Chapter 3. Dimensi Sang Guru

Ray Zen berjalan mengikuti kakek itu memasuki istana. Didalamnya terdapat sebuah paviliun 7 lantai yang sangat mewah, besar dan indah. Disisi kanan dan kirinya berjejer ratusan patung kesatria titan berwarna emas, dengan aura mengintimidasi. Ray Zen hanya bisa menelan ludahnya merasakan aura yang dikeluarkan oleh patung-patung itu.

Selain itu, didalam lingkungan istana juga terdapat taman yang sangat indah, dihiasi oleh bunga-bunga dan tanaman-tanaman lainnya, aliran air kolam yang jernih dan tenang, serta juga beberapa gazebo mewah yang ada ditengah kolam.

Ray Zen dan Kakek itu terus berjalan dijalan setapak dengan dasar emas yang berada di tengah-tengah istana.

"Ayo masuk!" Kakek itu memanggil Ray Zen untuk segera masuk kedalam paviliun didepan mereka.

Setelah masuk kedalam paviliun, Ray Zen dapat melihat gunungan koin emas, kristal, giok, permata, dan barang-barang mewah lainnya. Hanya jalan yang mereka lewati saja yang bersih dari tumpukan barang-barang itu.

"Bagaimana cara kakek ini mengumpulkan kekayaan sebanyak ini? Apakah dia seorang perampok?"

Batin Ray Zen tak percaya. Lantai pertama paviliun itu, bagaikan gudang harta yang tidak ada habisnya. Ray Zen terus mengikuti kakek itu menuju kelantai dua paviliun.

Dilantai dua, Ray Zen melihat banyak sekali tanaman-tanaman langka dan juga sumber daya yang biasanya digunakan oleh para kultivator untuk berkultivasi, meningkatkan kekuatan. Sumber daya yang ada di paviliun itu memiliki aroma yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan yang digunakan oleh kultivator di kekaisaran awal putih. Selain itu, dilantai kedua paviliun juga terdapat banyak pil yang tidak pernah Ray Zen lihat sebelumnya.

Memasuki lantai ketiga, Ray Zen melihat banyak baju zirah, armor-armor pelindung dan juga artefak yang mengeluarkan aura-aura kehidupan, memenuhi ruangan. Zirah, artefak dan armor-armor itu seakan memanggil Ray Zen untuk menggunakannya. Kakek itu dan Ray Zen terus berkeliling dilantai tiga paviliun, hingga sampailah mereka di tangga menuju kelantai empat paviliun.

Dilantai empat, disepanjang ruangannya terdapat jutaan senjata-senjata yang memancarkan aura yang luar biasa hebat. Senjata-senjata itu juga bermacam-macam, ada pedang, tombak, kapak, panah, tongkat, belati, perisai, dan masih banyak lagi. Lantai keempat paviliun itu seperti sebuah gudang senjata yang sangat melimpah.

Berbeda dari lantai-lantai sebelumnya, lantai kelima paviliun, semuanya berisi buku-buku yang tersusun dan tertata dengan rapi disetiap raknya. Senyuman terlihat di wajah Ray Zen saat memasuki lantai itu, ia sangat senang karena keinginannya untuk terus membaca bisa terwujud. Menurut perkiraannya, jumlah buku yang ada di paviliun itu, 100 kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah buku yang ada di perpustakaan kekaisaran Awan Putih.

"Ayo nak, jangan terdiam disitu."

Melihat Ray Zen yang sedang asik memperhatikan buku-buku dimasing-masing rak, membuat kakek itu memanggilnya. Ray Zen tersadar dan kembali mengikuti kakek itu menuju lantai keenam paviliun.

Lantai Enam paviliun sangatlah gelap, tidak ada cahaya sedikitpun disitu. Ray Zen sedikit kesulitan melihat dan berjalan. Ruangan itu benar-benar gelap. Bahkan kakek itu yang sebenarnya berjarak sangat dekat dengannya tidak kelihatan. Selain itu aura yang sangat mencekam membuat Ray Zen berkeringat dingin, seperti mau mati rasanya.

