Handi adalah asisten pribadi sekaligus sopir dari Tuan Al. Handi menjemput Tuan Al di depan lobi tempat hiburan malam itu. Tadi sebelum pulang Handi sudah ditugaskan Tuan Al menyelesaikan semua administrasi di tempat hiburan malam itu. Maura masih pingsan saat Tuan Al menggendong Maura untuk di bawa ke dalam mobilnya. Asistennya Handi membantu Tuan Al membuka pintu mobil. Setelah Tuan Al memasukkan Maura ke dalam mobilnya, Tuan Al pun duduk di samping Maura. Tidak beberapa lama perjalanan menuju ke rumahnya, Tuan Al merasakan ada pergerakan pada tubuh Maura, benar tak lama kemudian, Maura membuka matanya, dia telah tersadar dari pingsannya.
Maura teringat dengan kemalangan yang menimpanya di tempat kerjanya. Maura sangat mengingat orang yang membuat dirinya kehilangan hartanya yang paling berharga sekarang duduk disampingnya. Maura kembali merasa ketakutan. Apalagi Maura tersadar kalau dia sekarang berada di dalam mobil, entah akan di bawa kemana dia.
"Tuan saya mau di bawa kemana? Tolong lepaskan saya! "
Maura kembali menjerit dan meronta di dalam mobil yang mereka naiki. Karena Maura terus menjerit dan merota, Tuan Al terpaksa mengancam Maura.
"Bila kamu terus berteriak, aku akan kembali memperkosamu lagi di sini! Apa kamu tidak malu, sekarang akan ada orang lain menyaksikan perbuatan kita?"
Maura semakin ketakutan mendapatkan ancaman seperti itu dari Tuan Al. Maura tidak bisa membayangkan, bila Tuan Al kembali memperkosanya, dan sekarang akan disaksikan orang lain. Mau tak mau Maura terpaksa diam, dia bahkan tidak berani bergerak sedikit pun.
Tuan Al tersenyum tipis, ancamannya tadi sangat ampuh pada Maura. Tidak beberapa lama, mereka pun sampai di rumah mewah milik Tuan Al.
"Turunlah! " titah Tuan Al pada Maura.
Setelah Maura turun, Tuan Al kemudian juga turun dari mobilnya. Para asisten rumah tangganya, sudah berjejer menyambut kedatangannya.
"Selamat datang Tuan Al" kata pemimpin dari para asisten rumah tangga itu.
Setelah turun dari mobil, Maura malah terdiam, dia sungguh mengagumi kemewahan dan arsitektur rumah mewah milik Tuan Al. Walaupun rumah milik orang tuanya sudah tergolong besar, tapi rumah milik Tuan Al jauh lebih besar dan mewah. Sejenak Maura melupan kemalangan yang baru saja menimpanya, karena dia begitu mengagumi rumah milik Tuan Al. Maura terlihat terdiam. Bahkan ketika Tuan Al memanggilnya, Maura juga tidak menjawab panggilannya.
"Maura.... Maura...." panggil Tuan Al beberapa kali.
Bahkan para asisten rumah tangga semuanya melihat ke arah Maura. Karena merasa jengkel Maura tetap diam saja. Tuan Al kemudian mendatangi Maura dan menjewer telinga Maura.
"Au.. sakit tuan. Kenapa tuan menjewer telinga saya? "
"Aku sudah memanggilmu beberapa kali, tapi kamu hanya diam saja. Cepat sekarang ikut denganku! "
Maura kemudian mengikuti Tuan Al, ternyata dia mengantarkan Maura ke sebuah kamar tidur.
"Hari masih malam, tidurlah dulu! " titah Tuan Al pada Maura.
Setelah mengantarkan Maura ke kamarnya. Tuan Al pergi ke ruang kerjanya.
"Entahlah, walaupun Tuan Al terlihat menakutkan, tapi kadang dia juga bisa bersikap lembut" pikir Maura.
Maura pun masuk ke dalam kamar yang di tunjukkan oleh Tuan Al.
"Kamar ini tiga kali besarnya dari kamar miliknya di rumahnya dahulu. Dan perabot di dalam kamar ini juga terlihat sangat mewah. Setelah ada adik tirinya, kamar pribadinya pun dia minta juga. Dan dirinya di pindahkan ke kamar lebih kecil. Dan ayahku hanya melihat saja tanpa banyak komentar" kata Maura dalam hati yang sedang membayangkan kehidupannya dahulu.
