Maura akhirnya bisa tertidur walaupun hanya dua jam saja. Dia terbangun karena alarm di ponselnya berbunyi. Maura memasang alarmnya pukul tujuh pagi. Meskipun tubuhnya masih terasa lelah, dia tetap harus bangun, karena pukul delapan pagi nanti dia akan berangkat kuliah. Maura tidak akan membolos lagi, dia tak mau beasiswanya dicabut karena terlalu sering membolos. Motor yang dikendarai Maura sampai di depan kampusnya. Dia pun meletakkan motornya di parkiran kampus. Tidak lama kemudian Lisa yang merupakan teman sekelasnya datang diantar sopir pribadinya. Lisa sebenarnya juga teman dari Rara yang merupakan adik tiri dari Maura. Lisa selalu memata - matai Maura dan akan dia laporkan pada Rara. Maura kadang sangat heran, uang dari mana, dia dapat untuk membayar Lisa. Meskipun ayahnya memberi uang saku, itu tidak akan cukup untuk membayar Lisa. Ayahnya dulu juga memberinya uang saku dan uang kuliah. Tapi setelah keuangannya di pegang oleh ibu tirinya, uang saku dan uang kuliahnya itu tidak pernah sampai ke tangan Maura. Jadi Maura terpaksa bekerja untuk biaya kuliahnya.
Karena tidak ingin berurusan dengan Lisa. Maura segera pergi menuju kelasnya. Untunglah dalam perjalanan menuju kelasnya, dia bertemu dengan sahabatnya Lili.
"Bagaimana kesanmu kerja di tempat hiburan malam, nggak ada yang gangguin kamu kan? Apa kamu nggak ngerasa capai, kerja sampai subuh terus berangkat kuliah. Belum lagi kalau ada tugas kuliah dan harus dikumpulkan? "
"Yah mau bagaimana lagi, mau nggak mau, aku harus menjalaninya. Kamu tahu sendirikan bagaimana keadaanku"
Maura juga menceritakan pada sahabatnya tentang malapetaka yang hampir menimpanya ketika pulang dari kerja tadi.
"Wah itu sangat berbahaya, bagaimana kalau aku suruh kakakku saja yang antar jemput kerja kamu. Dia pasti nggak keberatan. Kakakku juga punya sedikit bela diri. Dia pasti bisa lindungi kamu dari preman - preman kampung itu. Kamu tahu kan kakakku ada rasa sama kamu"
"Aduh Lili itu namanya memanfaatkan perasaan orang lain. Itu dosa bisa kena karma! "
Dengan perdebatan panjang antara Maura dan Lili akhirnya Maura mau diantar jemput oleh Riyan kakak laki - laki dari sahabatnya. Tak terasa perkuliahan pun berakhir. Maura segera memasukkan buku - buku kuliahnya di dalam tasnya. Riyan
sudah menunggu Lili di depan kelas untuk pulang bersama.
"Maura aku duluan ya, nanti aku suruh kakakku jemput kamu kalau kamu berangkat kerja"
"Ya terima kasih"
Sebelum mengantar Lili pulang, Riyan sempat tersenyum dan melambaikan tangan pada Maura. Setelah Lili keluar, tak lama kemudian Maura pun keluar. Dia langsung menuju tempat parkiran motornya. Dia melihat tangki bensin motornya yang tinggal sedikit, Maura kemudian mencari pom bensin terdekat, setelah dia menemukannya Maura hendak membelokkan motornya ke pom bensin tersebut. Saat dia akan masuk, ada mobil mewah yang kebetulan ikut masuk ke dalam pom bensin tersebut.
"Tiin.. tiin... tiin.. " suara klakson mobil tersebut.
Maura sangat terkejut, mendengar suara klakson mobil di dekatnya.
"Ya ampun, apa semua orang kaya itu sombong dan tidak punya tata krama ya? Bikin orang jantungan saja !" kata Maura lirih.
Maura reflek meminggirkan motornya, bahkan dia hampir jatuh dari motornya karena hilang keseimbangan. Maura menatap tajam ke arah mobil itu dengan rasa kesal.
"Ada apa Pak Handi?"
"Maaf Tuan Al tadi ada orang yang menghalangi kita masuk kita ke pengisian bahan bakar" kata sopir yang bernama Handi.
