"Wiu... Wiu... Wiu..." suara sirine.
Lion hanya melihat para mobil itu menuju ke lokasi jatuhnya helikopter. Lion tidak terlalu menghiraukannya karena yang paling penting baginya saat ini adalah misi dan juga balas dendam.
Lion terus berjalan untuk mencari sebuah telepon genggam, ia berjalan cukup lama. Tapi, hasilnya nihil, tidak ada satupun toko elektabilitas yang terlihat.
"Apa mungkin aku harus!!" ucapnya saat melihat seorang pria memegang ponsel.
"Oh, baiklah!!" batinnya.
Lion berjalan mendekatinya, pria itu nampak tidak menghiraukan keberadaan Lion. Ia sibuk bermain ponselnya, Lion dengan presisi dan cepat. Langsung memukul pria itu sampai pingsan, pria itu terjatuh ke tanah lalu pingsan. Lion kemudian mengambil ponsel pria itu, kemudian pergi begitu saja.
"Padahal ini masih sore, tapi kenapa sepi sekali?!" ucapnya setelah berhasil mencuri telepon.
Sambil terus berjalan, Lion membuka ponsel yang baru didapatkannya. Ia membuka berita internasional, di sana. Ramai tentang kabar presiden AS meninggal karena diracun.
"Cepat sekali beritanya menyebar, padahal baru tadi pagi atau siang kami mengalami kejadian itu. Pak, aku akan membalaskan semua ini!!" batin Lion.
Lion lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, ia berpikir tentang siapa sama bagaimana cara seseorang untuk membunuh presiden di gedung putih.
"Pasti orang dalam, kalau tidak. Mana mungkin ada yang bisa memasang bom dan juga membunuh presiden dengan berani. Walaupun aku mantan pasukan elite, aku tidak akan berani melawan seekor singa di kandangnya sendiri!!" gumam Lion sambil berjalan.
Lion mengeluarkan kembali ponselnya dari dalam sakunya, lalu dia mencari sebuah gang sepi yang agak gelap. Ia lalu membuka ponselnya, lalu menautkan email lamanya ke ponsel barunya.
"Nadachi Hashimura? Pasti dia orang Jepang. Aku akan menghubungi Tanikawa, untuk mencoba meminta bantuan dan informasi terkait Nadachi!!" ucapnya.
Namun dari gelapnya gang, tiba-tiba ada suara orang "Berikan uangmu, atau nyawamu melayang!!"
Lion memasukkan ponselnya, lalu menjatuhkan tas yang ia bawa ke tanah "Nyawaku melayang? Sungguh lucu. Hahah hahahha!!!" ujar Lion sambil tertawa.
"Apa yang kamu tertawakan bocah!!" ujar pria itu.
Pria itu lalu mengeluarkan sebuah pisau, Lion tetap tenang. Dia tidak ingin menyerangnya, kerena dia terlihat masih muda.
"Aku sebenarnya tidak ingin melukaiku, tapi kalau mau... Baiklah!!" ucap Lion.
Pria itu berlari ke arah Lion sambil mengacungkan pisau di tangannya. Lion bersiap, Lion tidak mau menggunakan senjata api. Karena itu pasti bisa membuat keributan yang lebih hebat.
Pria itu menyerang, Lion mundur beberapa langkah. Lalu menendang perut pria itu dengan sekuat tenaga, pria itu mundur. Menjatuhkan pisaunya sambil memegangi perutnya.
"A-ampun!!" ucap pria itu memohon ampun.
Lion mengambil pisaunya yang jatuh, lalu gantian Lion yang mengacungkan pisau "Lihat nak, kamu perlu lebih dari sekedar sebuah pisau untuk membunuhku!!" ucap Lion dengan kembali memberikan pisaunya ke tangan pria itu.
"Ayo berdiri!!" ucap Lion sambil mencoba membantunya berdiri.
"Apa yang kamu butuhkan sampai mencoba merampok seseorang? Apa orang tuamu tidak memberikanmu uang, nak?!" ucap Lion.
Pria itu tersenyum tipis, dengan tangan kanannya yang sudah mengenggam pisaunya lagi. Dia meluncurkan pisau itu tepat ke perut Lion, namun dengan refleks yang hebat. Lion mematahkan serangan, membuat pisau pria itu terjatuh lagi. Lion langsung mencekik pria itu, kemudian membenturkannya ke tembok.
"Nak!! Sudah kubilang, kamu harus mempunyai lebih dari sekedar pisau jika ingin membunuhku!!" bentak Lion.
Lion lalu melepaskannya, membuatnya jatuh ke tanah.
"Ugh!!" pria itu kesakitan.
Lion berbalik, kemudian menggendong tasnya lagi. Dia melihat sekilas anak itu sebelum pergi, dia tersenyum tipis ke ana itu.
"Monster!!" celetuk anak itu dengan pelan.
Walaupun itu suara yang sangat pelan, namun telinga tua Lion belum mati. Ia mendengarnya dengan sangat jelas, namun Lion tidak memperdulikannya dan pergi dari gang itu.
Ia berjalan kembali, mencari lagi tempat sepi untuk menghubungi Tanikawa. Namun, saat ia berjalan. Tiba-tiba, notifikasi di ponselnya berbunyi.
"Ting..." suara notifikasi ponsel Lion.
Lion membuka ponselnya "Pesan dari Victor, lewat emailku?!" batin Lion sebelum membaca pesannya.
"Apa?! Sekretaris presiden di culik. Ini sangat mencurigakan, sebenarnya siapa orang dalam itu?!" ujar Lion sambil berjalan.
Lion memasukkan ponselnya lagi, dari jalan. Terlihat beberapa rombongan mobil tim SWAT dan polisi lokal menuju ke lokasi meledaknya helikopter Lion.
Lion berjalan, dia tiba di sebuah jalan yang sepi. Agak jauh dari kota, di sisi kanan dan kirinya hanyalah ladang. Dan juga, hari sudah mulai malam.
"Ini juga lokasi yang bagus untuk menghubungi Tanikawa!!" batin Lion.
Sementara Lion masih menghubungi Tanikawa, di sisi lain. Tim SWAT dengan polisi. yang menyelidiki kasus meledaknya helikopter Lion.
"Pak, intelijen kita melaporkan ada agen khusus yang jatuh disini. Dilaporkan dia hendak menuju ke Moskow, Rusia!!" ucap salah satu tim polisi.
"Cari dia, ini bisa berbahaya bagi kita. Apalagi di tengah-tengah kasus kematian presiden AS, dan juga perang dunia III yang dirumorkan akan segera terjadi. Dia sudah disini, mendarat darurat disini. Di Irlandia Utara!!" ucap pemimpin polisi yang disana.
Kembali lagi ke Lion.
"Baik, aku akan menunggu jemputanmu di Manchester nanti!!" ucap Lion dengan nada pelan.
Lion menutup ponselnya, lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam sakunya. Ia duduk untuk beristirahat sejenak di pinggir jalan sambil memandangi matahari terbenam yang indah. Di saat itu juga, tim SWAT dan polisi lokal sedang memburu Lion.
"Huuhhh..." Lion menghela napas.
"Aku harus mencari kendaraan, dengan uang. Maupun tanpa uang!!" ucapnya dengan keyakinan penuh.
Dia lalu memegangi luka di kakinya akibat loncat dari helikopter saat hendak mendarat darurat tadi. Dari arah kanan, dia melihat sebuah mobil tua yang melintas. Dia awalnya ragu untuk mengambil paksa mobil itu, namun dia tidak punya pilihan lain.
"Kalau mau bergerak cepat, aku harus mengambilnya!!" ucap Lion dengan nada pasrah.
Lion lalu memakai topeng tempur yang selama ini ada di tas tempurnya, dia lalu memakainya. Kemudian, Lion mengambil senjata glock 19 yang ada di tasnya.
Lion lalu menghadang mobil tua itu, dengan tangan yang bergetar. Dia mengacungkan pistolnya "Berikan mobilmu!!" teriak Lion.
Wanita tua itu hanya bisa keluar dari mobilnya dengan pasrah, Lion kemudian masuk ke dalam mobil itu. Masuk kedalam, namun hati Lion tidak bisa membohongi. Lion memberikan setengah uang yang ia punya ke wanita tua itu.
"M-maafkan aku, Nek!!" ucap Lion dengan suara bergetar.
Lion lalu menancap gas, meninggalkan wanita tua itu sendirian di jalan. Lion lalu memulai perjalanannya ke Manchester. Di balik topeng menakutkannya, air mata membasahi pipinya. Karena ini kali pertamanya melakukan kejahatan.
"Ini lah kisah baruku, menjalani misi sebagai veteran. Namun harus merampok agar bisa terus hidup!!" ucap Lion.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments