Chapter 4. Latihan 1

"Nak sekarang melompat lah dari atas balkon ini!" pinta kakek itu kepada Ray Zen, yang berdiri mematung disebelahnya.

Setelah seharian penuh menyerap energi di dalam ruangan lantai ketujuh paviliun, Ray Zen dan gurunya kini berada di balkon belakang paviliun.

Hal yang pertama kali Ray Zen lihat ketika berada di balkon itu adalah pemandangan yang sangat menakjubkan, dimana dibelakang paviliun itu terdapat 12 menara emas yang sangat tinggi, dengan 100 lantai, yang memancarkan begitu besar aura kehidupan. Dua belas menara itu membentuk sebuah pola, dengan 2 menara dibagian depan, 4 menara setelahnya, diikuti 3 menara, lalu 2 menara dan terakhir 1 menara.

Kakek itu mengatakan kalau 12 menara itu merupakan tempat tersegelnya '12 Jendral Kehidupan'. Ray Zen bisa melepaskan segelnya jika berhasil sampai ke lantai 100 dari masing-masing menara itu.

Ray Zen sangat terkejut mendengar penjelasan gurunya tentang menara itu, jika dilantai keenam paviliun tadi adalah tempat tersegelnya '12 Jendral Kematian' dan menara didepannya ini adalah tempat tersegelnya '12 Jendral Kehidupan', Ray Zen tidak bisa membayangkan seberapa besar kekuatan yang dimiliki oleh kakek yang sekarang menjadi gurunya itu dulu, ketika masih dalam kondisi prima.

"Ta.. Tapi guru, ini terlalu tinggi. Guru pasti bercanda?" bantah Ray Zen, setelah melihat kelantai dasar dari paviliun.

Mengapa tidak, sekarang mereka berada dilantai ketujuh, bisa-bisa ia akan mati jika melompat kebawah.

Walaupun tubuhnya kini dapat berkultivasi dan telah menyerap banyak energi, tetap saja, ia masih belum bisa sepenuhnya mengendalikan energi yang ada didalam tubuhnya.

"Cepatlah! ini perintah. Kau hanya perlu menyebarkan seluruh energi yang kau serap tadi ke dalam kakimu, lalu melompat dengan tenang. Seperti ini!" Kakek itu segera melompat kebawah dan mendarat dengan mulus. Ray Zen yang melihatnya hanya terpaku diam.

"Ayolah nak, jika kau tidak bisa turun dari atas itu, maka kau tidak akan bisa menjadi seorang kultivator. Percayalah pada dirimu sendiri." ucap kakek itu sambil berjalan menjauh meninggalkan Ray Zen.

"Guru, tunggu aku!"

Ray Zen memberanikan diri untuk melompat. Ia mengatur pernafasannya dan menyebarkan energi yang telah ia serap keseluruhan bagian tubuhnya, memfokuskannya kebagian kaki, dan dengan cepat melompat dari balkon itu. Hebatnya, Ray Zen berhasil. Ia mendarat dengan sangat baik dilantai bawah.

"Tidak sulit." ucap Ray Zen senang.

Ray Zen segera menyusul kakek itu yang sekarang telah berada didepan sebuah pintu gerbang besar, layaknya sebuah pintu dimensi.

"Pintu gerbang apa ini guru?" tanya Ray Zen penasaran. Ia memang pernah melihat gerbang seperti itu disalah satu buku yang ada di perpustakaan kekaisaran Awan putih, hanya saja menurut buku itu ukurannya tidak sebesar yang ia lihat sekarang ini.

Pintu gerbang itu disebut Gerbang Petaka. Biasanya gerbang itu akan muncul sebagai ancaman bagi para umat manusia, apalagi bagi mereka yang lemah.

Jika gerbang itu muncul, maka akan muncul ratusan hingga ribuan monster atau iblis jahat yang akan menyerang umat manusia. Oleh sebab itu, para kultivator yang kuat akan berdatangan dan bekerja sama untuk membunuh para monster ataupun iblis yang akan keluar dari dalamnya.