"Kek, tem.. tempat apa ini? Me.. Mengapa begitu gelap dan mencekam?" Ray Zen bertanya dengan ketakutan. Lantai-lantai sebelumnya begitu terang dan mewah, sangat berbeda dengan lantai ini yang begitu gelap dan mencekam.

"Lantai ini adalah tempat tersegel nya '12 Jendral Kematian'. Untuk sekarang kau masih belum bisa melihatnya, tapi nanti seiring dengan bertambah kuatnya dirimu, kau akan bisa melihat mereka." jawab kakek itu santai.

"Sekarang ayo kita naik kelantai terakhir." Ray Zen mengangguk, lalu mengikuti kakek itu menuju lantai ketujuh paviliun.

Dilantai terakhir atau ketujuh paviliun, suasananya kembali berubah. Walaupun ruangan itu terlihat kosong tanpa adanya hal-hal unik seperti lantai-lantai sebelumnya. Akan tetapi, suasana dari ruangan itu sangat menyenangkan, membuat siapapun yang berada ditempat itu merasa nyaman dan tentram. Ray Zen bisa merasakan banyak energi kehidupan yang terkandung didalam ruangan itu.

"Nak, ini adalah lantai yang paling Istimewa dari semua lantai yang ada di paviliunku ini. Dilantai ini terdapat bermacam-macam energi yang dapat meningkatkan kekuatanmu. Kau bisa menyerap sebanyak-banyaknya energi yang kau inginkan disini.

Kau pasti tau jika di duniamu, seseorang baru bisa dikatakan sebagai kultivator kalau ia bisa menyerap energi alam atau yang biasa kalian sebut Qi. Dengan menyerap energi alam kalian bisa menyimpannya didalam tubuh, memadatkannya, lalu mengubahnya menjadi kekuatan yang sangat hebat dan dahsyat.

Tetapi sayangnya, dunia ini begitu luas, masih banyak energi lainnya yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan energi alam yang kalian miliki selama ini. Contohnya adalah energi Iblis dan energi Dewa. Kedua energi ini memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan energi alam yang kalian serap. Itulah sebabnya tingkat kekuatan Iblis dan Dewa jauh lebih hebat dibandingkan dengan kalian para manusia.

Pada dasarnya, Manusia, Iblis, Dewa, dan ras-ras lainya hanya bisa menyerap satu jenis energi untuk menjadi sumber kekuatannya. Beruntungnya kau berbeda nak, kau mampu untuk menyerap semua jenis energi apapun. Tubuhmu bisa menyerap semuanya, satu persatu ataupun secara bersamaan." jelas kakek itu panjang lebar. Ray Zen hanya mengangguk tanda mengerti.

"Baiklah, karena kita sudah berada disini, sekarang aku akan membuka segel yang ada di tubuhmu. Prosesnya akan sangat menyakitkan. Jadi kau harus tetap bertahan apapun yang terjadi."

"Baik kakek." kata Ray Zen semangat, ia duduk bersila ditengah ruangan itu, lalu mulai menutup kedua matanya. Memfokuskan dirinya agar tetap bertahan dari proses pembukaan segel.

"Jangan panggil aku kakek, panggil aku guru saja." balas kakek itu, sambil menepuk pundak Ray Zen, membuat ia meringis kesakitan. "Kau siap nak?" Kakek itu mengarahkan telapak tangannya tepat di dahi Ray Zen.

"Argh..."

Teriakan keras Ray Zen saat mencoba menahan rasa sakit yang ia terima. Ia tidak menyangka pembukaan segel ditubuhnya akan sesakit ini.

"Argh..."

"Argh..."

Entah sudah berapa banyak Ray Zen berteriak kesakitan. Ia bahkan telah memuntahkan banyak darah dari mulutnya, yang diikuti dengan tubuhnya yang mengeluarkan asap hitam.

Setengah jam berlalu, kakek itu melepaskan tangannya dari dahi Ray Zen.

