Sampah masyarakat yang sejati

Arjuna membuat goresan demi goresan dengan cat berwarna hitam, goresan ini membentuk sketsa unik yang berbentuk pedang Tajimalela.

Apa yang tidak di ketahui oleh Arjuna Suwarno dan Momon saling berpelukan ketika merasakan aura ganas dari setiap goresan yang di lakukan Arjuna, aura yang keluar dari goresan itu benar-benar mirip dengan pedang Tajimalela yang asli.

Seolah pada saat ini Tuan Arjuna sedang menduplikasikan pedang mengerikan itu ke dalam sebuah lukisan.

Benar-benar kemampuan yang di luar logika manusia. Namun siapa sangka ketika Arjuna hendak mengganti kuasnya dengan kuas warna, tiba-tiba Arjuna berhenti dan memandangi pedang Tajimalela yang asli dengan tatapan dalam.

"Sialan! Aku tidak bisa melanjutkannya!" Buru-buru Arjuna meletakan kuas dan palet cat itu.

Melihat hal ini jelas Suwarno dan Momong bingung, mengapa Tuan Arjuna menghentikan kegiatannya?

"Mengapa pak?" Tanya Momon dengan penasaran.

"Lihatlah goresan sketsa sampah ini? Aku tidak begitu berbakat dalam menggambar. Sebaiknya aku harus belahar menggambar melalui media yang lebih sederhana dulu." Ucap Arjuna yang tampak sangat kecewa dengan gambar sketsanya.

Suwarno dan Momon menjatuhkan rahangnya ketika mendengar apa yang di ucapkan oleh Tuan Arjuna. Gambar mistis yang memiliki aura ganas dan sama persis dengan pedang Tajimalela yang asli masih tergolomg aampab bagi Tuan Arjuna?

"His! Buang saja!" Ucap Arjuna yang langsung memberesi kuas dan paletnya. Namun masih membiarkan canvas itu tetap terbuka, bertujuan untuk menunggu kering.

"Kalian berdua segera masak! Untuk makan kita di dalam hutan!" Ucap Arjuna kepada Suwarno dan Momon.

Akhirnya Arjuna dan duo kuli memilih untuk bersantai dan makan di dalam hutan ini.

Memang kalau Arjuna merasa bosan dan gabut dia sering menuju ke dalam hutan ini. Sama seperti awal-awal cerita.

Arjuna menatap langit siapa sangka di siang haru langit sudah mendung. Arjuna menghela nafas panjang, "sepertinya sebentar lagi hujan." Batinnya.

Arjuna kemudian menyuruh duo kuli untuk berkemas dan pulang karema sebentar lagi akan hujan, tidak lupa pula Arjuna menggulung kanvas miliknya yang berisi gambar gagalnya.

Mereka menuruni gunung putri tidur dan menuju ke jalan locari lagi.

Ketika Arjuna sudah tiba di jalan locari arjuna membuang begitu saja lukisan gagalnya ke dalam tong sampah, dan langsung memasuki tokonya kembali.

Tidak terjadi apapun pada saat ini.

Siapa sangka ketika waktu menunjukan pukul 2 siang hari, terlihat truk sampah yang datang untuk mengambil sampah di sekitaran jalan locari. Tanpa basa basi truk sampah itu langsung mengangkut semua sampah yang berads di jalan locari. Kemudian truk itu melaju terus di kota malang untuk mengangkut sampah yang ada.

Siapa sangka ketika truk itu berada di jalan M.T HARYONO semilir angin berhembus kencang, hingga membuat lukisan gagal dari Arjuna terbang dan terjatuh di pinggiran jalan.

Seorang mahasiswi salah satu kampus dekat jalan M.T HARYONO itu secara tidak sengaja melihat kanvas yang terjatuh dari truk sampah dan tergeletak begitu saja di atas trotoar.

Mahasiswi itu mengambil kanvas itu dengan ekspresi penasaran. Ketika dia mengambil gulungan kanvas itu dia merasakan ada hal aneh di dalam kanvas itu. Pasalnya meskipun gulungan kanvas itu terjatuh dari truk sampah dan sudah pasti bercampur dengan sampah lainnya namun gulungan kanvas ini masih sangat bersih bahkan tidak ada debu sedikit pun yang menempel di situ.

Mahasiswi itu kemudian membuka gulungan kanvas itu. Seketika itu juga dia melihat goresan cat berwarna hitam yang membentuk sebuah sketsa pedang, wanita itu melamun seolah dia terseret ke sebuah tempat dan melihat pedang Tajimalela secara nyata.

Namun hal itu berlangsung beberapa detik saja, kemudian wanita itu langsung tersadar, "astaga! Lukisan yang sangat bagus!" Batinnya.

Meskipun dia hanyalah seorang wanita biasa, namun karena dia merasakan perasaan kagum ketika membuka gulungan kanvas itu, dia menjadi sangat yakin sekali yang menggambar sketsa pedang ini merupakan seorang seniman.

Dengan cepat wanita itu menggulung lukisan itu dan memasukannya ke dalam tasnya. Setelah itu dia secara terburu buru memasuki kampusnya sebab sebentar lagi jam pelajaran tiba.

Wanita itu bernama Widya mahasiswi teknik perikanan yang berkuliah di salah satu Universitas di malang.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, siapa sangka pada saat ini menunjukan pukul 11 malam. Terlihat Widya yang baru saja keluar dari gerbang kampusnya.

Mahasiswi pulang larut malam adalah hal yang umum di malang. Vidya terlihat sangat lelah sekali, bahkan dari cara jalannya saja membungkuk karena saking lelahnya.

Tidak lama kemudian Vidya langsung berdiri mematung dan memasang ekspresi panik ketika dia berada di gang sepi, dan melohat dua orang pemabuk yang sedang memandanginya dengan mata merah.

"Hehe, ada cewek itu john! Pasti ada uangnya ayo kita rampas!"

"Sebentar bor, kita cicipi dulu, dia lumayan cantik!"

Kedua pemabuk itu sepertinya tidak terlalu mabuk, karena masih bisa berdiri walaupun sempoyongan.

Jelas pada saat ini Vidya ketakutan ketika dia hendak di lecehkan oleh kedua pemabuk itu. Vidya hendak membalikan badannya namun naas dia malah tersandung dan terjatuh.

Membuat kedua pemauk itu menyeringai dengan seringai buas mereka.

"Ti... tidak! Menjauh dariku! Jangan dekatiku!" Teriak Vidya sambil mencob untuk berdiri namun sayang sekali, dia begitu takut hingga membuat kakinya bergetar dan kesulitan untuk berdiri.

Namun semua orang yang ada di sini tidak mengira, tiba-tiba resleting tas Vidya terbuka dan sebuah gulungan kanvas terjatuh dengan sendirinya.

Baik Vidya dan dua pemabuk itu tidak memperdulikan gulungan kanvas itu.

Namun tiba-tiba....

Wus...

Gulungan kanvas itu terbuka dengan sendirinya membawa angin-angin yang terasa seperti tebasan-tebasan pedang.

Seketika itu juga tubuh 2 pemabuk itu terpotong-potong menjadi potongan kecil-kecil.

Namun uniknya angin yang di bawa oleh lukisan itu tidak menyakiti Vidya. Vidya hanya merasakan hembusan angin biasa.

Nampak baju Vidya bersimbah darah dari dua pemabuk itu, bukan cuma baju Vidya yang bersimbah darah Namun tembok dan tanah di gang itu juga tercecer darah 2 pemabuk itu.

Vidya menatap lukisan itu dengan ekspresi horor, "akkkhhhh!!!" Vidya berteriak panik dan dia langsung bangkit dan berlari begitu saja.

Sampah ciptaan Arjuna telah menyelamatkan kehormatan wanita dan menghapus dua sampah masyarakat.

***

Waktu berjalan dengan cepat, di pagi hari ini terlihat Arjuna yang duduk di konternya sambil membaca novel berjudul, 'bukan penjual boneka biasa'

"Permisi!" Siapa sangka seorang pria paruh baya memasuki toko.

Arjuna langsung memasang ekspresi antusias, "hah?! Pelanggan?" Arjuna tidak menyangka setelah sekian purnama akhirnya ada pelanggan yang mengunjungi tokonya.

"Silahkan masuk pak..." ucap Arjuna.