Dari yang Ray Zen baca dan ketahui, Gerbang Petaka memiliki tingkatan kekuatan, dari yang terlemah hingga yang terkuat, yang dapat dilihat dari warnanya, yaitu :

- Gerbang Abu-abu

- Gerbang Putih

- Gerbang Nila

- Gerbang Kuning

- Gerbang Oren

- Gerbang Ungu

- Gerbang Hijau

- Gerbang Biru

- Gerbang Merah

- Gerbang Hitam

- Gerbang Perak

- Gerbang Emas

Jika Gerbang Petaka yang muncul adalah gerbang oren kebawah, maka kultivator di kekaisaran Awan putih masih bisa untuk menanganinya. Bahkan bagi mereka yang memiliki kekuatan akan menjadikannya sebagai tempat latihan bertarung dan mengumpulkan harta karun.

Sedangkan jika Gerbang Petaka yang muncul adalah gerbang ungu keatas, maka itu adalah sebuah ancaman yang mengharuskan kultivator-kultivator kuat turun tangan dalam menanganinya.

Didepan Ray Zen sekarang adalah Gerbang Petaka berwarna Abu-abu, itu artinya masih bisa dihadapi oleh kultivator pemula sepertinya. "Sekarang masuklah, kau harus bisa menyelesaikan level satu dari Gerbang Petaka ini."

"Level satu guru?" ulang Ray Zen.

"Iya level satu. Gerbang Petaka ini sangat berbeda dari gerbang yang biasanya muncul di duniamu. Gerbang ini 10 kali lebih kuat. Gerbang ini juga memiliki level tertentu, yang akan terus meningkat seiring dengan penyelesaian yang kau lakukan. Jika kau berhasil menyelesaikan level 100, maka gerbang ini akan berubah warna menjadi lebih kuat."

Ray Zen menelan ludahnya lagi.

"Gerbang ini 10 kali lebih kuat? dan akan terus meningkat? Bagaimana mungkin ia bisa menyelesaikannya? " pikir Ray Zen.

"Oh iya, satu hal lagi, setiap kali kau berhasil menyelesaikan 9 level, maka dilevel berikutnya kau akan berhadapan dengan Boss mahkluk yang ada didalam gerbang itu. Dan ketika sampai dilevel 100 kau akan melawan Big Bossnya. Apa kau mengerti?" Ray Zen hanya mengangguk.

"Gerbang ini adalah tempat latihan terbaik bagimu. Jadi cepatlah masuk dan selesaikan setiap levelnya."

Ray Zen menatap gerbang didepannya, mengumpulkan tekad. Ia telah mendapatkan banyak keberuntungan. Tidak mungkin ia akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi kuat. Tujuannya sekarang hanyalah menjadi yang terkuat agar bisa melindungi keluarganya. Karena dunia tempat ia berada saat ini sangatlah kejam dan tidak membutuhkan seorang sampah.

Perlahan kakinya telah masuk kedalam gerbang itu, lalu seluruh tubuhnya. Dalam sekejap ia telah berada ditempat yang cukup gelap, hanya sedikit cahaya disana.

Tempat itu layaknya sebuah goa tempat binatang buas bersarang, gelap dan mencekam. Ray Zen berusaha untuk tetap tenang. Dengan cahaya yang begitu redup, ia memeriksa sekelilingnya.

Ray Zen menatap kedepan, sepasang mata berwarna merah sedang memperhatikannya. Bola mata itu semakin mendekat kearahnya, hingga akhirnya terlihatlah seekor serigala besar dengan gigi-gigi tajamnya. Serigala itu melonglong keras, membuat tubuh Ray Zen sedikit bergetar. Seumur hidupnya ia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya bertarung dengan binatang buas.

"Bagaimana caraku mengalahkan binatang ini?" batin Ray Zen.

Jarak Ray Zen dari serigala itu hanya sekitar 2 meter. Serigala itu bisa kapan saja menyerangnya. Ray Zen dengan sigap memasang kuda-kuda bersiap untuk menerima serangan.

Ray Zen memang sudah bisa berkultivasi, tetapi ia tidak pernah bertarung. Ia tidak memiliki pengalaman dan keterampilan apapun yang dapat ia gunakan dalam pertarungan. Semua buku yang ia baca dan pelajari di perpustakaan kekaisaran hanyalah buku-buku pengetahuan umum, bukan untuk menambah kekuatannya dalam bertarung.