Ray Zen merasakan perubahan besar telah terjadi pada tubuhnya. Tubuhnya kini terasa lebih berenergi dan lebih ringan. Tidak hanya itu, Ray Zen juga merasakan bahwa tubuhnya terus menyerap energi yang ada diruangan itu, membuat kekuatannya terus meningkat.

"Tubuh yang sangat luar biasa. Aku tidak salah memilih."

Batin kakek itu ketika melihat tubuh Ray Zen yang dikelilingi oleh banyak energi.

"Untuk sekarang kau hanya perlu menyerap energi yang ada disini nak. Besok kita akan memulai latihanmu. Kau mengerti?" tegas kakek itu kepada Ray Zen yang masih tetap fokus untuk menyerap energi yang ada disekelilingnya. Ray Zen hanya mengangguk tanda mengerti.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Omen Aura

Omen Aura

kayaknya seru ini thor

2025-10-08

1

Arie Chaniago70

Arie Chaniago70

up Thor mantap semangat

2025-10-07

1

Nanik S

Nanik S

Yeruskan

2025-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Ray Zen
2 Chapter 2. Buku Keberuntungan
3 Chapter 3. Dimensi Sang Guru
4 Chapter 4. Latihan 1
5 Chapter 5. Latihan 2
6 Chapter 6. Latihan 3
7 Chapter 7. Kembali Pulang
8 Chapter 8. Awal yang Baru
9 Chapter 9. Sejarah Kekaisaran Awan Putih
10 Chapter 10. Sejarah Kekaisaran Awan Putih 2
11 Chapter 11. Tingkatan-Tingkatan
12 Chapter 12. Perburuan di Hutan Kabut
13 Chapter 13. Pembunuh Bayaran
14 Chapter 14. Hantu Berdarah
15 Chapter 15. Bawahan Baru
16 Chapter 16. Raja Kelelawar Merah
17 Chapter 17. Pangeran Serigala Kabut
18 Chapter 18. Yue Che
19 Chapter 19. Satu Tebasan
20 Chapter 20. Sepasang Harimau Putih
21 Chapter 21. Segel Budak
22 Chapter 22. Akhir Perburuan
23 Chapter 23. Sandiwara Fui Che
24 Chapter 24. Penolakan
25 Chapter 25. Persetujuan
26 Chapter 26. Berkeliling Ibu Kota
27 Chapter 27. Patahkan Tangannya
28 Chapter 28. Ketua Klan Gung
29 Chapter 29. Paviliun Lotus Emas
30 Chapter 30. Kematian Gung Bou
31 Chapter 31. Masalah Baru
32 Chapter 32. Keganasan Para Pengawal
33 Chapter 33. Tim Pemburu Kekaisaran Awan Kelabu
34 Chapter 34. Bandit Serigala Darah
35 Chapter 35. Pangeran Gau Ye dan Jendral Jing Hu
36 Chapter 36. Akhir Pertempuran
37 Chapter 37. Kekuatan Yang Mengerikan
38 Chapter 38. Sekte Mawar Es
39 Chapter 39. Xue Lin dan Yue Lin
40 Chapter 40. Berita Kemenangan.
41 Chapter 41. Sambutan Kemenangan
42 Chapter 42. Komandan Pasukan Khusus
43 Chapter 43. Kunjungan Sekte Pedang Terbang
44 Chapter 44. Tantangan Murid Elite
45 Chapter 45. Fui Che
46 Chapter 46. Kota Paraya
47 Chapter 47. Gerbang Petaka 1
48 Chapter 48. Gerbang Petaka 2
49 Chapter 49. Gerbang Petaka 3
50 Chapter 50. Tewasnya Pou Che dan Datangnya Bala Bantuan
51 Chapter 51. Empat Sosok Bayangan
52 Chapter 52. Jia Yi
53 Chapter 53. Penyambutan
