"KALAN" Ishani berteriak marah saat Kalanza dengan sengaja meloncat di genangan air bekas hujan tadi malam, alhasil baju sekolah yang mereka pakai di hari itu kotor
"Ibu akan marahku padaku nanti kalau bajuku kotor. Ibu tidak pernah percaya kalau aku bilang kamu yang membuatnya kotor" Ishani dengan kesal menjauh dari laki-laki itu
"Ibuku juga tidak percaya kalau kamu yang merusak bajuku beberapa hari yang lalu" ia mendekati Ishani dan merangkul bahu perempuan itu, sengaja sekali ingin membuatnya tambah kesal
"Sudahlah, nanti aku yang bicara pada tante. Aku bilang kamu terjatuh dari pohon karena berusaha mencuri jambu orang" Ishani melepas rangkulan itu dengan sedikit kasar. Harinya yang buruk di sekolah makin buruk karena Kalanza
"Itu juga ide gilamu yang aneh. Harusnya aku tak menuruti ucapanmu untuk ikut kesana" berbekal cerita teman sebangkunya, Kalanza dengan nekat membohongi supir pribadi mereka, anehnya Ishani malah percaya saja karena tergiur mendengar kata coklat dan es krim yang di iming-imingi Kalanza agar ia ikut dalam ide gilanya
"Tapi serukan?"
"Apanya yang seru? Kamu suka dikejar oleh anjing?" Ishani membalasnya nyolot, siapa yang senang dikejar anjing?. Entah siapa yang bercerita padanya kalau jambu yang tumbuh di rumah belakang sekolah bebas diambil siapa saja dan pemiliknya tak akan marah. Ajaibnya kata mereka kalau ditanam pohon itu akan tumbuh dalam satu hari. Ishani tak habis pikir dengan dongeng jaman dinosaurus itu, mana ada biji jambu bisa tumbuh dalam satu hari. Kalanza malah percaya saja dengan mereka dan ia berhasil terbujuk karena diimingi es krim dan coklat. Awalnya tak ada yang aneh dengan pohon jambu itu, Kalanza naik dengan santai. Tapi entah darimana tiba-tiba seekor anjing hitam dengan galak menggonggong, Kalanza yang kaget terjatuh untungnya ia belum memanjat terlalu tinggi, Ishani dengan cepat menarik tangannya untuk berdiri dan berlari sekencang mungkin
"Tapi Ishani, menurutmu apa cerita itu benar? Aku penasaran dengan biji yang tumbuh dalam satu hari" Kalanza kembali merangkul bahu perempuan itu, kali ini Ishani hanya diam saja. Terlalu malas berdebat kalau ujungnya sama saja untuk Kalanza
"Itu mustahil, bagaimana mungkin biji jambu tumbuh dalam satu hari"
"Menurutmu kenapa dia mustahil?" Laki-laki itu merapikan rambut Ishani yang menutup pandangannya
"Semuanya perlu proses Kalan, tidak ada yang instant. Biji yang ditanam perlu proses, apakah cara tanamnya benar?, Apakah tanahnya subur?. Itu semua juga perlu dipertimbangkan"
"Tapi menurutmu kenapa bulan bisa terbelah? Bu guru tadi bilang kalau bulan pernah dibelah oleh Nabi Muhammad, bukankah itu juga termasuk mustahil"
"Nabi Muhammad adalah Rasul utusan Allah, tentu dia punya mukjizat atau sesuatu istimewa yang tak semua orang punya untuk membuktikan pada orang-orang musyrik yang masih meragukan kenabiannya. Bagaimana mungkin kita bisa bandingkan posisi kita sebagai manusia biasa dengan Rasul utusan Allah" Kalan mengangguk-anggukkan kepala mendengar penjelasan Ishani
"Rangga suka sekali mengajarkan ajaran sesat" lihatlah lelaki itu malah memilih menyalahkan pihak lain
"Tapi kamu lebih bodoh lagi karena percaya padanya"
Tiba-tiba saja lagi itu melepas rangkulan tangannya dan mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya
"Bu guru nggak bolehin bawa hp ke sekolah, kenapa kamu bawa?" Kalan mengarahkan kamera handphonenya ke arah mereka dan mulai mengambil gambar walau jelas sekali muka kesal Ishani disana
"Selagi nggak razia aman saja, aku juga nggak mainin hp di dalam kelas" dengan santai ia memasukkannya kembali ke dalam tas
"Kata Rangga dia suka padamu, tapi kamu galak. Nanti aku bilang kalau kamu juga sebenarnya suka sama dia, nanti ku kirimin foto ini buat jadi bukti kalau kamu lagi marah sama dia"
"KALAN!" Ishani tak bisa menahan diri untuk tak menjambak rambut laki-laki itu, ia kesal karena Kalanza selalu saja seperti itu dari dulu.
