang tidak bisa berkultivasi. Tetapi kau tenang saja segel itu tidak ada apa-apanya di hadapanku. Aku bisa membukanya dengan sangat mudah."

"Benarkah kakek?" tanya Ray Zen semangat, yang dijawab dengan anggukan oleh kakek itu. "Kalau begitu aku mau menjadi muridmu kakek, ayo kita latihan sekarang!" Ray Zen berdiri dan menarik tangan kakek itu. Rasa takut yang sebelumnya ia alami, seakan hilang karena semangat yang muncul dalam dirinya.

"Hei Nak, kau sangat tidak sabaran ya. Baiklah, ayo ikuti aku."

Kakek itu dan Ray Zen berjalan bersama ketempat awal Ray Zen sadar tadi. Kakek itu mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, dihadapan mereka kini terdapat Bangunan Istana Emas yang sangat besar dan mewah.

Didepan gerbang istana itu terdapat dua patung kesatria yang ukurannya sangat besar seperti Titan. Ray Zen sangat terpukau dengan apa yang ia lihat. Sejak berada di dimensi ini, ia tidak berhenti-hentinya di buat takjub dan terkesima.

Terpopuler

Comments

Dadi Bismarck

Dadi Bismarck

Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!

2025-09-07

2

pipitjfa

pipitjfa

raii gak gitu juga hehhh

2025-09-27

1

Christian Matthew Pratama

Christian Matthew Pratama

mmg sdh ada jam ya🤔

2025-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Ray Zen
2 Chapter 2. Buku Keberuntungan
3 Chapter 3. Dimensi Sang Guru
4 Chapter 4. Latihan 1
5 Chapter 5. Latihan 2
6 Chapter 6. Latihan 3
7 Chapter 7. Kembali Pulang
8 Chapter 8. Awal yang Baru
9 Chapter 9. Sejarah Kekaisaran Awan Putih
10 Chapter 10. Sejarah Kekaisaran Awan Putih 2
11 Chapter 11. Tingkatan-Tingkatan
12 Chapter 12. Perburuan di Hutan Kabut
13 Chapter 13. Pembunuh Bayaran
14 Chapter 14. Hantu Berdarah
15 Chapter 15. Bawahan Baru
16 Chapter 16. Raja Kelelawar Merah
17 Chapter 17. Pangeran Serigala Kabut
18 Chapter 18. Yue Che
19 Chapter 19. Satu Tebasan
20 Chapter 20. Sepasang Harimau Putih
21 Chapter 21. Segel Budak
22 Chapter 22. Akhir Perburuan
23 Chapter 23. Sandiwara Fui Che
24 Chapter 24. Penolakan
25 Chapter 25. Persetujuan
26 Chapter 26. Berkeliling Ibu Kota
27 Chapter 27. Patahkan Tangannya
28 Chapter 28. Ketua Klan Gung
29 Chapter 29. Paviliun Lotus Emas
30 Chapter 30. Kematian Gung Bou
31 Chapter 31. Masalah Baru
32 Chapter 32. Keganasan Para Pengawal
33 Chapter 33. Tim Pemburu Kekaisaran Awan Kelabu
34 Chapter 34. Bandit Serigala Darah
35 Chapter 35. Pangeran Gau Ye dan Jendral Jing Hu
36 Chapter 36. Akhir Pertempuran
37 Chapter 37. Kekuatan Yang Mengerikan
38 Chapter 38. Sekte Mawar Es
39 Chapter 39. Xue Lin dan Yue Lin
40 Chapter 40. Berita Kemenangan.
41 Chapter 41. Sambutan Kemenangan
42 Chapter 42. Komandan Pasukan Khusus
43 Chapter 43. Kunjungan Sekte Pedang Terbang
44 Chapter 44. Tantangan Murid Elite