Maura berkeliling melihat isi kamar barunya itu. Di kamar itu Maura melihat ada sebuah lemari pakaian. Maura pun membuka lemari pakaian itu Ternyata isinya adalah kaos, kemeja, jas yang tergantung disana.
Maura mengambil satu kaos yang ada disana dan dia letakkan di tempat tidur. Maura pun masuk ke kamar mandi dan mandi di sana, karena dia merasa gerah di tubuhnya. Apalagi dia merasa aroma Tuan Al masih melekat di tubuhnya. Dia takut tidak bisa tidur bila tidak segera mandi. Maura juga mengambil satu handuk yang ada di lemari tadi.
Tanpa Maura sadari, semua kegiatan Maura di lihat oleh Tuan Al di ruang kerjanya. Karena kamar yang dia berikan adalah kamar utama miliknya. Dia berencana menjadikan Maura istri kontraknya. Tapi walaupun seperti itu, dia akan menjalankan pernikahan seperti pasangan pengantin lainnya.
Tuan Al memang memasang CCTV kecil disana, yang dia hubungkan dengan laptopnya. Yang pasti itu menjaga keamanan ruang pribadinya, selama dia tidak berada di rumah.
Dari laptopnya, Tuan Al dapat melihat Maura telah keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang terbalut handuk dari dadanya dan hanya sedikit menutupi bagian bawah Maura, rambutnya yang setengah basah masih meneteskan air. Pemandangan itu sungguh terlihat indah di pandangan Tuan Al. Hasrat Tuan Al kembali meninggi, Ingin rasanya Tuan Al segera berlari menikmati tubuh indah itu. Tapi Tuan Al hari ini, hanya bisa membayangkan di angan - angannya saja. Gairah Tuan Al semakin menggila saat melihat Maura melepas handuknya. Tuan Al kembali melihat tubuh indah Maura tanpa sehelai benang pun. Maura langsung mengenakan celana dalam dan kaos miliknya yang tadi dia letakkan di atas tempat tidur. Setelah itu Maura terlihat tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Tuan Al tidak habis pikir, mengapa Maura melepas kewaspadaannya, padahal dia tahu rumah ini milik seorang laki - laki. Setelah Tuan Al yakin Maura sudah tidur lelap dia, kemudian pergi menuju kamarnya. Disana dia melihat selimut Maura sudah tersingkap karena gerakan waktu dia tidur. Tuan Al melihat gunung kembar Maura yang terlihat karena kaos yang dipakainya sangat transparan, sehingga bisa melihat isi di dalamnya. Walaupun kaosnya sangat panjang di tubuh Maura. Tapi saat dia dalam kondisi tidur terlentang kaos yang di pakainya, sama sekali tidak menutupi tubuh bagian bawahnya itu.
Ternyata niat untuk menjamah tubuh Maura menunggu sampai esok pagi setelah dia menikah dengan Maura, tidak dapat lagi dia tahan. Hasratnya sekarang kembali meninggi melihat pemandangan indah di depan matanya. Padahal tadi ditempat kerja Maura dia sudah sudah sempat menikmati tubuh Maura, meski itu karena pengaruh dari obat. Sungguh sangat merugi melewatkan keindahan yang ada di hadapannya saat ini.
Tuan Al membuka keatas kaos yang di pakai oleh Maura. Sekarang terlihatlah dengan jelas keindahan tersebut. Sekarang Tuan Al dalam keadaan sangat sadar. Tuan Al mulai menjamah, meremas dan menghisap gunung kembar itu. Walaupun dalam kondisi tertidur, Maura mendesah saat Tuan Al menghisap miliknya itu.
"Ahhh... "
Tuan Al tersenyum, ternyata dalam tidurnya Maura bisa merasakan kenikmatan yang di buatnya. Bibir Tuan Al semakin turun ke perut langsing Maura, dia mencium disana. Tangan Tuan Al tidak tinggal diam, dia kembali meraba lembah Maura yang masih terlapisi kain berenda itu.
Maura kembali mengeluarkan desahannya, saat Tuan Al mulai meraba disana, tanpa menunggu lama Tuan Al menurunkan celana dalam milik Maura. Tuan Al meraba, menjilat dan menghisap liang indah itu. Tuan Al segera mengakhiri kegiatannya, karena dia tidak mau sampai membangunkan Maura kalau dia berbuat labih jauh lagi. Tuan Al segera pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya yang sudah naik itu. Setelahnya dia tidur disamping Maura. Esok harinya Tuan Al segera pergi dari kamar, sebelum Maura bangun dari tidurnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semoga selalu suka karyaku, di tunggu like dan komentnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments