Kesepakatan

Kinara berbalik membuka pintu dan berdiri di teras. Aldo bergegas masuk ke kamar, mengambil handphone dan menghubungi Bastian. "Kenapa ga diangkat?" kesalnya. Bastian tidak pernah bilang kalau penghuni lain itu seorang wanita, bahkan itu Kinara. Ia terus menekan panggilan pada nomor Bastian. Di teras, Kinara tak kalah kesal. Ia merutuki sahabatnya, "Sheilaaa.. benar-benar kamu. Sudah pindah ga bilang-bilang, barang diangkut semua, orang barunya ternyata Aldo lagi. Oh tuhan, bagaimana ini?" Kinara merogoh tasnya mencari handphone, "Aku harus minta pertanggungjawaban Sheila" . Kinara terus mencoba menghubungi Sheila tapi tak berhasil.

Kinara menghela nafas, Coba aku bicarakan lagi." Ia membuka pintu perlahan. Kepala menyembul seolah sedang mengawasi seseorang. Ia masuk dengan berjinjit. Saat ia menutup pintu, Aldo sudah berdiri didepan pintu kamar. "Ah...maaf aku tidak tahu kalau kamu yang bernama Kinkin itu. Temanku tidak bilang apa-apa sebelumnya." Aldo menunggu reaksi Kinara yang tertegun mendengar penjelasannya. "Sejujurnya aku juga tidak tahu. Temanku Sheila yang sebelumnya tinggal di kamar itu tiba-tiba pindah. Bahkan kami belum bertemu lagi sejak itu. Jadi bagaimana?" Kinara agak gugup. Karena ia tahu karakter Aldo yang dingin dan tegas. "Apa kamu keberatan aku tinggal disini?"

Aldo pun merasa sungkan karena kalau laki-laki dan perempuan dalam 1 rumah padahal mereka bukan kerabat maka yang paling mendapat sorotan Masyarakat pasti pihak perempuan. "Bagaimana kalau kita bicarakan sambil duduk?" ajak Aldo. Kinara mengangguk. Ia berjalan melewati ruang tengah, Kinara terkejut melihat sofa, tv dan lemari buku yang sudah tertata rapi. Semua perabotan juga yang bermerk mahal. Mesin cuci dan kulkas sudah berada di posisi masing-masing. 'Kenapa aku merasa, akulah yang lebih pantas untuk pindah?' kesalnya dalam hati. Ia masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.

Saat keluar kamar ia melihat Aldo menyajikan kue ikan kesukaannya dengan beberapa minuman kaleng. "Duduk lah, aku ada sedikit cemilan." Aldo berusaha bersikap ramah. Kinara duduk dengan patuh. "Apakah kamu akan tinggal lama disini?" Kinara perlu mempertimbangkan banyak hal. " Paling cepat 3 bulan, tapi kemungkinan sampai 6 bulan renovasinya." Kinara mengangguk, matanya melirik pada kue yang ada dihadapannya. Sebenarnya ia sudah merasa kenyang, tapi kue ikan itu begitu menarik seleranya. Aldo melihat Kinara, "Silahkan ga perlu sungkan." Aldo mendorong piring itu mendekat pada Kinara. "Terima kasih, aku suka sekali kue ini." Kinara mengambil 1 kue besar. Memakannya tanpa sungkan lagi.

"Jadi bagaimana?" Aldo membuyarkan fokus Kinara yang sedang menikmati kue itu. "Oh iya, sepertinya kamu sudah memindahkan barangmu semua ke sini. Aku tidak mungkin menyuruhmu pindah lagi. Tapi mungkin kita perlu buat kesepakatan, bagaimana?" Aldo nampak berpikir, "Contohnya?" Kinara merasa sungkan untuk menyampaikan. "Misalnya, tidak membawa pacar ke dalam rumah, jadi kalau mau bertemu diluar rumah saja. Atau kesepakatan soal pembayaran listrik air dan isi dapur, bagaimana?" Aldo tertegun. Hal yang rumit memang urusan pembagian itu. "Begini saja coba kita buat daftarnya dulu apa saja yang perlu kita sepakati dari kebiasaan -kebiasaan kita?" Aldo berdiri mengambil selembar kertas dan pulpen.

Aldo mulai menulis, ada batas jam pulang, membawa temen ke rumah, pembagian biaya listrik dan air, banyak sekali. 'Benar-benar orang ekonomi,' benak Kinara sambil tersenyum. "Oke, aku mau dengar pendapat mu?" Aldo meminta Kinara memberikan masukan lebih dulu. Mereka membahas itu cukup panjang, Kinara sudah bersikap santai, tidak sekaku awal mereka bertemu tadi. "Oh ya sebaiknya kita ganti pintunya dengan model kunci menggunakan sidik jari dan pin, bagaimana? Menurutku itu lebih praktis". Kinara nampak tak setuju, "Kalau soal biaya aku tanggung full." Ekspresi Kinara berubah. Ia tahu itu tidak murah, "Oke, nanti aku yang sampaikan soal ijin ke pemilik." Aldo mengangguk setuju.

"Sebelumnya apa ada kejadian-kejadian dirumah ini, misalnya pencuri atau penguntit?" Aldo berusaha untuk waspada. Kinara menggeleng. "Oke kalau begitu, kita sudah capai kesepakatan. Yang utama tidak boleh ada yang tahu kalau kita serumah. Aku akan melaporkan diri pada RT setempat sebagai kerabatmu. Jadi kita juga aman dari pembicaraan orang sekitar." Kinara mengangguk setuju, "Oke aku akan temani."

"Oh ya apakah kamu mau kita bertukar kamar? Sepertinya kamu akan lebih leluasa jika dikamar ini. Kamu bisa menjemur di balkonnya. Apalagi kamar mandinya ada didalam." Kinara terkejut, ia takut biaya sewa juga bertukar. "Oh tidak perlu aku di kamar ini saja. Soal jemuran nanti aku atur supaya kamu tetap merasa nyaman." Aldo tersenyum, "Apa kamu khawatir aku minta pembagian biaya sewanya ditukar juga?" Kinara terdiam, 'Kenapa dia tahu?' benaknya. "Kamu tenang aja, perabotanku lebih banyak tentu aku yang harus membayar lebih banyak." Kinara merasa lega. "Kamu yakin? Coba kamu lihat dulu kamar yang ku tempati, kamu bisa pertimbangkan dulu." Kinara tidak mau Aldo tiba-tiba berubah pikiran setelah melihat kamarnya yang seukuran setengah dari kamar utama.

Aldo berdiri membuka pintu kamar Kinara, ia melihat ada barang terlarang tergeletak diatas kasur. Kinara yang tadi asyik memakan kue ikan kedua baru teringat kalau meletakkan pakaian dalamnya diatas kasur. Seketika ia loncat dari sofa dan masuk ke kamarnya. Aldo mengalihkan pandangannya. "Maaf aku belum merapikan jemuranku." Aldo melihat ke sekeliling. "Tidak masalah ini cukup untuk kamarku sendiri. Bagaimana kalau kita tukaran mulai malam ini?" Kinara agak ragu karena ini sudah jam 20.00 dan dia sudah sangat lelah. "Bagaimana kalau besok pagi? Besok Sabtu aku libur, Kamu bisa tidur disitu dulu untuk sementara." Aldo mencoba mengingat jadwalnya untuk besok. "Oke besok pagi sekali ya." Kinara mengangguk.

"Oke aku akan ketik ulang kesepakatan kita dan menempelnya." Aldo setuju dan melangkah ke kamar utama. "Terima kasih kue ikannya" Kinara sedikit berteriak.

Ia membereskan cemilan diatas meja ke dalam kulkas. Lalu masuk ke dalam kamarnya. Handphone Kinara berdering, "Kenapa baru telpon?" omel Kinara. "Sori aku ada urusan sama pacarku tadi. Ada apa kin?" Sheila mengalihkan pembicaraan ia malas mendengar nasihat Kinara. "Kenapa kamu ga bilang, kalau penggantimu itu laki-laki? Aldo lagi," sungut Kinara. " Hahaha, sori Kinara aku ga kepikiran yang lain. Karena dia lagi perlu cepat, dan aku kebetulan pindah. Dia juga sepakat menanggung lebih banyak jadi aku oke kan saja. Lagian kamu punya peluang untuk lebih kenal dia, siapa tahu kalian berjodoh." Kinara memijat kepalanya, "Terima kasih untuk perhatian mu Sheila, aku tak yakin soal itu." Ia baru tersadar lagi, kue ikan tadi seperti berhasil menghipnotisnya untuk patuh dan mengalah pada Aldo. Padahal sejam mewawancarai Aldo saja sudah menguras energinya.

"Jadi bagaimana? coba kalian bicarakan dulu." Kinara menghela nafas, "Kami sudah bicarakan, aku terpaksa setuju. Semoga benar hanya 6 bulan." Sheila tertawa. " Syukurlah, semoga kalian bisa akur ya. Aku tutup dulu, bye love Kinkin." Kinara melempar handphonenya di atas kasur setelah Sheila memutus telponnya. Ia menarik selimut dan berusaha untuk tidak memikirkan bagaimana besok.

Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Bertemu Cinta Lama
3 Drama Pindahan
4 Kesepakatan
5 Simbiosis Mutualisme
6 Mengobati Kekesalan
7 Reaksi Tetangga
8 Asal Bicara
9 Berita Heboh
10 Jaga Rahasia
11 Kebohongan yang Merepotkan
12 Menjadi Pengasuh
13 Menambah Daftar kebohongan
14 Menguji Kesabaran
15 Menembak Pacar Bohongan
16 Pikiran Kusut
17 Rahasia mulai terbongkar
18 Ungkapan Hati
19 Kecewa Karena Cinta
20 Berita Tak Terduga
21 Klarifikasi dan Pembuktian
22 Galau yang melelahkan
23 Negosiasi
24 Mengurai masalah
25 Kena Batunya
26 Cinta 2 Pria
27 Rahasia Hati
28 Penilaian Yang Mengusik
29 Pertolongan Yang Tak DiDuga
30 Mencari Simpati
31 Perlahan Terbujuk
32 Tamu yang Mengkhawatirkan
33 Pernyataan Cinta
34 Memperjuangkan Cinta
35 Masalah Besar
36 Janji Hati
37 Tersentuh Perhatian kecilnya
38 Terpesona
39 Malam Yang Mendebarkan
40 Terjebak Cinta
41 Serangan Panik
42 Bertemu Calon Mertua
43 Keraguan Hati
44 Pacar Rahasia
45 Penggemar Masa Kuliah
46 Pertemuan Mengejutkan
47 Jalani dan Nikmati Momen
48 Rahasia yang Tercium
49 Tertipu Prasangka
50 Cemburu Buta
51 Mengalah bukan Kalah
52 Merebut Perhatiannya
53 Malam Penuh Kehangatan
54 Menata Hati
55 Harapan ditengah Kecewa
56 Pengakuan yang Mengejutkan
57 Hati Yang Berubah
58 Rasa Kehilangan
59 Rindu yang Tertahan
60 Membangun Optimisme
61 Keputusan Besar
62 Keyakinan Yang Hilang
63 Termakan Jebakan
64 Hari yang Menegangkan
65 Dukungan Vs Hukuman
66 Berita Besar
67 Menahan Perihnya Luka
68 Pesan yang Mengharukan
69 Ketulusan yang Menyentuh
70 Hati yang Patah
71 Luka Terbesar
72 Mengambil Keputusan
73 Hati Yang Ditinggalkan
74 Nasihat Penuh Makna
75 Harapan Yang Memudar
76 Goyah
77 Cinta Tapi Hampa
78 Karena Cinta Akan Menjaganya
79 Butuh Perhatian
80 Hanya Teman Dekat
81 Perhatian dan Pengertian
82 Tak Ingin Kehilangan
83 Menata Masa Depan
84 Amarah
85 Dukungan Orang Tersayang
86 Pertemuan Tak Terduga
87 Rencana Tersembunyi
88 Rindu yang Menggebu
89 Curiga
90 Bertahan Pada Pendirian
91 Serangan
92 Terpuruk
93 Pesan Perpisahan
94 Tegar
95 Kawan Baru
96 Hati Yang Hancur
97 Tak ingin Pisah
98 Kehilangan Arah
99 Berhenti Berharap
100 Mengejar Asa
101 Bicara dengan Hati
102 Penyemangat Hidup
103 Jalan Takdir
104 Kehidupan Baru
105 Tahun Baru Semangat Baru
106 Mencarimu
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Bertemu Cinta Lama
3
Drama Pindahan
4
Kesepakatan
5
Simbiosis Mutualisme
6
Mengobati Kekesalan
7
Reaksi Tetangga
8
Asal Bicara
9
Berita Heboh
10
Jaga Rahasia
11
Kebohongan yang Merepotkan
12
Menjadi Pengasuh
13
Menambah Daftar kebohongan
14
Menguji Kesabaran
15
Menembak Pacar Bohongan
16
Pikiran Kusut
17
Rahasia mulai terbongkar
18
Ungkapan Hati
19
Kecewa Karena Cinta
20
Berita Tak Terduga
21
Klarifikasi dan Pembuktian
22
Galau yang melelahkan
23
Negosiasi
24
Mengurai masalah
25
Kena Batunya
26
Cinta 2 Pria
27
Rahasia Hati
28
Penilaian Yang Mengusik
29
Pertolongan Yang Tak DiDuga
30
Mencari Simpati
31
Perlahan Terbujuk
32
Tamu yang Mengkhawatirkan
33
Pernyataan Cinta
34
Memperjuangkan Cinta
35
Masalah Besar
36
Janji Hati
37
Tersentuh Perhatian kecilnya
38
Terpesona
39
Malam Yang Mendebarkan
40
Terjebak Cinta
41
Serangan Panik
42
Bertemu Calon Mertua
43
Keraguan Hati
44
Pacar Rahasia
45
Penggemar Masa Kuliah
46
Pertemuan Mengejutkan
47
Jalani dan Nikmati Momen
48
Rahasia yang Tercium
49
Tertipu Prasangka
50
Cemburu Buta
51
Mengalah bukan Kalah
52
Merebut Perhatiannya
53
Malam Penuh Kehangatan
54
Menata Hati
55
Harapan ditengah Kecewa
56
Pengakuan yang Mengejutkan
57
Hati Yang Berubah
58
Rasa Kehilangan
59
Rindu yang Tertahan
60
Membangun Optimisme
61
Keputusan Besar
62
Keyakinan Yang Hilang
63
Termakan Jebakan
64
Hari yang Menegangkan
65
Dukungan Vs Hukuman
66
Berita Besar
67
Menahan Perihnya Luka
68
Pesan yang Mengharukan
69
Ketulusan yang Menyentuh
70
Hati yang Patah
71
Luka Terbesar
72
Mengambil Keputusan
73
Hati Yang Ditinggalkan
74
Nasihat Penuh Makna
75
Harapan Yang Memudar
76
Goyah
77
Cinta Tapi Hampa
78
Karena Cinta Akan Menjaganya
79
Butuh Perhatian
80
Hanya Teman Dekat
81
Perhatian dan Pengertian
82
Tak Ingin Kehilangan
83
Menata Masa Depan
84
Amarah
85
Dukungan Orang Tersayang
86
Pertemuan Tak Terduga
87
Rencana Tersembunyi
88
Rindu yang Menggebu
89
Curiga
90
Bertahan Pada Pendirian
91
Serangan
92
Terpuruk
93
Pesan Perpisahan
94
Tegar
95
Kawan Baru
96
Hati Yang Hancur
97
Tak ingin Pisah
98
Kehilangan Arah
99
Berhenti Berharap
100
Mengejar Asa
101
Bicara dengan Hati
102
Penyemangat Hidup
103
Jalan Takdir
104
Kehidupan Baru
105
Tahun Baru Semangat Baru
106
Mencarimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!