"Dia ada, ingin dilihat, ingin diakui. Namun tidak teranggap".
- Sandra
______________________________________________
Sandra merebahkan tubuhnya diatas kasur, punggungnya terasa pegal dan kram karena seharian duduk di mobil, harusnya ini tidak terjadi padanya. Hatinya terasa sakit ketika kembali mengingat kejadian tadi sore. Kekasihnya, Helmi terlihat berduaan dengan gadis lain. Belakangan ini baru diketahui bahwa Helmi selalu berbohong kepadanya. Perihal ikut tim pendakian ke gunung, namun ternyata asik jalan dengan gadis lain.
Dipandangi langit-langit kamar dengan wajah sendu, terlihat beberapa gantungan burung-burung kertas mulai kusam karena sudah terlalu lama di sana. Burung-burung itu Dibuat kan ayahnya saat dia masih sekolah dasar. Begitu lama bukan, jelas waktu sangat berperan dalam menghancurkan segalanya.
Suara ketukan terdengar dari jendela samping kamarnya. Jendela itu langsung menghadap ke kebun belakang rumah yang banyak ditumbuhi pohon nangka. Entah kenapa ayah begitu suka dengan buah nangka, sampai-sampai dia menanam sendiri pohonnya di belakang rumah.
Suara itu terus terdengar membuat Sandra terusik ingin melihat. Hatinya sedang patah ditambah dengan suara pengacau dari luar membuat dia jadi marah. Dibukakan jendela itu sambil melihat ke kiri dan ke kanan, tidak ada siapa-siapa.
Sandra memilih menutup jendela, sesaat akan menutup, sebuah lemparan tepat mengenai kaca jendelanya. Jika saja dia tidak hati-hati, bisa saja itu mengenai wajahnya.
"Woyyyy, kurang kerjaan apa"
Teriak gadis berambut pendek itu dengan suara yang menggelegar. Sesaat kemudian udara mulai dingin, namun bukan dingin yang seperti biasanya. Tiba-tiba tercium bau busuk yang begitu menusuk hidung, rasanya sandra ingin muntah hebat.
Tiba-tiba saja, terdengar suara cekikikan dari atas pohon nangka, sebuah bayangan hitam besar tampak bergelantungan pada sebuah batang pohon. Tubuhnya penuh bulu, aura ya begitu kuat, namun terkadang terasa lemah. Dia terus saja tertawa melihat Sandra yang muntah-muntah. Sepertinya memang dia yang dari tadi mengusili Sandra.
Sandra dari awal sudah yakin, jika itu bukan ulah manusia, namun karena hatinya sedang tidak beres, makanya dia tidak akan membuat urusan dengan 'mereka'. Pintu jendela kembali ditutup hingga menimbulkan suara keras. Ditariknya tirai kain sehingga luar rumah tidak tampak lagi lewat jendela. Sandra tertawa senang karena berhasil mengacaukan setan nangka itu.
*****
Di sebuah batang pohon yang hampir patah, duduk seorang bocah kecil berbadan gempal. Tubuhnya penuh belatung yang lalu-lalang masuk lewat beberapa lubang di perutnya. Baunya begitu menyengat.
Oya.. Dia bukan manusia. harusnya tadi bukan 'seorang bocah', tapi 'sehantu bocah' kali ya?
Sesekali terlihat bocah itu bermain dengan belatung di tubuhnya. Diambil mereka satu persatu dengan kuku jari yang panjang, kemudian diletakkan di atas batang kayu tempat dia duduk, sambil melihat belatung-belatung itu mulai melata dan melompat kembali ke tubuhnya, lalu masuk ke lubang-lubang kecil yang sudah mengeluarkan cairan hijau.
Dari arah timur, terdengar suara tangisan yang begitu menyayat. Dia tau jika ini tangisannya si genderowo.
"huhuhuuh... Neng Sandra jahat"
Ujar si genderowo dengan wajah datar.
Medengar hal itu, bocah hantu tadi langsung menghampiri genderowo. Sekedip mata, bocah itu sudah berdiri di samping genderowo.
"ada apa wo, manusia itu lagi"
Tanya bocah hantu dengan suara yang mirip kakek-kakek, berbeda jauh dengan bentuk tubuhnya yang masih anak-anak.
"huhuhuh''
" udahlah wo, masih ada si noni kan. Lagian masa hantu sukanya sama manusia"
Ujar hantu kecil itu sambil bergelantungan seperti monyet.
'"dasar bodoh, banyak kok setan suka manusia, tuh kayak si kunti''
Genderowo ingat tentang si kunti yang suka sekali menghampiri beberapa anak muda yang sedang ngojek tengah malam.
'' si kunti itu kan pikun, dia pikir kalau dia itu masih hidup, makanya tak samperin manusia"
Ujar bocah itu dengan suara yang berubah ubah.
"hohh bener juga"
"ehh tunggu, itu siapa?"
Tanya bocah hantu itu sambil melihat ke arah pohon nangka yang lain, terlihat di sana seperti ada seseorang yang sedang tertidur.
"lah bocah, itu kan si Dre"
Kata genderowo kemudian langsung menghilang.
"ohh ya ya, maklum gelap"
Ujar bocah kemudian kembali ke tempatnya semula.
_
_
_
_
_
_
_
Hai semua, ini karyaku yang ke tiga setelah Dandelion dan 4 serangkai. Mari saling dukung agar aku lebih semangat lagi menulisnya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Nia Sunsta
cumunguutt💪💪💪. salam dari "SURAT untuk TUHAN"
2021-01-12
0
ARSY ALFAZZA
like like
2021-01-01
0
Riz Ky
semangat Thor 🥰✨
2021-01-01
0