Bab 4

Tak beberapa lama pengunjung yang dijuluki Bos Besar itupun datang. Bahkan atasan Maura sendiri yang mengantar Bos Besar itu ke kamar VIP yang tadi sudah di pesannya.

"Silahkan Tuan saya antar! "

Bos besar itu, juga mengajak teman dan beberapa rekannya. Mereka mengikuti atasan Maura yang bernama Ferdi. Sekarang mereka semua sudah masuk ke dalam ruang VIP. Di dalam kamar itu juga sudah di sediakan para wanita penghibur yang siap menemani dan menghibur mereka semua.

Maura yang ditugaskan berjaga di ruang VIP itu. Untuk pembukaannya, Maura lah yang menuang minuman ke dalam gelas untuk para tamu semuanya. Setelah menuang minuman, Maura juga mengambilkan pesanan makanan ringan yang tadi juga telah di pesan para tamu itu.

Baru kali ini Maura di suruh berjaga di ruang VIP, dia sebenarnya sangat malu saat melihat para tamu itu sudah mulai bermain - main dengan para wanita penghibur itu. Para tamu itu mencium, menjamah dan meraba tubuh para wanita penghibur itu tanpa malu - malu. Bahkan ada dari tamu itu sudah melakukan adegan semi plus - plus disana. Sebenarnya Maura sudah menduga di ruang VIP kegiatannya bakal seperti ini, tapi dia tak pernah membayangkan bakal melihat langsung adegan plus - plus itu di depan kedua matanya.

Di ruangan VIP itu, Maura hanya melihat ada satu orang yang tidak melakukan kegiatan plus - plus seperti yang lainnya. Maura mendengar orang itu, di panggil Tuan Al oleh yang lainnya. Maura menilai orang yang di panggil Tuan Al itu adalah atasan dari semua orang itu. Karena mereka tampak segan dan sangat menghormati orang yang di panggil Tuan Al itu.

"Tuan Al, kenapa anda sekali - kali tidak mencoba gadis - gadis cantik yang ada di sini? Atau anda mau, saya pesankan gadis cantik yang lain?" kata salah satu orang disana.

"Hm... "

Tuan Al yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya berdehem saja. Raut wajahnya mengatakan kalau dia sama sekali tidak berminat dengan para wanita penghibur itu.

Karena Maura merasa risih melihat banyak adegan yang merusak pandangannya. Dia memilih menjaga tamunya di depan pintu ruangan VIP itu. Maura sudah tidak tahan lagi terlalu lama melihat banyak adegan biru di depan matanya. Apalagi semakin lama, para tamu juga semakin mabuk. Tangan dan bibir nakal para tamu itu sudah lebih buas dalam mencari kepuasan di tubuh para pendampingnya. Maura takut, kalau tamu - tamu semakin mabuk, dia juga bisa kena sasaran kenakalan para tamu itu. Jadi Maura memutuskan, dia hanya berjaga di luar kamar VIP itu saja. Dia akan masuk bila ada panggilan saja, yaitu lampu di depan kamar itu menyala. Saat Maura sedang siap berjaga, tiba - tiba pintu kamar VIP itu terbuka, Maura melihat orang yang di panggil Tuan Al itu, keluar dari ruangan itu.

"Tuan anda hendak ke mana? Biar saya antar!" kata Maura.

Maura mengira orang, yang di panggil Tuan Al itu ingin pergi ke toilet, jadi dia hendak mengantarnya. Tuan Al berjalan sambil terhuyung - huyung, karena itu Maura mengira dia sedang mabuk. Ketika di ujung jalan, tiba - tiba Tuan Al menarik tangan Aluna dan memasukkan ke sebuah kamar kosong yang ada di dekat situ. Tuan Al juga membekap mulut Maura agar tidak berteriak. Sebenarnya kamar kosong yang di masukki Tuan Al di depannya bertulisan reservation. Jadi tidak akan ada siapapun yang datang, sampai pengunjung yang memesan kamar itu datang. Dan semua kamar di tempat hiburan malam itu sudah pasti kedap suara, jadi meskipun Maura berteriak keras pun tidak bakal ada yang mendengarnya.

"Tolong, badanku sangat panas! " kata Tuan Al.

Tanpa menunggu jawaban dan persetujuan dari Maura. Tuan Al sudah mencium paksa bibir Maura. Dia juga merobek baju yang di pakai Maura. Terlihatlah gunung kembar Maura. Walaupun masih tertutup bra hitam. Pemandangan itu sangat kontras dengan kulit tubuh Maura yang putih dan mulus. Melihat tubuh Maura yang sangat seksi, hasrat Tuan Al lebih menggelora, apalagi dia juga dalam pengaruh obat. Tangannya tanpa ragu - ragu melepas paksa bra yang melekat menutupi gunung kembar itu.

"Saya mohon lepaskan saya Tuan!" Maura berusaha berontak dan memelas pada Tuan Al.

Maura menangis, meronta, berusaha melindungi tubuhnya agar tangan dan bibir Tuan Al tidak semakin buas menyentuh tubuhnya.Tapi itu hanyalah harapan kosong dari Maura. Tubuh bagian atas Maura sudah terpampang jelas. Banyak tanda merah terlihat di sana. Maura masih berusaha melawan dengan sisa - sisa tenaganya. Tapi perlawanan dari Maura, membuat ego dari Tuan Al semakin tertantang. Tidak ada wanita satupun di dunia yang bisa menolaknya. Pandangan itu juga dia sama ratakan pada Maura.

Setelah puas bermain dengan tubuh bagian atas Maura, tangan Tuan Al sekarang beralih ke paha Maura dan semakin naik ke pangkal paha Maura, Maura semakin menjerit histeris saat tangan Tuan Al sudah bermain - main di bagian tubuh yang selama ini sangat dia jaga. Apalagi seragam kerja yang di pakai Maura agak pendek, mudah bagi Tuan Al melihat ke dalam balik baju itu. Tanpa menunggu lama celana dalam Maura juga sudah terlepas dari tubuhnya. Maura berusaha menutupi tubuh bagian bawahnya itu, tapi tenaganya benar - benar kalah jauh dengan yang dimiliki oleh Tuan Al. Setelah Tuan Al puas bermain dengan tangan dan bibirnya. Sekarang adalah puncak permainan dari Tuan Al. Senjata dari Tuan Al menancap bertubi - tubi pada tubuh Maura. Sedikit darah segar keluar dari tubuh Maura, dia semakin menjerit histeris, disamping merasakan rasa sakit saat senjata Tuan Al merobek paksa tubuhnya, dia juga merasakan dirinya telah sama kotornya dengan tubuh wanita penghibur yang tadi dia lihat. Maura pingsan saat Tuan Al menggagahinya yang kedua kalinya. Setelah Tuan puas beberapa kali menggagahi tubuh Maura. Dia pun berhenti, efek dari obat perangsang itu juga sudah hilang dari tubuhnya. Dia melihat Maura yang sudah tidak sadarkan diri. Ada bercak merah, masih terlihat di pangkal paha Maura. Walaupun dia dingin pada semua wanita, tapi hati nuraninya masih berkata akan bertanggung jawab terhadap Maura. Dia menelfon asisten kepercayaannya untuk membawakan satu set baju ganti untuknya dan untuk Maura. Dia menceritakan pada asistennya apa yang terjadi padanya. Tak lama kemudian asisten pribadinya datang dengan membawa pesanan dari Tuan Al. Asisten Tuan Al juga sudah membereskan masalah mungkin bisa terjadi. Karena baju Maura sudah tidak berbentuk, Tuan Al terpaksa yang menggantikan baju Maura dengan yang baru. Ada hasrat yang terpaksa dia tahan saat melihat tubuh tak tertutupi milik Maura. Tuan Al terpaksa menyentuh kembali saat dia memakaikan pakaian dalam untuk Maura, walaupun tadi dia dalam pengaruh obat, tapi perasaannya tidak menyangkal semua bagian tubuh Maura sangat menggodanya. Dada Maura yang terasa lembut saat dia tidak sengaja menyentuhnya lagi. Bahkan Tuan Al juga kembali melihat, kalau lembah kenikmatan Maura begitu sangat menggodanya. Tapi akal sehatnya masih berjalan, setidaknya dia tidak mau melakukannya lagi di tempat ini. Tuan Al akhirnya segera memakaikan baju untuk Maura yang tadi sudah dibawakan oleh asisten kepercayaannya. Setelah semua sudah dibereskan oleh asistennya. Bahkan atasan Maura yang bernama Ferdi dan pemilik tempat hiburan malam itu juga sudah di beri uang tutup mulut oleh Tuan Al. Mereka berdua akhirnya tahu, saat Tuan Al membawa Maura pergi dengan paksa. Atasan Maura, juga bisa menilai apa yang sudah terjadi pada Maura, melihat dia pingsan saat di gendong Tuan Al.

Di dalam ruangan VIP tadi, minuman milik Tuan Al ada yang sengaja memasukkan obat perangsang ke dalamnya. Tujuan mereka sebenarnya, hanya ingin mengajak Tuan Al untuk bersenang - senang dengan surga dunia. Mereka tidak tahu nasib apa yang bakal menimpa mereka karena telah berani mempermainkannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!