Waktu begitu cepat berlalu, Hari pun berganti bulan, kini Rama sudah lebih baik dari hari hari sebelumnya. Ia sudah kembali bekerja dan juga sudah pulang ke kediaman orang tuanya. Namun dia bukan lagi seperti Rama yang dulu, Rama yang sekarang sudah lebih cuek tentang hubungan percintaan. Ia trauma akibat kejadian yang menimpanya dulu. Rama juga menjadi pemarah, Ia tidak segan segan memarahi bahkan sampai memecat karyawannya apabila melakukan kesalahan.
Sore hari sekitar pukul 17.00 Rama keluar dari perusahaan miliknya bersama Nanda yang disampingnya. Mereka langsung menuju tempat parkir khusus CEO. Sesampainya di parkiran Nanda langsung mengambil alih kursi kemudi dan Rama duduk di sampingnya. Nanda pun langsung melaju kan mobil membelah jalan ibukota.
Di dalam mobil Rama dan Nanda berbicara santai, namun pada jam kerja mereka berbincang layaknya Bos dan Asisten.
"Bro, Lo nggak ada niatan buat cari pacar gitu?" Tanya Nanda memecahkan keheningan di antara keduanya.
"Gua belum siap buat patah hati lagi Nda" Jawab Rama tanpa mengalihkan pandangan ponsel miliknya.
"Trus gimana kalo Lo langsung nikah aja?" Ledek Nanda
"Lo gila ya?!" Jawab Nanda membelalakkan matanya. "Pacar aja gak punya, gimana mau nikah".
"Ya siapa tau kan Lo deket sama seseorang, tapi gak mau ngasih tau sama gua". Tutur Nanda yang fokus menyetir.
"Gini ya Nda, sejak kapan sih gua kalo ada apa apa gak ngasih tau sama Lo, mulai dari hal kecil sampai masalah terbesar yang gua alami pasti gua cerita sama Lo Nda" Ucap Rama menatap sahabatnya itu.
"Oh ya, Gimana hubungan Lo sama si catering? Tanya Rama
"Catering siapa?" Nanda bertanya kepada Rama, karena tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Rama.
"Cewe yang kemaren Lo dekatin" Jelas Rama
"Oh Riri. Namanya Arindi panggilannya Riri" Jawab Nanda
"Gimana hubungan Lo sama dia? apa ada perkembangan? Atau udah jadian?" Rama menerka nerka
"Gimana ya cara jelasinnya, semenjak Lo jarang ke perusahaan kan kerjaan gua jadi dua kali lipat dari biasanya bahkan sampai lembur di kantor. Waktu itu gua rencananya mau ngelamar dia langsung kerumahnya, trus dia ngasih tau ke Ibunya kalo gua mau ngelamar dia malam itu. Gak taunya di perusahaan lagi ada masalah, otomatis gua lembur trus lupa kalo ada janji sama Riri. Ke esokan hari nya gua kerumah Riri minta maaf sama dia, Ibunya bahkan Adiknya. Mungkin karena udah terlanjur kecewa akhirnya hubungan gua sama Riri makin jauh kayak sekarang" Jelas Nanda panjang lebar, raut wajah Nanda terlihat sedih menceritakan kembali kejadian itu.
"Yang sabar ya Bro, pasti diganti yang lebih baik lagi" Ucap Rama menepuk pundak Nanda.
Tanpa disadari Mereka sudah sampai di depan kediaman keluarga Anton Wijaya, Nanda pun memarkirkan mobil di garasi.
Rama dan Nanda langsung masuk ke rumah mewah itu. Di ruang tengah langkah mereka terhenti melihat Anton dan Shinta tengah duduk menonton Televisi.
Rama: "Sore Ma, Pa".
Nanda: "Sore Om, Tante".
Anton&Shinta: "Sore Rama, Nanda".
Shinta: "Eh kalian berdua baru pulang?".
Nanda: "Iya Tente baru nyampe nih, soalnya di jalan tadi macet banget".
Rama: "Ma, Pa. Rama naik dulu ya, capek mau istirahat" ucap Rama pamit pada kedua orang tuanya. Dengan langkah gontai Rama menaiki satu per satu anak tangga.
Shinta dan Anton hanya bisa bersabar melihat sifat dingin Putra semata wayangnya itu.
Nanda: "Kalo gitu Nanda juga mau ke kamar dulu ya Om, Tante".
Shinta: "Ya udah sana kamu istirahat, jangan lupa mandi, udah bauk tuh. Oh iya, jangan lupa jam 7 nanti kita makan malam bersama ya". Canda Shinta
Nanda: "Iya Tante Shinta yang cantik" Ucap Nanda membalas candaan Shinta. Nanda pun berjalan menaiki anak tangga menyusul Rama yang sudah dulu ke kamar di lantai 2.
Jam 19.05 tampak Bi Surti dan Shinta menata makan malam di atas meja ruang makan.
