Hari pertama masuk sekolah, Zeana terlihat sangat bahagia karena pertemuan tanpa terduga yang di alaminya dengan David memberinya semangat pagi penuh dengan senyuman cerah sumringah.
"Zea," panggil Caca dari kejauhan.
"Uy," jawab Zeana.
"Lu ngapain sih berdiri di sini, mau gantiin tembok?" tanya Caca meledek.
"Haha, sembarangan ah ca. Yuk kelas"
"Gassin."
Di kelas mereka melakukan ritual pertama dan wajib yang akan dilakukan oleh seorang murid baru yaitu berkenalan.
"Halo, perkenalkan nama saya Fathia Cathiela Sharon. Biasa dipanggil Caca, hobi saya membaca, makan dan berbicara."
"Hahaha," gelak tawa seluruh isi kelas menggema di ruangan kelas mendengar perkenalan Caca yang menggemaskan.
"Sudah cukup, mbak Caca silahkan duduk," pinta Bu Nisa.
"Baik Bu."
Selanjutnya, giliran Zeana yang memperkenalkan diri.
"Perkenalkan nama saya Zeana Mufshin. Boleh panggil Zea saja. Hobi saya menulis dan menyanyi. Sekian," Zea langsung menundukkan kepala dan masih berdiri mematung.
Beberapa murid laki laki terpana melihat Zea yang memperkenalkan diri sambil tersenyum. Sebuah look yang benar benar manis, biasa tidak banyak aksesoris dan bergaya. Namun sangat terlihat cantik dan anggun.
"Halo Zea," Alex.
"Hai Ze," Rehan.
"Halo mbak Zea," sapa Bu Nisa.
"Hai Bu, hai semuanya," sambil tersenyum manis.
"Duh mbak Zea masih malu malu rupanya, silahkan duduk kembali mba," pinta Bu Nisa.
Perkenalkan dimulai dan di akhiri lebih awal. Kemudian dilanjutkan dengan mata pelajaran pertama yaitu Fisika. Setelah seharian bergelut dengan buku di hari pertama masuk sekolah. Kelas berakhir pada pukul 4 sore.
Kring
Semua murid berhamburan keluar kelas. Zea dan Caca pulang bersama.
"Benar benar hari yang melelahkan, baru masuk pertama udah disuruh mikir banyak huft," keluh Caca.
"Sabar Ca."
"Hari ini kamu pulang naik apa Ze?"
"Naik bus, kamu?"
"Aku juga ngga dijemput, barengan aja yuk,"
"Ayuk."
Mereka berdua berjalan melewati koridor. Ketika melewati lapangan basket, nampak beberapa laki laki sedang bermain basket. Mereka tampak sangat gagah dan tampan dengan keringat bercucuran.
"Ze, lihat deh yang itu ganteng banget," sambil menunjuk David.
"Oh yang itu," jawab Zea ketus.
"Ih, lihat dulu," pinta Caca sambil menyeret Zea.
"Iya, iya yang mana?"
"Itu lhu, yang itu" sambil menujuk David yang hanya kelihatan punggungnya saja.
"Oh itu, iya"
"Iya apa?" tanya Caca sambil memancungkan bibirnya kedepan.
"Iya ganteng Caca," jawab Zea pasrah.
"Dah ayo pulang, nanti kita ketinggalan bus lhu harus nunggu lagi 10 menit. Mau?"
"Iya iyaa bawel, ayoo."
"Sipdehh, ayoo."
Mereka berdua berjalan berlalu meninggalkan halaman sekolah menunggu di halte bus. Caca dan Zea merupakan teman karib sejak SMP. Sejak saat itu mereka berteman dekat.
******
Fathia Cathiela Sharon
Caca begitu panggilannya. Ia merupakan putri satu satunya dari pasangan Adam Shift dan Adela Sharon. Adam merupakan anak dari pengusaha sukses di kota J, namun dia menentang keluarganya untuk menikah dengan Adela. Adam dan Adela memilih pergi meninggalkan keluarga Adam dan membangun keluarga mereka di kota Y. Maka dari itu, Caca mendapatkan nama ibunya buka dari ayahnya.
Adam adalah seorang laki laki yang cerdas, meskipun diusir oleh keluarga besarnya. Adam bertanggung jawab penuh atas Adela dan anaknya dengan bekerja di salah satu perusahaan sebagai manajer. Semula, ia bekerja sebagai staff biasa sampai akhirnya bisa seperti sekarang. Caca tumbuh dengan penuh kasih dari kedua orang tuanya. Dia menjadi pribadi yang baik dan ceria. Dengan begitu Caca mampu meluluhkan hati Zea yang keras untuk berteman.
*****
"Ze, kasih satu kata buat aku. First impression gituhh?" tanya Caca sembari menunggu di halte.
