Andai saja Dia Ibuku

Pagi yang begitu cerah membuat Candy menjadi lebih semangat lagi untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.

Tok Tok Tok ! Bu Mar mengetuk pintu kamar Candy.

"Candy apa sudah bangun?" tanya Bu Mar

Dengan gercep Candy bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar.

KREEKKKK ! Candy membuka pintu kamar masih dengan bau bantal dan guling.

"Maaf Bu, Candy baru saja bangun." kata Candy.

"Ya sudah buruan mandi dan langsung ke meja makan, kita sarapan bareng."

sambil menyentuh tangan Candy Bu Mar menuju ruang makan.

Tidak pakai lama Candy mandi, Dia keluar kamar dengan menggendong tas ranselnya.

"Bu....!" sapa Candy

"Duduk dan makanlah, pasti kamu sudah lapar."

Candy duduk di depan Bu Mar dan mulai mengambil piring beserta teman-temannya.

"Ini Ibu masak sendiri?" tanya Candy sambil menyicip sayur lodeh kesukaannya.

"Iya, gimana rasanya?" tanya Bu Mar dengan senyum manis nya.

"Enak koq Bu, Candy nanti boleh nambah lagi kan?" tanya Candy sambil tertawa

"Iya... Iya sesuka hati Candy saja."

Tanpa di sadari Candy, Bu Mar memandangnya dengan penuh harap. "(Harusnya anak ku sudah sebesar Candy, tapi sayangnya aku belum juga dapat petunjuk tentang keberadaannya)"

"Oh ya Candy, rumah kamu di mana?" tanya Bu Mar

"Candy tidak punya rumah Bu, Aku ke kota karena mau cari kerabat Ibu Rahma yang sudah membesarkan Candy di Panti." cerita Candy.

"Maksutnya Candy selama ini tinggal di Panti Asuhan?" tanya Bu Mar lagi

"Iya Bu." jawab Candy

"(Apa iya ya...?) " Bu Mar merasa sesuatu yang berbeda sejak bertemu Candy pertama kali, tapi Dia belum begitu yakin kalau Candy adalah anak yang selama ini Dia cari.

Bu Mar hanya memainkan sendok makannya di atas piring, fikiran dan hatinya bertentangan setelah hadirnya Candy.

Candy yang sudah menghabiskan makanan di piringnya tanpa sisa, gantian Dia yang mengamati Bu Mar "(Andai saja Bu Mar itu Ibu aku, sungguh bahagianya hidup ini, sudah baik, pintar masak, masih terlihat cantik dan tidak membosankan)" karena pikirannya itu Candy terlihat senyum-senyum sendiri.

"Candy...!" panggilan Bu Mar memecahkan khayalannya.

"Eh... ya Bu, ada apa?" tanya Candy gugup.

"Gak jadi nambah makannya?" tanya Bu Mar kembali.

"Sudah koq Bu, tadi sekalian ambil banyak. Heee...!" dengan tawa kecil Candy menjawab Bu Mar.

Saat mereka asyik ngobrol di ruang makan, datang Farhan dengan baju casual dan topi kesayangannya.

"Siang Budhe!" sapa Farhan

"Masih pagi Farhan!" celetuk Budhe.

Farhan duduk dekat kursi Bu Mar, Dia mulai memutar kedua matanya dan berburu makanan kesukaannya.

"Farhan boleh ikut makan gak Budhe?" tanya Farhan sambil menaikan kedua alis matanya.

"Gak boleh..!" jawab Bu Mar sembari mengejek Farhan

"Koq gitu, mentang-mentang sudah ada teman baru, Farhan terus di campakkan?" celetuk Farhan.

Candy melotot mendengar ucapan Farhan "(Duh mampus aku ternyata di sini aku cuma jadi orang ke tiga)"...

" Becanda Han... makanlah sesukamu tapi... " Bu Mar tidak melanjutkan ucapannya, Dia hanya melirik ke arah Candy.

Melihat kode Budhe, Farhan pun dengan cemberut mengambil nasi di piring.

"Iya Budhe, Farhan siap di suruh ke mana saja!" kata Farhan.