Bagi seorang kultivator, memiliki keterampilan adalah hal yang sangat penting untuk memberikan serangan mematikan ke lawan, atau melindungi diri. Tetapi sayangnya Ray Zen tidak pernah membaca, apalagi mempelajari satupun keterampilan itu.

Tsok...

Ray Zen belum sempat menghindar, cakaran serigala itu berhasil mengenai bahu kirinya. Darah segar keluar dari sana.

"Cepat.., Dia cepat..," batin Ray Zen sambil menahan rasa sakit di bahunya.

Lagi-lagi serigala itu melompat kearah Ray Zen, tapi kali ini Ray Zen berhasil menghindarinya, bahkan dengan cepat mengarahkan kaki kanannya yang diisi dengan energi, menendang perut serigala itu.

Serigala itu terlempar beberapa meter, menabrak dinding dibelakangnya. Serigala itu segera bangkit, dengan marah ia berlari kearah Ray Zen.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Mưa buồn

Mưa buồn

Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.

2025-09-07

2

Arie Chaniago70

Arie Chaniago70

up Thor mantap 💪💪💪💪🍉🍉

2025-10-07

1

Nanik S

Nanik S

NEXT

2025-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Ray Zen
2 Chapter 2. Buku Keberuntungan
3 Chapter 3. Dimensi Sang Guru
4 Chapter 4. Latihan 1
5 Chapter 5. Latihan 2
6 Chapter 6. Latihan 3
7 Chapter 7. Kembali Pulang
8 Chapter 8. Awal yang Baru
9 Chapter 9. Sejarah Kekaisaran Awan Putih
10 Chapter 10. Sejarah Kekaisaran Awan Putih 2
11 Chapter 11. Tingkatan-Tingkatan
12 Chapter 12. Perburuan di Hutan Kabut
13 Chapter 13. Pembunuh Bayaran
14 Chapter 14. Hantu Berdarah
15 Chapter 15. Bawahan Baru
16 Chapter 16. Raja Kelelawar Merah
17 Chapter 17. Pangeran Serigala Kabut
18 Chapter 18. Yue Che
19 Chapter 19. Satu Tebasan
20 Chapter 20. Sepasang Harimau Putih
21 Chapter 21. Segel Budak
22 Chapter 22. Akhir Perburuan
23 Chapter 23. Sandiwara Fui Che
24 Chapter 24. Penolakan
25 Chapter 25. Persetujuan
26 Chapter 26. Berkeliling Ibu Kota
27 Chapter 27. Patahkan Tangannya
28 Chapter 28. Ketua Klan Gung
29 Chapter 29. Paviliun Lotus Emas
30 Chapter 30. Kematian Gung Bou
31 Chapter 31. Masalah Baru
32 Chapter 32. Keganasan Para Pengawal
33 Chapter 33. Tim Pemburu Kekaisaran Awan Kelabu
34 Chapter 34. Bandit Serigala Darah
35 Chapter 35. Pangeran Gau Ye dan Jendral Jing Hu
36 Chapter 36. Akhir Pertempuran
37 Chapter 37. Kekuatan Yang Mengerikan
38 Chapter 38. Sekte Mawar Es
39 Chapter 39. Xue Lin dan Yue Lin
40 Chapter 40. Berita Kemenangan.
41 Chapter 41. Sambutan Kemenangan
42 Chapter 42. Komandan Pasukan Khusus
43 Chapter 43. Kunjungan Sekte Pedang Terbang
44 Chapter 44. Tantangan Murid Elite
45 Chapter 45. Fui Che
46 Chapter 46. Kota Paraya
47 Chapter 47. Gerbang Petaka 1
48 Chapter 48. Gerbang Petaka 2
49 Chapter 49. Gerbang Petaka 3
50 Chapter 50. Tewasnya Pou Che dan Datangnya Bala Bantuan