"Kalau dua boleh ngga?"
"Yaudah deh boleh dua kata."
"Banyak Ngomong."
"Ihh Ze jahat banget," jawab Caca cemberut.
"Haha bercanda cantik."
"Kalau dulu first impression, ceria kalau sekarang satu katanya keluarga," jawab Zea sambil tersenyum ke arah Caca.
"Hiks, aku terharu Ze."
"Jadi baik yang bener bener baik ya Cathiela Sharon," pinta Zeana.
"Siapp incess, kamu juga jangan bosen ya punya temen berisik kaya aku."
"Okedehh."
Hanya selang beberapa detik, kemudian bus tujuan mereka tiba di halte.
"Tuh udah ada busnya, ayo naik ca."
"Ayo," jawab Caca mengandeng lengan Zea.
Caca turun di halte selanjutnya, sementara Zea akan turun dua halte berikutnya.
Sesampainya di rumah, Zea membantu ibu memasak malam sembari menunggu bapak pulang dari ladang dan kedua kakaknya pulang.
*****
Pukul 17.37
Bapak tiba di rumah dengan motor bebek hijau milik bapak dengan keranjang di belakang penuh dengan sayur dan buah.
Worwoor
"Assalamualaikum," sapa bapak dari depan
"Itu sepertinya bapak Ze," ucap Mima.
"Iya Bu," jawab Zea sambil berlari ke arah halaman depan menghampiri ayahnya.
"Waaalaikumsalam," jawab Zea dan ibu.
"Bapak," sapa Zea bersemangat menghampiri bapak yang baru pulang dari ladang.
"Adik, jangan lari nanti jatuh kamu tu gadis bukan anak TK lagi," jawab bapak sambil menggelengkan kepala gemas dengan tingkah anak perempuannya itu.
"Iya bapak, sini adek bantu."
"Iya pelan pelan ya nduk, jangan sampai kamu capek."
"Segini mah kecil," jawab Zea tersenyum manis.
Ibu datang membawa nampan berisi tiga cangkir teh dan roti lapis buatan Zea tadi pulang sekolah.
"Diminum pak tehnya, biar ibu yang beresin sama adik ke warung."
"Ndak papa Bu, kasihan kalian perempuan bawa kol sama semangkanya kan berat."
"Ngga pak, bapak minum dulu tehnya."
"Yasudah kalau begitu, jangan berat berat ya Bu,"
"Iya pak."
Zea dan Ibu Mima memindahkan sayuran dan buah buahan itu ke warung kelontong miliknya. Hasil kebun bapak biasanya di jual kepada pengepul sayuran dan buah kemudian sisanya di jual di warung kelontong miliknya. Ibu bertugas menunggu warung. Saat akhir pekan, Zea yang menjaga warung sementara Ibu akan membantu bapak di ladang.
Tiga menit kemudian, Kedua anak laki laki bapak Mufshin tiba dengan mobil sedan hitam terparkir di halaman depan.
Aslan turun dengan membawa tasnya menghampiri adik kecilnya yang mendorong gerobak memindahkan kol dan semangka.
"Adik sini kakak bantu."
"Ngga usah kak, ada ibu. Mending kakak cuci tangan terus mandi aja."
"Ngga sini, Kakak bantuin dek."
"Jangan ngeyel deh kak sana, mandi dah bauk tau."
"Yaudah iyaa Kakak mandi," jawab Aslan berlalu meninggalkan adiknya.
Fadlan turun dari mobil sambil menenteng kresek plastik berisikan makanan.
"Jangan berantem kenapa sih kalian."
"Dihh, siapa juga yang berantem. Mas dirimu ngasal," jawab Aslan.
"Pak," sapa Aslan mencuim telapak tangan milik bapak.
"Iya, bapak baru dari ladang nak kotor," jawab Bapak yang seperti menolak di cium telapak tangannya.
"Tidak pak, sudah sewajibnya."
"Ya sudah sana mandi."
Fadlan menghampiri ibu yang ada di warung menata sayur.
"Bu, aku beli makanan tak taruh dapur ya bu."
"Kamu kok boros to nak, kenapa ngga disimpan saja uangnya. Ibu sudah masak dan lagipula kamu sudah besar, sudah waktunya memikirkan kebutuhan mu sendiri."
"Ini tidak banyak kok Bu, tidak akan menghabiskan seluruh uangku, dan lagi pula ini tidak akan sebanding dengan yang bapak dan ibu berikan."
"Astaga, baik sekali hatimu nak. Semoga kamu selalu dalam perlindungan-Nya dan hal baik selalu menyertai mu ya nak,"
"Aamiin Bu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Tri Tiwi
t
2023-04-18
0
Elegi Senja
semangat kak.. aku selalu dukung karyamu 😍
2020-10-25
1
RN
masih baca👍
2020-10-18
1