Malam terakhir berada di perbatasan perairan Indonesia-Malaysia. Nampak dua orang prajurit duduk di sebuah bangku sambil berjaga di mercusuar Pulau Sebatik yang menikmati masa akhir tugas sebelum besok mereka serah terima penjagaan dengan anggota lain, dan secepatnya mereka bisa menikmati family time. Waktu yang sangat dinantikan oleh semua prajurit yang telah berjuang dalam tugas negara.
“ Yes, 14 hari...” teriak Yoseph sambil mengepalkan tangan tanda kebebasan.
“ Biasa aja kalee” Akbar menanggapi dengan ekspresi datar.
“ Abang gak seneng dapet cuti 14 hari?”
Akbar mengangkat bahunya, “ciye...yang mau kopdar sama soulmate” goda Akbar menyenggol bahu Yoseph.
Yoseph mencium sebuah foto wanita cantik lalu menempelkan di dadanya, membayangkan indah pertemuan setelah 8 bulan tak bersua.
“ Gak akan cukup kalo cuma dicium tuh foto” Akbar terkekeh.
“ Emang abang gak kangen sama cewek abang?”
Akbar menjawab dengan mengangkat alisnya, lalu ia melanjutkan gambar sketsanya sambil bersenandung lagu right here waiting milik Richard Marx.
“ Siapa dia bang?” melirik pada sebuah sketsa perempuan berkerudung .
Gambar seorang perempuan berhijab yang selalu membelakangi subjek, selalu dan selalu itu yang digambarkan Akbar.
“ Kenapa abang cuma gambar perempuan yang selalu membelakangi abang?,hm... dia bukan sundel bolong kan?” Yoseph terkekeh.
Tik,
Tiba-tiba saja dahi Yoseph mendapatkan belaian pensil yang sedang dipegang Akbar.
“Auwww...” Yoseph nyengir sambil mengusap jidatnya.
“ Enak aja, dia itu wanita yang membuatku berdebar pada pandangan pertama dan jatuh cinta dipertemuan selanjutnya”
“ Ya...kali aja si hantu laut* dapetnya sundel bolong! Yoseph terbahak.
*Hantu laut adalah sebutan bagi tentara marinir.
“ Kau tengok lah bang, ini...ini...dan ini” Yoseph mengarahkan telunjuknya pada beberapa sketsa yang dibuat Akbar. “ Semuanya cuma bagian punggung cewek bang! Hih...” Yoseph sambil bergidikan membayangkan jika itu benar-benar sundel bolong.
Akbar hanya memberikan jawaban dengan senyum santainya, tanpa kata-kata. Hingga Yoseph tak sabar untuk meruntuhkan benteng rahasia hati seorang Syaiful Akbar.
Akbar menarik kedua ujung bibir membentuk senyuman yang sangat menawan dan penuh kharisma.
“ Siapa perempuan itu bang? “ telisik Yoseph semakin penasaran.
“Hm...” Akbar menghela nafas sejenak, lalu membuangnya perlahan. Seperti sesak rasanya untuk menceritakan kenangan pahit kisah asmaranya. Namun diam pun tak kan membantunya terhindar dari interogasinya Yoseph. Apalagi Yoseph tipikal orang yang tak gampang menyerah untuk mencari tahu tentang sesuatu.
" Ayolah bang, ceritakan padaku" Ujar Yoseph sambil meyakinkan bahwa kali ini ia benar-benar penasaran. Sorot mata Yoseph yang memberikan penjaminan bahwa ia bisa bertanggungjawab untuk dapat dipercaya.
" Bang..." Yoseph mencoba meyakinkan sekali lagi dengan nada sedikit lembut dan dengan tempo diperhalus tak seperti orang Ambon pada umumnya.
Akbar meletakkan pensil yang ia gunakan untuk menggambar, lalu ia memejamkan matanya sambil tersenyum membayangkan wajah ayu yang selama ini ia rindukan. Membayangkan seorang wanita berhijab itu berada di ujung laut yang berlari mendekat padanya.
Kemudian gadis ayu itu berjalan berputar mengelilingi tubuhnya, meski tak menyentuh Akbar namun kehadirannya benar-benar terasa.
Dengan senyum yang mengembang di bibir Akbar, ia mengawali ceritanya dengan mata tetap terpejam.
“ Dia adalah perempuan yang selalu menungguku, menjadi teristimewa dengan jalan rahasia yang tak berujung”
“ Maksud abang...” Yoseph menggerakan kedua bola matanya semakin bingung.
Kata-kata yang dilontarkan Yoseph kali ini membuat khayalannya terhenti, dan memaksa Akbar membuka matanya.
“Ya, dia perempuan yang selalu ingin ku temui setiap pulang ke Semarang”.
“ Maksud abang, kau belum pernah ketemu sama dia meski tinggal di kota yang sama?”
Akbar mengangguk, lalu meletakkan pensil sebagai tanda sketsanya sudah selesai.
“ Apa susahnya bang, tinggal datengin rumahnya, ajak jalan, trus dilamar, bereskan!”.
Akbar tak menanggapi ocehan Yoseph kali ini. Nyatanya tak sesimpel yang Yoseph katakan.
“ Aku yakin bang, dengan tampang abang yang rupawan ditambah seragam ini buat abang makin gagah dan siapapun calon mertuanya gak bakal nolak lamaran kau bang”
Pernyataan Yoseph yang panjang lebar seperti itupun hanya dijawab Akbar dengan mengangkat bahu dan tangannya.
Yoseph mendekat dan dilihatnya sketsa itu sekali lagi, tertulis sebuah nama di pojok kanan bagian bawah.
“ M-A-R-Y-A-M T-A-B-E-E-N-A” Yoseph mengejanya.
Seorang gadis manis berhijab yang bernama Maryam Tabeena-lah yang mampu mengisi hari-hari seorang Saiful Akbar, yang hingga saat ini belum ia ketahui keberadaannya.
Meski rumah mereka hanya berjarak kurang dari 1 km, dan bisa ditempuh dalam waktu 20 menit saja. Namun takdir belum menampakkan hilalnya, jarak dan masa mengajak mereka untuk menikmati tiap bait penantiannya hingga akhirnya berujung pada sebuah alinea manis berupa pertemuan.
“ Aku makin penasaran dengan paras gadis sundel bolong kau itu bang” ledek Yoseph yang kental logat Maluku-nya.
Buk,
Sebuah gulungan kertas sketsa mendarat di bibir Yoseph.
“ Sekali lagi kamu bilang sundel bolong, aku sumpahin biar kamu ketemu beneran!”
“ Amit-amit” Yoseph mengetuk jidat dan meja yang ada didekatnya bergantian berulang-ulang, “ abang ketemu di mana sih sama tu cewe?”
“ Dia adik kelasku waktu SMU”
“ Oh, gita cinta SMU ceritanya, macam Galih dan Ratna yang suka mojok di kantin sekolah!”
“ Kami beda sekolah, kita jadi dekat saat kami mewakili sekolah jadi duta dalam kegiatan raimuna daerah. Terakhir ketemu di kegiatan perkemahan jambore, waktu itu aku sudah lulus SMU dan dia kelas 3 akhir kelulusan. Tepat sebulan sebelum aku mengikuti pendidikanku di Surabaya”
“Trus, dia gak tau perasaan abang? Gak tau Abang jadi marinir?”
“Tahu, dia sangat tahu”, Akbar beranjak dari tempat duduk lalu berjalan menuju sudut bangunan mercusuar dan menyandarkan punggungnya.
Dilipat kedua tangannya bersilang.
“ Teruuuus...” sela Yoseph.
“ Setelah pendidikanku selesai dan ikatan dinas di Cilandak, aku mengunjungi rumahnya. Niat hati mau bikin surprise, eh aku yang dibikin terkaget-kaget. Ku kira itu menjadi jalan indah pertemuanku dengan Beena”
“ Dia udah punya pacar?” Yoseph berjalan mendekati Akbar. Akbar menggeleng,
“aku gak ketemu Beena karena ia ternyata kuliah di Bandung”.
“ Abang gak minta nomor telpon atau tempat kostnya gitu?”
“ Aku ketemu bapaknya, dan beliau gak mau kasih nomor HP-nya dengan alasan biar Beena fokus dengan kuliahnya”
“ Abang ditolak bapaknya?”
“ Gak juga, beliau itu orang yang ramah bahkan banyak memberiku support termasuk saat aku menyampaikan keseriusanku pada anak gadisnya. Bapaknya berpesan agar aku datang lagi saat Beena sudah selesai kuliah”.
“ Terus...terus...” Yoseph makin penasaran.
“ Tiga tahun setelah kunjungan pertamaku ke rumah Beena, tepatnya setelah aku tugas di Papua. Aku mampir ke rumahnya, bahkan aku masih memakai PDL lengkap”.
“ Abang ketemu?”
Akbar menggeleng dan teringat peristiwa kala itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
ᴏᴋᴋʏʀᴀ ᴅʜɪᴛᴏᴍᴀ
ah lagu kesukaanku, mengingatkanku waktu LDR sama mantan yg lagi tugas di Sudan 🤣
2023-08-20
0
Sonic Net
Berasa jadi tentara gue
2022-03-12
0
Nova Nurul Chotimah
bgus crta nya
2021-08-10
1