Pria itu tolah-toleh sambil melongo mengamati barang-barang koleksi Arjuna, "permisi mas, apakah sampean jual dupa?"

Terpopuler

Comments

Pencuri Hati

Pencuri Hati

lanjut Thor....

2025-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Tuan Arjuna berkonsentrasi
2 Sampah masyarakat yang sejati
3 ritual penggandaan uang di Gunung Panderman
4 mencoba membongkar sindikat
5 Tuan Harsono
6 Gumilar datang
7 adu tapak yang membagongkan
8 tapak penghancur tahap keenam
9 Introgasi
10 Rumah Joglo Misterius
11 Tiba di kediaman Tuan Harsono
12 Suguhan dari Tuan Harsono
13 Taman Ghaib
14 Manusia mengerikan datang
15 Sukarelawan atau Tumbal?
16 meminta bantuan
17 Jiwa seorang Pendekar
18 Bangunnya Sinuwun Bolo Srewu
19 Monyet agresif
20 Tendangan si Arjuna
21 kejar-kejaran di bukit
22 Draft
23 Bianca
24 Kekuatan Duo Kuli
25 Pembunuhan di Desa Sumbersekar
26 Psikopat Pengambil Wajah
27 Mawar
28 Pak Man dalam bahaya
29 ketapel autolock
30 berhasil mengejar Maheswari
31 Kalahnya Maheswari Sang Psikopat Pengambil Wajah
32 tidak terduga
33 Menyelinap masuk ke dalam rumah Arjuna
34 perlu sedikit pembuktian
35 Permintaan atau permainan dari Arjuna?
36 Begawan Ontogeni dan Vincent
37 saling memandang
38 adu pusaka
39 Permainan Arjuna masih berlanjut
40 Bertemu Mawar
41 Arjuna yang sakit hati
42 alasan Arjuna menyamar menjadi manusia biasa
43 Hilang di Gunung Wilis
44 Kasus men
45 pura-pura polos
46 Tuan Wongso dan Psikopat Pengambil Wajah
47 semuanya menuju Gunung Wilis
48 peninggalan Resi Jaludoro
49 Nogotatmolo yang malang
50 sialan harta karun palsu
51 menemukan peti berisi peninggalan Resi Jaludoro
52 Ranjau Kang Darmuji
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Tuan Arjuna berkonsentrasi
2
Sampah masyarakat yang sejati
3
ritual penggandaan uang di Gunung Panderman
4
mencoba membongkar sindikat
5
Tuan Harsono
6
Gumilar datang
7
adu tapak yang membagongkan
8
tapak penghancur tahap keenam
9
Introgasi
10
Rumah Joglo Misterius
11
Tiba di kediaman Tuan Harsono
12
Suguhan dari Tuan Harsono
13
Taman Ghaib
14
Manusia mengerikan datang
15
Sukarelawan atau Tumbal?
16
meminta bantuan
17
Jiwa seorang Pendekar
18
Bangunnya Sinuwun Bolo Srewu
19
Monyet agresif
20
Tendangan si Arjuna
21
kejar-kejaran di bukit
22
Draft
23
Bianca
24
Kekuatan Duo Kuli
25
Pembunuhan di Desa Sumbersekar
26
Psikopat Pengambil Wajah
27
Mawar
28
Pak Man dalam bahaya
29
ketapel autolock
30
berhasil mengejar Maheswari
31
Kalahnya Maheswari Sang Psikopat Pengambil Wajah
32
tidak terduga
33
Menyelinap masuk ke dalam rumah Arjuna
34
perlu sedikit pembuktian
35
Permintaan atau permainan dari Arjuna?
36
Begawan Ontogeni dan Vincent
37
saling memandang
38
adu pusaka
39
Permainan Arjuna masih berlanjut
40
Bertemu Mawar
41
Arjuna yang sakit hati
42
alasan Arjuna menyamar menjadi manusia biasa
43
Hilang di Gunung Wilis
44
Kasus men
45
pura-pura polos
46
Tuan Wongso dan Psikopat Pengambil Wajah
47
semuanya menuju Gunung Wilis
48
peninggalan Resi Jaludoro
49
Nogotatmolo yang malang
50
sialan harta karun palsu
51
menemukan peti berisi peninggalan Resi Jaludoro
52
Ranjau Kang Darmuji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!