Kilas balik, dibalik hancurnya keluargaku...
"Ayolah sayang mari kita kejutkan ayahmu di kantornya," kata ibuku sambil memasang sabuk pengaman di kursi belakang
"Kita mau bertemu ayah?" Aku berkata memegang boneka Teddy yang diberikan ayah waktu ulang tahunku minggu lalu
"Ya, sayangg.."
Perjalanan menuju ke kantor ayahku tidak jauh dari rumah, tapi kami selalu mampir ke toko roti untuk membawakan kue cupcake vanilla favorit ayahku dengan taburan ekstra dan krim kocok. Ibu melepaskan sabukku dan memegang tanganku dan berjalan melalui lobi, kami selalu menyapa pegawai wanitanya, Tangan ibu mencengkeram tangan kecilku dengan erat, aku berteriak kesakitan tapi dia tidak memperhatikanku saat dia berjalan cepat menuju lift menuju lantai 12 kantor CEO.
Ada suara-suara aneh yang datang dari kantor ayahku. Terdengar seperti suara seorang wanita yang sedang menangis. Aku menatap ibuku. Dia sangat marah, beberapa air mata jatuh di wajahnya, dia menatapku dan tersenyum lemah.
"Sayang, tetap di sini, ibu mau bicara dengan ayahmu sebentar"
"Tapi bagaimana dengan kue cupcakenya ibu?"
"Nanti kita memakannya sama-sama di rumah," katanya, ibuku berjalan ke pintu dengan kedua tangan mengepal. Dia mendorong pintu hingga terbuka, aku mendengar teriakan seorang wanita.
"Sayang, apa yang kau lakukan di sini?" Ayahku berkata.
"Apa-apaan kau ?!" teriak ibuku. Aku mendengar pecahan kaca di lantai.
"Aku bisa menjelaskan semuanya," Ayahku berkata saat itulah aku mulai berjalan menuju kantor dan melihat seorang wanita berbaju merah seperti yang ada di lobi di belakang meja tanpa pakaian dan ayahku tidak mengenakan celana atau kemeja apapun, wajah semua orang ke arahku.
"Hei, anakku," kata ayahku berjalan ke arahku, tapi ibuku dengan cepat menarikku pergi. Boneka ku jatuh di lantai.
"boneka ku" aku menangis.
"Tidak apa-apa kita bisa membeli yang baru lagi sayang" katanya berjalan keluar pintu kemudian ayahku mencoba meraih lengannya tapi ditepis ibuku.
"Kalau kau menyentuhku aku akan memanggil polisi. Kami mau berangkat hari ini ke Dumai, selamat tinggal selamanya," katanya sambil berjalan ke lift, hal terakhir yang kulihat sebelum pintu lift tertutup adalah wajah ayahku yang menangis saat dia turun ke lantai. lututnya dan tangannya menutupi wajahnya.
Akhir dari kilas balik..
"Sayang, aku bisa jelaskan semuanya," kata Ricky sambil mengangkat tangannya, Susan duduk di sana berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang dengan seprai sutra Ricky sambil menangis.
"Kenapa harus dengan sepupuku sendiri! Penjahat!" Aku berteriak meninju sekuat tenaga.
"Yah, aku laki-laki dan kami memiliki kebutuhan. Kau bilang kau tidak ingin kesucianmu hilang sebelum menikah dan aku tidak bisa menunggu selama itu kita sudah bersama selama hampir lima tahun dan aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi , jadi sepupumu yang mendatangiku dan kami tiba-tiba...." katanya sampai tinjuku memukul wajahnya dan itu membuatku merasa lebih baik, syukurlah ibuku menyuruhku mengambil ekskul tinju saat aku masih sekolah. Aku melirik tubuh tak berbusananya yang tak sadarkan diri di lantai lalu pada Susan yang masih menangis di tempat tidur, aku berlari menuruni tangga menuju dapur, mengambil pisau, bensin, dan korek api dan berjalan ke luar. Aku meratakan semua ban mobilnya menumpahkan bensin ke mobilnya yang sangat mahal, Ricky berlari ke luar hanya mengenakan celana piyama, rambut hitam legamnya jatuh di wajahnya. Aku tahu pasti matanya akan menghitam karena tinjuku barudan dan dia layak mendapatkanya.
Aku menyalakan korek api dan matanya semakin lebar "Tolong Isabel. Mari kita bicarakan ini!"
"Aku sudah selesai bicara. Saatnya untuk bertindak," kataku sambil melemparkan korek api ke mobilnya, yang indah itu. Aku berlari cepat ke sebuah kedai sambil menelepon Jeni.
"Halo," katanya dengan suara lucu aku tidak bisa menahan air mata lagi jadi aku mulai menangis aku benar-benar benci menangis karena itu akan menunjukkan sisi kelemahanmu.
"Ya ampun Bela? Ada apa?" lanjutnya. Hanya butuh tiga kata.
"Kau benar"
"Kau dimana?" dia bertanya
"di sebuah kedai beberapa blok di dekat rumah Ricky"
"Ok otewe," katanya menutup telepon ketika aku menunggu kedatangannya di kedai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Neng Yee
haa. bakar mobil nya..
klo aq muka cwe nya ku ulekin sambel ekstra pedas biar tau rasa pelakor2 it
2020-06-10
1
Niiena Ismntoha Mamae Mirza
keren, mang pantes laki selingkuh d kasih pelajaran
2020-03-10
6
ningsih
.
2020-03-07
0