02 Mimpi Apa Aku tadi Malam

Setelah semua Anggota keluarga selesai mandi. Bapak dan Ibu sudah siap menunggu untuk makan malam di ruang makan. Aslan datang menyusul setelah beberapa saat mengetuk pintu kamar Fadlan. Mereka berdua turun bersama menuju ruang makan.

"Adik mana As, kok ngga bareng?" tanya bapak.

"Tadi sudah dipanggil pak, mungkin sebentar lagi turun."

"Paling lagi main game kalau ngga turun turun," sela Ibu.

"Heem Bu, adik emang ngga bisa jauh jauh dari Hp."

"Adikmu kan gitu lan, cewek tapi ya gituh ini pasti gara gara kakaknya yang ngajarin dianya jadi pinter," sambil menoleh ke arah Aslan.

"Ibu tu yaaa, yang jatah jelek Aslan terus."

"Haha, baper dia Bu," ledek Fadlan.

"Bercanda nak, toh adikmu tu beda dari yang lain."

"Hayooo, ngomongin adik ya. Ngaku?" tanya Zea yang sedang berjalan menuju ruang makan.

"Sini dik duduk dekat kakak," pinta Fadlan

"Iya kak."

Dengan cepat Zea berjalan menuju kursi di samping Fadlan. Momen makan merupakan momen di mana keluarga dapat berkumpul, namun ada aturan untuk tidak berbicara selama makan.

Setelah makan malam selesai, Fadlan membantu ibu membereskan piring kotor. Semula Zea yang hendak mencuci piring, namun Fadlan mengambil alih tugas tersebut.

Kini Bapak, Aslan dan Zea tengah duduk di ruang keluarga menyantap donat yang dibelikan oleh Fadlan. Beberapa saat kemudian, Ibu dan Fadlan bergabung di ruang tamu. Mereka berbincang mengenai aktivitas seharian tadi. Sementara Zea dia hanya tertunduk menahan kantuk. Seperti dalam ayunan, mendengar percakapan kakak dan kedua orang tuanya Zea justru tertidur pulas sambil meringkuk di atas sofa.

Tanpa sadar pukul 21.00. Ibu meminta Zea untuk segera tidur, namun tidak ada jawaban.

"Ze, cepet tidur sana udah jam 9 besuk sekolah lhu."

Tidak ada jawaban dari Zea, posisi sofa yang Zea gunakan memang lurus ke depan dengan kedua sisi sisi sehingga tidak ada yang menyadari posisi meringkuk Zea sudah tertidur pulas.

"Lah kok diam sih dik," ucap Fadlan menyenggol lengan adiknya.

Masih tidak ada respon, akhirnya Aslan pun sadar.

"Kayaknya udah tidur deh mas, coba lihat dia meringkuk gitu. Kalau dia bangun dah pasti ngomong terus dari tadi."

"Bener," jawab Fadlan cepat.

"Kedua kakak tersebut kemudian menghampiri adiknya untuk memastikan dan rupanya benar. Aslan menggendong Zea menuju kamarnya setelah sebelumnya kalah suit dengan Fadlan. Zea tergolong kurus dengan tubuh tingginya, namun menaiki anak tangga dengan menggendong seorang gadis remaja tetaplah cobaan bagi Aslan. Meskipun mereka berusaha keras membangunkan adiknya tetap saja nihil. Zea hanya menggeliat kecil dan kembali meringkuk.

"Selamat tidur dik," ucap Aslan sembari membaringkan tubuh adiknya di atas kasur.

Fadlan di belakang memperhatikan pun tersenyum melihat tingkah adiknya yang sangat menggemaskan. Dia seperti tidak ingin meninggalkan keluarga itu. Dalam benak, Fadlan sudah merasa cukup dengan adanya keluarga ini. Tapi ibu selalu menuntut untuk Fadlan memiliki kehidupannya sendiri, seorang kekasih dan apa yang akan dicapai nya nanti.

"Apa mas ngga usah nikah aja ya?" tanya Fadlan kepada Aslan.

"Apaan sih mas nikah tu penyempurnaan agama."

"Iyadeh iya."

"Wess sana, kasihan mbak Desi kalau dengar."

"Iya juga ya."

Fadlan dan Aslan kemudian menuju kamar mereka sendiri sendiri.

Hari berlalu begitu cepat, hari ini hari ketiga Zea bersekolah. Kebetulan sekali pagi ini ada mata pelajaran Kesehatan Jasmani. Zea dan Caca berganti pakaian di kamar mandi dan menyimpan kembali seragam mereka di loker.

Ketika hendak memasuki lapangan tanpa sengaja Zea yang tidak begitu memperhatikan jalan karena berlari terburu-buru menabrak seseorang di depannya.

Brukk

"Aduh," kelas Zea merasakan nyeri di kepalanya.