"Pa, makan malam nya udah siap nih" suara Shinta terdengar memanggil suaminya yang tengah menonton Tv.
"Iya Ma" Jawab Anton
Anton dan Shinta pun sudah duduk di kursi dan bersiap siap untuk makan malam, namun Rama dan Nanda tak kunjung keluar dari kamar mereka.
"Bi Surti" Panggil Shinta
"Iya Nyonya?" Bi Surti pun menghampiri Shinta
"Bi, Tolong panggilkan Rama dan Nanda di kamarnya buat makan malam".
"Baik Nyonya"
Belum sempat Bi Surti menaiki tangga, terlihat Rama dan Nanda dari kejauhan.
"Den Rama, Den Nanda udah ditungguin Nyonya sama Tuan di meja makan" Ucap Bi Surti
"Iya Bi"
Hanya Nanda yang menjawab, sedangkan Rama hanya berlalu begitu saja menuju ruang makan.
Suasana makan malam itu terasa sunyi, hanya dentingan piring dan sendok yang saling bertautan. Tiba tiba Shinta berbicara memecahkan kesunyian diantara mereka.
"Rama, Kamu belum ada niat untuk membuka hati untuk wanita lain?" Tanya Shinta
"Mama apa apaan sih, Rama bosan dengar pertanyaan itu! Hampir setiap hari Rama dengar pertanyaan itu dari orang yang sama. Rama belum siap Ma buat patah hati lagi Ma, Rama belum siap menoreh luka baru di hati Rama, sedangkan luka lama belum sepenuhnya pulih". Jawab Rama tegas, lalu meminum air dan menyelesaikan makan malamnya karena sudah tidak mood lagi. Kemudian berlari menuju kamar.
"Udahlah Ma, jangan di paksa terus. Yang ada nanti Rama semakin jauh dengan kita dan semakin tidak nurut lagi dengan kita" Ujar Anton menengahi.
Selesainya makan malam Nanda pun pamit dengan Anton dan Shinta untuk kembali ke Apartemen nya.
***
Malam ini di ruang keluarga di rumah yang sederhana milik orang tua Riri, tampak Bu Marni, Riri, dan Ridho tengah berkumpul di ruang keluarga. Terlihat Riri dan Ibunya tampak asyik melihat album foto lama, sementara itu Ridho tengah mengerjakan tugas kuliahnya.
"Dek dek, kamu lihat nih foto kamu waktu kecil. Kok ganteng banget sih gak kayak sekarang" Ujar Riri sambil memperlihatkan foto itu ke adiknya.
"Mana sih kak?" Ridho beranjak dari tempat duduknya mendekati Riri.
"Ini loh" memberikan foto itu kepada Ridho.
"Lah iya iya, tapi sekarang kan gak kalah ganteng kan???" Ucap Ridho bergaya didepan kakak dan ibunya. "Sekarang malah mirip sama artis artis Korea, siapa tuh namanya yang di iklan Mie Sedap?" Tanya Ridho
"Choi Siwon maksud kamu?" Tanya Riri
"Nah itu kak, Iya kan Bu?" Tanya Ridho lagi pada ibunya
"Iya dong pasti, anak anak ibu kan udah pasti ganteng dan cantik" Ucap Bu Marni tersenyum melihat tingkah anak anaknya itu.
"Bu, Kalo yang ini siapa?" Tanya Riri menunjukkan sebuah foto yang sudah terlihat lusuh kepada ibunya.
"Oh ini ya, Ini Ayah kamu waktu masih muda" Ucap bu Marni menatap dalam foto yang Ia pegang. Terlihat perasaan rindu kepada sosok yang di foto.
"Trus yang di sebelah Ayah itu siapa Bu?" Tanya Riri kepada ibunya, karena ia merasa familiar dengan sosok itu.
"Kalo yang ini namanya Om Anton Wijaya. Dulu waktu Ayah kalian bekerja di perusahaannya Om Anton, Ayah kalian termasuk tangan kanannya Om Anton. Ya bisa dibilang Ayah kalian termasuk salah satu orang kepercayaan Om Anton dalam hal mengurus perusahaan. Tapi sekarang kayaknya Om Anton udah pensiun dari jabatannya sebagai CEO Wijaya Group, trus digantiin sama anaknya" jelas Bu Marni.
Mendengar penjelasan dari ibunya, Riri terbelalak dengan rasa tak percaya dengan fakta yang tersebut.
...----------------...
Hai Readers!!! Terimakasih buat yang udah setia baca karya Author yang pertama, Jangan Lupa di Like, komen dan Sarannya ya Biar Author makin semangat 😘😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Naoki Miki
Lima like untukmu kak🤗 smngatt😍
2020-11-04
0
Umi suyanto
mulai kelihatan benang merah nya
2020-11-01
0
ARSY ALFAZZA
👍
2020-10-31
0