"Nanti setelah makan antar Candy ke alamat kerabatnya ya Han, Budhe mau keluar dulu ada janji sama Kepala Desa!" pesan Budhe ke Farhan.

"Candy nanti gak usah di beresi, kamu langsung pergi saja sama Farhan mungkin kerabatmu sudah menunggu!"

Bu Mar pun sebelum pergi juga berpesan pada Candy.

"BAIK!" Candy dan Farhan menjawab bersamaan.

Mendengar kekompakan mereka Bu Mar menjadi tersenyum.

"Idih... baru ketemu sekali saja sudah kompak!" ejek Bu Mar sambil meninggalkan mereka di meja makan.

Candy menunggu Farhan makan sambil memainkan sendok dan garpu yang ada di tangannya. "(Ni orang kenapa lama bingit makannya, apa ngunyahnya sesuai SOP)" batin Candy.

Hampir satu jam mereka ada di meja makan. Candy sampai mondar-mandir lebih dari sepuluh kali mengambil air minum di dispenser dekat kulkas.

Farhan sebenarnya tahu kalau Candy menunggunya, memang Dia sengaja membuat Candy marah. Karena sebelum ketemu Candy, Bu Mar sudah menceritakan ke Farhan kalau Bu Mar di jambret lalu di tolong dengan se orang gadis jagoan.

"Mas... sudah apa belum makannya?" tanya Candy.

"Memang kamu gak bisa lihat?" jawab Farhan ketus.

"(IH... songong amat, rasanya pengin aku pukul dan lempar ke jalan)" batin Candy emosi.

"Memang kamu mau ke mana keburu amat!" kata Farhan sambil membersihkan duri di ikan pindang nya.

"Tadi kan Bu Mar sudah bilang kalau aku mau ke rumah kerabat ku!" jawab Candy.

"Kalau kamu gak mau nunggu ya sana pergi sendiri!" dengan santai Farhan menyuruh Candy berangkat sendiri.

Candy hanya diam dan memandang Farhan penuh dendam " (coba kalau aku punya uang lebih, sudah dari tadi aku pergi dan hajar muka mu)"

Melihat tatapan Candy, Farhan berdiri dan pergi untuk cuci tangan.

"Buruan gak pakai lama, aku tunggu di mobil!" bentak Farhan.

Candy berjalan di belakang Farhan sambil menggerutu. "(awas kalau ketemu lagi di lain tempat, aku penyet-penyet aku buat dendeng ikan, biar di makan kucing garong)"

Sibuk dengan umpatan di hatinya, Candy berjalan tanpa melihat ke depan dan alhasil

BRAK... ! Dia menabrak pintu dan jatuh terkapar.

Melihat aksi lucu Candy , Farhan tertawa dengan lepasnya.

"HAAAAAA.....!"

Terpopuler

Comments

Mack Werz

Mack Werz

Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.

