Dua bulan telah berlalu setelah Anton Wijaya membatalkan pertunangan anak nya Rama Akbar Wijaya dengan Nindya Alexandra. Selama itu pula kehidupan seorang Rama berubah 180 derajat. Pria tampan yang dulunya terkenal dengan keramahan dan kelembutan hatinya semenjak malam itu Ia menjadi pria dingin, sering marah marah, dan sering pergi ke tempat hiburan malam hanya sekedar untuk mencari kesenangan dengan cara mabuk mabukan, dan mempermainkan perempuan.
Sementara itu, Nindya Alexandra sudah menikah dengan pria kebangsaan Belanda dan tinggal di sana bersama suaminya. Nindya dan Louis menikah sekitar 1 bulan yang lalu di Belanda, pernikahan tersebut merupakan hasil perjodohan antara orang tua mereka. Ayah Louis merupakan salah satu rekan bisnis Jaka yang ada di negara tersebut.
Lalu bagaimana dengan Riri dan Nanda? tentu mereka berdua semakin dekat. Saat mengantar kan Riri pulang kerumahnya malam itu, Nanda menyatakan perasaan suka nya kepada Riri. Namun, Riri tidak memberi jawaban 'ya' atau 'tidak'. Sejak saat itu Nanda semakin sering mengunjungi Riri ke tempat kerjanya, mengajak Riri jalan jalan di setiap hari libur bahkan Nanda sudah dekat dengan Ibu dan adik Riri.
***
Di kediaman Anton Wijaya
"Pa, Mama khawatir sama Rama kalau dia terus terusan seperti ini" Ujar Shinta
"Sudah lah Ma, jangan terlalu ambil pusing. Dia kan sudah dewasa, dia bisa dan berhak menentukan jalan hidupnya sendiri." Tutur Anton
"Tapi Pa, jalan hidup yang bagaimana? jalan hidup yang seperti ini Mama gak setuju! Rama itu anak kita satu satunya Pa!" Ucap Shinta dengan nada tinggi.
"Kamu tenang dulu, pasti ada--"
"Gimana Mama bisa tenang Pa! Udah 2 bulan hidup Rama seperti anak yang tidak mendapat perhatian orang tua. Dia sering pulang malam dalam keadaan mabuk, mempermainkan perempuan, bahkan sampai dia tidak pulang berhari hari seperti sekarang". Tutur Shinta yang mulai meneteskan air matanya dan melingkarkan tangan di pinggang suaminya mengingat bagaimana nasib putra semata wayang nya itu.
"Kamu sabar dulu ya Sayang, Papa akan menghubungi Nanda dan teman papa untuk mencari keberadaan putra kita". Ucap Anton sembari menenangkan istri yang berada dipelukannya.
Anton mengambil ponsel nya di atas meja untuk menghubungi Nanda.
"Assalamu'alaikum Nanda?".
"Wa'alaikumsalaam Om". Jawab Nanda dari seberang telepon.
"Kamu dimana sekarang?" Tanya Anton
"Di Apartemen, ada apa ya Om?". Jawab Nanda lagi
"Kamu lagi sibuk?" Tanya Anton
"Hmm enggak terlalu sibuk sih Om, cuma lagi nyiapin berkas berkas buat ketemu klien 2 hari lagi". Jawab Nanda
"Jadi gini Nda... Om minta tolong sama kamu, soalnya Rama udah seminggu gak pulang ke rumah, Om sama Tante khawatir sama dia. Sifat nya udah berubah semenjak pertunangan nya sama Nindya Om batalkan. Tolong bantu Om cari Rama sampai dapat dan bujuk dia buat kembali kerumah". Ucap Anton lirih.
"Om gak usah khawatir, soal Rama biar Nanda yang cari tau dia dimana dan masalah perusahaan untuk beberapa hari kedepan biar Nanda yang handle". Jawab Nanda menenangkan Anton.
"Terimakasih ya Nak, Om percaya sama kamu".
"Iya sama sama Om"
***
Sementara itu di apartemen milik Nanda, terlihat Rama yang sedang meneguk minuman sembari menghembuskan asap rokok dibawah pengaruh minuman beralkohol. Rambutnya yang mulai panjang dan acak acakan, kumis nya yang mulai tumbuh tidak dicukur. Mencerminkan seorang Rama Akbar Wijaya yang sangat frustasi setelah pertunangannya di batalkan dan mengetahui mantan tunangan nya sudah menikah dengan pria lain. Betapa hancurnya hati Rama, untung ia memiliki sosok seorang sahabat yang setia, pengertian dan selalu sabar menghadapi sifatnya seperti Nanda.