"Lain kali jalan lihat lihat dong."

"Maaf saya buru-buru tanpa sadar jadi ceroboh dan tidak memperhatikan jalan."

"Dasar, kamu murid baru ya."

"Iya kak," jawab Zea yang menyadari sosok sadis di depan matanya melihatnya lekat seperti tidak mau memberinya ampun

"Ohh," jawab wanita itu sembari mendorong Zea tersungkur ke lantai.

"Ups, maaf" ucapnya.

Zea hanya terdiam merasakan sakit di pantatnya akibat terjatuh. Dia berusaha menahan amarah dan berdiri. Namun, sebuah uluran tangan seseorang berada lekat di depan wajahnya sembari berkata, "ayo bangun."

Zea mengambil uluran tangan tersebut dan berusaha berdiri tegap. Namun, siapa sangka jika tangan yang menjulur tersebut merupakan milik David. David tersenyum lebar ketika tahu Zea malu dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Jangan ganggu dia," ucap David ketus.

"Aku hanya memberinya pelajaran," jawab Lisa.

"Memangnya kamu guru," potong Kelson.

"Haha anes si Lisa," timbal Alvin.

"Well, oke. Tapi kalau sampai sekali lagi lu ganggu gue apa sampai berani nabrak gua lagi. Jangan harap deh bakal bisa senyum senyum," ancam Lisa.

Lisa kemudian pergi meninggalkan Zea bersama David dan kedua temannya.

"Jangan di dengerin," pinta David.

"Heh? I...iya kak, terimakasih," jawab Zea sedikit terbata.

"David!"

"Iya?"

"David, panggil aja David jangan kak."

"Oh maaf, iya kak eh David maksudnya."

"Kamu kelas berapa?" tanya Kelson

"10 MIPA 1 kak."

"Ohh anak MIPA, bakal sering ketemu dong," ucap Kelson sambil mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan.

Dengan cepat David menampik tangan Kelson.

"Wihh, kalem bro."

"Jangan diganggu nanti takut," pinta Alvin.

"Heem," tambah David.

"Kamu ngga ada kelas?" tanya David.

"Oh iya, maaf ya kak. Aku duluan dulu, permisi dan terimakasih."

Zea berlari menuju lapangan menyadari dia sudah beberapa saat disana.

"Huft, pasti aku sudah telat," gumam Zea

"Zea," panggil Caca dari dalam lapangan.

Menoleh ke arah yang memanggilnya, Zea berlari cepat menghampiri Caca dan Andin yang sedang duduk berdua. Beberapa laki laki sedang bermain bola di lapangan.

"Kenapa lama?" tanya Caca

"Tadi aku jatuh."

"Ha?"

"Terus gimana? Ada yang luka? Mana yang sakit mana?"

"Ngga ada Caca."

"Kok bisa jatuh Ze?" tanya Andin.

"Aku ngga lihat jalan terus ada tugu gede di tengah koridor eh nabrak deh," jelas Zea kesal.

"Ha?" respon Andin dan Caca bersamaan.

"Tugu mana ada Ze di koridor, jangan ngada ngada dehh," timpal Caca heran dengan jawaban Zea.

"Haha kamu lucu ya Ze, jujur deh kamu kenapa?" tanya Andin sabar.

"Gapapa kok, oh iya kok gurunya ngga ada?"

"Oh jadi pak Irwan ada rapat, makannya kita disuruh olahraga sendiri dulu di pimpin ketua kelas," jelas Andin.

"Oh gitu," jawabnya polos tanpa sadar.

"Haaa??? Kann tahu gitu aku ngga buru-buru kesini. Astaga mimpi apa aku semalam," keluh Zea.

Caca dan Andin heran dengan tingkah Zea. Keduanya memilih diam tanpa bertanya lagi dan mengajak Zea bermain bola basket.