51 Chapter 51. Empat Sosok Bayangan
52 Chapter 52. Jia Yi
53 Chapter 53. Penyambutan
54 Chapter 54. Acara Lelang
55 Chapter 55. Sekte Harimau Api
56 Chapter 56. Pegasus Emas
57 Chapter 57. Akhir Lelang
58 Chapter 58. Lay Yi dan Huo Liang
59 Chapter 59. Ren Zen
60 Chapter 60. Tekad Untuk Menjadi Kuat
61 Chapter 61. Beruang Baja Kabut
62 Chapter 62. Menjadi Murid Terakhir
63 Chapter 63. Jendral Ke-10 Kekaisaran Awan Putih
64 Chapter 64. Tugas Jendral Kekaisaran
65 Chapter 65. Pria Berjubah Hitam
66 Chapter 66. Masuk Kedalam Dimensi
67 Chapter 67. Ilusi Medan Perang 1
68 Chapter 68. Ilusi Medan Perang 2
69 Chapter 69. Meninggalkan Istana Kekaisaran
70 Chapter 70. Kota Dursila
71 Chapter 71. Gerombolan Pengacau
72 Chapter 72. Bear Vs Tetua Bao
73 Chapter 73. Patriak Wu Tang
74 Chapter 74. Akhir Sekte Kumbang Hitam
75 Chapter 75. Alasan Pembantaian
76 Chapter 76. Seorang Elf..?
77 Chapter 77. Namaku Alori
78 Chapter 78. Tiba Ketempat Tujuan
79 Chapter 79. Keributan di Pagi Hari
80 Chapter 80. Keributan Semakin Besar
81 Chapter 81. Lima Orang Tetua
82 Chapter 82. Bangsawan Liu
83 Chapter 83. Balairung Kota
84 Chapter 84. Dua Kekuatan Besar
85 Chapter 85. Orang Asing Pengacau
86 Chapter 86. Tim Pemburu No.1 Kekaisaran Awan Putih
87 Chapter 87. Laporan Misi
88 Chapter 88. Mei Zen
89 Chapter 89. Bencana Yang Akan Datang
90 Chapter 90. Ibu Kota Kekaisaran Awan Kelabu
91 Chapter 91. Pangeran Ke-3, Liu Yan
92 Chapter 92. Pencarian Kakak Alori
93 Chapter 93. Menyelamatkan Kakak Alori
94 Chapter 94. Ray Zen vs Liu Yan
95 Chapter 95. Menjadi Buronan
96 Chapter 96. Menuju Hutan Ilusi
97 Chapter 97. Hutan Ilusi
98 Chapter 98. Penjaga Hutan Ilusi
99 Chapter 99. Hanya Berkunjung
100 Chapter 100. Domain Ilusi Jiwa
101 Chapter 101. Ray Zen Vs Tan Jian
102 Chapter 102. Beristirahat
103 Chapter 103. Perpisahan
104 Chapter 104. Menuju Perbatasan
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Chapter 1. Ray Zen
2
Chapter 2. Buku Keberuntungan
3
Chapter 3. Dimensi Sang Guru
4
Chapter 4. Latihan 1
5
Chapter 5. Latihan 2
6
Chapter 6. Latihan 3
7
Chapter 7. Kembali Pulang
8
Chapter 8. Awal yang Baru
9
Chapter 9. Sejarah Kekaisaran Awan Putih
10
Chapter 10. Sejarah Kekaisaran Awan Putih 2
11
Chapter 11. Tingkatan-Tingkatan
12
Chapter 12. Perburuan di Hutan Kabut
13
Chapter 13. Pembunuh Bayaran
14
Chapter 14. Hantu Berdarah
15
Chapter 15. Bawahan Baru
16
Chapter 16. Raja Kelelawar Merah
17
Chapter 17. Pangeran Serigala Kabut
18
Chapter 18. Yue Che
19
Chapter 19. Satu Tebasan
20
Chapter 20. Sepasang Harimau Putih
21
Chapter 21. Segel Budak
22
Chapter 22. Akhir Perburuan
23
Chapter 23. Sandiwara Fui Che
24
Chapter 24. Penolakan
25
Chapter 25. Persetujuan
26
Chapter 26. Berkeliling Ibu Kota
27
Chapter 27. Patahkan Tangannya