"Rama... Mau sampai kapan Lo kayak gini?". Ucap Nanda sambil mendekati Rama
"Hah? maksud Lo apa nanya nanya sampai kapan Gua kayak gini?"Jawab Rama dalam keadaan mabuk.
"Iya Ram, Mau sampai kapan Lo mabuk mabukan kayak gini? Toh dengan mabuk mabukan kenyataan juga gak bakalan berubah, yang ada dengan cara begini malah hidup Lo yang bakal hancur Ram!" Tutur Nanda yang berusaha menenangkan sahabatnya itu.
"Hahahaha Lo gak tau gimana perasaan Gua! Nindya itu segalanya di hidup Gua!" Teriak Rama lalu menghamburkan barang barang yang ada di sekitarnya.
"Lo harus Move-On Ram, Lo harus bisa hidup tanpa Nindya! Lo itu ganteng, kaya, terkenal cewe mana sih yang gak mau sama Lo" Tutur Nanda dengan lembut mengingat sahabat nya itu dibawah pengaruh alkohol.
"Nindyaaaaa!!!!!!!! Kamu dimana sayang!!!!!!"
Seketika Rama pun menangis dan berteriak sejadi jadinya serta mengacak ngacak rambutnya hingga suaranya terdengar parau hingga tenaga nya habis dan pada akhirnya tertidur.
***
Hari ini adalah hari Minggu, hari yang paling ditunggu tunggu oleh setiap orang. Karena hari Minggu adalah hari untuk beristirahat dan Quality Time bersama keluarga. Begitu juga dengan Riri, Ia tidak menerima pesanan dan meliburkan karyawannya pada hari Minggu.
Hari ini Riri hanya dirumah bersama Ibu dan adiknya Ridho. Mereka berkumpul di ruang keluarga sambil menonton televisi sambil memakan cemilan.
"Nak Riri" Ujar Bu Marni (Ibu Riri) memecah keheningan.
"Iya ada apa Bu?" Jawab Riri
"Kamu gak ada niat untuk nikah?"
"Uhuk uhuk " Riri pun tersedak mendengar pertanyaan dari Ibunya "A-air a-air uhuk uhuk"
"Makanya makan tuh pelan pelan jangan rakus" Ucap Ridho sambil memberikan kepada kakak perempuan nya itu lalu Riri langsung meneguk air yang diberikan adiknya.
"Apaan sih kamu Dek" Jawab Riri sinis "Ibu sih nanya nya yang aneh aneh, kan Riri jadi kaget" sambungnya
"Apa salahnya ibu bertanya seperti itu? Kamu kan udah dewasa, lihat tu teman teman seumuran kamu udah pada nikah. Bahkan ada yang udah punya anak" Tutur Bu Marni
"Ibuku tersayang, Ibuku yang cantik... Umur Riri masih 22 tahun Bu, Riri masih mau lanjut kuliah S2 makanya sekarang Riri fokus kerja biar bisa cari uang untuk kuliah lagi dan biayain sendiri. Lagian ada Ibu sama Ridho yang masih jadi tanggung jawab Riri" Jelas Riri panjang lebar
"Ibu tau Nak, Ibu ini sudah tua dan sering sakit sakitan. Ibu mau punya cucu sebelum Ibu meninggal. Trus Ibu--"
"Cukup Bu, Riri gak suka Ibu bahas tentang meninggal meninggal dan meninggal! Setelah Ayah meninggal trus Riri merintis usaha dari nol, yang bikin Riri semangat itu adalah Ibu dan Ridho" Ucap Riri tegas menahan tangisnya namun air matanya tak terbendung yang membuat Riri langsung menghambur memeluk Ibunya. Ridho yang kala itu melihat kedua wanita yang Ia sayanginya menangis membuatnya tak bisa berbuat apa apa, ia harus terlihat kuat dan harus menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk mata karena ia juga merindukan sosok seorang ayah yang telah pergi untuk selama lamanya.
...----------------...
Hai Hai Hai Readers!!! Terimakasih buat yang udah baca karya Author yang pertama, Jangan Lupa di Like, komen dan Sarannya ya Biar Author makin semangat 😘😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Novita Sari
karyanya bagus kak hehe:) feel-nya ngena banget:)
2020-11-11
0
Umi suyanto
nyimaaak
2020-11-01
0
ARSY ALFAZZA
next
2020-10-31
0