"Dasar galak, pantas saja tidak punya pacar" setelah mengatakan itu, ia lari terbirit-birit meninggalkan Ishani dengan berbagai umpatan yang gadis itu layangkan padanya.
Keesokan paginya, saat Kalanza sudah sampai di rumah Ishani untuk berangkat seperti biasa, ia malah mendapati gadis itu sudah cantik dengan gaun berwarna biru kesukaannya
"Kamu nggak sekolah? Aku aduin bu guru kalau kamu bolos" ancamnya, memang laki-laki itu berani sekali padahal di depan mobil ada orang tua Ishani yang sedang berbincang
"Aduin aja, aku udah izin kok ke ibu guru sama kepala sekolah, kamu aja yang nggak tau"
"Nak Kalanza, hari ini Ishani tidak masuk sekolah dulu ya, tante udah izin langsung ke kepala sekolahnya. Kami mau ada acara keluarga"
"Tante mau kemana?" Kalan mencium tangan wanita berusia hampir empat puluh tahun itu dengan hormat. Sangat berbeda nadanya ketika bicara dengan Ishani
"Hari ini ada kumpul keluarga karena adik Om Arga mau nikah, tempatnya lumayan jauh dan mau nggak mau harus nginep, Ishani nggak berani tinggal di rumah sendiri jadi harus ikut"
"Ishani tinggal di rumahku aja tante"
"Aku nggak mau. Kalan nakal, Ares juga sering usil, cuma Nichol yang lucu dan baik" Ishani yang menjawab karena ia mendengar perbincangan itu, ia tak akan pernah setuju dengan ide itu
"Ayo kita berangkat, biar nggak telat nanti" Ayah Arga menginterupsi pembicaraan mereka, sebelum pergi Ishani mengambil tangan lelaki itu dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah pulpen
"Pulpen ini baru pulpen ajaib, aku minta ayah beliin dua kemarin waktu ke toko buku, waktu kita nulis nggak keliatan, baru bisa terbaca kalau kertasnya udah ditaruh diatas api"
"Dadah Kalan, semangat ya belajarnya. Jangan lupa hari ini ada PR matematika" Kalanza menghela nafas, mana sempat ia mengerjakan tugas. Biasanya Ishani selalu mengingatkan di malam hari, kalau seperti ini akan ia kerjakan sekarang di mobil. Jangan ragukan otak pintarnya walau kelakuannya juga membuat guru-guru istighfar
Setelah mobil melaju ke sekolah, barulah laki-laki itu merasakan sedikit kosong dan sepi, dari mereka masuk sekolah dasar, pasti selalu menggunakan satu mobil untuk berangkat sekolah. Jika Sopir Kalan tak bisa, maka Sopir Ishani yang akan mengantar dan begitu seterusnya sampai banyak yang mengira mereka saudara. Seperti kebanyakan anak-anak lain, mereka tak pernah akur tapi sebenarnya saling menyayangi. Mungkin karena kebiasaan itu, Kalan merasa sepi sekali karena biasanya sepanjang perjalanan pasti ada perdebatan antara keduanya. Tanpa ia sadari, belasan tahun mendatang hal yang sama akan ia alami tapi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Kalan tak pernah tau dan menduga bahwa rasa yang ia abaikan akan menjadi boomerang suatu hari nanti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Nurgusnawati Nunung
cerita masa SMA sangat menyenangkan. hehehe
2025-09-03
  1