28
Chapter 28. Ketua Klan Gung
29
Chapter 29. Paviliun Lotus Emas
30
Chapter 30. Kematian Gung Bou
31
Chapter 31. Masalah Baru
32
Chapter 32. Keganasan Para Pengawal
33
Chapter 33. Tim Pemburu Kekaisaran Awan Kelabu
34
Chapter 34. Bandit Serigala Darah
35
Chapter 35. Pangeran Gau Ye dan Jendral Jing Hu
36
Chapter 36. Akhir Pertempuran
37
Chapter 37. Kekuatan Yang Mengerikan
38
Chapter 38. Sekte Mawar Es
39
Chapter 39. Xue Lin dan Yue Lin
40
Chapter 40. Berita Kemenangan.
41
Chapter 41. Sambutan Kemenangan
42
Chapter 42. Komandan Pasukan Khusus
43
Chapter 43. Kunjungan Sekte Pedang Terbang
44
Chapter 44. Tantangan Murid Elite
45
Chapter 45. Fui Che
46
Chapter 46. Kota Paraya
47
Chapter 47. Gerbang Petaka 1
48
Chapter 48. Gerbang Petaka 2
49
Chapter 49. Gerbang Petaka 3
50
Chapter 50. Tewasnya Pou Che dan Datangnya Bala Bantuan
51
Chapter 51. Empat Sosok Bayangan
52
Chapter 52. Jia Yi
53
Chapter 53. Penyambutan
54
Chapter 54. Acara Lelang
55
Chapter 55. Sekte Harimau Api
56
Chapter 56. Pegasus Emas
57
Chapter 57. Akhir Lelang
58
Chapter 58. Lay Yi dan Huo Liang
59
Chapter 59. Ren Zen
60
Chapter 60. Tekad Untuk Menjadi Kuat
61
Chapter 61. Beruang Baja Kabut
62
Chapter 62. Menjadi Murid Terakhir
63
Chapter 63. Jendral Ke-10 Kekaisaran Awan Putih
64
Chapter 64. Tugas Jendral Kekaisaran
65
Chapter 65. Pria Berjubah Hitam
66
Chapter 66. Masuk Kedalam Dimensi
67
Chapter 67. Ilusi Medan Perang 1
68
Chapter 68. Ilusi Medan Perang 2
69
Chapter 69. Meninggalkan Istana Kekaisaran
70
Chapter 70. Kota Dursila
71
Chapter 71. Gerombolan Pengacau
72
Chapter 72. Bear Vs Tetua Bao
73
Chapter 73. Patriak Wu Tang
74
Chapter 74. Akhir Sekte Kumbang Hitam
75
Chapter 75. Alasan Pembantaian
76
Chapter 76. Seorang Elf..?
77
Chapter 77. Namaku Alori
78
Chapter 78. Tiba Ketempat Tujuan
79
Chapter 79. Keributan di Pagi Hari
80
Chapter 80. Keributan Semakin Besar
81
Chapter 81. Lima Orang Tetua
82
Chapter 82. Bangsawan Liu
83
Chapter 83. Balairung Kota
84
Chapter 84. Dua Kekuatan Besar
85
Chapter 85. Orang Asing Pengacau
86
Chapter 86. Tim Pemburu No.1 Kekaisaran Awan Putih
87
Chapter 87. Laporan Misi
88
Chapter 88. Mei Zen
89
Chapter 89. Bencana Yang Akan Datang
90
Chapter 90. Ibu Kota Kekaisaran Awan Kelabu
91
Chapter 91. Pangeran Ke-3, Liu Yan
92
Chapter 92. Pencarian Kakak Alori
93
Chapter 93. Menyelamatkan Kakak Alori
94
Chapter 94. Ray Zen vs Liu Yan
95
Chapter 95. Menjadi Buronan
96
Chapter 96. Menuju Hutan Ilusi
97
Chapter 97. Hutan Ilusi
98
Chapter 98. Penjaga Hutan Ilusi
99
Chapter 99. Hanya Berkunjung
100
Chapter 100. Domain Ilusi Jiwa
101
Chapter 101. Ray Zen Vs Tan Jian
102
Chapter 102. Beristirahat
103
Chapter 103. Perpisahan
104
Chapter 104. Menuju Perbatasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!