45 Chapter 45. Fui Che
46 Chapter 46. Kota Paraya
47 Chapter 47. Gerbang Petaka 1
48 Chapter 48. Gerbang Petaka 2
49 Chapter 49. Gerbang Petaka 3
50 Chapter 50. Tewasnya Pou Che dan Datangnya Bala Bantuan
51 Chapter 51. Empat Sosok Bayangan
52 Chapter 52. Jia Yi
53 Chapter 53. Penyambutan
54 Chapter 54. Acara Lelang
55 Chapter 55. Sekte Harimau Api
56 Chapter 56. Pegasus Emas
57 Chapter 57. Akhir Lelang
58 Chapter 58. Lay Yi dan Huo Liang
59 Chapter 59. Ren Zen
60 Chapter 60. Tekad Untuk Menjadi Kuat
61 Chapter 61. Beruang Baja Kabut
62 Chapter 62. Menjadi Murid Terakhir
63 Chapter 63. Jendral Ke-10 Kekaisaran Awan Putih
64 Chapter 64. Tugas Jendral Kekaisaran
65 Chapter 65. Pria Berjubah Hitam
66 Chapter 66. Masuk Kedalam Dimensi
67 Chapter 67. Ilusi Medan Perang 1
68 Chapter 68. Ilusi Medan Perang 2
69 Chapter 69. Meninggalkan Istana Kekaisaran
70 Chapter 70. Kota Dursila
71 Chapter 71. Gerombolan Pengacau
72 Chapter 72. Bear Vs Tetua Bao
73 Chapter 73. Patriak Wu Tang
74 Chapter 74. Akhir Sekte Kumbang Hitam
75 Chapter 75. Alasan Pembantaian
76 Chapter 76. Seorang Elf..?
77 Chapter 77. Namaku Alori
78 Chapter 78. Tiba Ketempat Tujuan
79 Chapter 79. Keributan di Pagi Hari
80 Chapter 80. Keributan Semakin Besar
81 Chapter 81. Lima Orang Tetua
82 Chapter 82. Bangsawan Liu
83 Chapter 83. Balairung Kota
84 Chapter 84. Dua Kekuatan Besar
85 Chapter 85. Orang Asing Pengacau
86 Chapter 86. Tim Pemburu No.1 Kekaisaran Awan Putih
87 Chapter 87. Laporan Misi
88 Chapter 88. Mei Zen
89 Chapter 89. Bencana Yang Akan Datang
90 Chapter 90. Ibu Kota Kekaisaran Awan Kelabu
91 Chapter 91. Pangeran Ke-3, Liu Yan
92 Chapter 92. Pencarian Kakak Alori
93 Chapter 93. Menyelamatkan Kakak Alori
94 Chapter 94. Ray Zen vs Liu Yan
95 Chapter 95. Menjadi Buronan
96 Chapter 96. Menuju Hutan Ilusi
97 Chapter 97. Hutan Ilusi
98 Chapter 98. Penjaga Hutan Ilusi
99 Chapter 99. Hanya Berkunjung
100 Chapter 100. Domain Ilusi Jiwa
101 Chapter 101. Ray Zen Vs Tan Jian
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1. Ray Zen
2
Chapter 2. Buku Keberuntungan
3
Chapter 3. Dimensi Sang Guru
4
Chapter 4. Latihan 1
5
Chapter 5. Latihan 2
6
Chapter 6. Latihan 3
7
Chapter 7. Kembali Pulang
8
Chapter 8. Awal yang Baru
9
Chapter 9. Sejarah Kekaisaran Awan Putih
10
Chapter 10. Sejarah Kekaisaran Awan Putih 2
11
Chapter 11. Tingkatan-Tingkatan
12
Chapter 12. Perburuan di Hutan Kabut
13
Chapter 13. Pembunuh Bayaran
14
Chapter 14. Hantu Berdarah
15
Chapter 15. Bawahan Baru
16
Chapter 16. Raja Kelelawar Merah
17
Chapter 17. Pangeran Serigala Kabut
18
Chapter 18. Yue Che
19
Chapter 19. Satu Tebasan
20
Chapter 20. Sepasang Harimau Putih
21
Chapter 21. Segel Budak
22
Chapter 22. Akhir Perburuan
23
Chapter 23. Sandiwara Fui Che
24
Chapter 24. Penolakan