54 Chapter 54. Acara Lelang
55 Chapter 55. Sekte Harimau Api
56 Chapter 56. Pegasus Emas
57 Chapter 57. Akhir Lelang
58 Chapter 58. Lay Yi dan Huo Liang
59 Chapter 59. Ren Zen
60 Chapter 60. Tekad Untuk Menjadi Kuat
61 Chapter 61. Beruang Baja Kabut
62 Chapter 62. Menjadi Murid Terakhir
63 Chapter 63. Jendral Ke-10 Kekaisaran Awan Putih
64 Chapter 64. Tugas Jendral Kekaisaran
65 Chapter 65. Pria Berjubah Hitam
66 Chapter 66. Masuk Kedalam Dimensi
67 Chapter 67. Ilusi Medan Perang 1
68 Chapter 68. Ilusi Medan Perang 2
69 Chapter 69. Meninggalkan Istana Kekaisaran
70 Chapter 70. Kota Dursila
71 Chapter 71. Gerombolan Pengacau
72 Chapter 72. Bear Vs Tetua Bao
73 Chapter 73. Patriak Wu Tang
74 Chapter 74. Akhir Sekte Kumbang Hitam
75 Chapter 75. Alasan Pembantaian
76 Chapter 76. Seorang Elf..?
77 Chapter 77. Namaku Alori
78 Chapter 78. Tiba Ketempat Tujuan
79 Chapter 79. Keributan di Pagi Hari
80 Chapter 80. Keributan Semakin Besar
81 Chapter 81. Lima Orang Tetua
82 Chapter 82. Bangsawan Liu
83 Chapter 83. Balairung Kota
84 Chapter 84. Dua Kekuatan Besar
85 Chapter 85. Orang Asing Pengacau
86 Chapter 86. Tim Pemburu No.1 Kekaisaran Awan Putih
87 Chapter 87. Laporan Misi
88 Chapter 88. Mei Zen
89 Chapter 89. Bencana Yang Akan Datang
90 Chapter 90. Ibu Kota Kekaisaran Awan Kelabu
91 Chapter 91. Pangeran Ke-3, Liu Yan
92 Chapter 92. Pencarian Kakak Alori
93 Chapter 93. Menyelamatkan Kakak Alori
94 Chapter 94. Ray Zen vs Liu Yan
95 Chapter 95. Menjadi Buronan
96 Chapter 96. Menuju Hutan Ilusi
97 Chapter 97. Hutan Ilusi
98 Chapter 98. Penjaga Hutan Ilusi
99 Chapter 99. Hanya Berkunjung
100 Chapter 100. Domain Ilusi Jiwa
101 Chapter 101. Ray Zen Vs Tan Jian
102 Chapter 102. Beristirahat
103 Chapter 103. Perpisahan
104 Chapter 104. Menuju Perbatasan
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Chapter 1. Ray Zen
2
Chapter 2. Buku Keberuntungan
3
Chapter 3. Dimensi Sang Guru
4
Chapter 4. Latihan 1
5
Chapter 5. Latihan 2
6
Chapter 6. Latihan 3
7
Chapter 7. Kembali Pulang
8
Chapter 8. Awal yang Baru
9
Chapter 9. Sejarah Kekaisaran Awan Putih
10
Chapter 10. Sejarah Kekaisaran Awan Putih 2
11
Chapter 11. Tingkatan-Tingkatan
12
Chapter 12. Perburuan di Hutan Kabut
13
Chapter 13. Pembunuh Bayaran
14
Chapter 14. Hantu Berdarah
15
Chapter 15. Bawahan Baru
16
Chapter 16. Raja Kelelawar Merah
17
Chapter 17. Pangeran Serigala Kabut
18
Chapter 18. Yue Che
19
Chapter 19. Satu Tebasan
20
Chapter 20. Sepasang Harimau Putih
21
Chapter 21. Segel Budak
22
Chapter 22. Akhir Perburuan
23
Chapter 23. Sandiwara Fui Che
24
Chapter 24. Penolakan
25
Chapter 25. Persetujuan
26
Chapter 26. Berkeliling Ibu Kota
27
Chapter 27. Patahkan Tangannya
28
Chapter 28. Ketua Klan Gung
29
