Esok hari

sesuai janji hari ini Zora dan Sarah akan bertemu, kebetulan Sarah hari ini juga libur kantor makanya bisa bertemu dengan Zora pagi hari. Sarah memutuskan akan menemui Zora di hotel karena Sarah tidak mau terjadi apa-apa dengan kandungan sahabatnya

Sarah yang memang belum tahu keadaan Zora dia bahkan membelikan banyak sekali barang-barang untuk calon anak sahabatnya, tadinya memang Sarah akan mengirim barang-barang ini tapi karena tahu Zora ada di jakarta Sarah memuaskan untuk memberikan langsung kepada Zora

Sarah saat ini sudah sampai di hotel, semalam aslinya Sarah ingin langsung mengunjungi Zora, tapi Zora melarang alasannya Zora capek mau istirahat langsung

Sarah saat ini sudah sampai di depan pintu kamar milik Zora dan langsung mengetuk nya. Zora yang memang sudah tahu Sarah yang mengetuk langsung membuka pintu

"Cekret!"

"Deg!"

Sarah langsung kaget luar biasa melihat keadaan Zora, saking kagetnya dua paper bag yang dipegang oleh Sarah langsung dijatuhkan ke atas lantai hotel

Bagaimana mungkin tidak kaget, Bulan lalu masih mengirimkan foto dirinya dengan perut buncitnya ke Sarah, lalu saat ini perut Zora terlihat rata

"Zora apa yang terjadi dengan kamu!," tanya Sarah yang tak kuasa menahan air matanya

Zora juga sama Pertanyaan kenapa membuat Zora menangis. Sarah langsung memeluk Zora dengan sangat kencang

"Calon anak aku meninggal Sarah, kemarin baru saja aku melahirkan dan anak itu malah meninggal, kamu tahu Sarah bukan hanya itu saja luka yang aku rasakan saat ini, karena bahkan saat ini aku berstatus sebagai janda saat anak itu sudah lahir dalam keadaan terbujur kaku!." ucap Zora

Sarah sangat kaget dengan cerita singkat Zora. Sarah bahkan tidak mampu mengeluarkan kata-kata penyemangat untuk sahabatnya saat ini, Sarah hanya bisa memberikan pelukan hangat Untuk sahabatnya

Beberapa saat kemudian Zora dan Sarah ketuanya masuk ke dalam hotel yang ditempati oleh Zora. Zora menceritakan semuanya apa yang terjadi dengan dia kepada Sarah. Sarah bahkan tidak mampu menjawab setiap cerita pilu yang diceritakan oleh Zora

"Kenapa mereka begitu tega dengan aku Sarah Dari dulu aku sudah mengalah harusnya bukannya aku menemukan kebahagiaan aku?," tanya Zora yang masih menangis

Sarah lagi-lagi membawa tubuh Zora kedalam pelukannya. karena ada rasa yang tidak bisa diucapkan oleh Sarah

"Aku tidak bisa menanggapi cerita kamu Zora, tapi para penjahat itu nantinya pasti akan mendapatkan karmanya. Zora aku mohon tolong tetap hidup dan juga tetap waras, Kamu mungkin tidak punya keluarga yang mendukung kamu, tapi di sini ada aku sahabat kamu yang akan ada menjadi garda depan untuk melindungi kamu." ucap Sarah

Zora menganggukan kepala karena Sarah Memang sahabat terbaik di hidup Zora, bahkan Sarah yang selalu membela Zora saat kedua orang tuanya dengan jelas membedakan antara Zora dan juga Naomi

"lalu apa kamu diusir dari rumah yang dulu menjadi mas kawin untuk kamu?,' tanya Sarah yang masih mengingat rumah yang saat ini ditempati Zora bersama suaminya adalah hasil mas kawin

"Iya Mas Ardi lebih memilih ego Naomi yang ingin memiliki rumah itu, tapi dia memberikan kompensasi yang menurut aku cukuplah untuk memulai kehidupan yang pahit ini." ucap Zora

"Mereka sejatinya bukan keluarga kamu Zora sekalipun mereka mempunyai hubungan darah, karena nyatanya ada darah yang mengalir di tubuh kamu juga tidak ada pembelaan dari mereka"