25
Chapter 25. Persetujuan
26
Chapter 26. Berkeliling Ibu Kota
27
Chapter 27. Patahkan Tangannya
28
Chapter 28. Ketua Klan Gung
29
Chapter 29. Paviliun Lotus Emas
30
Chapter 30. Kematian Gung Bou
31
Chapter 31. Masalah Baru
32
Chapter 32. Keganasan Para Pengawal
33
Chapter 33. Tim Pemburu Kekaisaran Awan Kelabu
34
Chapter 34. Bandit Serigala Darah
35
Chapter 35. Pangeran Gau Ye dan Jendral Jing Hu
36
Chapter 36. Akhir Pertempuran
37
Chapter 37. Kekuatan Yang Mengerikan
38
Chapter 38. Sekte Mawar Es
39
Chapter 39. Xue Lin dan Yue Lin
40
Chapter 40. Berita Kemenangan.
41
Chapter 41. Sambutan Kemenangan
42
Chapter 42. Komandan Pasukan Khusus
43
Chapter 43. Kunjungan Sekte Pedang Terbang
44
Chapter 44. Tantangan Murid Elite
45
Chapter 45. Fui Che
46
Chapter 46. Kota Paraya
47
Chapter 47. Gerbang Petaka 1
48
Chapter 48. Gerbang Petaka 2
49
Chapter 49. Gerbang Petaka 3
50
Chapter 50. Tewasnya Pou Che dan Datangnya Bala Bantuan
51
Chapter 51. Empat Sosok Bayangan
52
Chapter 52. Jia Yi
53
Chapter 53. Penyambutan
54
Chapter 54. Acara Lelang
55
Chapter 55. Sekte Harimau Api
56
Chapter 56. Pegasus Emas
57
Chapter 57. Akhir Lelang
58
Chapter 58. Lay Yi dan Huo Liang
59
Chapter 59. Ren Zen
60
Chapter 60. Tekad Untuk Menjadi Kuat
61
Chapter 61. Beruang Baja Kabut
62
Chapter 62. Menjadi Murid Terakhir
63
Chapter 63. Jendral Ke-10 Kekaisaran Awan Putih
64
Chapter 64. Tugas Jendral Kekaisaran
65
Chapter 65. Pria Berjubah Hitam
66
Chapter 66. Masuk Kedalam Dimensi
67
Chapter 67. Ilusi Medan Perang 1
68
Chapter 68. Ilusi Medan Perang 2
69
Chapter 69. Meninggalkan Istana Kekaisaran
70
Chapter 70. Kota Dursila
71
Chapter 71. Gerombolan Pengacau
72
Chapter 72. Bear Vs Tetua Bao
73
Chapter 73. Patriak Wu Tang
74
Chapter 74. Akhir Sekte Kumbang Hitam
75
Chapter 75. Alasan Pembantaian
76
Chapter 76. Seorang Elf..?
77
Chapter 77. Namaku Alori
78
Chapter 78. Tiba Ketempat Tujuan
79
Chapter 79. Keributan di Pagi Hari
80
Chapter 80. Keributan Semakin Besar
81
Chapter 81. Lima Orang Tetua
82
Chapter 82. Bangsawan Liu
83
Chapter 83. Balairung Kota
84
Chapter 84. Dua Kekuatan Besar
85
Chapter 85. Orang Asing Pengacau
86
Chapter 86. Tim Pemburu No.1 Kekaisaran Awan Putih
87
Chapter 87. Laporan Misi
88
Chapter 88. Mei Zen
89
Chapter 89. Bencana Yang Akan Datang
90
Chapter 90. Ibu Kota Kekaisaran Awan Kelabu
91
Chapter 91. Pangeran Ke-3, Liu Yan
92
Chapter 92. Pencarian Kakak Alori
93
Chapter 93. Menyelamatkan Kakak Alori
94
Chapter 94. Ray Zen vs Liu Yan
95
Chapter 95. Menjadi Buronan
96
Chapter 96. Menuju Hutan Ilusi
97
Chapter 97. Hutan Ilusi
98
Chapter 98. Penjaga Hutan Ilusi
99
Chapter 99. Hanya Berkunjung
100
Chapter 100. Domain Ilusi Jiwa
101
Chapter 101. Ray Zen Vs Tan Jian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!