2025-09-06

0

Attanaufal

Attanaufal

/Pray/ cemungutttsss

2025-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Hidup di Panti
2 Tertinggal Bus Karena mengejar jambret
3 Andai saja Dia Ibuku
4 Ternyata Searah
5 Mirip tapi beda karakter
6 Salah satu wanita kriteriaku
7 Buah dari kesalah pahaman
8 Lengah sedikit bisa tertukar
9 Naluri ku berkata lain
10 Gak nyambung
11 Aku bukan anak kecil lagi
12 Ibu Di mana Kamu?
13 Gaji Pertamaku
14 Memangnya Aku boneka mainan Mama?
15 Kapan lagi ?
16 Menghilang sesaat
17 Petunjuk Pertama
18 Kalau bukan Dia siapa lagi
19 Yang Terbaik
20 Perfect
21 First Love
22 Hampir Tak percaya
23 Apa memang bukan Aku
24 Jangan kabur!
25 Bagaimana caranya kabur?
26 Tak Kusangka Dia lah Pahlawanku
27 Pembatalan sepihak
28 Salah Lagi
29 Gara-gara Berita Viral
30 Informan yang lepas
31 Menurut mu Siapa Aku
32 Aku lebih suka memanggilmu Aliando
33 Cemburu tak beralasan
34 Sudah mendekati umpan
35 Rasamu juga rasaku
36 Jangan sampai lepas lagi
37 Drama sudah dimulai
38 Siapapun Dia tetap Ibuku
39 Keegoisan berujung salah paham
40 Aku lelah
41 Siapa Dia sebenarnya
42 Aku baru tahu
43 Ikatan Batin
44 Dia tega membawa kabur hartaku
45 Rasa tidak pernah bohong
46 Sandiwara yang terbongkar
47 Di luar Dugaan
48 Seperti tidak percaya
49 Maafkan Aku
50 Muncul lagi kebohongan baru
51 Aku sebenarnya siapa?
52 Cukup Aku saja
53 Tidak akan pernah kulepaskan
54 Salah tangkap
55 Sepertinya memang Dia dalangnya
56 Hari yang penuh dengan amarah
57 Akhirnya Bertemu
58 Aku memang Bukan Ibumu
59 Kepergianku untuk sementara
60 Jangan sakiti Dia
61 Jangan menangis Ibu
62 Terjadi lagi
63 Tidak akan pernah Kuberi
64 Tidak pernah membenci
65 Sudah ku duga mereka pelakunya
66 Tidak mau Kehilangan
67 Aku percayakan padamu
68 Aku masih seperti yang dulu
69 Aku akan selalu menunggumu
70 Jangan pernah melawanku
71 Pergi untuk kembali
72 Menghilang tanpa jejak
73 Merelakan semuanya
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Hidup di Panti
2
Tertinggal Bus Karena mengejar jambret
3
Andai saja Dia Ibuku
4
Ternyata Searah
5
Mirip tapi beda karakter
6
Salah satu wanita kriteriaku
7
Buah dari kesalah pahaman
8
Lengah sedikit bisa tertukar
9
Naluri ku berkata lain
10
Gak nyambung
11
Aku bukan anak kecil lagi
12
Ibu Di mana Kamu?
13
Gaji Pertamaku
14
Memangnya Aku boneka mainan Mama?
15
Kapan lagi ?
16
Menghilang sesaat
17
Petunjuk Pertama
18
Kalau bukan Dia siapa lagi
19
Yang Terbaik
20
Perfect
21
First Love
22
Hampir Tak percaya
23
Apa memang bukan Aku
24
Jangan kabur!
25
Bagaimana caranya kabur?
26
Tak Kusangka Dia lah Pahlawanku
27
Pembatalan sepihak
28
Salah Lagi
29
Gara-gara Berita Viral
30
Informan yang lepas
31
Menurut mu Siapa Aku
32
Aku lebih suka memanggilmu Aliando
33
Cemburu tak beralasan
34
Sudah mendekati umpan
35
Rasamu juga rasaku
36
Jangan sampai lepas lagi
37
Drama sudah dimulai
38
Siapapun Dia tetap Ibuku
39
Keegoisan berujung salah paham
40
Aku lelah
41
Siapa Dia sebenarnya
42
Aku baru tahu
43
Ikatan Batin
44
Dia tega membawa kabur hartaku
45
Rasa tidak pernah bohong
46
Sandiwara yang terbongkar
47
Di luar Dugaan
48
Seperti tidak percaya
49
Maafkan Aku
50
Muncul lagi kebohongan baru
51
Aku sebenarnya siapa?
52
Cukup Aku saja
53
Tidak akan pernah kulepaskan
54
Salah tangkap
55
Sepertinya memang Dia dalangnya
56
Hari yang penuh dengan amarah
57
Akhirnya Bertemu
58
Aku memang Bukan Ibumu
59
Kepergianku untuk sementara
60
Jangan sakiti Dia
61
Jangan menangis Ibu
62
Terjadi lagi
63
Tidak akan pernah Kuberi
64
Tidak pernah membenci
65
Sudah ku duga mereka pelakunya
66
Tidak mau Kehilangan
67
Aku percayakan padamu
68
Aku masih seperti yang dulu
69
Aku akan selalu menunggumu
70
Jangan pernah melawanku
71
Pergi untuk kembali
72
Menghilang tanpa jejak
73
Merelakan semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!