"kamu tenang saja surat aku akan selalu ada untuk kamu sebagai kakak sekaligus bisa menjadi seorang yang bisa kamu andalkan, Apa kamu mau tinggal di Jakarta atau mau tinggal di mana?," tanya Sarah

"kemungkinan besar aku memang akan tinggal di Jakarta dan meninggalkan kota yang dulu melukai aku, walaupun kenangan di sana banyak akan tetapi ternyata kota itu cukup menyakitkan juga untuk aku Sarah"

"Mungkin aku akan mencari pekerjaan di kota Ini, Tapi sebelumnya Kemungkinan aku akan pindah kos terlebih dahulu daripada aku harus menginap di hotel, tabungan Aku cukup untuk menginap di hotel untuk beberapa bulan Sarah, tapi aku harus bisa memanfaatkan uang yang lebih bijak lagi"

"sembari aku akan mencari pekerjaan yang pas untuk waktu aku," ucap Zora

"Itu keputusan yang bagus Zora, kamu sudah sempat lulus kuliah kan jadi kamu bisa memanfaatkan ilmu yang belum kamu pakai ini." ucap Sarah

"Iya." jawab Zora

Sarah tersenyum dan kembali memeluk sahabatnya, tapi Sarah salah fokus dengan alat pemompa asi yang ada di kamar Zora

"Apa alat pompa asi itu milik kamu Zora?," tanya Sarah kaget

"Iya Sarah karena ternyata habis melahirkan malah produksi asi aku lancar, dan kemungkinan aku akan menyumbangkan asi aku, tapi aku nggak mau sembarangan menyumbangkan nya." ucap Zora

"Zora aku punya orang yang akan menerima donor ASI kamu." ucap Sarah

"serius Sarah?," tanya Zora

"Iya kebetulan anaknya bos aku di kantor memerlukan asi, tapi aku kasih tahu asistennya dulu bagaimana?," tanya Sarah

Zora tentunya sangat senang dengan hal ini dan kembali memeluk Sarah. karena Sarah memang penyelamat untuk Zora

Sarah tentunya langsung menghubungi asisten bos nya dan Zora sedikit bersyukur dengan hal ini, apalagi saat ini Zora memang tersiksa dengan produksi asi yang kelewat banyak dan juga sangat sakit untuk Dada Zora jika asi ini tidak dikeluarkan

Sarah terlihat tersenyum saat mendapat jawaban dari asisten bos nya dan karena Zora merasa dadanya kembali sakit Zora memutuskan untuk memompa lagi Dadanya, tapi Zora akan memompa di kamar mandi

"Zora kamu mau kemana?," tanya Sarah yang rupanya sudah selesai dengan telfonnya

"Sarah aku mau pompa asi aku dulu di kamar mandi." ucap Zora

"Kenapa harus di kamar mandi Kenapa tidak di sini saja?," tanya Sarah

"Hah di sini aku malu dong sama kamu." ucap Zora

"sejak kapan kamu punya malu di depan aku Zora." kesal Sarah

Zora langsung tertawa mendapat ucapan dari Sarah, karena apa yang dikatakan oleh Sarah memang benar. "Ya sudah aku lakukan di sini tapi kamu Jangan ngintip ya." ucap Zora

"Nggak perlu ngintip juga pasti kelihatan dasar kamu ini, cepat pompa asik kamu lalu kita berangkat ke rumah bos aku." ucap Sarah

"Hah memangnya langsung hari ini?," tanya Zora kaget

"Iyalah lebih cepat dan lebih baik, karena kamu nanti akan dites terlebih dahulu." ucap Sarah

"Maksudnya bagaimana asi nya dites dicicipi?," tanya Zora

"Iyalah tapi sama dedek bayi bukan sama laki-laki dewasa kamu nggak usah ngaco dan berpikiran negatif." ucap Sarah

"hais aku akan tidak berpikiran sama situ Sarah!," kesal Zora

Terpopuler

Comments

Rita Rita

Rita Rita

lupakan saja keluarga laknat mu itu Zora akan ada balasan yg bikin mereka terpuruk.