Chapter 29. Paviliun Lotus Emas
30
Chapter 30. Kematian Gung Bou
31
Chapter 31. Masalah Baru
32
Chapter 32. Keganasan Para Pengawal
33
Chapter 33. Tim Pemburu Kekaisaran Awan Kelabu
34
Chapter 34. Bandit Serigala Darah
35
Chapter 35. Pangeran Gau Ye dan Jendral Jing Hu
36
Chapter 36. Akhir Pertempuran
37
Chapter 37. Kekuatan Yang Mengerikan
38
Chapter 38. Sekte Mawar Es
39
Chapter 39. Xue Lin dan Yue Lin
40
Chapter 40. Berita Kemenangan.
41
Chapter 41. Sambutan Kemenangan
42
Chapter 42. Komandan Pasukan Khusus
43
Chapter 43. Kunjungan Sekte Pedang Terbang
44
Chapter 44. Tantangan Murid Elite
45
Chapter 45. Fui Che
46
Chapter 46. Kota Paraya
47
Chapter 47. Gerbang Petaka 1
48
Chapter 48. Gerbang Petaka 2
49
Chapter 49. Gerbang Petaka 3
50
Chapter 50. Tewasnya Pou Che dan Datangnya Bala Bantuan
51
Chapter 51. Empat Sosok Bayangan
52
Chapter 52. Jia Yi
53
Chapter 53. Penyambutan
54
Chapter 54. Acara Lelang
55
Chapter 55. Sekte Harimau Api
56
Chapter 56. Pegasus Emas
57
Chapter 57. Akhir Lelang
58
Chapter 58. Lay Yi dan Huo Liang
59
Chapter 59. Ren Zen
60
Chapter 60. Tekad Untuk Menjadi Kuat
61
Chapter 61. Beruang Baja Kabut
62
Chapter 62. Menjadi Murid Terakhir
63
Chapter 63. Jendral Ke-10 Kekaisaran Awan Putih
64
Chapter 64. Tugas Jendral Kekaisaran
65
Chapter 65. Pria Berjubah Hitam
66
Chapter 66. Masuk Kedalam Dimensi
67
Chapter 67. Ilusi Medan Perang 1
68
Chapter 68. Ilusi Medan Perang 2
69
Chapter 69. Meninggalkan Istana Kekaisaran
70
Chapter 70. Kota Dursila
71
Chapter 71. Gerombolan Pengacau
72
Chapter 72. Bear Vs Tetua Bao
73
Chapter 73. Patriak Wu Tang
74
Chapter 74. Akhir Sekte Kumbang Hitam
75
Chapter 75. Alasan Pembantaian
76
Chapter 76. Seorang Elf..?
77
Chapter 77. Namaku Alori
78
Chapter 78. Tiba Ketempat Tujuan
79
Chapter 79. Keributan di Pagi Hari
80
Chapter 80. Keributan Semakin Besar
81
Chapter 81. Lima Orang Tetua
82
Chapter 82. Bangsawan Liu
83
Chapter 83. Balairung Kota
84
Chapter 84. Dua Kekuatan Besar
85
Chapter 85. Orang Asing Pengacau
86
Chapter 86. Tim Pemburu No.1 Kekaisaran Awan Putih
87
Chapter 87. Laporan Misi
88
Chapter 88. Mei Zen
89
Chapter 89. Bencana Yang Akan Datang
90
Chapter 90. Ibu Kota Kekaisaran Awan Kelabu
91
Chapter 91. Pangeran Ke-3, Liu Yan
92
Chapter 92. Pencarian Kakak Alori
93
Chapter 93. Menyelamatkan Kakak Alori
94
Chapter 94. Ray Zen vs Liu Yan
95
Chapter 95. Menjadi Buronan
96
Chapter 96. Menuju Hutan Ilusi
97
Chapter 97. Hutan Ilusi
98
Chapter 98. Penjaga Hutan Ilusi
99
Chapter 99. Hanya Berkunjung
100
Chapter 100. Domain Ilusi Jiwa
101
Chapter 101. Ray Zen Vs Tan Jian
102
Chapter 102. Beristirahat
103
Chapter 103. Perpisahan
104
Chapter 104. Menuju Perbatasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!