Terpopuler

Comments

Sindi Paulia

Sindi Paulia

like kak semangat

2020-10-30

2

Elegi Senja

Elegi Senja

like 😍😍😍

2020-10-27

0

Rezza Handira

Rezza Handira

jempol
jempol balik ya

2020-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01 Hari Pertama
3 02 Mimpi Apa Aku tadi Malam
4 03 Kebetulan
5 04 Teh Hangat
6 05 Tak Sengaja Bertemu
7 07 Jatuh di Aspal
8 08 Pasti Ada Jalan Zeana POV
9 09 Malaikat Tanpa Sayap
10 10 Kebetulan yang Ke-3
11 11 Sedikit Bohong banyak Barengnya
12 VISUAL CAST
13 12 Latihan "Modal Dusta"
14 13 Mendekat
15 14 Terlalu Cepat
16 15 Mengenal Lebih Jauh
17 16 Ala Ala Princess Gitu
18 17 Master
19 18 Pengakuan yang Tertunda
20 19 Teringat Zea
21 20 Belum Sempat
22 21 Jadi Kekasih Ku
23 22 Sedikit Kesal
24 23 Berbaikan
25 24 Rutinitas
26 25 Cup
27 26 Jujur
28 27 Cemburu
29 28 Bersyukur
30 29 Menginap?
31 30 Ujian Hidup
32 31 Mulai Renggang
33 32 Martabak Manis
34 33 David Selingkuh?
35 34 Maaf Sayang
36 35 Hanya Penenang
37 36 PA
38 37 Sugar Rush
39 38 Taktik Mendekati Zea
40 39 Maaf
41 40 Merusak (21 +)
42 41 Bertanggung Jawab
43 Lembar Baru
44 Curiga
45 Ujian hidup
46 Berhenti
47 Memutuskan
48 Langkah Awal
49 Restu
50 Diterima
51 Terlambat
52 Lembar Baru
53 Tidak Suka
54 Jordan
55 Menjelaskan
56 Fakta
57 Belum Menerima
58 Gagal
59 Kenangan Bersama
60 Hidup Masing-Masing
61 62. Mulai kehidupan baru
62 62. Luka Lama Terbuka Kembali
63 63. Kebetulan yang menyesakkan
64 64. Kesempatan untuk Harry
65 65. Gagal Kencan Pertama
66 66. Musuh dalam Selimut
67 67. Anak Emas
68 68. Musuh cinta
69 69. Cemburu
70 70. Kebetulan yang Mengagetkan
71 71. Goyah
72 72. Terkesima Ketampanan Harry
73 73. Pendekatan
74 74. Zea dan Harry
75 75. Fakta baru
76 76. Pesan Terakhir
77 77. Kehilangan
78 78. Fakta Baru
79 79. Bersama menegakkan kebenaran
80 80. Tersangka
81 81. Mengalah sebentar
82 82. Menjaga
83 83. Perjuangan
84 84. 100 hari menaklukkan hati Zea
85 85. Kenyataan Pahit
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Prolog
2
01 Hari Pertama
3
02 Mimpi Apa Aku tadi Malam
4
03 Kebetulan
5
04 Teh Hangat
6
05 Tak Sengaja Bertemu
7
07 Jatuh di Aspal
8
08 Pasti Ada Jalan Zeana POV
9
09 Malaikat Tanpa Sayap
10
10 Kebetulan yang Ke-3
11
11 Sedikit Bohong banyak Barengnya
12
VISUAL CAST
13
12 Latihan "Modal Dusta"
14
13 Mendekat
15
14 Terlalu Cepat
16
15 Mengenal Lebih Jauh
17
16 Ala Ala Princess Gitu
18
17 Master
19
18 Pengakuan yang Tertunda
20
19 Teringat Zea
21
20 Belum Sempat
22
21 Jadi Kekasih Ku
23
22 Sedikit Kesal
24
23 Berbaikan
25
24 Rutinitas
26
25 Cup
27
26 Jujur
28
27 Cemburu
29
28 Bersyukur
30
29 Menginap?
31
30 Ujian Hidup
32
31 Mulai Renggang
33
32 Martabak Manis
34
33 David Selingkuh?
35
34 Maaf Sayang
36
35 Hanya Penenang
37
36 PA
38
37 Sugar Rush
39
38 Taktik Mendekati Zea
40
39 Maaf
41
40 Merusak (21 +)
42
41 Bertanggung Jawab
43
Lembar Baru
44
Curiga
45
Ujian hidup
46
Berhenti
47
Memutuskan
48
Langkah Awal
49
Restu
50
Diterima
51
Terlambat
52
Lembar Baru
53
Tidak Suka
54
Jordan
55
Menjelaskan
56
Fakta
57
Belum Menerima
58
Gagal
59
Kenangan Bersama
60
Hidup Masing-Masing
61
62. Mulai kehidupan baru
62
62. Luka Lama Terbuka Kembali
63
63. Kebetulan yang menyesakkan
64
64. Kesempatan untuk Harry
65
65. Gagal Kencan Pertama
66
66. Musuh dalam Selimut
67
67. Anak Emas
68
68. Musuh cinta
69
69. Cemburu
70
70. Kebetulan yang Mengagetkan
71
71. Goyah
72
72. Terkesima Ketampanan Harry
73
73. Pendekatan
74
74. Zea dan Harry
75
75. Fakta baru
76
76. Pesan Terakhir
77
77. Kehilangan
78
78. Fakta Baru
79
79. Bersama menegakkan kebenaran
80
80. Tersangka
81
81. Mengalah sebentar
82
82. Menjaga
83
83. Perjuangan
84
84. 100 hari menaklukkan hati Zea
85
85. Kenyataan Pahit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!