2025-09-03

2

Jumiah

Jumiah

lupakan aj keluarga kejam
suami laknat ,suatu sat ntt mereka akan menyesal gk beujung ntt

2025-09-30

0

Syah Raman

Syah Raman

Mungkin harus ada hurup kapital pada tanda awal masuk dialog

2025-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Zora nama nya
2 luar kota
3 Esok hari
4 Rumah atau istana
5 Susu pertama
6 Kos baru
7 Malam hari
8 sakit
9 Selesai
10 Saling diam
11 Membagongkan
12 Ardi
13 mengalah
14 5 tahun kemudian
15 Kegiatan
16 Butik
17 Kael cemburu
18 Anak yang tidak mau kalah
19 Bertemu
20 mendekat
21 Panas
22 Rumah
23 Mama Tasya
24 Introspeksi
25 Pagi yang terlihat biasa kembali
26 Sarapan bersama
27 Ikut Kael
28 Sahabat lama
29 Tamu
30 permintaan maaf
31 Ardi tidak terima
32 Naomi jauh tidak terima
33 kejutan dari Kael
34 Kejutan berlanjut
35 Rumah
36 Manja dengan Bunda
37 Butik
38 Penolakan
39 rahasia antara kita
40 bukan Kael namanya
41 Jalan bertiga
42 Persetegangan
43 Menjauh
44 Tumbang
45 Pembicaraan
46 3 Hari kemudian
47 Persiapan ke luar kota
48 Malang
49 Memang nyaman
50 Perlahan orang di masa lalu
51 Bukan hanya satu
52 Pagi hari
53 Jangan ganggu Bunda!
54 Malam hari
55 Pagi hari
56 Hotel
57 Dibawah selimut yang sama
58 Makan berdua
59 Tidak sengaja
60 Saatnya bekerja
61 Klien
62 Terlalu murah
63 Menemui istri
64 Pelakor mulai beraksi
65 Aksi
66 Sadar
67 Harusnya Malu
68 Budak
69 Sidang keluarga
70 Setelah pernikahan singkat
71 Wanita Gila
72 Proses Hidup
73 Perhatian
74 Tamparan keras
75 Soal kata Maaf
76 Menemui
77 seorang anak
78 Pembelaan dari seorang suami
79 Bunda yang baik
80 Naomi
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Zora nama nya
2
luar kota
3
Esok hari
4
Rumah atau istana
5
Susu pertama
6
Kos baru
7
Malam hari
8
sakit
9
Selesai
10
Saling diam
11
Membagongkan
12
Ardi
13
mengalah
14
5 tahun kemudian
15
Kegiatan
16
Butik
17
Kael cemburu
18
Anak yang tidak mau kalah
19
Bertemu
20
mendekat
21
Panas
22
Rumah
23
Mama Tasya
24
Introspeksi
25
Pagi yang terlihat biasa kembali
26
Sarapan bersama
27
Ikut Kael
28
Sahabat lama
29
Tamu
30
permintaan maaf
31
Ardi tidak terima
32
Naomi jauh tidak terima
33
kejutan dari Kael
34
Kejutan berlanjut
35
Rumah
36
Manja dengan Bunda
37
Butik
38
Penolakan
39
rahasia antara kita
40
bukan Kael namanya
41
Jalan bertiga
42
Persetegangan
43
Menjauh
44
Tumbang
45
Pembicaraan
46
3 Hari kemudian
47
Persiapan ke luar kota
48
Malang
49
Memang nyaman
50
Perlahan orang di masa lalu
51
Bukan hanya satu
52
Pagi hari
53
Jangan ganggu Bunda!
54
Malam hari
55
Pagi hari
56
Hotel
57
Dibawah selimut yang sama
58
Makan berdua
59
Tidak sengaja
60
Saatnya bekerja
61
Klien
62
Terlalu murah
63
Menemui istri
64
Pelakor mulai beraksi
65
Aksi
66
Sadar
67
Harusnya Malu
68
Budak
69
Sidang keluarga
70
Setelah pernikahan singkat
71
Wanita Gila
72
Proses Hidup
73
Perhatian
74
Tamparan keras
75
Soal kata Maaf
76
Menemui
77
seorang anak
78
Pembelaan dari seorang suami
79
Bunda yang baik
80
Naomi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!