Orang yang di panggil Tuan Al, sempat melihat ke arah Maura dengan raut wajah Maura yang terlihat kesal. Setelah mengisi bahan bakar, mobil mewah itu kembali melewati Maura yang masih terlihat kesal.
Setelah mengisi tangki bensinnya, Maura langsung menuju tempat kostnya. Karena Maura tadi sempat menahan motornya secara tiba - tiba karena kehilangan keseimbangan. Kaki Maura sekarang agak terasa sakit, apalagi saat memasuki gang untuk menuntun sepedanya. Sampai di tempat kosnya, Maura mengompres kakinya yang masih terasa sakit. Untunglah nyeri di kakinya berangsur sembuh, setelah dia kompres. Sambil tiduran di tempat tidurnya dia membaca materi kuliah tadi pagi. Tak terasa matanya terpejam. Dia terbangun karena ponselnya berdering.
"Maura kamu berangkat kuliah jam berapa? Biar kakakku bersiap menjemputmu!"
Ternyata Lili yang menghubungi Maura.
"Ya sebentar lagi, aku bersiap - siap sekarang"
Tak berapa lama kakaknya Lili sudah bersiap di ujung gang tempat kost Maura. Setelah Riyan sampai, tak lama kemudian Maura pun datang. Mereka langsung berboncengan menuju tempat kerja Maura. Tidak beberapa lama sampailah mereka berdua di tempat kerja Maura.
"Terima kasih kak"
"Sama - sama. Kamu hati - hati dalam bekerja. Kalau aku belum jemput, kamu tunggu aku ya! "
"Iya kak"
Setelah Maura masuk ke tempat kerjanya. Riyan pun balik ke rumahnya.
Tak terasa sudah dua Minggu, Maura bekerja di tempat kerjanya yang baru. Riyan pun selalu siap sedia mengantar jemput Maura. Tibalah sekarang hari Sabtu. Seperti tempat hiburan lainnya, tiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur, tempat kerja Maura juga lebih ramai pengunjungnya dari pada hari lainnya. Pukul tujuh malam, pengunjung sudah mulai banyak berdatangan. Maura dan pelayan lain yang bekerja tempat itu, bahkan juga sudah mulai sibuk bekerja dari mulai sore hari.
Semakin malam, pengunjung semakin banyak yang berdatangan.
Saat Maura sedang sibuk mengantar pesanan makanan dan minuman pada para pengunjung, ada seseorang yang memanggilnya.
"Wah ternyata kakakku yang cantik, keluar dari rumah hanya untuk bekerja di tempat hiburan malam ya!"
"Apakah kakakmu hanya bekerja sebagai pelayan saja di tempat hiburan ini, atau dia juga memiliki kerja lainnya ya Rara? "
Ternyata itu adalah adik tirinya Rara dengan temannya Lisa. Beberapa hari yang lalu Lisa memergoki Maura berboncengan motor bersama Riyan ketika Maura berangkat kerja. Lisa kemudian mengikuti Maura dan Riyan. Lisa akhirnya tahu kalau Maura bekerja di tempat hiburan malam, dia kemudian melaporkannya pada Rara. Hari ini mereka berdua datang, sengaja ingin mempermalukan dan ingin mencari gara - gara dengan Maura.
Setelah mengantar pesanan makanan dan minuman Maura bergegas pergi dari hadapan Rara dan Lisa. Maura tidak memasukkan dalam hati semua perkataan Rara dan Lisa. Dia jauh - jauh hari sudah mempersiapkan mentalnya, jika suatu hari adiknya atau yang lainnya bakal mengetahui dimana dia bekerja. Untunglah saat Rara dan Lisa sengaja mencari gara - gara dengannya, Maura di panggil oleh atasannya. Jadi dia bisa segera pergi dari hadapan Rara dan Lisa.
"Maura sebentar lagi, ada bos besar bersama rekan - rekannya akan datang. Dia sudah memesan kamar VIP nomor lima, aku menugaskanmu nanti berjaga di kamar itu. Sekarang kamu siapkan dulu semua pesanan ini, dan letakkan di kamar VIP nomor lima. Jadi ketika dia datang, semua pesanannya sudah siap di kamarnya!"
"Baik pak akan segera saya kerjakan! " jawab Maura.
Maura pun segera menyiapkan semua pesanan tamu VIP itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments